Share

Bab 400

Author: Arif
last update Last Updated: 2023-09-30 18:00:01
Di saat yang lainnya masih mengerutkan alis bingung, Lestari langsung menjawab, "Harga seikat kain linen 300 sampai 400 gabak. Harga seikat kain katun 700 sampai 800 gabak, harga seikat sutra sekitar 1.005 gabak. Sekilo kapas harganya sekitar 400 gabak. Kak Wira, kenapa kamu menanyakan hal ini?"

Orang-orang lainnya juga tampak terkejut. Mereka bertanya-tanya apa maksud Wira dengan menanyakan hal ini.

Wira mengerutkan alis dan berkata, "Apa kalian pernah perhatikan, semua orang yang datang ke rapat tadi nggak memakai pakaian yang cukup hangat?"

Sekarang sudah memasuki akhir musim dingin. Banyak anggota tim penangkap ikan, tim penjual ikan, dan tim pengawal yang masih mengenakan pakaian tipis. Mereka semua hanya mengandalkan api untuk menghangatkan diri.

Semua orang mengangguk heran, lalu Gavin berkata, "Meskipun semua orang mendapatkan banyak uang dalam dua bulan terakhir, mereka nggak tahu berapa lama situasi ini akan bertahan. Jadi, mereka nggak berani membelanjakan uang itu. Lagi pul
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 401

    Wira mendesah, lalu berkata, "Nggak ada! Kalau sekarang kamu menyanderaku, mungkin kamu bisa mendapatkan seekor kuda dan menungganginya pulang ke Yispohan malam ini!"Sebenarnya, Wira agak menyesal telah menyandera bandit wanita ini. Meri menguasai seni bela diri sehingga Wira harus mengutus orang secara khusus untuk mengawasinya. Kalau tidak, mungkin Meri bisa membuat keributan.Sekarang, Wira sedikit menyesal. Seharusnya, waktu itu dia berusaha menguasai Yispohan dan membereskan semua bandit.Meri pun mundur untuk menjaga jarak dengan Wira. Dia menyahut, "Aku nggak akan terjebak. Kamu pasti sudah menyiapkan rencana dan menungguku masuk jebakan!"Wira merasa tidak berdaya. Padahal dia sedang berkata jujur. Kemudian, Wira mengubah topik pembicaraan, "Nggak masalah kalau kamu nggak percaya. Aku memintamu tinggal karena mau minta bantuanmu untuk menjaga adik sepupuku."Meri menimpali seraya mengerutkan dahi, "Menjaga adik sepupumu? Maksudmu gadis yang terus mengikutimu tadi?"Wira mengan

    Last Updated : 2023-09-30
  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 402

    Lestari menceritakan kejadiannya secara garis besar, "Keluarga Sutedja mau merebut ....""Kamu masih bisa bertahan setelah mengalami begitu banyak siksaan. Hebat juga kamu!" puji Meri. Setelah itu, dia berkata lagi dengan marah, "Keluarga Sutedja dan Radit benar-benar berengsek. Nanti, aku akan mengumpulkan pasukan untuk membalas mereka!"Lestari yang terkejut berujar, "Mengumpulkan pasukan? Kak, kamu kerja apa?"Meri berdeham, lalu menyahut dengan wajah memerah, "Aku ... maksudku, aku akan bantu kamu mengumpulkan pasukan kakakmu."Lestari menimpali seraya tersenyum, "Nggak perlu. Hari ini, Kak Wira pergi pengadilan daerah dan sudah memusnahkan Keluarga Sutedja. Dia juga memenjarakan Radit.""Eh?" Meri tercengang. Wira memang benar-benar hebat. Dia bisa memusnahkan keluarga kaya kabupaten dan memenjarakan pejabat sipil pengadilan daerah.Tindakan Wira benar-benar membuat orang ketakutan. Kemudian, Meri dan Lestari pun tidur bersama setelah mandi. Lestari yang penasaran bertanya lagi, "

    Last Updated : 2023-10-01
  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 403

