Share

Bab 578

Penulis: Arif
"Aku ikut!"

"Aku juga akan bergabung!"

....

Seketika, banyak cendekiawan mengangkat tangan mereka dan menyatakan niat untuk bergabung dalam organisasi ini.

Putro, ​​​​​​Gading, Kuswanto, dan Ismanto tampak jelas telah membahas masalah ini sebelumnya. Siapa pun yang bergabung dalam organisasi ini pasti dapat mengandalkan keempat orang itu di masa depan.

Putro menoleh pada Wira dan bertanya sambil tersenyum, "Wahyudi, bagaimana denganmu?"

Wira berbisik, "Kak Putro, apa yang sedang kamu rencanakan?" Dia merasa heran dengan Putro yang tidak biasanya tidak minum alkohol, lalu tiba-tiba mengungkapkan ide untuk mendirikan organisasi.

Putro terkekeh dan menjawab, "Nanti saja baru kuceritakan, yang penting kamu mau bergabung dulu. Tenanglah, aku nggak akan mencelakaimu!"

Wira menggertakkan gigi dan berujar, "Baiklah, aku juga akan bergabung!"

Mendengar itu, semua cendekiawan mendadak menyatakan niatnya untuk bergabung.

Putro kembali berujar, "Kalau begitu, mari kita pikirkan nama untuk organisa
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 579

    Wira menghela napas, lalu berkata, "Kak, aku tahu ini adalah niat baik darimu. Kamu memberikanku jabatan menakutkan untuk menggertak orang-orang, lalu mengumpulkan sekelompok cendekiawan sebagai pendukung supaya mereka nggak berani menggangguku lagi!"Mendengar perkataan Wira, Putro pun menjelaskan dengan serius, "Hehe, yang penting kamu memahami niat baikku. Tapi, ini bukan sekadar jabatan menakutkan! Kamu memiliki prestasi besar dalam penumpasan bangsa Agrel. Kamu juga menulis Pedoman Filsafat, ditambah dengan beberapa karya sastra yang akan dikenang selamanya.""Meskipun pemerintah nggak pernah mengakui prestasimu, sebagian cendekiawan masih akan menghormatimu dan bersedia bergabung dalam Asosiasi Perdamaian," timpal Putro.Wira pun bertanya sambil tersenyum, "Lalu, memangnya kenapa?""Dengan menjadi Ketua Asosiasi Perdamaian, para cendekiawan yang bergabung dengan asosiasi ini akan menjadi pendukungmu! Apa pun yang ingin kamu sampaikan, mereka akan menyampaikannya untukmu. Siapa pu

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 580

    Awalnya, setelah gagal memberantas pemberontakan, istana menurunkan pangkat Satria dari letnan jenderal menjadi jenderal pendamping. Beberapa hari yang lalu, saat menyerang Dusun Pranowo, Satria ditangkap oleh veteran Pasukan Zirah Hitam.Setelah akhirnya dibebaskan kemarin, Satria mengira bahwa dia sudah bisa hidup dengan tenang. Namun, kini dia malah terlibat dalam rencana pemberontakan. Seluruh keluarganya bahkan terancam akan dihukum mati!Di dalam kereta tahanan, Dirja memakinya dengan kesal, "Dasar bodoh! Aku adalah seorang pejabat sipil, untuk apa aku memberontak? Semua ini adalah tuduhan palsu terhadapku, bahkan pejabat militer sepertimu pun terkena imbas. Setelah kita sampai di ibu kota kerajaan, jaga mulutmu dengan baik. Dengan begitu, mungkin kita bisa menghindari masalah."Mendengar hal ini, Satria sontak bersemangat dan berkata, "Tuan Dirja, aku tahu bahwa kamu memiliki koneksi di ibu kota kerajaan. Bisakah kamu membersihkan nama baik kita? Kita nggak akan dihukum mati, 'k

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 581

    Lantaran upaya memohonnya tidak membuahkan hasil, Dirja baru saja ingin mengancam, tetapi dia malah tiba-tiba menjerit. Seiring terdengarnya suara sayatan, Wira langsung memenggal kepala Dirja dengan pedangnya. Kepala Dirja sontak menggelinding ke tanah dan darah menyembur ke mana-mana.Di sampingnya, Satria yang melihat adegan ini langsung pingsan saking terkejutnya. Namun, suara sayatan lagi-lagi terdengar. Wira langsung memenggal kepala Satria tanpa ragu-ragu. Kemudian, dia menancapkan pedangnya di tanah!Dengan menggenggam kedua kepala itu, Wira meletakkannya di dekat makam Padli dan berkata dengan gemetar, "Kak Padli, inilah dalang yang mencelakai kalian. Aku membawa mereka kemari untuk memberi penghormatan kepadamu!"Sementara itu, Meri yang berada di samping menatap adegan ini dengan terpesona. Dia merasa bahwa Wira sudah berbeda dari sebelumnya. Di masa lalu, pria ini begitu licik, kejam, suka mengatur tipu daya, dan senang menjebak orang lain!Saat ini, Wira bahkan jauh lebih

