Giandra tahu jika dia mengirim 10.000 kavaleri lagi ke kota, mereka mungkin bisa mengalahkan Yudha. Namun, sekarang dia hanya memiliki 30.000 kavaleri yang tersisa. Jika 10.000 prajuritnya kembali dikalahkan, hanya ada 20.000 orang yang tersisa.Masih ada hampir 30.000 prajurit di kota ini. Bahkan jika Yudha dan yang lainnya dikalahkan, bagaimana mereka bisa menghadapi sisanya? Perang atrisi seperti ini sama sekali tidak ada artinya. Pasukan bangsa Agrel perlahan mundur, lalu menara kota yang berat perlahan menutup.Melihat Yudha, Pasukan Zirah Hitam, dan pasukan berbaju zirah di menara kota yang berlumuran darah, para prajurit biasa, prajurit yang kalah, dan rakyat di kota tidak bisa menahan diri untuk berseru, "Panglima Yudha perkasa!"Di menara kota, Yudha justru berteriak keras, "Tuan Wahyudi perkasa!""Tuan Wahyudi perkasa!" Para veteran Pasukan Zirah Hitam dan pasukan berbaju zirah yang tersisa dan tengah berbaring di tembok kota berteriak sekuat tenaga dengan sisa kekuatan merek
Sekelompok petugas pengadilan yang dipimpin oleh seorang kepala petugas patroli menerobos masuk. Suryadi bangkit dan menangkupkan tinjunya tanda hormat, lalu berkata dengan alis berkerut, "Ada masalah apa, Bapak-bapak sekalian?"Kalaupun ada masalah, tidak bisakah mereka mengetuk pintu? Dilihat dari sikap para petugas pengadilan yang tidak sopan itu, pasti ada sesuatu yang tidak beres.Pemimpinnya, Lisun Pandit, berkata dengan ekspresi serius, "Suryadi, kamu telah melakukan kejahatan!""Kejahatan apa?" tanya Suryadi sambil mengerutkan alis.Untuk membuat Pedang Treksha, Suryadi terus tinggal di Dusun Darmadi, tempat tungku pembakaran baru telah dibangun. Dia baru kembali beberapa hari untuk beristirahat dan mengurus pernikahan dengan Santi."Cari!" perintah Lisun. Dia tidak langsung memberikan penjelasan pada Suryadi, melainkan melambaikan tangan dan memberi perintah pada anak buahnya. Sekelompok petugas patroli itu berpura-pura mencari sesuatu."Sudah dapat!" ujar seorang petugas patr
"Aku tahu Ayah dijebak. Ada yang mau merebut barang yang ditinggalkan Tuan Wira!" ujar Lestari.Iqbal berkata dengan serius, "Kamu pulang saja. Lihat siapa yang cari kamu dan apa yang dia minta. Dengan begitu, kamu bisa tahu siapa yang menjebak ayahmu. Kamu nggak perlu mengkhawatirkan ayahmu di penjara, aku akan suruh orang untuk menjaganya.""Aku juga nggak akan membiarkan dia dihukum mati. Kamu nggak usah takut, aku akan mengutus kepala petugas patroli untuk diam-diam mengikutimu saat pulang. Mengenai Tuan Wira, kamu nggak perlu khawatir. Dia itu orang yang berbakat. Kalau orang lain bisa kabur, dia juga pasti bisa," lanjut Iqbal."Terima kasih, Pak Iqbal," ucap Lestari. Dia berdiri dan pulang ke rumah.Kemudian, Hendra datang dan bertanya, "Lestari, bagaimana?"Setelah diperingati oleh Iqbal, wajah Lestari tampak galak. Dia berseru, "Ternyata kamu yang suruh orang untuk menjebak ayahku!""Apanya menjebak? Memangnya kamu punya bukti?" sahut Hendra.Hendra tersenyum bangga, lalu mengu
Malam hari, bangsa Agrel yang berada di dalam markas tampak frustrasi. Mereka beristirahat di pagi hari, lalu bangun pada malam hari untuk membahas peperangan.Giandra, Bagas, dan jenderal bangsa Agrel lainnya tampak putus asa. Semalam, mereka kehilangan terlalu banyak pasukan. Tiga puluh ribu pasukan infanteri dimakamkan dan mereka juga kehilangan 10.000 kavaleri. Empat puluh ribu pasukan elite gugur.Sekarang, bangsa Agrel hanya memiliki 30.000 pasukan elite dan 2.000 prajurit yang berjaga di Perbatasan Loko. Giandra mengerutkan dahi seraya berkata, "Coba kalian jelaskan kenapa pertarungan ini bisa berakhir begini? Apa yang harus kita lakukan?"Para jenderal tidak menjawab. Dulu, mereka yakin bisa menang saat berperang dengan prajurit Kerajaan Nuala. Mereka tidak merasa kesulitan.Namun, setelah melewati 2 kali peperangan, para jenderal ini kehilangan keyakinan untuk menang. Bahkan, mereka tidak berani bertarung dengan Kerajaan Nuala lagi.Bagas berucap, "Pangeran Giandra, sebaiknya
