Share

Bab 572

Author: Arif
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56
Dirja yang murka memandang ke luar dan berteriak, "Gafar, Ghufran, kalian yang bertanggung jawab memukul Wira!"

Kedua pemuda di luar balai prefektur yang bertugas mengangkat tandu segera masuk, lalu merebut tongkat kayu dari petugas lain dan hendak menghajar Wira. Mereka adalah pelayan di Keluarga Muwana. Jadi, mereka harus mengikuti perintah Dirja.

Dirja yang merasa puas membatin, 'Bocah sombong, aku akan menghajarmu dulu, lalu menyiksamu. Hari ini, aku akan membuatmu mengakui perbuatanmu dengan cara apa pun.'

Kala ini, pintu masuk balai prefektur yang tertutup rapat bergetar hebat. Suara yang keras ini membuat kedua orang yang memegang tongkat kayu tertegun. Kemudian, suara hantaman terus terdengar, seperti ada yang berusaha menerobos pintu. Dirja berujar dengan ekspresi muram, "Coba lihat, siapa yang berani menerobos pintu balai prefektur!"

Hari ini, Dirja akan menginterogasi Wira menggunakan siksaan berat. Jadi, dia menyuruh bawahannya untuk menutup pintu masuk balai prefektur.

Ked
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 573

    Putro meninju mata kiri Dirja, lalu membentak, "Nggak ada yang perlu ditutupi. Apalagi, ini interogasi untuk kasus pembunuhan. Apa maksudmu melakukan interogasi tertutup? Kamu mau menggunakan siksaan berat, mengambinghitamkan Wira, dan memutarbalikkan fakta, ya?"Semua orang di tempat tertegun. Tidak ada yang menyangka Putro memukul prefektur. Namun, berdasarkan sifat Putro, hal ini cukup masuk akal.Dirja yang murka berujar, "Kamu ... beraninya kamu memukulku! Aku ini pejabat penting yang mewakili reputasi pemerintah .... Aduh!"Putro meninju mata kanan Dirja lagi dan mendengus. Dia berkata, "Orang sepertimu yang menindas rakyat, tamak, dan melanggar hukum untuk kepentingan sendiri nggak layak untuk mewakili pemerintah. Hari ini, aku memukulmu karena ingin mewakili para pejabat jujur di pemerintahan untuk memberimu pelajaran!"Putro masih belum puas setelah meninju Dirja 2 kali, dia mengangkat kakinya dan menendang Dirja. Salah satu dari orang-orang terpelajar berseru, "Apa gunanya pe

    Last Updated : 2024-10-29
  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 574

    Beraninya sekelompok orang berengsek ini menghajarnya, tetapi Dirga malah tidak bisa melawan mereka. Namun, Dirja bisa memvonis Wira yang membunuh pejabat dengan hukuman mati untuk melampiaskan emosinya.Putro mendongak dan berkata, "Kamu mulai saja interogasinya. Kami semua pengacaranya Tuan Wahyudi!" Ismanto, Gading, dan Kuswanto juga mengangguk.Ratusan orang terpelajar berujar dengan serempak, "Benar, kami sudah membentuk tim untuk menjadi pengacara Tuan Wahyudi!"Para petugas pengadilan di aula utama tersentak. Di antara ratusan orang terpelajar, ada belasan sarjana kerajaan, 50-an sarjana provinsi, dan 100-an sarjana kabupaten yang membentuk tim pengacara untuk membela Wira. Pengadilan ini ....Wira juga terkejut. Dia benar-benar tidak menyangka Putro akan memakai cara ini. Ini adalah tim pengacara terkuat yang tidak pernah muncul dalam era apa pun."Oke. Kalian boleh menjadi pengacara, tapi kalian nggak akan memenangkan pengadilan ini!" kata Dirja. Dia menggertakkan giginya dan

    Last Updated : 2024-10-29
  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 575

    "Semuanya, kalian dengar sendiri, bukan? Apa kalian masih ingin melindunginya? Dia sudah membunuh lima pejabat dan membantai habis satu keluarga!" ujar Dirja dengan angkuh."Omong kosong!" Putro menghampiri 15 petugas patroli itu, lalu berujar, "Katakan padaku, kenapa Wahyudi membunuh Pak Agra dan empat petugas patroli itu!"Heh! Dirja mencibir di atas aula. Putro benar-benar konyol jika berharap dirinya akan mendapatkan kebenaran dengan bertanya terus terang seperti itu."Pak Agra membawa keempat orang kepercayaannya itu untuk membunuh keluarga Padli, mereka juga melecehkan istri dan pelayannya. Tuan Wahyudi murka dan lepas kendali hingga membunuh lima orang itu," jelas salah satu petugas patroli. Para petugas patroli lainnya mengangguk membenarkan.Ekspresi Dirja berubah drastis, dia memelototi 15 orang itu dan berseru marah, "Omong kosong apa kalian! Siapa yang memerintahkan kalian untuk memfitnah Pak Agra dan yang lainnya? Siapa yang sudah menyuap kalian?"Dirja benar-benar tidak m