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 582

    Setelah Putu mengucapkan kata-kata itu, Wira tertegun sejenak, lalu bertanya, "Isi hati?" Isi hati apa yang bisa Meri bicarakan secara pribadi dengannya?Putu menunjuk ke depan dan menjawab sambil tersenyum licik, "Ada gazebo sekitar satu kilometer dari sini. Ketua Meri sedang menunggumu di sana."Ekspresi Putu terlihat ambigu dan tatapan matanya yang mengarah kepada Wira tampak aneh. "Baiklah," ucap Wira sambil tersenyum. Kemudian, dia pun menunggang kuda ke sana. Dia kebetulan juga ingin menyampaikan beberapa hal kepada Meri.Saat Meri yang berada di gazebo melihat Wira mendekat, dia langsung berkata sambil tersenyum, "Kali ini, aku sudah membantumu begitu banyak. Apa kamu nggak ingin mengungkapkan sesuatu?"Wira turun dari kudanya. Dia berjalan menuju gazebo dan berkata sambil tersenyum, "Kamu sudah menjadi ketua pertama sekarang. Apakah kamu masih membutuhkan sesuatu?"Meri sontak mengerucutkan bibirnya. Kemudian, dia berkata dengan nada sedikit kecewa, "Kamu ini sama sekali nggak

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 583

    Kali ini, banyak orang yang membantu Wira. Jadi, Wira juga tidak pelit dan membeli banyak hadiah, lalu membagikannya kepada anggota Asosiasi Perdamaian. Tentu saja, Wira juga tidak melupakan Pramana karena Pramana sudah menghabiskan banyak uang untuk Wira kali ini.Wira langsung mengeluarkan uang kertas yang banyak dan memberikannya kepada Pramana. Kemudian, Pramana berkata, "Paman Wira, untuk apa kamu memberiku begitu banyak uang?"Melihat semua uang kertas ini, Pramana seketika tertegun. Dia tahu Wira kaya, tetapi tidak menyangka dia mempunyai begitu banyak uang.Wira yang tampak tidak peduli berujar, "Memangnya ini termasuk banyak? Belakangan ini, pengeluaranmu cukup banyak, jadi kamu ambil saja."Jika dibandingkan dengan pertemanan, uang sama sekali tidak ada apa-apanya. Jadi, Wira tidak keberatan memberikan Pramana uang sebanyak ini.Pramana tertawa dan menyahut, "Hehe. Kalau begitu, aku nggak akan menolaknya lagi." Kemudian, dia menyimpan uang itu.Wira mengingatkan, "Jumlah uang

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 584

    Setelah Wira selesai bicara, Danu memanggil 2 orang untuk diam-diam meninggalkan tim. Orang ini sangat hati-hati. Jadi, Danu berencana untuk beraksi secara diam-diam kali ini karena orang ini kabur terakhir kali.Sekelompok orang melanjutkan perjalanan. Sekitar 4 jam kemudian, Danu kembali dengan menunggangi kuda dan membawa seorang pria yang sudah pingsan."Kak Wira, aku sudah menangkapnya. Dia cukup licik sehingga sulit ditangkap," ucap Danu. Dia tertawa dan melempar orang ini ke tanah. Orang yang diikat ini langsung bangun setelah dilempar."Kalian ... lepaskan aku! Beraninya kalian menangkapku! Benar-benar cari mati!" ujar orang itu. Dia berniat mengancam semua orang.Wira tahu bahwa orang ini mempunyai kemampuan yang hebat. Levon adalah putra Raja Fazana, jadi orang ini pasti berhubungan dengan Raja Fazana. Wira mendengus dan berkata, "Oh, ya?"Kemudian, Wira mengeluarkan senapan dan menembak kaki orang ini. Peluru menembus kaki orang tersebut dan darah mengalir.Orang itu pun ber

