Share

Bab 408

Penulis: Arif
"Nggak mau!" Meri langsung menolak tanpa ragu! Wira yang tidak tahu malu itu bahkan menghampirinya ke rumah. Membuat kesepakatan dengan Wira pasti hanya akan merugikan Meri!

Wira juga tidak marah, sebaliknya dia berkata, "Gantikan aku untuk pergi ke Kabupaten Hiloka. Cari tahu apa yang terjadi di sana, setelah itu aku akan memulangkanmu ke Yispohan."

"Cari tahu situasi di Kabupaten Hiloka?" tanya Meri mengernyit. Kemudian, dia bertanya dengan kaget, "Apa yang mau kamu lakukan? Kamu ingin mencelakai Kak Wolfie?"

Wira bertanya, "Dia memang memberontak, tapi nggak pernah menggangguku. Jadi, untuk apa aku mencelakainya?" Dia mengalihkan topik pembicaraan dengan berkata, "Kalau kamu nggak mau, ya sudah. Tinggal saja di Dusun Darmadi untuk merayakan tahun baru!"

Alasan Wira ingin mencari tahu situasi di Kabupaten Hiloka, salah satunya karena ada tambang kuarsa yang digunakan untuk membuat kaca. Selain itu, untuk pergi ke kota provinsi dan menjemput Wulan, Wira harus melewati Kabupaten Hiloka
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Ida nur laely
Kasihan sekali Dian
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 409

    Tommy tampak berlutut sembari berkata, "Aku akan mewakili nona untuk bersujud pada Tuan." Setelah memapah Tommy untuk berdiri dan mengantarnya keluar, Wira sontak mengernyit!Pengurus bisnis yang telah lama Wira kagumi tidak bisa datang. Kini, dia perlu mencari orang berbakat lainnya dalam bidang bisnis.Di era ini, memang ada banyak pelajar, tetapi sangat sedikit dari mereka yang mempunyai bakat bisnis. Orang seperti Dian yang berani mengambil risiko besar dalam situasi sulit sungguh langka.Saat ini, satu-satunya orang di bawahannya yang cocok untuk bisnis adalah Sony dan adik sepupunya, Lestari. Namun, keduanya memiliki pandangan yang terbatas dan memerlukan waktu untuk dibina. Ah, uang memang bisa dicari, tetapi orang berbakat sulit ditemukan....."Kak, kenapa kamu melamun lagi? Apa yang sedang Kakak pikirkan?" Di taman belakang rumah Keluarga Wibowo, Josua meraih ujung gaun Dian dengan ekspresi yang sangat polos!Dian menjawab, "Kakak sedang berpikir, ingin meminta dapur membuatk

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 410

    Levon berseru, "Nona, jangan berbohong padaku. Kamu nggak akan mudah menangis seperti para gadis bangsawan lainnya!"Levon menggeleng, lalu berkata seraya memicingkan matanya, "Apakah Supri yang mencelakaimu dan Josua lagi? Kamu nggak seharusnya menghalangiku pas itu. Setelah membunuhnya, nggak akan ada masalah lagi!""Nggak boleh!" jawab Dian dengan nada tegas. Dia mengubah ekspresinya seraya berkata, "Bagaimanapun juga, dia adalah pamanku. Aku nggak bisa membiarkanmu membunuhnya!" ... Baiklah!" Levon mengernyitkan alis sejenak sebelum berkata, "Nona, kalau kamu nggak bahagia tinggal di sini, kamu bisa pergi dengan Josua. Aku bisa membawa kalian ke tempat yang lebih baik, di mana kamu nggak akan merasa sedih lagi."Dian bertanya dengan heran, "Ke mana?" Levon pun menjawab dengan ekspresi penuh harap, "Kabupaten Hiloka!"Dian agak mengernyit seraya berkata, "Levon, kamu memiliki bakat dan keberanian sehingga pasti bisa sukses. Carilah seorang gadis yang baik untukmu. Aku adalah seoran

