Share

Bab 514

Penulis: Arif
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
Dalam perjalanan dari Kota Pusat Pemerintahan Jagabu hingga Kabupaten Uswal, kelompok Putro sudah bertemu dengan banyak penduduk miskin. Saat melihat kereta kuda mereka, para penduduk miskin akan langsung mengerumuni mereka.

Untungnya, penglihatan kusir Keluarga Gumilar cukup bagus. Dia buru-buru berkata, “Tuan Fabrian, mereka bukan penduduk miskin, melainkan Tuan Wahyudi yang keluar untuk menyambut kita.”

Saat masih di Kota Pusat Pemerintahan Jagabu, Wira sering bertamu ke Kediaman Gumilar. Jadi, semua pelayan dan pengawal Keluarga Gumilar pernah melihat Wira.

“Paman Wira?” tanya Fabrian sambil mengusap matanya. Setelah jarak mereka semakin dekat, dia buru-buru berteriak, “Paman Putro, Paman Wira keluar untuk menyambut kita! Dia juga membawa banyak orang!”

Setelah mendengar teriakan Fabrian, Putro, Gentala, Pramana, serta Lingga pun membuka tirai kereta kuda mereka dan langsung terkejut.

Wira berdiri di paling depan, sedangkan para penduduk dusun mengibarkan spanduk yang bertuliskan:

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 515

    Namun, situasi ini terlihat lebih menyenangkan. Hanya saja, Pramana dan Lingga malah mengerutkan kening mereka dan merasa para penduduk dusun sangat tidak sopan. Apa para penduduk dusun ini tidak tahu mereka seharusnya memberi hormat dengan cara seperti apa?“Aku hanyalah seorang sarjana tingkat tertinggi dari 30 tahun yang lalu. Mana bisa aku dibandingkan dengan kamu.” Kemudian, Putro menerima pengeras suara dari Wira dan berkata, “Semuanya, aku merasa sangat terhormat karena bisa datang mengajar di kampung halaman Wahyudi. Jangan kira aku hanya basa-basi. Setelah lewat 10-20 tahun, kalian akan tahu betapa beruntungnya kalian!”“Tuan Putro, kami sudah tahu betapa beruntungnya kami sekarang! Kalau bekerja di tempat lain, kami hanya dapat makan bubur dua kali sehari. Itu pun nggak kenyang! Tapi bekerja untuk Kak Wira, kami diberi makan daging dua kali sehari dan sebulan juga dapat gaji ribuan gabak!”“Bukan hanya begitu, Kak Wira juga bagi-bagi sabun dan pakaian kepada kami. Waktu tahun

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 516

    Begitu masuk ke dusun, Lingga dan Pramana pun merasa agak terkejut. Jalan di dusun sudah diaspal dan terasa seperti berjalan di kediaman mereka sendiri. Saat hendak makan, kedua orang itu saling memandang lagi.Jamuan ini diadakan di lantai teratas bangunan tiga tingkat yang terbuka sehingga mereka bisa menikmati pemandangan langit yang indah. Namun, tidak ada makanan lezat yang tersedia di sana, selain sebuah panci besar yang berisi air mendidih. Di sampingnya, terletak piring-piring berisi daging mentah, sayur-sayuran, berbagai macam bakso, dan mi.Lingga dan Pramana saling melirik, lalu berpikir, ‘Ternyata orang desa memang nggak punya koki. Sekarang, mereka malah mau kami masak sendiri sambil makan.’Setelah semua orang duduk di tempat masing-masing, Putro pun bertanya sambil tersenyum, “Wira, cara makan baru apa yang kamu ciptakan ini? Cepat jelaskan padaku!”Fabrian juga bertanya dengan terburu-buru, “Paman Wira, cara makan ini kelihatannya sangat istimewa. Rasanya seharusnya ena

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 517

    Wira tahu Pramana dan Lingga sepertinya agak keberatan untuk makan, tetapi dia juga tidak memedulikan mereka. Bagaimanapun, mereka adalah sarjana provinsi. Wajar saja mereka tidak bersedia datang ke Dusun Darmadi. Namun, tidak peduli apa pun yang mereka pikirkan, Wira tidak akan peduli selama mereka masih bersikap sopan.Fabrian mengambil sebuah bakso sapi, lalu memasukkannya ke dalam mulut. Begitu menggigitnya, isi dari bakso sapi itu pun merembes ke mulutnya. Dia bertanya dengan bingung, “Paman Wira, bakso sapi ini enak banget! Dalamnya juga ada isi! Apa namanya?”Wira bercanda, “Namanya bakso kencing sapi!”Mata Fabrian langsung berbinar. Dia buru-buru menuangkan sisa bakso sapi itu ke dalam panci dan berkata dengan gembira, “Aku suka bakso kencing sapi ini! Jangan rebutan sama aku ya!”Putro mengambil sebuah bakso sapi itu dan memakannya. Setelah itu, dia juga tertawa dan berkata, “Wira, namanya sesuai banget! Isian bakso sapi ini memang terasa kayak aliran kencing! Mantap!”Gental