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 585

    Namun, Wira bukan orang biasa. Dia bahkan bisa menjatuhkan seorang prefektur. Tentu saja, Desa Angindra sama sekali tidak ada apa-apanya bagi Wira.Selingan ini bukan masalah besar bagi Wira. Setelah membunuh Abdar, Wira juga tidak peduli. Mengenai Desa Angindra, jika mereka berani menyinggungnya, Wira pasti akan membuat Desa Angindra mengalami perombakan secara besar-besaran.Rombongan Wira melanjutkan perjalanan mereka. Setelah menempuh perjalanan selama setengah hari, mereka hampir sampai di Kota Pusat Pemerintahan Roino. Danu berucap, "Kak Wira, kita akan sampai di Kota Pusat Pemerintahan Roino setelah menempuh perjalanan 50 kilometer lagi. Selain itu, kita cukup dekat dengan Desa Angindra, jadi sebaiknya kita berhati-hati."Wira mengangguk dan rombongan mereka pun melanjutkan perjalanan.....Beberapa saat yang lalu, di Desa Angindra, Fawaz Ghifari yang merupakan pemimpin utama tempat ini mencibir saat membaca surat. Dia berkata, "Wira? Dia membunuh Wolfie dari Ngarai Naga Biru? B

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 586

    Semua orang sangat panik setelah mendengar perkataan Wira. Desa Angindra adalah tempat yang berbahaya, tetapi Wira malah mau membawa Danu untuk mendatangi tempat itu. Bukankah itu sama dengan cari mati?"Kak Wira, kita sudah membunuh Abdar. Sekalipun bandit di Desa Angindra nggak tahu, takutnya Abdar sudah memberi tahu Fawaz kabar tentang kedatangan kita. Bagaimana kalau kamu terancam bahaya setelah pergi ke sana?" kata Mandra.Mandra adalah orang yang paling memahami Desa Angindra. Fawaz juga merupakan sosok yang cukup hebat. Kalau tidak, Fawaz juga tidak mungkin mampu mengumpulkan begitu banyak bandit dan menguasai gunung."Iya. Paman Wira, sebaiknya kita putar jalan saja. Paling-paling perjalanan kita hanya terulur beberapa hari!" bujuk Pramana yang cemas.Namun, Wira malah menggeleng. Desa Angindra berbeda dengan markas bandit lain karena di dalamnya ada anggota Raja Fazana. Sementara itu, Raja Fazana sudah menyimpan dendam kepada Wira. Bagaimanapun, Wira telah membunuh putranya, m

Bab terbaru

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2970

    "Kalau begitu, kita bakar saja semuanya. Kalau nggak bisa dibawa pulang, kita bawa saja abu mereka. Ini satu-satunya cara yang bisa kita lakukan untuk sekarang," sahut Wira.Mereka tewas di hutan ini dengan tubuh yang telah dimakan oleh ular, serangga, tikus, dan semut. Hanya dengan menyentuh mayat-mayat ini, Wira dan lainnya bisa berisiko keracunan. Jadi, mereka harus sangat berhati-hati.Membakar mayat-mayat ini adalah satu-satunya pilihan yang bisa dilakukan saat ini.Beberapa orang itu mengangguk. Saat Agha dan Dwija mencari kayu bakar, Wendi mengeluarkan sebotol bubuk dari dalam sakunya."Kalian nggak perlu cari kayu bakar. Aku bisa langsung membakar mayat-mayat ini. Setelah aku taburkan bubuk putih ini, tubuh mereka akan terbakar dengan sendirinya. Setelah itu, kita cuma perlu kumpulkan abu mereka."Setelah mendapat izin dari Wira, Wendi menaburkan bubuk itu. Tidak lama kemudian, mayat-mayat itu terbakar dengan api yang menyala hebat.Meskipun api begitu besar, tidak ada pohon-po

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2969

    Ketika Wira dan lainnya memasuki hutan, orang-orang dari Lembah Duka juga sudah mendapatkan berita tentang kedatangan mereka.Pada saat itu, beberapa orang dari Lembah Duka telah memasuki hutan dan mendekati kelompok Wira.Selama bertahun-tahun, tidak ada yang berani memasuki daerah ini. Bukan hanya karena kabut beracun yang ada, tetapi lebih karena hutan ini adalah wilayah Lembah Duka.Bagi orang-orang di wilayah barat, mereka tahu bahwa orang-orang dari Lembah Duka tidak bisa diusik. Jika bertindak sembarangan, mereka mungkin akan berakhir dengan sangat buruk, bahkan kehilangan nyawa. Makanya, tidak ada yang berani mengambil risiko.Seiring berjalannya waktu, melalui rumor yang terus beredar, nama Lembah Duka pun semakin menakutkan. Bahkan, desa-desa di sekitar wilayah mereka berangsur menghilang.Makanya, kedatangan Wira dan lainnya kali ini membuat Lembah Duka agak bingung. Mereka pun mengirim orang untuk memeriksa situasi di dalam hutan.Saat ini, Wira dan lainnya terus bergerak.