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 411

    Dian bertanya dengan gugup, "Kapan Paman datang?""Sedikit lebih awal dari pengemis itu!" jawab Supri sambil tersenyum keji.Mata indah Dian menggelap, lalu dia berkata, "Sepertinya Paman Supri terlalu banyak minum, nggak ada pengemis di sini."Ketika Supri menggunakan kekerasan untuk merampas harta keluarga Dian, Levon yang berang hampir memukuli Supri sampai mati. Budak yang memukul majikan adalah kejahatan serius. Jadi, demi melindungi nyawa Levon, Dian menyuruhnya pergi.Supri mencibir dan berkata, "Nggak ada gunanya kamu pura-pura bodoh. Aku sudah dengar semua yang kalian berdua bicarakan tadi!"Melihat Dian mengernyitkan alisnya, Supri kembali berkata dengan ekspresi puas, "Menurutmu, apa yang akan terjadi kalau sekarang aku pergi melaporkanmu ke pengadilan daerah? Aku akan memberi tahu orang-orang di sana kalau kamu menyuruh pengemis itu membunuh tiga suamimu!""Kamu sudah pernah melaporkanku saat itu!" ujar Dian. Dia terdiam beberapa saat dan menggertakkan giginya, lalu melanju

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 412

    "Memangnya berapa banyak uang yang bisa kamu hasilkan? Pokoknya, aku mau dua resep rahasia itu!" ujar Supri. Dia mencibir, lalu melanjutkan dengan ekspresi dingin, "Kalau aku nggak mendapatkan dua resep rahasia itu dalam waktu tiga hari, aku akan melaporkanmu. Lihat saja, nanti kamu dan si idiot Josua itu akan mati!""Paman Supri!" seru Dian.Melihat kepergian pamannya yang kejam, hati Dian bagai tertusuk seperti pisau, kesedihan memenuhi matanya yang indah. Supri telah berkali-kali bertindak tanpa perasaan, memaksa Dian dan saudaranya jatuh ke jalan buntu. Mengapa Supri harus begitu kejam?....Tidak jauh dari sana, Levon yang berbaring di atas genteng mengamati semua yang terjadi dengan dingin. Ketika malam tiba, dia pergi tanpa suara dan datang ke sebuah rumah pribadi."Ketua, kamu sudah kembali, ya!"Lima orang muncul dan mengelilingi Levon. Empat di antaranya adalah pemuda berwajah garang dan bermata tajam, satunya lagi adalah seorang pria tua berjubah panjang dengan punggung bung

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 413

    Di saat kritis begini, untuk apa Levon menyuruh mereka mencari informasi tentang seseorang bernama Wira?....Keesokan harinya, iring-iringan kereta pengangkut garam yang panjang melaju menuju Dusun Darmadi. Sosok Doddy yang berwibawa menunggangi kuda, diikuti oleh para veteran Pasukan Zirah Hitam bersama keluarganya, serta prajurit veteran yang bertugas mengangkut garam."Doddy sudah kembali!""Garam kita sudah datang!""Eh, kenapa garam ini lebih putih dari sebelumnya? Nggak ada campuran lumpur sama sekali!"Sambil mengelilingi kereta, para penduduk dusun membuka kantong garam dan tidak bisa menahan diri untuk berkomentar ketika melihatnya."Aku juga nggak tahu, garam yang diproduksi dari Tambak Garam Fica sekarang jadi begini!"Doddy yang telah melewati ujian di medan perang sekarang menjadi lebih tinggi dan kuat. Dengan sorot mata cerah, dia berkata, "Ayahku bilang, Kak Wira-lah yang mengubah proses produksi di Tambak Garam Fica. Sekarang, garam yang dihasilkan lebih sedikit kotora

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 414

    Wira yang belum pernah melihat Doddy bersikap seperti ini pun bertanya dengan rasa ingin tahu, "Masalah apa?"Doddy mengeluarkan selembar surat pengangkatan dan berkata, "Aku ingin pergi ke ibu kota. Panglima Yudha melaporkan kontribusi militerku, lalu menteri perang memutuskan untuk mengangkat aku sebagai jenderal batalion."Dalam pertempuran pertama di luar kota, Doddy mengalahkan Raharja si jenderal pengkhianat dan membunuh hampir 100 prajurit kavaleri bangsa Agrel. Dalam pertempuran kedua di dalam kota, Doddy juga membunuh hampir 100 prajurit kavaleri bangsa Agrel.Dalam pertempuran ketiga, markas bangsa Agrel berhasil dihancurkan dan dalam pertempuran keempat, Perbatasan Loko direbut kembali. Dalam empat pertempuran itu, Doddy membunuh hampir 400 orang prajurit elite bangsa Agrel. Jumlah musuh yang dia bunuh adalah yang kedua terbanyak setelah Panglima Yudha.Jadi, meskipun Doddy hanya rakyat biasa, menteri perang membuat pengecualian dan memberinya jabatan militer tingkat keenam

