Share

Salur Abu - Abu

Bertolak belakang dengan Abeng. Saat pertama berkenalan, kita sudah sangat akrab bagai dua orang yang sedang saling mencari. Dulu pernah kita berencana ingin bertemu dengan membawa pasangan masing². Tapi belum kesampaian sampai sekarang.

Kringggg...

'Halo, luwak white coffee bikin sayang tapi ga jadian?' Sambutku

"Hahaha bisa aja sih, jadi pengen cubit ginjalnya!!"

'Kenapa bengbengbeng?'

"Gimana, udah baikan sama doinya?"

"Makin parah. Ketemu yuk? Pengen mabok gakuat!!!!"

"Heh!!! Gamau ah!! Katanya udah berhenti? Aku juga kan udah gapernah begitu lagi. Jangan gitu, Vir. Kalo ketemu ayo, kita rame² sama temen aku. Tapi untuk minum, aku gabisa. Gamau jadi pengaruh buruk buat kamu."

"Aku capek Beng, gakuat. Aku jelek banget apa ya? Sampe² tiap jalin hubungan gini mulu. Harus gimana? Aku udah bilang putus dia kasih alasan terus katanya mau berubahlah, inilah itulah halahh bacot banget jengah! Ayo, Beng pliss. Sekali ini aja!! Aku mau mabok, abis itu enggak lagi². Janji."

"Aku bilang enggak ya enggak. Untuk ketemu, ayok. Karena kita punya hutang untuk saling ketemu, kan? Udah ya aku gamau kita kembali ke masa kelam buat konsumsi yang kayak gituan lagi. Vira kuat, Vira cantik ko. Disini ada yang mengagumimu dan ingin melihat kamu bahagia. Kalo kamu sedih, ntar aku ikutan sedih. Tega ih."

"Iyaudah iyaa. Kamu jemput aku kesini?"

"Iya kalo gak ada halangan ya? Kalo bukan aku biar si Ari sama barudak jemput kamu. Kan enak jadi rame²."

"Okey bengbengbeng. Thxu yaa."

"Yaudah, aku bantuin Bunda dulu ya? Soalnya kan mau syukuran dede bayi aku."

"Dede bayinya bunda heh! Kamu kalo mau dede bayi, nikah!"

"Hayuk atuh, meluncur~~~"

"Hahaha, iyaudah sana bantu Bunda dulu. Salam ya dari aku, bilangin nanti kita ketemu."

"Hehe iya, dahh nanti telfon lagi. Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumsalam"

.

.

.

.

I'm not cheating guys. Pertemanan tidak harus dengan yang se-gender bukan? Akupun mempunyai sahabat laki² yang sudah langgeng denganku, sejak SMP  sampai sekarang kami masih berteman baik dan masih sering q-time dengan teman yang lain.

Maaf jika membuat kalian heran. Begitulah masa laluku. Kelam. Sejak mulai bisa cari uang sendiri, banyak masalah yang orang lain tidak memahaminya. Terutama, orang tuaku. Aku sudah mencoba untuk menceritakan segala kisah sedihku kepada orang tuaku, dan tanggapan mereka hanya 'gausah lebay. Gitu doang kok sedih.'

Sakit.

Alcohol, obat²an pun pernah menjadi teman setia saat aku benar² terpuruk. Lalu aku baru berhenti dan memutuskan untuk rehabilitas mandiri sejak bulan Februari 2020. Abeng pun sama denganku. Korban broken home, yang mungkin bagi sebagian orang kita memilih jalan yang salah. Kita semua adalah manusia yang pernah bergelut dengan dosa hanya saja dijalur yang berbeda. Tapi, Alhamdulillah aku dengan Abeng salah satu dari sekian banyak orang yang bisa lepas dari jeratan minuman keras dan obat²an terlarang.

Abeng

Hallo, capanii??

Gatau, aku capa cii??

Abeng

Kamu yang akan bertemu denganku hari minggu. Sudah diizinkan oleh Bunda, dan Ari akan menjemputmu. Soalnya kasian Bunda kalo aku berangkat, masih repot dan cuma bisa nyuruh aku buat ini itunya. Gapapa ya, cantik?

Ari tuh yang mana sih? Belum kenal kan aku mah. Iya gapapa, anak berbakti cieeeee

Abeng

Iyadong harus berbakti, kan Bunda adalah surgaku. Nantimah, kamu surga buat anak kita.

Fixs! Anda kesurupan nyi blorong.