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2968

    Agha tahu betul apa saja yang terdapat di dalam hutan. Makanya, dia merasa heran. Bagaimana bisa ular, serangga, tikus, dan semut menjadi sesuatu yang menakutkan?Sebelum Wendi sempat berbicara, Wira segera menjelaskan, "Kalau tebakanku nggak salah, ular, serangga, tikus, dan semut di dalam pasti menghirup kabut beracun itu. Makanya, mereka semua menjadi aneh dan beracun.""Kalau digigit oleh makhluk-makhluk itu, akibatnya bisa lebih merepotkan daripada dikejar oleh serigala atau harimau. Sepertinya serigala dan harimau meninggalkan tempat ini karena kabut beracun itu, 'kan? Apa aku benar?"Usai berbicara, Wira menatap Wendi. Wendi mengangguk. "Semua yang Tuan Wira katakan benar, memang seperti itu. Jadi, kalau mau masuk, kita harus sangat berhati-hati.""Aku membawa cukup banyak obat-obatan, jadi bisa melindungi kita semua untuk sementara. Tapi, tetap saja aku nggak bisa menjamin keselamatan kalian 100%."Tidak ada yang tahu apakah akan ada bahaya lain yang muncul di dalam sana. Tidak

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2967

    Saat ini, Wira dan lainnya sedang dalam perjalanan menuju Lembah Duka.Seiring dengan langit yang semakin terang, Wira dan lainnya akhirnya sampai di depan hutan itu.Seperti yang dikatakan oleh Fahri, di depan mereka ada sebuah hutan besar yang tidak terlihat ujungnya. Meskipun sudah pagi, hutan itu tetap memberi nuansa gelap yang agak menakutkan.Meskipun tidak sepenuhnya gelap, jarak pandangnya sangat rendah. Yang paling aneh adalah ... tampaknya ada kabut putih di dalam sana.Hal ini cukup membingungkan. Wira menatap situasi di depan, lalu menatap Wendi di samping. "Sepertinya kami membutuhkan bantuanmu selanjutnya. Kabut di dalam sana sepertinya nggak biasa, 'kan?"Wira sudah berkelana selama bertahun-tahun. Banyak hal yang sudah dilihatnya. Begitu melihat kabut putih itu, dia bisa langsung menebak ada sesuatu yang aneh di dalamnya.Jika mereka masuk dengan ceroboh, mungkin saja mereka akan berakhir dengan nasib yang lebih buruk dari kematian ....Wendi mengangguk perlahan, lalu m

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2966

    "Apa mereka benar-benar akan mencari masalah denganmu cuma karena perkataan sepihak dari Wira?" tanya Caraka dengan bingung."Sebenarnya, aku memang menyembunyikan banyak hal tentang identitasku dari kalian. Aku memang berasal dari wilayah barat dan juga orang Lembah Duka.""Sayangnya, ada aturan di Lembah Duka yang melarang orang-orang di dalam untuk keluar. Mereka hanya bisa tinggal di dalam lembah.""Ini merupakan pembatasan yang ditentukan oleh penguasa wilayah barat dengan Lembah Duka sejak bertahun-tahun yang lalu. Selama bertahun-tahun, nggak ada yang berani mematahkan kesepakatan ini.""Ini bukan karena orang-orang di dalam sana nggak mendambakan dunia luar, tapi karena ketua lembah saat ini sangat kolot. Jadi, nggak ada yang berani mengganggunya.""Kalau sampai seseorang membuatnya marah, hasilnya akan jauh lebih buruk dari kematian. Aku bahkan harus mengerahkan seluruh kekuatan untuk keluar dari Lembah Duka. Untungnya, aku bisa sampai di sini.""Tapi, kalau mereka tahu ke man