    Raja Bakir tidak percaya bahwa kebijakan ini merupakan ide Wira. Dia tetap menganggap Putro yang diam-diam merencanakan ini agar bisa mendukung Wira masuk ke istana. Dengan demikian, Putro bisa mengontrol urusan pemerintahan.Kemal memberi saran, "Yang Mulia, sudah saatnya memberi gelar untuk Tuan Wahyudi. Dia membuat kebijakan untuk pemerintah lagi. Kalau kebijakan ini terus dijalankan, pasti bisa mengatasi kesulitan pemerintah dan menghilangkan kekesalan rakyat. Sekali merengkuh dayung, dua tiga pulau terlampaui."Suhendra dan Tirta juga sama-sama mengangguk. Kebijakan ini memang tidak bisa menyelesaikan masalah dalam jangka waktu panjang seperti peraturan pajak bumi dan ketentuan yang mengharuskan pejabat untuk membayar pajak. Namun, kebijakan ini cukup efektif dalam jangka waktu pendek.Sementara itu, Ardi malah berkomentar dengan ekspresi datar, "Yang Mulia, menurut saya, kebijakan ini hanya memberikan keuntungan kecil, tapi tidak adil. Orang yang membuat kebijakan ini pasti berni

    Last Updated : 2023-10-01
  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 404

    Ekspresi Ardi, Dimas, Jerry, dan Heri tampak datar. Namun, mereka diam-diam mencibir. Kekuatan militer adalah kekuasaan raja. Siapa pun yang berani menyentuh pasukan militer berarti cari mati!Pemerintah hanya memberikan kompensasi tidak sampai 10 ribu gabak. Sementara itu, Wira memberi prajurit begitu banyak uang secara pribadi. Bukankah tindakan Wira ini mempermalukan pemerintah?"Yang Mulia, jangan marah. Masalah ini pasti ada tujuan lainnya. Izinkan saya menjelaskannya," kata Kemal.Kemudian, Kemal mengeluarkan selembar surat dari saku dengan tenang, lalu menjelaskan, "Sebelum perang, Tuan Wahyudi, Panglima Yudha, dan para prajurit mengumpulkan uang untuk membeli properti milik keluarga besar dengan harga murah.""Pertama, mereka berniat membantu meringankan beban pemerintah. Kedua, mereka mau memberikan jaminan kepada para prajurit yang terluka dan meninggal. Bagaimanapun, prajurit-prajurit ini berusaha mati-matian untuk mempertahankan kota. Jadi, Tuan Wahyudi dan lainnya berniat

    Last Updated : 2023-10-01
  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 405

    Sebuah kereta kuda memasuki Dusun Darmadi, lalu Kaesang turun dari kereta. Dia mulai mengamati sekeliling. Sebelum datang, Kaesang berpikir, orang berbakat seperti Wira berasal dari tempat indah seperti apa?Ternyata, posisi geografis Dusun Darmadi sangat biasa. Malahan warganya yang berbeda. Mereka mengenakan pakaian yang rapi dan tebal, tangan dan wajah mereka juga dicuci bersih. Selain itu, wajah mereka juga sedikit berisi, tidak seperti warga di tempat lain yang sangat kurus.Rumah baru sedang dibangun di berbagai tempat. Warga yang bekerja tampak bersemangat. Terdengar suara anak-anak yang sedang belajar di beberapa rumah baru, juga ada pemuda yang sedang belajar bertarung.Bahkan, ada pekerja yang menggerakkan jarinya saat berjalan. Orang itu sedang belajar menulis. Dusun ini tampak sangat makmur, seperti dunia sejahtera yang disebutkan kaum intelektual.Kaesang yang melihat kondisi ini merasa antusias. Dia menghampiri warga dusun di jalan beberapa kali untuk mencari tahu informa

    Last Updated : 2023-10-01
  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 406

    Pria bejat biasanya akan terlihat lesu, bermata keruh, dan kehilangan semangat. Namun, ketika Agus datang ke pengadilan daerah untuk bertemu dengan Wira terakhir kali, dia terlihat bersemangat dan jelas bukan tipe pria yang hanya tergila-gila pada wanita."Sobat, kamu sudah salah paham!" ucap Kaesang. Agus menyangkal dengan nada penuh waspada, "Kalau Wira bukan tipe orang yang hanya tergila-gila pada wanita, bagaimana mungkin dia akan berani merampok putri Tuan Boris dari kota kecamatan tiga tahun lalu, kalaupun risikonya adalah pemenggalan kepala?"Kaesang tercengang. Tiga tahun lalu, siapa pun yang berani menikahi putri Boris bisa dianggap bernyali sangat besar.Agus menimpali, "Dua bulan yang lalu, dia pergi ke bordil selama tiga hari bersama seorang pemuda dari desa kami sebelum akhirnya kembali. Tiga hari! Doddy yang sangat gagah itu pulang dengan kaki gemetar!"Sembari mengulurkan tiga jari, Agus berkata dengan ekspresi iri, "Juga, belum lama ini, ada dua wanita cantik dari Kota

    Last Updated : 2023-10-01
  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 407