    Last Updated : 2024-10-29
  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 576

    "Pasukan Rahasia Naga!" Melihat sekelompok orang itu, Putro dan belasan sarjana kerajaan lainnya mengernyit.Setelan ular piton bisa dikenakan oleh Raja dan bangsawan. Namun, setelan warna hitam adalah warna yang khusus dikenakan pejabat kecil. Kerajaan Nuala menggabungkan makna mulia dan rendah ini untuk dijadikan seragam pasukan rahasia kerajaan.Secara naluriah, pejabat sipil Kerajaan Nuala tentu saja menolak dan sangat menentang Pasukan Rahasia Naga. Untungnya, Pasukan Rahasia Naga tidak menonjolkan diri dan hanya muncul untuk menangani kejahatan serius.Kini, kedatangan Pasukan Rahasia Naga ke Kota Pusat Pemerintahan Lokana mengindikasikan kasus besar akan terjadi. Beberapa orang tanpa sadar memikirkan beberapa ramalan yang beredar di masyarakat akhir-akhir ini.Dirja segera berdiri dan berkata, "Salam, bolehkah aku tahu maksud kedatangan kalian ke sini?"Pemimpin Pasukan Rahasia Naga mengangkat dekret dan berujar, "Kami datang berdasarkan titah Yang Mulia. Dirja, Prefektur Kota P

    Last Updated : 2024-10-29
  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 577

    Dirja hampir menangis saking paniknya. Saat dia hendak membela diri, sekelompok Pasukan Rahasia Naga sudah menghampirinya. Mereka melepas topi dan seragam resmi Dirja, lalu langsung memasang belenggu pada tangan dan kakinya. Untuk mencegahnya bunuh diri dengan menggigit lidah, mereka juga memasukkan kain linen ke dalam mulutnya. Setelah itu, Pasukan Rahasia Naga menyeretnya pergi saat itu juga."Fitnah! Ini fitnah!" seru Dirja. Sorot matanya saat menatap Wira dipenuhi amarah bercampur penyesalan.Dirja tidak pernah menyangka bahwa istana akan memvonisnya bersalah hanya karena tiga ramalan itu. Kini, dia merasa sangat menyesal. Seharusnya dia tidak serakah. Seharusnya dia tidak membiarkan Wira menunda waktu! Tahu begini, Dirja seharusnya membunuh Wira!Setelah Dirja diseret ke penjara, Goro sang Wakil Prefektur Kota Pusat Pemerintahan Lokana menggantikan jabatan prefektur untuk sementara. Dia pun segera memberikan keputusan atas kasus Wira.Agra dan keempat petugas patroli telah melakuk

    Last Updated : 2024-10-29
  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 578

    "Aku ikut!""Aku juga akan bergabung!"....Seketika, banyak cendekiawan mengangkat tangan mereka dan menyatakan niat untuk bergabung dalam organisasi ini.Putro, ​​​​​​Gading, Kuswanto, dan Ismanto tampak jelas telah membahas masalah ini sebelumnya. Siapa pun yang bergabung dalam organisasi ini pasti dapat mengandalkan keempat orang itu di masa depan.Putro menoleh pada Wira dan bertanya sambil tersenyum, "Wahyudi, bagaimana denganmu?"Wira berbisik, "Kak Putro, apa yang sedang kamu rencanakan?" Dia merasa heran dengan Putro yang tidak biasanya tidak minum alkohol, lalu tiba-tiba mengungkapkan ide untuk mendirikan organisasi.Putro terkekeh dan menjawab, "Nanti saja baru kuceritakan, yang penting kamu mau bergabung dulu. Tenanglah, aku nggak akan mencelakaimu!"Wira menggertakkan gigi dan berujar, "Baiklah, aku juga akan bergabung!"Mendengar itu, semua cendekiawan mendadak menyatakan niatnya untuk bergabung.Putro kembali berujar, "Kalau begitu, mari kita pikirkan nama untuk organisa

    Last Updated : 2024-10-29
  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 579

