Wira menghela napas, lalu berkata, "Kak, aku tahu ini adalah niat baik darimu. Kamu memberikanku jabatan menakutkan untuk menggertak orang-orang, lalu mengumpulkan sekelompok cendekiawan sebagai pendukung supaya mereka nggak berani menggangguku lagi!"Mendengar perkataan Wira, Putro pun menjelaskan dengan serius, "Hehe, yang penting kamu memahami niat baikku. Tapi, ini bukan sekadar jabatan menakutkan! Kamu memiliki prestasi besar dalam penumpasan bangsa Agrel. Kamu juga menulis Pedoman Filsafat, ditambah dengan beberapa karya sastra yang akan dikenang selamanya.""Meskipun pemerintah nggak pernah mengakui prestasimu, sebagian cendekiawan masih akan menghormatimu dan bersedia bergabung dalam Asosiasi Perdamaian," timpal Putro.Wira pun bertanya sambil tersenyum, "Lalu, memangnya kenapa?""Dengan menjadi Ketua Asosiasi Perdamaian, para cendekiawan yang bergabung dengan asosiasi ini akan menjadi pendukungmu! Apa pun yang ingin kamu sampaikan, mereka akan menyampaikannya untukmu. Siapa pu
Awalnya, setelah gagal memberantas pemberontakan, istana menurunkan pangkat Satria dari letnan jenderal menjadi jenderal pendamping. Beberapa hari yang lalu, saat menyerang Dusun Pranowo, Satria ditangkap oleh veteran Pasukan Zirah Hitam.Setelah akhirnya dibebaskan kemarin, Satria mengira bahwa dia sudah bisa hidup dengan tenang. Namun, kini dia malah terlibat dalam rencana pemberontakan. Seluruh keluarganya bahkan terancam akan dihukum mati!Di dalam kereta tahanan, Dirja memakinya dengan kesal, "Dasar bodoh! Aku adalah seorang pejabat sipil, untuk apa aku memberontak? Semua ini adalah tuduhan palsu terhadapku, bahkan pejabat militer sepertimu pun terkena imbas. Setelah kita sampai di ibu kota kerajaan, jaga mulutmu dengan baik. Dengan begitu, mungkin kita bisa menghindari masalah."Mendengar hal ini, Satria sontak bersemangat dan berkata, "Tuan Dirja, aku tahu bahwa kamu memiliki koneksi di ibu kota kerajaan. Bisakah kamu membersihkan nama baik kita? Kita nggak akan dihukum mati, 'k
Lantaran upaya memohonnya tidak membuahkan hasil, Dirja baru saja ingin mengancam, tetapi dia malah tiba-tiba menjerit. Seiring terdengarnya suara sayatan, Wira langsung memenggal kepala Dirja dengan pedangnya. Kepala Dirja sontak menggelinding ke tanah dan darah menyembur ke mana-mana.Di sampingnya, Satria yang melihat adegan ini langsung pingsan saking terkejutnya. Namun, suara sayatan lagi-lagi terdengar. Wira langsung memenggal kepala Satria tanpa ragu-ragu. Kemudian, dia menancapkan pedangnya di tanah!Dengan menggenggam kedua kepala itu, Wira meletakkannya di dekat makam Padli dan berkata dengan gemetar, "Kak Padli, inilah dalang yang mencelakai kalian. Aku membawa mereka kemari untuk memberi penghormatan kepadamu!"Sementara itu, Meri yang berada di samping menatap adegan ini dengan terpesona. Dia merasa bahwa Wira sudah berbeda dari sebelumnya. Di masa lalu, pria ini begitu licik, kejam, suka mengatur tipu daya, dan senang menjebak orang lain!Saat ini, Wira bahkan jauh lebih