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 518

    Di Kerajaan Nuala, ada banyak makanan yang jauh lebih lezat daripada hotpot. Dengan status dan kedudukan orang-orang ini, mereka pasti sudah sering makan makanan lezat. Namun, mereka tidak pernah makan hotpot. Jadi, pengalaman ini pun membuat mereka terlena.Kelima orang itu makan dengan lahap dan menghabiskan sepiring demi sepiring daging, bakso, dan sayuran yang ada di meja.Kruyuk! Melihat kelima orang yang makan dengan lahap itu, perut Lingga juga mulai memprotes. Pada saat yang sama, dia juga merasa ada yang tidak beres. Jika makanan itu memang tidak enak, tidak mungkin mereka terus bersandiwara dan memakannya. Sampai sekarang, guru, senior-seniornya, dan Fabrian masih makan dengan sangat lahap. Apa makanan ini memang sangat enak?Saat ini, Putro yang sudah mulai kenyang pun melirik muridnya itu dan berkata, “Bukannya biasanya kamu cukup pintar? Kenapa sekarang aku merasa kamu kayak orang bodoh? Cepat makan!”Sebenarnya, Putro sudah mengetahui pemikiran murid-muridnya itu. Hanya s

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 519

    “Beraninya kamu ngomongin mereka. Waktu pertama kali makan hotpot, kamu juga langsung main rebut!”“I ... itu karena hotpot yang dibuat Kak Wira terlalu enak!”“Ya sudah. Pokoknya, jangan mengatai orang di belakang! Mereka datang untuk mengajari anak-anak kita!”Sekelompok penduduk dusun diam-diam berdiskusi. Saat Wira, Putro, dan yang lainnya makan hotpot di lantai atas, mereka sedang berada di bawah untuk menyiapkan makanan. Jadi, mereka tahu jelas apa yang sudah terjadi.Pramana dan Lingga langsung malu. Mereka tidak menyangka diri mereka yang merupakan sarjana provinsi akan ditertawakan para penduduk dusun gara-gara sebuah bakso sapi.Wira ingin menegur para penduduk dusun dan menyuruh mereka untuk tidak mengungkit masalah ini lagi, tetapi Putro malah menghentikannya dan berkata sambil tersenyum, “Wira, nggak usah. Siapa yang nggak pernah mengatai orang di belakang dan siapa yang bisa terlepas dari gunjingan orang? Lagian, mereka juga nggak berniat jahat!”Wira pun mengangguk sambi

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 520

    “Mikroskop?” Sekelompok orang itu menatap alat aneh di hadapan mereka Mereka tidak tahu bagaimana cara penggunaannya.Wira pun menjelaskan prinsip dasarnya, lalu mendemonstrasikan cara penggunaannya.“Prinsip alat optik, kaca cembung dan cekung. Ini pengetahuan ilmu fisika!” Lingga yang cerdas segera membalik halaman buku fisika yang dia baca sebelumnya dan menemukan bab yang berisi prinsip alat optik. Kemudian, dia pun menjadi sangat antusias.Pramana yang masih agak skeptis menjulurkan jarinya ke bawah mikroskop dan melihat rambut-rambutnya yang halus menjadi sangat kasar. Dia pun merasa sangat terkejut. Setelah itu, dia meletakkan kaca yang berisi tetesan air di bawah mikroskop dan melihat bakteri yang bergerak di dalam, lalu berseru terkejut, “Be ... benar-benar ada bakteri di dalam air!”“Aku mau lihat!” Lingga sudah tidak sabar dan langsung mendorong Pramana yang masih tertegun. Kemudian, dia menunduk untuk melihat ke dalam mikroskop dan tertegun untuk sesaat sebelum berseru deng