    Wira menghela napas, lalu berkata, "Kak, aku tahu ini adalah niat baik darimu. Kamu memberikanku jabatan menakutkan untuk menggertak orang-orang, lalu mengumpulkan sekelompok cendekiawan sebagai pendukung supaya mereka nggak berani menggangguku lagi!"Mendengar perkataan Wira, Putro pun menjelaskan dengan serius, "Hehe, yang penting kamu memahami niat baikku. Tapi, ini bukan sekadar jabatan menakutkan! Kamu memiliki prestasi besar dalam penumpasan bangsa Agrel. Kamu juga menulis Pedoman Filsafat, ditambah dengan beberapa karya sastra yang akan dikenang selamanya.""Meskipun pemerintah nggak pernah mengakui prestasimu, sebagian cendekiawan masih akan menghormatimu dan bersedia bergabung dalam Asosiasi Perdamaian," timpal Putro.Wira pun bertanya sambil tersenyum, "Lalu, memangnya kenapa?""Dengan menjadi Ketua Asosiasi Perdamaian, para cendekiawan yang bergabung dengan asosiasi ini akan menjadi pendukungmu! Apa pun yang ingin kamu sampaikan, mereka akan menyampaikannya untukmu. Siapa pu

    Last Updated : 2024-10-29
  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 580

    Awalnya, setelah gagal memberantas pemberontakan, istana menurunkan pangkat Satria dari letnan jenderal menjadi jenderal pendamping. Beberapa hari yang lalu, saat menyerang Dusun Pranowo, Satria ditangkap oleh veteran Pasukan Zirah Hitam.Setelah akhirnya dibebaskan kemarin, Satria mengira bahwa dia sudah bisa hidup dengan tenang. Namun, kini dia malah terlibat dalam rencana pemberontakan. Seluruh keluarganya bahkan terancam akan dihukum mati!Di dalam kereta tahanan, Dirja memakinya dengan kesal, "Dasar bodoh! Aku adalah seorang pejabat sipil, untuk apa aku memberontak? Semua ini adalah tuduhan palsu terhadapku, bahkan pejabat militer sepertimu pun terkena imbas. Setelah kita sampai di ibu kota kerajaan, jaga mulutmu dengan baik. Dengan begitu, mungkin kita bisa menghindari masalah."Mendengar hal ini, Satria sontak bersemangat dan berkata, "Tuan Dirja, aku tahu bahwa kamu memiliki koneksi di ibu kota kerajaan. Bisakah kamu membersihkan nama baik kita? Kita nggak akan dihukum mati, 'k

    Last Updated : 2024-10-29

Latest chapter

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2722

    Setelah melihat Wira yang duduk di dalam sel, Danu merasa hatinya sakit dan berteriak, "Cepat buka pintu sel ini! Kalian benar-benar berani sekali. Bahkan kakakku juga kalian berani tangkap?"Bukan hanya Adianto yang langsung tercengang begitu mendengar perkataan itu, semua orang yang berada di sana juga begitu. Danu adalah jenderal yang terkenal dan berkuasa. Di seluruh Provinsi Lowala, tidak ada yang bisa menandinginya dan bahkan tidak ada yang berani mengganggunya. Orang yang dipanggilnya kakak tentu saja adalah Wira.Adianto tidak berani percaya dengan apa yang didengarnya, tetapi kenyataannya sudah ada di depan matanya. Setelah menelan ludah, dia segera membuka pintu sel dan inisiatif masuk ke dalamnya. Dia hanya menundukkan kepala karena tidak berani menatap Wira dan berkata, "Tuan, sebelumnya aku nggak tahu apa-apa dan sudah menyinggungmu.""Aku mohon Tuan bisa memaafkanku, jangan menghukumku. Aku nggak akan mengulanginya lagi kelak."Pada saat ini, Adianto benar-benar ketakutan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2721

    "Menurutku, ini ide yang bagus. Kalau begitu, kita lakukan sesuai keinginanmu. Aku akan pergi memberi tahu rekan-rekanku di luar biar mereka membantuku memberi pelajaran pada anak ini. Sejujurnya, aku juga kesal dengan anak ini," kata Adianto sambil tersenyum sinis, lalu bersiap pergi bersama Ruben.Adianto memang tidak bisa langsung memutuskan semua hal yang ada di penjara bawah tanah, dia tetap harus melaporkannya pada atasannya. Namun, jabatannya lebih tinggi daripada orang-orang yang ada di sana. Jika kerabatnya ingin masuk ke kota, semua juga pasti akan melewatinya. Oleh karena itu, dia tentu saja memiliki pengaruh tertentu.Namun, saat baru saja berbalik, Adianto dan Ruben melihat ada sekelompok orang mendekat. Terutama saat melihat orang yang berdiri di paling depan, Adianto langsung tertegun dan tidak tahu harus berbuat apa."Saudaraku, ada apa?" tanya Ruben dengan ekspresi bingung."Aku nggak salah lihat, 'kan? Kenapa Jenderal Danu tiba-tiba datang ke penjara bawah tanah? Buka