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 415

    Namun, jika Danu juga pergi ke ibu kota, siapa yang akan bertanggung jawab melindungi Kak Wira dengan mempertaruhkan nyawanya? Baik dia maupun ayahnya tidak bisa memercayai orang luar."Jangan khawatir, setelah kita punya cukup personel, kamu juga bisa keluar dan belajar banyak hal!" ujar Wira. Sambil menepuk bahu Danu, Wira mengubah topik pembicaraan dengan berkata, "Minta semua orang tidur lebih awal malam ini. Kita akan mengangkut garam ke kota besok pagi. Sudah saatnya kita membeli beberapa toko."Tanggung jawab atas hal-hal ini awalnya hendak Wira serahkan kepada Dian, tetapi sekarang Wira terpaksa harus mengurusnya sendiri. Wira sedikit kerepotan.Ada banyak orang di bawah komando Wira, tetapi tidak satu pun dari mereka yang benar-benar mengerti tentang bisnis. Kemampuan Pasukan Zirah Hitam dan prajurit veteran dalam membunuh musuh dan mengawal tidak perlu diragukan lagi. Namun, mereka sama sekali buta soal bisnis.Saat ini, satu-satunya orang yang tahu cara berbisnis adalah Lest

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 416

    Orang-orang terpelajar zaman kuno seperti ini bahkan harus membuat puisi untuk mengantar orang lain saat berpisah. Kalau tahu begitu, lebih baik Wira tidak datang.Iqbal langsung berkata, "Tuan, kalau kamu bicara begini, aku akan membongkar rahasiamu. 'Empat Kalimat Wahyudi' yang kamu buat dan 'Mengenang Dirga' dari Gedung Asosiasi Puisi Naga sudah lama tersebar. Kamu masih bilang kamu nggak bisa membuat puisi.""Apa?" seru para petugas pengadilan daerah yang terkejut. Mereka juga merupakan orang yang terpelajar. Meskipun tidak bisa mengikuti ujian kenegaraan, mereka pernah mendengar "Empat Kalimat Wahyudi" dan "Mengenang Dirga".Puisi-puisi yang hebat ini sangatlah terkenal. Tidak disangka, ini semua adalah karya Wira.Fadil mengembuskan napas lega, lalu membatin, 'Selama ini, aku pikir Wira punya senjata andalan, makanya Pak Iqbal begitu menghormati Wira. Ternyata hanya karena Wira mempunyai bakat seni. Kalau begitu, aku nggak perlu takut dengan Wira.'Regan juga diam-diam berpikir,

Bab terbaru

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3200

    Mendengar kata dari selatan ke utara, Zaki dan Joko langsung tertegun dan kembali melihat peta di depan mereka.Setelah mengamati petanya dari sudut pandang berbeda, Zaki langsung terkejut sampai keringat dinginnya mengalir dan berkata dengan pelan, "Aku mengerti sekarang. Kalau tebakanku benar, mereka akan memblokir kita sepenuhnya di wilayah utara kalau mereka berhasil merebut Gunung Linang ini. Dengan begitu, seluruh wilayah dari Gunung Linang ke selatan akan dikuasai Wira."Mendengar perkataan itu, Darsa tersenyum.Setelah mendengar analisis Zaki, Joko yang berdiri di samping juga akhirnya mengerti situasinya dan berkata, "Ternyata begitu. Kalau begitu, selama pasukan Wira belum berhasil merebut Pulau Hulu dan bergerak ke Gunung Linang, mereka akan terus menyerang kita, 'kan?"Mendengar perkataan itu, semua orang tersenyum.Sementara itu, Darsa menganggukkan kepala dan berkata, "Benar. Sekarang mereka sudah menggunakan rencana saluran air dan kavaleri untuk menyerang kita pun masih

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3199

    Zaki menambahkan, "Benar. Tuan, setelah memenangkan pertempuran ini, Wira pasti akan langsung pergi. Dia mana mungkin melancarkan serangan kedua."Mendengarkan perkataan keduanya, Darsa tersenyum dan berkata, "Aku tentu saja sangat yakin. Apa kalian tahu kenapa Wira bisa menyerang kita?"Kedua orang itu langsung tertegun sejenak karena sebelumnya mereka memang tidak memikirkan alasan di balik serangan itu.Zaki langsung tercengang sejenak, lalu berkata, "Tuan, bukankah mereka menyerang karena ingin merebut Pulau Hulu ini? Apa mereka punya tujuan lain?"Mendengar pertanyaan itu, Darsa tersenyum. Namun, dia tidak langsung menjawab, melainkan menatap Joko dan berkata sambil tersenyum, "Menurut kalian?"Joko juga tertegun karena dia tidak menyangka Darsa akan melemparkan pertanyaan ini padanya. Setelah berpikir sejenak, dia baru menjawab, "Menurutku, Wira memang ingin merebut Pulau Hulu ini. Tapi, apa mereka ada rencana di balik ini, aku masih belum terpikirkan."Semua orang juga langsung