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 521

    Putro dan murid-muridnya berkumpul di sekitar model pergerakan benda-benda langit itu. Ekspresi mereka pun terlihat berbeda-beda. Putro dan Gentala terlihat seakan-akan sudah menyadari sesuatu, sedangkan Fabrian, Pramana, dan Lingga terlihat tidak percaya.“Ini bumi, matahari, bulan, dan lima planet lainnya, yaitu Merkurius, Venus, Mars, Jupiter, Saturnus. Selain itu, ada bintang kutub juga. Mereka berotasi seperti ini!” Wira mendemonstrasikan model tersebut sambil menjelaskan tentang perubahan jarak antara bumi dan matahari yang menyebabkan perubahan empat musim.Putro dan Gentala mengangguk mengerti, sedangkan Fabrian, Danu, Lestari, dan Dian terlihat kebingungan. Di sisi lain, Pramana dan Lingga mengerutkan kening sambil menggeleng.“Nggak mungkin!” Lingga yang paling pertama membantah, “Kalau bumi itu bola besar yang ada di ruang hampa, itu berarti tiga konstelasi dan dua puluh delapan rasi bintang juga adalah sesuatu yang melayang di ruang hampa. Kalau begitu, kenapa kita bisa ber

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 522

    Di bawah cahaya lampu, sisi taman bunga di dalam vila memancarkan cahaya warna-warni. Fabrian dan Lingga yang membawa lentera berjalan mendekati sisi taman bunga diikuti orang lainnya. Begitu melihat jelas, ternyata benda yang memancarkan sinar warna-warni adalah batu-batu permata kecil.Lingga bertanya dengan terkejut, “Menggunakan permata untuk menghias dinding taman bunga? Mewah banget!”Pramana mendesah, “Bahkan kediaman keluarga kerajaan juga nggak begitu mewah!”Fabrian terkekeh dan berkata, “Ini namanya bukan mewah, tapi boros. Ternyata Paman Wira lebih boros dariku lagi!”Gentala tersenyum masam, sedangkan Putro hanya merasa sedikit terkejut. Kemudian, dia pun berbalik dan masuk ke dalam rumah.Putro tahu bahwa mikroskop, teropong, maupun teleskop dibuat dengan menggunakan kristal yang transparan. Jadi, jelas saja Wira sudah membeli banyak kristal. Membeli tambahan permata kecil juga bukanlah apa-apa. Namun, begitu masuk ke dalam rumah, langkah Putro langsung terhenti.Empat or

Bab terbaru

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2684

    Saat itu, Senia bahkan bersiap untuk menyerang Dataran Tengah, sehingga semua orang tidak memiliki kesan baik terhadapnya. Namun, dia adalah tamu dan Wira sendiri yang menyambut, mereka juga tidak berkata apa-apa dan hanya bisa melihat situasinya.Di bawah tatapan semua orang, Wira dan yang lainnya segera memasuki kediaman jenderal.Begitu masuk, Delon baru keluar dari kereta. Setelah melirik Wira, dia bertanya dengan ekspresi yang tetap angkuh, "Di mana adikku?"Meskipun mendengar perkataan Delon, Wira tidak menghiraukannya seolah-olah perkataan Delon hanya angin saja. Dia memang tidak menyandang gelar raja, tetapi dia adalah penguasa dua provinsi juga dan seseorang yang berpengaruh. Bahkan raja dari Kerajaan Nuala, Kerajaan Beluana, dan bahkan Senia sendiri pun tidak berani berbicara dengan sikap seperti ini di hadapannya.Namun, Delon yang hanya seorang pangeran saja pun berani meremehkan dan bahkan berani memerintah Wira. Benar-benar tidak tahu diri.Lucy yang berdiri di samping Wi

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2683

    Wira membalas, "Nggak perlu. Bagaimanapun juga, ini adalah Provinsi Yonggu. Kamu sendiri juga sudah bilang Raja Kresna ini selalu berhati-hati. Meskipun benar-benar ada orang-orang itu di sekitarnya, dia juga nggak berani macam-macam. Kalau kita terlalu menyelidiki mereka, malah akan membuat kita yang terlihat kurang baik.""Karena mereka sudah datang sebagai tamu, siapkan semuanya sekarang. Kita akan pergi menyambut mereka."Setelah memberikan beberapa instruksi dan berganti pakaian, Wira mengikuti Lucy keluar.Satu jam kemudian, rombongan perlahan-lahan mendekat di luar gerbang kota. Ada seseorang yang menunggang kuda di depan rombongan itu. Meskipun usia orang itu sudah lima puluhan tahun, dia tetap terlihat gagah perkasa. Dia adalah Raja Kresna yang terkenal."Sudah lama nggak jumpa, Raja Kresna masih berwibawa seperti dulu. Ratu Senia bisa punya jenderal sepertimu di sisinya, pantas saja dia bisa begitu tenang," puji Wira yang maju sambil tersenyum.Raja Kresna yang cerdik segera