Setelah Putu mengucapkan kata-kata itu, Wira tertegun sejenak, lalu bertanya, "Isi hati?" Isi hati apa yang bisa Meri bicarakan secara pribadi dengannya?Putu menunjuk ke depan dan menjawab sambil tersenyum licik, "Ada gazebo sekitar satu kilometer dari sini. Ketua Meri sedang menunggumu di sana."Ekspresi Putu terlihat ambigu dan tatapan matanya yang mengarah kepada Wira tampak aneh. "Baiklah," ucap Wira sambil tersenyum. Kemudian, dia pun menunggang kuda ke sana. Dia kebetulan juga ingin menyampaikan beberapa hal kepada Meri.Saat Meri yang berada di gazebo melihat Wira mendekat, dia langsung berkata sambil tersenyum, "Kali ini, aku sudah membantumu begitu banyak. Apa kamu nggak ingin mengungkapkan sesuatu?"Wira turun dari kudanya. Dia berjalan menuju gazebo dan berkata sambil tersenyum, "Kamu sudah menjadi ketua pertama sekarang. Apakah kamu masih membutuhkan sesuatu?"Meri sontak mengerucutkan bibirnya. Kemudian, dia berkata dengan nada sedikit kecewa, "Kamu ini sama sekali nggak
Kali ini, banyak orang yang membantu Wira. Jadi, Wira juga tidak pelit dan membeli banyak hadiah, lalu membagikannya kepada anggota Asosiasi Perdamaian. Tentu saja, Wira juga tidak melupakan Pramana karena Pramana sudah menghabiskan banyak uang untuk Wira kali ini.Wira langsung mengeluarkan uang kertas yang banyak dan memberikannya kepada Pramana. Kemudian, Pramana berkata, "Paman Wira, untuk apa kamu memberiku begitu banyak uang?"Melihat semua uang kertas ini, Pramana seketika tertegun. Dia tahu Wira kaya, tetapi tidak menyangka dia mempunyai begitu banyak uang.Wira yang tampak tidak peduli berujar, "Memangnya ini termasuk banyak? Belakangan ini, pengeluaranmu cukup banyak, jadi kamu ambil saja."Jika dibandingkan dengan pertemanan, uang sama sekali tidak ada apa-apanya. Jadi, Wira tidak keberatan memberikan Pramana uang sebanyak ini.Pramana tertawa dan menyahut, "Hehe. Kalau begitu, aku nggak akan menolaknya lagi." Kemudian, dia menyimpan uang itu.Wira mengingatkan, "Jumlah uang
Setelah Wira selesai bicara, Danu memanggil 2 orang untuk diam-diam meninggalkan tim. Orang ini sangat hati-hati. Jadi, Danu berencana untuk beraksi secara diam-diam kali ini karena orang ini kabur terakhir kali.Sekelompok orang melanjutkan perjalanan. Sekitar 4 jam kemudian, Danu kembali dengan menunggangi kuda dan membawa seorang pria yang sudah pingsan."Kak Wira, aku sudah menangkapnya. Dia cukup licik sehingga sulit ditangkap," ucap Danu. Dia tertawa dan melempar orang ini ke tanah. Orang yang diikat ini langsung bangun setelah dilempar."Kalian ... lepaskan aku! Beraninya kalian menangkapku! Benar-benar cari mati!" ujar orang itu. Dia berniat mengancam semua orang.Wira tahu bahwa orang ini mempunyai kemampuan yang hebat. Levon adalah putra Raja Fazana, jadi orang ini pasti berhubungan dengan Raja Fazana. Wira mendengus dan berkata, "Oh, ya?"Kemudian, Wira mengeluarkan senapan dan menembak kaki orang ini. Peluru menembus kaki orang tersebut dan darah mengalir.Orang itu pun ber
Namun, Wira bukan orang biasa. Dia bahkan bisa menjatuhkan seorang prefektur. Tentu saja, Desa Angindra sama sekali tidak ada apa-apanya bagi Wira.Selingan ini bukan masalah besar bagi Wira. Setelah membunuh Abdar, Wira juga tidak peduli. Mengenai Desa Angindra, jika mereka berani menyinggungnya, Wira pasti akan membuat Desa Angindra mengalami perombakan secara besar-besaran.Rombongan Wira melanjutkan perjalanan mereka. Setelah menempuh perjalanan selama setengah hari, mereka hampir sampai di Kota Pusat Pemerintahan Roino. Danu berucap, "Kak Wira, kita akan sampai di Kota Pusat Pemerintahan Roino setelah menempuh perjalanan 50 kilometer lagi. Selain itu, kita cukup dekat dengan Desa Angindra, jadi sebaiknya kita berhati-hati."Wira mengangguk dan rombongan mereka pun melanjutkan perjalanan.....Beberapa saat yang lalu, di Desa Angindra, Fawaz Ghifari yang merupakan pemimpin utama tempat ini mencibir saat membaca surat. Dia berkata, "Wira? Dia membunuh Wolfie dari Ngarai Naga Biru? B