Abeng

Orang serius juga ih.

Hehe, yaudah minggu yaa? Mandi jangan?

Abeng

Wajib lah. Masa cantik doang tapi bau acem.

Biarinlah. Aku wangi nanti malah makin banyak yang antri. Ntar cemburuuuu lagi hahahah

Abeng

Mana yang mau antri? Auto baku hantam kita!!!

.

.

.

.

Berbeda sekali dengan recent chat ku dengan orang yang berstatus sebagai tunanganku. Dia hanya sibuk minta maaf lalu mengulangi. Sedangkan Abeng? Mungkin kalian sudah tau perbedaannya.

Terkadang aku sangat mensyukuri kehadiran Abeng dalam hidupku. Dia tidak hanya sekedar datang dan kepo pada hidupku. Namun, dia juga peduli pada apa - apa yang terjadi pada diriku. Terima kasih Tuhan. Setidaknya, masih ada setitik cahaya dan canda tawa yang kau berikan dalam hidupku.

Ernan hanya mengingatkanku dengan masa dimana aku ada dalam kehancuran, sedangkan Abeng? Selalu membuatku bangkit dan agar tidak terjerumus kembali.

Semakin tak terbendung amarahku pada Ernan, akhirnya aku memutuskan untuk bercerita kepada Irma adik tiriku.

"Ma. Ernan ko gini sih?"

"Gini gimana kak?"

"Baca sendiri chat nya nih"

.

.

.

.

"Ihh kakak harusnya ngertiin dia atuh. Kan beda cowok mah kalo lagi ada masalah tuh. Sini biar aku yang bales chat nya." Respon Irma yang mengecewakan.

"Enggak ah ogah. Kamu fikir deh Ma, kalo kamu di posisi kakak. Kamu sanggup emang?"

"Ya kalo aku sih, tinggal selingkuh lagi hahaha!!! Temen cowok aku kan banyak, bisa ngobat gratis jajan gratis ahhh mantap!"

"Ya kan gobl*k lu mah. Kalo Ernan ga berubah, aku mau kasih tau Mama. Aku gamau seumur hidup sama orang kayak Ernan. Hati aku juga patut buat di nomor satukan."

"Udah coba perbaikin aja dulu. Siapa tau kan berubah. Kalo ga berubah juga ya terserah kakak sih. Enakan jadi aku kak. Akumah masih bebas free. Aku selingkuh atau jalan sama cowok lain aja, pacar akumah masih maafin terus hehehe"

"Udah ah laper, delive cimol gih 4 bungkus sekalian ori 2, pedes 2."

"Ahsiap uangnya dari kakakku yang cantik baik minak djinggo ya?" Ucap Irma sambil meluk.

"Ih apasih meluk² bau! Pesen ih laper, bilangin anterinnya sampe rumah gitu."

Curhat dengan Irma, adik tiriku yang masih bocil malah seakan menemukan jalan buntu dan hanya membuat perut keroncongan. Hufft. Irma, kelahiran 2004 tapi pengalamannya dengan lelaki lebih melampaui dan sangat liar, jauh jika dibandingkan denganku. Dia pun pernah kepergok sedang 'bercumbu' oleh Ayah dirumah nenek pacarnya. Menurut klarifikasi Irma dan pacarnya kala itu, mereka tidak melakukan apa² karena ada Nenek pacarnya Irma. Sedangkan, kondisi Nenek pacarnya Irma sudah sangat pikun dan renta. Dan lebih buruknya, Ayah malah menyuruh Irma untuk menyudahi hubungannya dengan lelaki itu karena Ayah fikir pacarnya Irma hanya kerja serabutan juga umur Irma baru kelas 2 SMP. Ku fikir, dunia ini sudah gila! Aku ingin menasihati dan memberi pendapat, tetapi ya terkadang aku ingat statusku hanya kakak tirinya Irma. Kebanyakan tidak di dengar. Makan hati aku dibuatnya bila menasihati Irma. Seperti menasihati batu!

Akhirnya sudah ditentukan. Setelah berdiskusi dengan Abeng dan Ari, akhinya hari minggu akan menjadi pertemuan pertama antara aku, Abeng, Bunda, dede bayinya Bunda, juga teman² Abeng.

Baju salur abu dipadu-padankan dengan celana jeans hitam adalah outfit yang ku pilih untuk menghadiri acara pertemuan pertama kami kala itu.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

#tbc

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status