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3198

    Mendengar Darsa memuji dan bahkan memberikan penilaian yang sangat tinggi terhadap orang yang bernama Adjie ini, Zaki mengernyitkan alis dan berkata, "Tuan, kenapa kamu malah memuji musuh kita? Menurutku, nggak peduli siapa pun dia, tombakku ini pasti akan membunuhnya."Semua orang sudah terbiasa dengan temperamen Zaki yang buruk, sehingga kebanyakan dari mereka hanya tersenyum.Beberapa saat kemudian, Joko yang berdiri di samping pun tersenyum dan berkata, "Orang ini memang pandai menyusun strategi. Kalau tebakanku nggak salah, rencana membuka saluran air ini pasti ide dari Adjie, 'kan?"Joko menatap Guntur yang sedang berlutut saat mengatakan itu, jelas sedang bertanya pada Guntur.Setelah tertegun sejenak, Guntur baru berkata, "Benar, dia juga yang mengatur strategi penyerangan kami tadi. Tapi, kami benar-benar nggak menyangka dia bisa begitu keterlaluan sampai menjadikan orang-orang dari Desa Riwut sebagai umpan."Zaki mendengus, lalu langsung menendang Guntur dan berteriak dengan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3197

    Mendengar perkataan Darsa, semua orang menganggukkan kepala. Menurut mereka, apa yang dikatakan Darsa memang masuk akal.Pada saat itu, pintu tenda tiba-tiba terbuka dan Joko berjalan masuk. Setelah memberi salam pada Zaki, dia menatap Darsa dan berkata, "Aku sudah menangani semua perintah Tuan Darsa, sekarang tinggal menunggu laporan dari mata-mata. Kami sudah mengerahkan banyak mata-mata. Kalau ada informasi, mereka pasti akan segera melaporkannya."Mendengar laporan itu, Darsa merasa sangat puas. Dia menatap semua orang dan berkata, "Baiklah. Karena semuanya sudah diatur, sekarang kita akan menyusun rencana perang. Bisa dipastikan para perampok di Desa Riwut sudah bergabung dengan pasukan Wira. Apa kita berhasil menangkap salah satu dari mereka?"Tepat pada saat itu, salah seorang wakil jenderal yang bertugas untuk membersihkan medan perang memberi hormat dan berkata, "Tuan, sebelumnya kami memang berhasil menangkap satu tahanan. Orang ini tadinya berpura-pura mati, tapi untungnya p

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3196

    Mendengar perkataan itu, Darsa menganggukkan kepala. Melihat Joko hendak pergi, dia baru teringat sesuatu dan perlahan-lahan berkata, "Oh ya. Setelah selesai mengatur semuanya, datang lagi ke sini. Aku harus merencanakan beberapa hal lagi untuk langkah selanjutnya.""Baik!" jawab Joko.Setelah Joko pergi, Darsa mengernyitkan alis. Pada saat itu, dia melihat Zaki masuk dari luar. Dia langsung tertegun sejenak saat melihat Zaki, lalu bertanya, "Bagaimana? Pikiranmu sudah jernih?"Mendengar pertanyaan Darsa, Zaki menganggukkan kepala dan langsung berkata sambil memberi hormat, "Tuan Darsa, maaf, sebelumnya aku memang terlalu gegabah. Tapi, kali ini ada begitu banyak saudara kita yang tewas, aku benar-benar merasa nggak rela."Darsa tersenyum, lalu berkata, "Hehe. Ini bukan masalah, kita akan membalasnya lain kali. Kali ini mereka memang menang, tapi menang dan kalah adalah hal yang biasa dalam dunia peperangan. Kalau kamu putus asa dan hanya memikirkan soal balas dendam karena kekalahan k