Semua orang sangat panik setelah mendengar perkataan Wira. Desa Angindra adalah tempat yang berbahaya, tetapi Wira malah mau membawa Danu untuk mendatangi tempat itu. Bukankah itu sama dengan cari mati?"Kak Wira, kita sudah membunuh Abdar. Sekalipun bandit di Desa Angindra nggak tahu, takutnya Abdar sudah memberi tahu Fawaz kabar tentang kedatangan kita. Bagaimana kalau kamu terancam bahaya setelah pergi ke sana?" kata Mandra.Mandra adalah orang yang paling memahami Desa Angindra. Fawaz juga merupakan sosok yang cukup hebat. Kalau tidak, Fawaz juga tidak mungkin mampu mengumpulkan begitu banyak bandit dan menguasai gunung."Iya. Paman Wira, sebaiknya kita putar jalan saja. Paling-paling perjalanan kita hanya terulur beberapa hari!" bujuk Pramana yang cemas.Namun, Wira malah menggeleng. Desa Angindra berbeda dengan markas bandit lain karena di dalamnya ada anggota Raja Fazana. Sementara itu, Raja Fazana sudah menyimpan dendam kepada Wira. Bagaimanapun, Wira telah membunuh putranya, m
Dalam satu bulan terakhir, banyak hal telah terjadi.Osman secara sukarela menyerahkan segel kerajaan kepada Wira, sekaligus menyerahkan kendali atas Kerajaan Nuala. Dengan jatuhnya Kerajaan Nuala ke tangan Wira, negeri ini akhirnya benar-benar bersatu dan Wira menjadi kaisar di dunia!Hari itu menjadi hari perayaan bagi seluruh negeri! Kota utama di Provinsi Yonggu pun ditetapkan sebagai ibu kota baru.Sementara itu untuk suku utara, Wira menunjuk seseorang untuk mengambil alih kepemimpinan. Wilayah Kerajaan Agrel tetap damai karena Ararya dan Kresna menjalankan tugas mereka dengan baik.....Meskipun Wira telah menjadi kaisar, dia tetap memilih untuk tidak terlibat langsung dalam urusan pemerintahan, menyerahkan segala urusan istana kepada orang-orang kepercayaannya.Osmaro dan para menteri lainnya tetap sibuk mengatur negeri. Sedangkan Danu, Doddy, Nafis, dan lainnya kini menjadi jenderal besar yang menjaga berbagai wilayah, bahkan Agha juga mendapatkan posisi yang sama.Di sisi lai
"Itu bukan urusanmu." Nafis menatap Baris dengan dingin. "Penggal kepalanya dan bawa pulang untuk kaisar kita!"Begitu perintah itu dilontarkan, Agha langsung bergerak.Baris bahkan tidak sempat memberikan perlawanan. Dalam sekejap, tubuhnya sudah tergeletak di atas genangan darah. Dengan demikian, suku utara sepenuhnya jatuh ke tangan Wira.Pasukan yang dipimpin oleh Nafis pun tetap tinggal untuk memastikan tidak ada lagi pergerakan dari suku utara......Tiga hari berlalu, Wira dan Trenggi memimpin pasukan mereka hingga berhasil mengepung Senia di depan gerbang suku utara.Namun, gerbang itu sudah tertutup rapat. Yang berjaga tidak lain adalah Ararya serta Kresna. Saat melihat pemandangan ini, Senia langsung menyadari bahwa Wira sudah lama menjalin kerja sama dengan Ararya dan Kresna, bahkan telah menyiapkan jebakan besar untuknya!Di medan pertempuran, Senia menoleh ke pasukannya yang tersisa. Dulu, dia begitu berambisi dan berani. Kini, hanya kelelahan dan kekalahan yang tersisa di