    Kaesang tampak tersenyum, "Di seluruh negeri, ada setidaknya puluhan lokasi tambang giok air. Yang paling dekat dengan Tuan ada di Pegunungan Jatta, Kota Pusat Pemerintahan Lokana, Kabupaten Hiloka. Tapi, giok air nggak berharga dan nggak berguna, jadi kenapa Tuan tertarik padanya?""Kota Pusat Pemerintahan Lokana, Kabupaten Hiloka!" seru Wira. Kabupaten Hiloka hanya berjarak sekitar 160 kilometer dari sini. Mata Wira pun tampak berbinar-binar. Dia segera menangkupkan tangan sembari berkata, "Aku hanya tiba-tiba merasa tertarik. Terima kasih atas informasinya. Aku masih punya urusan lain, jadi kamu bisa pergi sekarang!""Loh?" Kaesang kebingungan. Usai menanyakan hal yang membuatnya penasaran, Wira pun enggan berurusan lagi dengannya. Kaesang sungguh tidak bisa berkata-kata. Dia segera mengejar Wira dan berkata, "Tuan, apa kamu tertarik dengan giok air dan ingin mengumpulkannya di Kabupaten Hiloka? Biar kuberi tahu, jangan pernah pergi ke sana!"Langkah Wira tampak berhenti, lalu dia b

    Last Updated : 2023-10-01
  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 408

    "Nggak mau!" Meri langsung menolak tanpa ragu! Wira yang tidak tahu malu itu bahkan menghampirinya ke rumah. Membuat kesepakatan dengan Wira pasti hanya akan merugikan Meri!Wira juga tidak marah, sebaliknya dia berkata, "Gantikan aku untuk pergi ke Kabupaten Hiloka. Cari tahu apa yang terjadi di sana, setelah itu aku akan memulangkanmu ke Yispohan.""Cari tahu situasi di Kabupaten Hiloka?" tanya Meri mengernyit. Kemudian, dia bertanya dengan kaget, "Apa yang mau kamu lakukan? Kamu ingin mencelakai Kak Wolfie?"Wira bertanya, "Dia memang memberontak, tapi nggak pernah menggangguku. Jadi, untuk apa aku mencelakainya?" Dia mengalihkan topik pembicaraan dengan berkata, "Kalau kamu nggak mau, ya sudah. Tinggal saja di Dusun Darmadi untuk merayakan tahun baru!"Alasan Wira ingin mencari tahu situasi di Kabupaten Hiloka, salah satunya karena ada tambang kuarsa yang digunakan untuk membuat kaca. Selain itu, untuk pergi ke kota provinsi dan menjemput Wulan, Wira harus melewati Kabupaten Hiloka

    Last Updated : 2023-10-02

Latest chapter

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2918

    Saat ini, para prajurit baru tersadar kembali dan menyerbu ke arah Wira dan lainnya.Sayangnya, meskipun mereka adalah prajurit elite pilihan Caraka, mereka tidak mungkin bisa menghentikan kecepatan Agha dan Dwija.Agha adalah orang terkuat, sedangkan Dwija adalah pendekar terhebat. Ini adalah kombinasi yang tak terkalahkan.Sesaat kemudian, para prajurit pun tumbang. Semuanya terbunuh dengan satu serangan.Tentunya, orang-orang seperti ini tidak perlu dikasihani. Mereka telah lama mengikuti Caraka dan tangan mereka telah ternodai oleh darah. Sayangnya, selagi mereka bertarung, Panji dan Caraka berhasil melarikan diri."Kak, mereka berhasil lolos," ujar Agha yang berdiri di samping Wira dengan kesal.Wira menepuk bahunya sambil tersenyum. "Nggak apa-apa, semuanya sesuai dugaanku. Biarkan saja mereka. Kalau Panji bisa ditangkap semudah itu, justru aku bakal curiga."Agha menghela napas. "Padahal kita sudah hampir berhasil. Sayang sekali!"Wira menggeleng. "Kamu sudah lupa pada kemampuan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2917

    Sejak tadi, Wendi terus mengamati mereka. Segala sesuatu tidak luput dari pandangannya. Karena makhluk beracun itu terus melindungi matanya, Itu berarti kelemahannya terletak di mata. Ini adalah kesempatan bagi mereka untuk mengalahkan musuh!Wira mengangguk, lalu memasukkan tangannya ke saku untuk mengambil pistol.Hanya saja, sekarang Wira masih harus menunggu. Dia tidak boleh bertindak gegabah supaya musuh tidak berwaspada padanya. Serangan ini harus diam-diam dan mendadak!Sesaat kemudian, makhluk beracun itu meninju dada Agha, membuat Agha terpental. Saat berikutnya, Dwija langsung mengambil kesempatan untuk menyerang mata monster itu.Ketika Dwija hendak mengambil tindakan, Wira sontak berseru, "Minggir!"Dwija buru-buru menarik pedangnya dan mundur sepuluh langkah. Dia tiba di hadapan Agha dan memapahnya.Dor! Terdengar suara tembakan. Wira telah menarik pelatuknya dan pelurunya mengenai mata monster itu secara akurat!Seketika, makhluk beracun itu berhenti bergerak dan berlutut