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2965

    Wira tersenyum dan menepuk bahu Agha, lalu perlahan-lahan berkata, "Aku rasa nggak begitu. Kamu tadi sudah menakuti Saka. Ditambah lagi, cara Nona Wendi menyerang juga berhasil membuat para prajurit itu takut untuk menyerang. Kalau mereka tetap berada di sini, mereka akan ketakutan sampai nggak punya daya tarung lagi.""Daripada begitu, lebih baik mereka segera pergi dari sini. Kalau aku yang berada di posisi mereka, aku juga akan begitu."Meskipun Wira berbicara dengan santai, dia tahu jelas Saka bukan orang yang sembarangan dan memiliki pemikiran yang sama dengannya. Selain itu, Saka juga terampil dalam memimpin pasukan dan semua bawahannya adalah pasukan elite.Sepertinya, saat kembali ke Provinsi Tengah nanti, Wira merasa dia harus lebih berhati-hati. Jika pergerakan mereka ketahuan Saka, pasti akan ada pertempuran sengit dan situasinya bahkan lebih buruk dari sekarang. Bagaimanapun juga, Provinsi Tengah adalah wilayah kekuasaan Saka."Kita lanjutkan perjalanan kita. Selagi mereka

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2964

    Jika Wendi tidak berada di sana, Saka tentu saja akan langsung turun tangan. Namun, setelah melihat cara Wendi bertarung, dia juga tidak berani mendekat. Dia khawatir jika terkena bubuk putih itu, nasibnya juga akan sama dengan orang-orang yang terjatuh ke tanah itu. Nyawanya lebih berharga daripada mereka, dia jelas tidak bisa mengambil risiko ini."Kenapa kalian masih berdiri di belakangku? Para sampah nggak berguna ini sudah mulai ketakutan. Kalau nggak ada yang membuka jalan untuk mereka, mereka nggak akan berani bergerak. Apa kalian ingin terus menunda waktu di sini? Cepat pimpin mereka untuk menyerang dan segera tangkap orang-orang itu," perintah Saka.Saka memang tidak berniat untuk turun tangan, tetapi dia menyerahkan tugas berat ini pada beberapa wakil di belakangnya. Mereka biasanya sangat berkuasa dam sudah diam-diam melakukan banyak hal di belakangnya. Namun, dia hanya mengawasi dan tidak terlalu memedulikan urusan kecil itu karena dia sendiri juga sering melakukan hal buru

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2963

    Krak!Saka mengepalkan tinjunya dengan sangat erat dan tatapannya juga terlihat sangat dingin. Dia sudah memberikan tawaran yang bagus, orang lain pasti tidak akan bisa menahan godaan seperti itu jika berada di posisi Agha.Selain itu, Saka merasa orang yang berada di pihaknya bukan hanya hidup mewah, mereka juga bisa memperluas wilayah. Ini adalah masa depan yang diinginkan seorang perwira militer, tetapi Agha malah menolak tawarannya.Saat memikirkan hal itu, Saka kembali berteriak dengan marah, "Jadi, kamu bersikeras ingin melawanku?""Kalau begitu, kenapa? Kalian sendiri yang berkali-kali mencari masalah dengan kami. Dilihat dari sikapmu, sepertinya kamu ingin membantaiku ya? Kalau begitu, ayo ke sini," teriak Agha yang juga tidak mau kalah.Selain Wira, Agha sama sekali tidak peduli pada siapa pun di dunia ini dan kata-kata orang lain juga dianggapnya hanya angin lewat saja. Saat masih berada di Provinsi Yonggu, bahkan Danu pun tidak bisa memerintahnya. Apalagi sekarang, apa artin

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2962

    "Terima kasih, Nona Wendi. Kamu ini memang sangat hebat. Kalau obat penyembuh luka ini dijual, pasti akan ada banyak orang dari wilayah barat sampai ke Provinsi Yonggu yang ingin membelinya," kata Dwija dengan segera.Sebelum bergabung dengan Gedung Nomor Satu, Dwija selalu berkelana di dunia persilatan dan sudah melihat banyak obat yang luar biasa. Namun, ini pertama kalinya dia merasakan obat yang memiliki efek yang begitu luar biasa. Sungguh luar biasa!Namun, Wendi tidak mengatakan apa-apa. Dia hanya mengiakan perkataan Dwija dengan tenang dan terus mengamati Agha yang sedang bertarung.Saat Wira dan yang lainnya sedang berbicara, Agha tetap terus bertarung dengan Saka. Mereka saling menyerang dan bertahan dengan sengit. Untungnya, dia juga bukan orang biasa, kekuatannya tentu saja tidak boleh diremehkan. Meskipun senjatanya tidak begitu cocok, dia tetap melawan musuhnya dengan luar biasa.Sebaliknya, Saka memang masih bisa menahan serangan Agha, tetapi dia tahu jelas kekuatannya m

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status