"Ini adalah kesempatan terakhir kita!"Semua orang berpandangan, lalu mengangguk serempak.Begitu suara terompet serangan terdengar, Senia segera memimpin pasukannya maju, siap untuk merebut kota dengan paksa!Namun, tepat pada saat itu, terdengar seruan pertempuran dari belakang. Dalam sekejap, barisan belakang menjadi kacau balau!"Apa yang terjadi?" Senia segera menerima laporan dan menghentikan serangan."Wira tiba-tiba menyerang dari belakang! Karena nggak ada pertahanan di belakang sana, kita mengalami kerugian besar!""Selain itu, Wira dan pasukannya datang dengan persiapan matang. Kita harus mundur! Kalau kita terus bertahan di sini, seluruh pasukan bisa hancur!"Kini, mereka berada di posisi yang sangat tidak menguntungkan. Di depan ada pasukan Kerajaan Nuala, sementara di belakang ada Wira dan pasukannya.Situasi telah berbalik. Jika mereka tetap di sini, akhir mereka sudah bisa diprediksi.Senia menggertakkan giginya. Dengan wajah penuh amarah, dia berkata, "Sial! Kita terla
Para jenderal mengangguk setuju. Memang benar Kerajaan Agrel sangat luas. Jika pasukan Wira masuk, mereka akan menghadapi banyak kendala. Dengan demikian, mereka bisa bertempur melawan Wira di wilayah mereka sendiri.Meskipun rakyat sembilan provinsi sangat mendukung Wira, hal itu tidak berlaku bagi penduduk Kerajaan Agrel. Bagi mereka, Wira adalah ancaman.Jika Senia berhasil menyatukan sembilan provinsi, penduduk Kerajaan Agrel juga bisa masuk dan hidup di sana, menikmati kehidupan yang jauh lebih baik daripada sekarang.Namun, semua itu dihalangi oleh Wira. Setidaknya, begitulah cara mereka melihatnya.Jadi, jika Wira masuk ke Kerajaan Agrel untuk bertempur, hasil akhirnya sudah bisa diprediksi. Para rakyat kemungkinan besar akan membantu Senia tanpa syarat. Pada saat itu, bagaimana mungkin Wira bisa membalikkan situasi?Bahkan, ada kemungkinan besar dia akan kehilangan seluruh pasukannya!Menyadari hal ini, para prajurit semakin bersemangat. Salah satu dari mereka berkata, "Jangan
Seorang jenderal berbicara demikian. Wajahnya masih dipenuhi bercak darah. Itu adalah darah musuh.Mereka telah bertempur selama tiga hari tiga malam, tetapi belum juga melihat secercah harapan. Bantuan pun tak kunjung tiba.Jika terus bertahan di sini tanpa solusi, hasil akhirnya sudah bisa ditebak. Kota ini akan jatuh dan semua orang akan terbunuh!"Bagaimana kalau Yang Mulia membawa pasukan keluar melalui gerbang utara? Di belakang sana ada pegunungan dengan pertahanan yang paling lemah. Kalau kita kirim pasukan untuk membuka jalan, kita bisa memastikan Yang Mulia dapat melarikan diri dengan selamat!" usul salah satu prajurit.Situasi mereka memang sudah sangat kritis. Jika tidak segera mengambil keputusan, tak ada yang bisa menebak bagaimana akhirnya. Mereka semua sangat khawatir.Terlebih lagi, Osman berada di tengah-tengah mereka. Jika sang raja tewas di sini, mereka benar-benar kehilangan kesempatan terakhir untuk membalikkan keadaan.Bahkan, mungkin tak akan ada lagi orang yang
"Tenang saja, aku sudah mempersiapkan semuanya dengan matang. Sekalipun Senia memiliki kekuatan yang luar biasa, kali ini dia nggak akan bisa lolos!"Senyuman penuh percaya diri muncul di wajah Wira. Di Kerajaan Agrel, masih ada kartu truf terakhirnya, yaitu Ararya dan Kresna. Sebelum berangkat, dia telah menghubungi mereka berdua. Kemungkinan besar, mereka sudah mulai menguasai berbagai wilayah di Kerajaan Agrel saat ini.Mereka masing-masing memiliki puluhan ribu pasukan, sedangkan Senia membawa hampir semua pasukannya ke medan perang. Ini adalah kesempatan emas bagi Ararya dan Kresna.Jika Wira berhasil menekan Senia dari depan, sementara mereka berdua menguasai wilayah di belakangnya, tidak peduli seberapa hebat Senia, dia tidak mungkin bisa melarikan diri dari kehancuran.Oleh karena itu, Wira yakin hanya dengan 300.000 pasukan, dia dapat menaklukkan Senia dengan mudah. Ini bukanlah tindakan gegabah!Wira tidak pernah mengambil langkah yang tidak pasti. Jika tidak memiliki persiap