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3195

    Setelah pasukan utara kembali ke kemah, Darsa tidak bisa menahan amarahnya saat melihat ekspresi Zaki dan berkat, "Zaki, sebagai jenderal garis depan, kenapa kamu begitu gegabah? Musuh pasti sudah menyiapkan jebakan di depan makanya mereka mundur, tapi kamu malah masih ingin membawa pasukan untuk mengejar mereka."Mendengar perkataan itu, wajah Zaki langsung memerah. Setelah terdiam sejenak, dia baru berkata, "Kali ini memang aku yang salah perhitungan. Tapi, musuh kita benar-benar licik. Kalau kita terus membiarkan mereka begitu, kita akan terus dipermainkan mereka."Ekspresi Darsa langsung terlihat kecewa dan berkata dengan marah, "Tipu muslihat adalah hal yang biasa dalam perang dan ini sudah menjadi aturan sejak dulu. Apa yang kamu pikirkan? Aku beri tahu kamu, aku akan melupakan kesalahanmu kali ini kalau kamu bisa menyelesaikan masalah ini dengan baik."Darsa mendengus, lalu menoleh pada Joko dan berkata dengan pelan, "Bawa orang-orangmu untuk menghitung jumlah korban dan pasukan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3194

    Pengirim pesan itu segera memberi hormat, lalu langsung berjalan keluar.Setelah pengirim pesan itu pergi, Darsa baru menghela napas. Saat ini, semuanya sudah direncanakan, tetapi tergantung pada takdir apakah ini akan berhasil atau tidak. Jika 10 ribu pasukan ini masih tidak bisa membawa kembali Joko dan Zaki, situasinya akan makin merepotkan.Saat itu, Wira yang berada di medan perang tiba-tiba menoleh dan melihat musuh sudah mengerahkan tambahan 10 ribu pasukan pun terkejut karena hal ini di luar perkiraannya. Dia tidak menyangka musuh masih memiliki pasukan sebanyak ini dan sebelumnya mereka juga sudah menunjukkan kekuatan yang luar biasa. Mengapa mereka tidak langsung mengerahkan seluruh pasukan?Sebelumnya, Wira dan pasukannya sudah berhasil menghancurkan semangat bertarung pasukan utara. Namun, begitu melihat musuh mendapat pasukan tambahan lagi sekarang, mereka langsung terkejut. Mereka tidak menduga musuh mereka ternyata begitu hebat.Tepat pada saat itu, salah seorang yang te

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3193

    Begitu kedua belah pihak bertabrakan, suara benturannya langsung bergema dan kekuatan yang dahsyat membuat keduanya terlempar dari kuda mereka.Joko bisa begitu dipercaya Darsa karena ternyata kekuatannya memang luar biasa. Dia mendengus, dan segera memutar tubuhnya sambil mengayunkan senjatanya, lalu mendarat di tanah. Serangannya seharusnya sudah sangat cepat, tetapi dia tidak menyangka Arhan malah lebih cepat. Saat kakinya menyentuh tanah, Arhan sudah kembali menyerangnya.Keduanya bertarung dengan sangat sengit, membuat suasana medan perang menjadi makin kacau.Namun, pertarungan antara kedua orang itu malah membuat pasukan utara makin terdesak. Menurut mereka, kekuatan musuh mereka ini benar-benar luar biasa. Bahkan ada salah seorang prajurit yang berkata, "Kenapa pasukan musuh begitu kuat? Ini benar-benar merepotkan."Banyak prajurit lainnya yang menganggukkan kepala juga. Menurut mereka, kemampuan pasukan musuh kali ini benar-benar sangat hebat dan di luar perkiraan mereka. Bahk

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3192

    Hayam menganggukkan kepala setelah mendengar Adjie berkata seperti itu, lalu segera berbalik dan memimpin pasukannya mendekati Wira.Saat melihat Agha juga memimpin pasukan untuk datang mengepung, Darsa yang berada di dalam tenda langsung terkejut. Dia selalu mengira bala bantuan dari pihak musuh hanya pasukan kavaleri yang bersembunyi di kegelapan, tetapi ternyata masih ada begitu banyak infanteri.Ekspresi Darsa langsung menjadi muram saat teringat dengan banjir yang tiba-tiba terjadi sebelumnya. Setelah tertegun sesaat, dia akhirnya menyadari semua itu adalah bagian dari jebakan yang sudah direncanakan musuh. Dia langsung berteriak dengan lantang, "Joko, bantu Zaki untuk mundur, sekarang bukan saatnya untuk menyerang."Ekspresi Joko berubah, lalu menganggukkan kepala dan berkata, "Baik, kita akan segera menerobos keluar."Namun, saat melihat pasukan musuh, seseorang yang berada di samping Joko berkata, "Sialan. Kita benar-benar nggak menyangka hal ini, tapi kekuatan mereka memang lu

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status