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2682

    Jika bukan karena bantuan Wira, Senia juga tidak akan berhasil mendapatkan tanda tangan untuk perjanjian empat wilayah itu. Dilihat dari sudut pandang tertentu, semua wilayah kekuasaannya terletak di wilayah tandas di utara meskipun dia menguasai satu wilayah. Istana utama Kerajaan Agrel juga berada di utara, sehingga tidak terancam ataupun terpengaruh oleh sembilan provinsi.Ada perbedaan besar antara suku-suku di utara dan wilayah tandus di utara. Wilayah suku di utara sangat kecil, sehingga mereka langsung tunduk dengan patuh begitu ditekan Wira. Namun, wilayah tandus di utara sangat luas dan Wira sangat memahami hal itu.Inilah alasan utama mengapa selama ini dia lebih memilih untuk berdamai daripada berperang dengan Kerajaan Agrel. Jika benar-benar terjadi pertempuran, dia tidak akan mendapatkan keuntungan apa pun juga. Tidak peduli siapa pun yang menjadi penguasa Kerajaan Agrel, hasilnya tetap sama."Tuan, kali ini yang datang bukan Senia, tapi putra sulungnya, Delon," kata Lucy

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2681

    Di dalam kediaman jenderal. Melihat tumpukan laporan di atas meja, Wira merasa kepalanya agak sakit.Saat berada di Provinsi Lowala, Wira tidak perlu mengkhawatirkan dan ikut campur pada hal-hal ini dan bahkan tidak perlu ikut campur. Dengan adanya Osmaro dan yang lainnya, dia bisa menjadi pemimpin yang lepas tangan. Selama ini, dia tetap tinggal di Provinsi Yonggu hanya untuk membantu Danu menstabilkan situasinya.Danu adalah seorang prajurit, tentu saja ahli dalam memimpin pasukan dan bertarung di medan perang. Dia bahkan bisa memimpin dengan bijaksana dan memiliki keberanian yang luar biasa. Namun, untuk urusan administrasi, dia tidak begitu ahli. Oleh karena itu, Wira tetap tinggal di sana untuk memberikannya sedikit bantuan.Namun, Wira tidak menyangka akan terjadi bencana banjir tepat pada saat seperti ini. Mungkin saja, ini memang sudah takdirnya. Jika dia tidak berada di Provinsi Yonggu, saat ini Danu pasti sudah tak berdaya dan memimpin pasukannya untuk menekan pemberontakan p

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2680

    Senia segera menyahut, "Coba beri tahu aku apa keuntungannya kalau Raja Kresna menemui Wira?"Senia seketika menjadi berminat."Sebenarnya sederhana saja. Aku tahu Ratu mencemaskan Raja Kresna, Raja Ararya, dan Raja Tanuwi. Raja Byakta sudah disingkirkan, tapi ketiga orang ini masih memiliki kekuasaan besar.""Selama masih ada Ratu, mereka tentu nggak berani bertindak sembarangan. Tapi, kalau Ratu menyerahkan takhta kepada salah satu pangeran, pangeran mungkin akan kesulitan menahan mereka.""Jadi, kita bisa memanfaatkan kesempatan ini untuk menyingkirkan Raja Kresna. Gimana menurutmu?"Harus diakui bahwa ini adalah ide yang sangat kejam. Guru Agung ingin memanfaatkan Wira untuk menyingkirkan Raja Kresna."Kalau Raja Kresna benar-benar mengalami masalah di Provinsi Yonggu dan kabar ini tersebar, sepertinya seluruh rakyat Kerajaan Agrel akan menganggap Wira sebagai musuh. Benar, 'kan? Lagi pula, semua orang di Kerajaan Agrel adalah pejuang sejati," jelas Guru Agung.Seketika, Senia mema

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2679

    "Siapa?" Tatapan Senia tertuju pada Guru Agung.Kerajaan Agrel memang memiliki banyak genius, tetapi semuanya tidak punya hubungan darah dengan Senia. Masalah kali ini berkaitan dengan Dahlan. Mereka tentu harus mengutus lebih banyak orang yang berkemampuan untuk memberi Wira penjelasan.Bagaimanapun, Wira telah menulis dengan jelas di surat bahwa dirinya ingin bertemu Senia. Jika Senia tidak menampakkan diri, setidaknya dia harus mengutus orang-orang berkemampuan sebagai tanda hormatnya kepada Wira.Guru Agung memicingkan mata dan berkata, "Aku rasa Pangeran Pertama adalah pilihan tepat.""Maksudmu Delon? Dia memang pangeran pertama, tapi aku yakin kamu juga tahu dia nggak bisa diandalkan. Kalau nggak, mana mungkin aku menaruh harapan pada Dahlan?""Di antara putra-putraku, Dahlan memang yang paling nakal, tapi juga yang paling cerdas. Kelak, dia bisa menjadi pemimpin. Jika menyerahkan Kerajaan Agrel kepada Delon, aku khawatir dia akan dilengserkan, bahkan keselamatan rakyat nggak ter