Pihak Kerajaan Nuala mengerahkan 20.000 prajurit. Mereka semua membentuk 1 baris sambil mengangkat obor. Wira juga tidak ingin melakukan serangan secara diam-diam karena jarak antara kedua pihak terlalu dekat. Kalau mengerahkan pasukan secara besar-besaran, pasti akan ketahuan.Jadi, Wira memutuskan untuk melakukan serangan secara terang-terangan dengan membawa obor. Pasukan mereka terdiri dari 20.000 lebih prajurit. Bagian depan adalah 2.000 prajurit berbaju zirah yang baru ditambahkan. Mereka melindungi misil tiga busur yang dipasang roda.Infanteri yang berada di bagian tengah menggiring 800 ekor kerbau dan bagian belakang adalah 10.000 kavaleri. Awalnya, hanya ada 2.000 kavaleri di kota. Namun, pihak Kerajaan Nuala berhasil merebut banyak kuda tempur setelah mengalahkan bangsa Agrel.Delapan ribu kavaleri yang baru ditambahkan hanya bisa menunggangi kuda dan tidak bisa bertarung. Namun, mereka bisa digunakan untuk mengejar musuh.Akhirnya, pasukan Kerajaan Nuala sampai setelah mene
Namun, busur silang tidak berhenti! Satu per satu busur silang melintas di atas kepala para prajurit bangsa Agrel. Mereka merasa gugup, tetapi diam-diam memuji Giandra hebat. Dia bisa menemukan kekurangan misil tiga busur dengan cepat.Giandra yang bertiarap bertanya sambil mengernyit, "Pak Bagas, apa yang mereka lakukan? Kenapa mereka masih menembakkan busur padahal nggak bisa melukai kita?"Raut wajah Bagas menjadi muram. Dia menjelaskan, "Mereka menggunakan misil tiga busur untuk membuat semua penghalang terbang. Sepertinya mereka ingin menyerang untuk langsung masuk ke markas kita!"Giandra tersenyum sinis sembari menimpali, "Masuk ke markas kita? Mereka pikir mereka bisa bertarung langsung dengan kita setelah menang 2 kali menggunakan trik? Benar-benar nggak tahu diri! Kali ini, lihat bagaimana aku mengalahkan dia!"Bagas yang cemas menyarankan, "Pangeran Giandra, aku merasa trik Wira tidak sesederhana itu. Lebih baik kita hati-hati!"Giandra membalas dengan ekspresi sombong, "Ngg
"Pangeran Giandra, cepat kabur. Keadaannya sudah begini, kita sudah pasti kalah! Wira itu benar-benar tidak manusiawi, dia jahat sekali. Orang jujur seperti kita bukan lawannya, cepat pergi!" ujar Bagas.Bagas yang ketakutan menarik Giandra. Dia sudah sepenuhnya mengaku kalah. Bagas yang membaca banyak buku memiliki banyak strategi yang bagus. Namun, jika dibandingkan dengan strategi Wira, dia merasa dirinya tidak berguna. Dari mana Wira mendapatkan ide-ide yang menakjubkan itu? Delapan ratus ekor kerbau menyerang dengan ganas di dalam markas bangsa Agrel. Api berkobar dan situasi menjadi kacau balau.Jangankan bangsa Agrel, bahkan prajurit Kerajaan Nuala pun tercengang. Pagi hari, Wira berkata bahwa dia akan membawa para prajurit untuk memusnahkan bangsa Agrel. Namun, tidak ada yang percaya.Meskipun melihat 800 ekor kerbau, tidak ada yang menyangka ternyata mereka bisa berperang dengan cara seperti ini."Tuan Wahyudi, kami sangat salut padamu. Kami benar-benar mengagumimu!" ujar Her