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2720

    "Aku mengerti. Melihat situasinya nggak beres, jadi kakakmu langsung pergi, 'kan? Orang bilang suami istri yang selalu bersama pun akan berpisah saat menghadapi bahaya, ternyata kakak adik pun seperti ini," sindir Sahim.Shafa malah tidak berbicara dan menjelaskan apa pun juga. Dia sebenarnya sudah menyadarinya saat tadi Wira berbicara dengan Kaffa. Wira bisa duduk di sini dengan begitu tenang pasti karena sudah memberikan tugas pada Kaffa. Kalau begitu, mengapa dia harus khawatir?Selain itu, Shafa tahu betul kebaikan kakaknya terhadapnya melebihi siapa pun. Oleh karena itu, dia merasa tidak perlu menjelaskan apa pun pada orang lain."Tutup mulutmu," kata Wira dengan kesal.Sahim langsung tidak berani berbicara lagi.Tepat pada saat itu, Ruben dan Adianto datang dan langsung berdiri di depan pintu sel."Sekarang kamu sudah tahu kekuatanku, 'kan? Tadi aku sebenarnya nggak ingin menyusahkan kalian dan menyuruh kalian cepat pergi, tapi kalian nggak mau dengar. Kalian malah mengusir para

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2719

    Kaffa menyadari liontin giok ini memang berguna. Setelah mendengar perkataan Danu, dia tidak ragu-ragu dan langsung berkata, "Tuan Wira yang memberiku liontin giok ini sudah ditangkap kepala penjaga gerbang kota ke penjara bawah tanah. Jenderal Danu, cepat selamatkan dia."Kepala penjaga gerbang kota memang memiliki kekuasaan, tetapi kekuasaan itu masih kalah jauh jika dibandingkan dengan Danu. Kaffa merasa lebih yakin lagi, kali ini Wira dan adiknya pasti akan selamat.Swish.Mendengar perkataan Kaffa, ekspresi Danu langsung menjadi sangat muram dan napasnya pun menjadi terengah-engah. "Mereka berani menangkap kakakku? Benar-benar nggak tahu diri!"Setelah memaki sebentar, Danu langsung melambaikan tangan pada kedua penjaga di belakangnya. "Segera kumpulkan orang dan ikut aku ke penjara bawah tanah!"Tak lama kemudian, semua orang sudah siap dan berangkat menuju penjara bawah tanah.Kaffa juga segera mengikuti mereka. Dia ingin menyelamatkan adiknya dengan tangannya sendiri dan berter

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2718

    Selama tetap mengikuti Wira, Kaffa yakin kehidupannya dan adiknya akan terjamin."Kenapa masih belum pergi? Kamu kira kami sedang bercanda denganmu?" kata penjaga yang tadi berbicara itu dengan kesal. Jika bukan karena Danu sudah memerintahkan untuk harus bersikap rendah hati dan sopan pada orang-orang, mereka sudah memukul Kaffa dengan tongkat. Jelas Kaffa ini hanya seorang pengemis pun berani datang menemui Danu, sungguh tidak tahu diri.Kaffa kembali berkata, "Kalau kalian nggak mengizinkan aku bertemu dengan Jenderal Danu, nggak masalah. Tapi, tolong serahkan benda ini pada Jenderal Danu. Kalau Jenderal Danu ingin bertemu denganku setelah melihat benda ini, kalian baru bawa aku masuk. Bagaimana? Tapi, kalau Jenderal Danu nggak ingin bertemu denganku, aku nggak akan tinggal di sini lagi. Bagaimana menurut kalian?"Meskipun para penjaga itu tidak mengizinkannya masuk, Kaffa merasa dia tetap harus menunjukkan benda ini pada Danu. Dia juga tidak tahu apakah benda ini berguna atau tidak