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2678

    "Guru Agung, akhirnya kamu datang. Coba lihat ini dulu." Senia menyerahkan surat itu kepada pria di depannya. Kemudian, dia menyesap tehnya sambil mengernyit, seperti sedang memikirkan sesuatu.Setelah membaca sesaat, ekspresi Guru Agung itu menjadi sangat suram. "Pangeran Dahlan ditangkap oleh Wira? Hubungan kita dengan Wira baik-baik saja. Dia seharusnya nggak berani menyakiti Pangeran Dahlan, 'kan?""Tapi, kalaupun terjadi sesuatu pada Pangeran Dahlan, kita bisa menjadikannya alasan untuk bernegosiasi dengan Wira. Orang lain mungkin takut pada Wira, tapi kita nggak perlu takut padanya."Senia tak kuasa termangu. "Kenapa kamu bisa bicara begitu?"Guru Agung itu menjelaskan, "Sepertinya Ratu sudah lupa. Kita berbeda dengan kesembilan provinsi itu. Kerajaan lainnya tentu takut pada Wira karena wilayah mereka tergolong dalam sembilan provinsi. Para rakyat menyukai Wira, ditambah lagi Wira punya banyak pasukan. Wira juga cerdas, terutama di bidang militer.""Osman sekalipun menganggap Wi

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2677

    "Tuan Wira, kenapa kamu harus mencari ibuku?" Ekspresi Dahlan tampak suram. Tangannya terkepal erat. Dia tidak menyangka Wira akan mencari ibunya secepat ini. Ini sama saja dengan membahayakan posisi Dahlan.Kali ini, Dahlan benar-benar frustrasi. Dia gagal menyelesaikan masalah di Desa Damaro. Untuk kembali ke Kerajaan Agrel, dia bahkan membutuhkan ibunya turun tangan. Semua hal ini tentu membuat Dahlan kecewa."Nggak ada gunanya membahas ini denganku. Sepertinya ibumu bakal segera kemari. Nanti kalian bicara saja setelah berkumpul kembali."Usai berbicara, Wira melambaikan tangannya kepada dua orang di sampingnya. Prajurit segera membawa Dahlan ke kamar.Wira tidak lupa memperingatkan, "Dahlan adalah Pangeran Kerajaan Agrel. Kalian harus memperlakukannya dengan baik. Kalau sampai dia kenapa-kenapa, ibunya bisa meminta pertanggungjawaban dari kalian lho!"Jelas sekali, ucapan ini mengandung ejekan. Dahlan bukan orang bodoh. Dia tentu memahami maksud ucapan Wira."Tuan Wira, metodemu i

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2676

    Dahlan menggertakkan giginya dan tidak bisa berkata-kata."Sepertinya kamu nggak tahu harus bilang apa ya? Kalau begitu, biar aku yang menjelaskan." Wira berkata, "Sebenarnya aku sudah menyuruh Lucy menyelidiki tentang Desa Damaro sejak awal. Sekarang akhirnya ada petunjuk.""Kudengar Kerajaan Agrel membentuk sebuah organisasi untuk bersaing dengan jaringan mata-mata. Aku nggak tahu apa yang kalian rencanakan, tapi kalian seharusnya membantai Desa Damaro untuk mendapatkan sesuatu, 'kan? Hanya saja, aku nggak tahu kalian sudah mendapatkannya atau belum.""Aku sudah berjanji kepada seseorang akan memberinya penjelasan yang memuaskan. Aku pasti akan menyelidiki pembantaian di Desa Damaro hingga kebenarannya terungkap. Karena kamu sudah ketahuan, seharusnya kamu memberiku penjelasan sekarang, 'kan?"Seketika, napas Dahlan memburu. Dia tidak menyangka Wira akan mengetahui semua ini. Sungguh menyebalkan! Namun, bukan berarti Dahlan harus mengakui semuanya. Dia harus membuat Wira percaya bahw

DMCA.com Protection Status