"Karena nggak ada urusan lain lagi, kalian semua boleh pergi istirahat." Setelah memberi perintah, Wira melambaikan tangannya kepada para pejabat, lalu berbalik menuju bagian dalam istana.Para pejabat pun segera meninggalkan ruangan.Namun, saat baru sampai di depan pintu, Wira tiba-tiba berhenti. Tatapannya tertuju pada Nafis, lalu mengaitkan jarinya. "Aku ingin membahas sesuatu secara pribadi denganmu. Ikut aku."Nafis segera mengangguk dan mengikuti Wira menuju taman istana. Di taman itu, hanya ada beberapa dayang dan kasim yang melayani Wira. Selain itu, masih ada Nafis, Agha, dan Lucy.Sementara itu, Danu dan Doddy sedang mengurus para prajurit. Meskipun tidak mengalami pertempuran besar, perjalanan jauh tetap melelahkan.Mereka perlu beristirahat sebelum menempuh perjalanan panjang untuk ekspedisi ke Kerajaan Agrel. Mereka harus memulihkan semangat juang untuk memastikan semuanya aman.Wira bukan hanya ingin memenangkan perang, tetapi juga ingin meminimalisir korban di pihaknya.
"Kita masuk."Dengan satu perintah dari Wira, seluruh pasukannya bergerak menuju ibu kota Kerajaan Beluana.Dalam sekejap, Wira dan rombongannya telah memasuki kota. Sepanjang jalan, rakyat bersorak tanpa henti. Dari reaksi mereka, bisa dilihat betapa besar pengaruh Wira di hati rakyat.Di dalam istana.Di aula utama, Nafis telah mengirim orang-orangnya untuk sepenuhnya menguasai istana. Pasukan penjaga lama telah digantikan, jadi kini tempat ini sepenuhnya berada di bawah kendali Wira.Namun, satu hal yang mengejutkan Wira adalah betapa megahnya istana Kerajaan Beluana. Ciputra benar-benar tahu bagaimana menikmati kemewahan.Di aula, banyak orang sedang berlutut. Mereka adalah para pejabat yang dulunya melayani Ciputra. Begitu mendengar Wira telah memasuki kota, mereka segera datang dengan harapan untuk menyelamatkan diri.Wira memandang mereka sekilas, lalu berkata dengan tenang, "Semuanya, silakan berdiri."Para pejabat itu segera bangkit."Saudara sekalian, meskipun Kerajaan Beluan
Saat ini, Wira duduk di atas kudanya, di depan gerbang timur ibu kota. Di hadapannya adalah Danu dan yang lainnya."Kak, sekarang kita sudah sampai di sini, kenapa masih berhenti? Aku baru saja mendengar dari Nona Lucy tentang keadaan di pihak Osman. Kabarnya, Osman sudah hampir nggak bisa bertahan lagi.""Dalam beberapa hari ke depan, kemungkinan kota itu akan jatuh ke tangan Senia. Kalau saat itu tiba dan kita baru bergerak menuju Kerajaan Nuala, Osman mungkin sudah tewas ...."Rakyat Kerajaan Nuala berjuang mati-matian untuk mempertahankan kota mereka. Ditambah lagi, para prajurit dari Kerajaan Agrel sangat kejam. Jika mereka berhasil menerobos kota, pasti akan terjadi pembantaian dan yang menderita adalah rakyat.Osman adalah sekutu mereka. Danu sejak lama sudah menganggapnya sebagai bagian dari kelompok mereka sendiri. Bagaimanapun, setelah Wira berhasil menumbangkan Ciputra, tidak akan ada yang mampu menandinginya lagi. Penyatuan seluruh negeri hanyalah masalah waktu.Lucy juga m