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2916

    "Aku rasa matanya terlihat sangat lemah. Kalian boleh coba serang matanya. Mungkin itu kelemahannya," ujar Wendi yang tatapannya tertuju pada mata makhluk beracun itu.Tubuh makhluk beracun itu dilapisi oleh zirah, ditambah lagi kekuatan fisiknya sangat mengerikan. Tentu sulit untuk menghancurkan pertahanannya. Jadi, kelemahannya mungkin bukan di tubuhnya. Matanya adalah kemungkinan terbesar.Hanya saja, Wendi tidak dapat memastikan spekulasinya untuk sekarang. Mereka harus bertarung untuk membuktikannya.Saat Agha dan Dwija hendak menyerang, Wendi berpesan, "Kalian harus akhiri pertempuran ini secepat mungkin. Kalau dia membuang-buang waktu kalian, kalian sebaiknya mundur.""Tubuh manusia punya batasan, sedangkan tubuh monster ini sudah melampaui manusia. Di beberapa aspek, dia nggak tergolong manusia lagi.""Kalau kalian nggak mengakhiri pertempuran dengan cepat, kalian sendiri yang bakal rugi."Agha dan Dwija bertatapan sesaat, lalu sama-sama mengangguk. Saat berikutnya, keduanya sa

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2915

    Sebelumnya Agha menggunakan senjata, tetapi masih tidak bisa mengalahkan monster di depannya ini. Kini, dia harus bertarung dengan tangan kosong. Agha tidak punya keyakinan untuk menang.Namun, Wira berdiri tepat di belakangnya. Meskipun tidak bisa bertahan, Agha tetap harus melindungi Wira.Agha telah berjanji kepada Danu dan lainnya, sekalipun harus mengorbankan nyawanya, keselamatan Wira tetap harus terjamin. Dia tidak bisa membiarkan Wira berada dalam bahaya atau dirinya akan menjadi pendosa!"Kak, Kamu dan Wendi pergi saja dulu. Serahkan semuanya kepadaku dan Dwija. Kami pasti bisa melawan mereka. Setelah membereskan mereka, kami akan menyusul kalian," ucap Agha dengan tegas.Dwija menggenggam pedangnya dengan erat sambil mengangguk dengan tegas."Sebelumnya aku sudah dengar tentang kehebatan monster ini. Senjata sekalipun nggak bisa melukainya. Aku nggak percaya ada monster sehebat itu di dunia.""Sekarang, aku akhirnya punya kesempatan untuk melihatnya. Aku tentu harus bekerja s

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2914

    "Selain kabut yang agak tebal, sepertinya nggak ada apa-apa di sini," ujar Agha sambil menggaruk kepalanya."Justru kabut di depan ini yang membuatku merasa ada yang nggak beres." Wendi mengernyit, lalu mengeluarkan sebuah botol porselen dari sakunya.Kemudian, dia segera mengeluarkan empat butir pil dari dalam. Setelah memakan sebutir, dia membagikan sisanya kepada mereka."Kabut ini beracun. Kalian cepat makan pil ini." ucap Wendi untuk memperingatkan.Tanpa ragu sedikit pun, Wira dan lainnya segera menelan pil itu.Wendi ahli dalam racun. Dia tentu bisa mendeteksi jika ada racun di kabut ini. Trik licik seperti ini tidak ada apa-apanya di hadapan Wendi.Ekspresi Wira menjadi sangat suram. "Ternyata ada orang yang ingin menghalangi jalan kita. Sepertinya jejak kita terdeteksi musuh."Saat berikutnya, terdengar tawa yang keras. Yang muncul di depan mereka tidak lain adalah Panji dan Caraka. Di belakang mereka terdapat banyak orang.Seiring dengan kemunculan mereka, kabut beracun itu p