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2717

    Setelah mengatakan itu, Wira menatap Kaffa yang berdiri di belakangnya. Dia mengeluarkan sebuah liontin giok dan diam-diam menyerahkannya ke tangan Kaffa, lalu berbisik, "Kamu ambil liontin giok ini dan pergi mencari orang yang bernama Danu di dalam kota. Danu sangat terkenal di sana, jadi kamu hanya perlu bertanya pada orang-orang di sana saja. Kamu pasti akan menemukannya.""Aku akan menjaga adikmu dan nggak akan membiarkan sesuatu terjadi padanya."Kaffa mengenakan pakaian biasa dan terlihat seperti pengemis. Ditambah lagi, situasi di sekitar sedang kacau dan jaraknya yang lebih jauh dari Wira, sehingga orang-orang sulit untuk mengenalinya. Situasi ini justru menguntungkan, setidaknya dia bisa memanfaatkan situasinya untuk mencari celah dan pergi meminta bantuan dari Danu.Setelah ragu sejenak dan melihat Shafa yang menganggukkan kepala, Kaffa menggertakkan giginya dan berkata, "Kalau begitu, maaf merepotkan Kak Wira."Setelah mengatakan itu, Kaffa diam-diam pergi dari sana.Sementa

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2716

    Wira bertanya-tanya apakah Lucy sudah memberi tahu orang-orang di Provinsi Lowala tentang situasinya, sehingga para prajurit ini datang untuk menjemputnya."Tuan Ruben, akhirnya kamu datang juga. Aku dengar kamu menghadapi beberapa masalah di sini, jadi aku sengaja datang ke sini untuk melihatnya. Kelihatannya situasimu memang seperti yang mereka katakan, benar-benar ada orang nggak tahu diri yang berani mencari masalah denganmu," kata pria yang menunggang kuda dengan nada dingin sambil menatap Wira."Siapa kamu ini? Kamu tahu siapa pria yang berdiri di depanmu ini? Dia adalah Tuan Ruben yang sangat terkenal. Lihatlah dirimu ini, masih berani melawan Tuan Ruben? Cepat tangkap preman ini," lanjut pria itu.Seiring perintah dari pria yang menunggang kuda itu, para prajurit langsung maju dan segera mengepung Wira dan yang lainnya.Sahim langsung ketakutan sampai kakinya lemas. Sejak zaman dahulu, rakyat takut pada prajurit sudah menjadi situasi yang wajar. Saat teringat dengan semua tinda

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2715

    "Baiklah. Aku percaya perkataan Tuan ini, jadi aku akan ikut dia ke kota dan melihatnya sendiri," kata pria paruh baya itu lagi dan menjadi orang pertama yang mendukung Wira.Melihat ada yang mulai goyah, yang lainnya juga segera mendukung Wira. Dalam sekejap, banyak orang yang sudah berdiri di belakang Wira.Sementara itu, hanya tersisa sebagian korban bencana yang berdiri di pihak pria gemuk itu, selain beberapa pengawalnya. Namun, hanya dengan orang-orang ini saja, jelas tidak akan cukup untuk mengangkat semua makanan dan hartanya ke dalam kota."Sialan, kamu ini sengaja membuat keributan, 'kan?" kata pria gemuk itu dengan nada dingin dan menatap Wira sambil mengernyitkan alis. Semua rencananya sudah matang, hanya tinggal menyelesaikannya saja. Namun, Wira yang tidak tahu diri ini tiba-tiba muncul dan mengacaukan segalanya. Siapa pun yang menghadapi situasi seperti ini pasti akan marah.Wira malah tersenyum. "Semua yang kukatakan ini benaran, kenapa kamu begitu marah?""Dasar bereng

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2714

    Penampilan Kaffa dan Shafa memang membuat orang sulit untuk percaya Wira bisa memberikan orang-orang itu cukup uang untuk membeli beras.Wira melanjutkan, "Kalian semua mungkin masih belum tahu, ada kantin umum yang khusus untuk para korban bencana dia Provinsi Lowala. Asalkan kalian pergi makan di sana setiap harinya, setidaknya masalah makanan kalian bisa terselesaikan. Meskipun aku benar-benar nggak bisa memberi kalian makanan, kalian juga nggak akan mati kelaparan begitu kalian masuk ke Provinsi Lowala.""Soal tempat tinggal, aku yakin kelak itu juga akan perlahan-lahan terselesaikan. Kehidupan kalian pasti akan membaik."Sebelum datang ke sini, Wira sudah mendengar dari Lucy bahwa situasi di Provinsi Lowala tidak separah yang dibayangkannya.Osmaro dan yang lainnya bisa mengendalikan situasinya dalam waktu singkat dan bahkan mencegah pemberontakan karena mereka menyediakan cukup banyak persediaan makanan dan tempat perlindungan bagi para korban bencana juga. Kebutuhan makanan dan

DMCA.com Protection Status