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2913

    Ini adalah kesempatan terbaik bagi mereka untuk bertindak!Jika mereka bisa membunuh Wira, anak buahnya tidak mungkin bisa apa-apa lagi. Dengan begitu, Provinsi Lowala dan Provinsi Yonggu akan jatuh ke tangan mereka!Ketika saat itu tiba, di seluruh sembilan provinsi, siapa yang bisa menandingi Senia? Kerajaan Agrel akan menyapu sembilan provinsi dan Senia akan menjadi penguasa baru!"Apa Wira dan lainnya benaran akan datang? Kalau perjalanan mereka tertunda, apa kita harus terus menunggu di sini?"Caraka bertanya sambil minum teh. Nada bicaranya terdengar tidak sabar. Karena kali ini mereka tidak membawa banyak orang, mereka tidak sepenuhnya menguasai informasi tentang Wira dan lainnya, hanya bisa menuruti spekulasi Panji.Panji mengusap janggutnya sambil tertawa. Kemudian, dia menyahut, "Nggak usah cemas. Dengan kecerdikan Wira, aku rasa nggak sulit bagi dia untuk tahu dari mana aku berasal.""Lembah Duka memang tempat yang sangat misterius, tapi banyak orang yang tahu keberadaannya.

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2912

    Wira melirik ketiga orang itu sejenak, lalu menggeleng dengan putus asa. Orang-orang ini benar-benar seperti hantu kelaparan! "Kak, kulihat kamu bicara lama dengan pelayan tadi. Apa kamu sudah dapat informasi?" tanya Agha sambil membersihkan giginya dengan tusuk gigi dan beralih menatap Wira.Wira mengangguk, lalu menyahut, "Aku sudah tanya semuanya. Orang-orang yang menguasai kemampuan aneh itu berasal dari tempat yang disebut Lembah Duka. Lembah itu terletak di Provinsi Tengah.""Kalau kita ingin menyelidiki tentang Panji dan mencari cara untuk melawannya, kita harus pergi ke Provinsi Tengah dan mencoba masuk ke Lembah Duka!""Asalkan kita bisa masuk ke Lembah Duka, nggak peduli siapa sebenarnya Panji atau seperti apa hubungannya dengan orang-orang di sana, setidaknya misi kita sudah selesai setengah. Tentunya, kita akan menemukan cara untuk melawan Panji!"Mengetahui informasi musuh adalah kunci kemenangan. Karena orang-orang di Lembah Duka tidak sembarangan terlibat dengan urusan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2911

    "Provinsi Tengah? Sebaiknya lupakan saja deh ...." Wira menggeleng dan menghela napas. "Dengar-dengar, Provinsi Tengah memang makmur dan kaya, juga merupakan pusat dari wilayah barat. Banyak orang yang datang ke wilayah barat pasti pergi ke Provinsi Tengah.""Harus kuakui bahwa tempat itu memang bagus, tapi aku punya satu kekhawatiran, yaitu ...." Wira sengaja memperpanjang suaranya, lalu melanjutkan, "Katanya di sana ada banyak masalah dan banyak orang lokal yang menguasai ilmu hitam. Mereka biasanya tinggal di Provinsi Tengah.""Kita yang baru datang ini masih asing dengan wilayah barat. Kalau kita sampai menarik perhatian orang-orang seperti itu, bukankah kita akan celaka?""Pada akhirnya, kita malah cuma buang-buang tenaga, bahkan bisa kehilangan nyawa. Kalau begitu, untuk apa kita susah payah datang ke wilayah barat?"Saat berbicara, Wira terus mengamati pelayan di depannya, sembari mencoba menebak pikirannya.Daripada langsung bertanya tentang orang-orang yang menguasai kemampuan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2910

    Wira sampai tidak tahu harus bagaimana menghadapi adiknya yang satu ini!Tidak lama kemudian, mereka menemukan sebuah penginapan dan segera mengurus prosedur menginap.Setelah selesai menata barang, mereka turun ke lantai bawah dan segera memesan beberapa makanan. Agha pun makan dengan lahap."Kelihatannya sederhana saja, tapi rasanya lumayan enak! Kalian juga makan yang banyak!" ucap Agha sambil makan.Wira sama sekali tidak menghiraukannya dan malah menatap pelayan penginapan yang sedang berdiri di depan pintu.Karena di dalam penginapan tidak ada banyak orang, pelayan itu terlihat cukup santai dan sedang berdiri di depan pintu menikmati angin.Sekarang musim panas di wilayah barat. Wira dan lainnya juga tidak tahan menghadapi suhu yang terlalu tinggi ini, apalagi pelayan yang harus bekerja.Wira meletakkan peralatan makannya, lalu mendekati pelayan itu. Sambil tersenyum, dia bertanya, "Sobat, aku rasa kamu bukan orang asli sini, 'kan?""Benar, penilaianmu tajam sekali! Aku memang bu

DMCA.com Protection Status