Menteri perang, Suhendra, berkata, "Yang Mulia, kalaupun kota hancur dalam pertempuran ini, Panglima Yudha juga tidak bisa disalahkan. Berdasarkan kemampuan militernya, bagaimana mungkin dia tidak bisa mempertahankan satu kota pun? Pasti ada alasan di balik ini dan kita harus menyelidikinya sebelum membuat keputusan!""Hamba sependapat!" Menteri ritus, Tirta, mendukung pernyataan mereka. Ketiganya berada di faksi yang sama, mendukung Yudha sebagai panglima perang. Saat ini, mereka tengah memikul tanggung jawab bersama-sama.Penasihat kanan, Ardi, berkata, "Yang Mulia, kita tidak punya waktu!" Dia menjelaskan, "Istana bangsa Agrel akan segera mendapatkan kabar. Pasukan yang diutus untuk bernegosiasi dengan mereka juga akan segera tiba. Kalau tuntutan mereka tidak dipenuhi, kemungkinan besar mereka akan mengirim tambahan pasukan, yang akan menjadi ancaman serius bagi Kerajaan Nuala."Pada pertemuan sebelumnya, mereka telah memutuskan untuk bernegosiasi dengan bangsa Agrel saat meraih kem
Dalam satu bulan terakhir, banyak hal telah terjadi.Osman secara sukarela menyerahkan segel kerajaan kepada Wira, sekaligus menyerahkan kendali atas Kerajaan Nuala. Dengan jatuhnya Kerajaan Nuala ke tangan Wira, negeri ini akhirnya benar-benar bersatu dan Wira menjadi kaisar di dunia!Hari itu menjadi hari perayaan bagi seluruh negeri! Kota utama di Provinsi Yonggu pun ditetapkan sebagai ibu kota baru.Sementara itu untuk suku utara, Wira menunjuk seseorang untuk mengambil alih kepemimpinan. Wilayah Kerajaan Agrel tetap damai karena Ararya dan Kresna menjalankan tugas mereka dengan baik.....Meskipun Wira telah menjadi kaisar, dia tetap memilih untuk tidak terlibat langsung dalam urusan pemerintahan, menyerahkan segala urusan istana kepada orang-orang kepercayaannya.Osmaro dan para menteri lainnya tetap sibuk mengatur negeri. Sedangkan Danu, Doddy, Nafis, dan lainnya kini menjadi jenderal besar yang menjaga berbagai wilayah, bahkan Agha juga mendapatkan posisi yang sama.Di sisi lai
"Itu bukan urusanmu." Nafis menatap Baris dengan dingin. "Penggal kepalanya dan bawa pulang untuk kaisar kita!"Begitu perintah itu dilontarkan, Agha langsung bergerak.Baris bahkan tidak sempat memberikan perlawanan. Dalam sekejap, tubuhnya sudah tergeletak di atas genangan darah. Dengan demikian, suku utara sepenuhnya jatuh ke tangan Wira.Pasukan yang dipimpin oleh Nafis pun tetap tinggal untuk memastikan tidak ada lagi pergerakan dari suku utara......Tiga hari berlalu, Wira dan Trenggi memimpin pasukan mereka hingga berhasil mengepung Senia di depan gerbang suku utara.Namun, gerbang itu sudah tertutup rapat. Yang berjaga tidak lain adalah Ararya serta Kresna. Saat melihat pemandangan ini, Senia langsung menyadari bahwa Wira sudah lama menjalin kerja sama dengan Ararya dan Kresna, bahkan telah menyiapkan jebakan besar untuknya!Di medan pertempuran, Senia menoleh ke pasukannya yang tersisa. Dulu, dia begitu berambisi dan berani. Kini, hanya kelelahan dan kekalahan yang tersisa di
"Ini adalah kesempatan terakhir kita!"Semua orang berpandangan, lalu mengangguk serempak.Begitu suara terompet serangan terdengar, Senia segera memimpin pasukannya maju, siap untuk merebut kota dengan paksa!Namun, tepat pada saat itu, terdengar seruan pertempuran dari belakang. Dalam sekejap, barisan belakang menjadi kacau balau!"Apa yang terjadi?" Senia segera menerima laporan dan menghentikan serangan."Wira tiba-tiba menyerang dari belakang! Karena nggak ada pertahanan di belakang sana, kita mengalami kerugian besar!""Selain itu, Wira dan pasukannya datang dengan persiapan matang. Kita harus mundur! Kalau kita terus bertahan di sini, seluruh pasukan bisa hancur!"Kini, mereka berada di posisi yang sangat tidak menguntungkan. Di depan ada pasukan Kerajaan Nuala, sementara di belakang ada Wira dan pasukannya.Situasi telah berbalik. Jika mereka tetap di sini, akhir mereka sudah bisa diprediksi.Senia menggertakkan giginya. Dengan wajah penuh amarah, dia berkata, "Sial! Kita terla
Para jenderal mengangguk setuju. Memang benar Kerajaan Agrel sangat luas. Jika pasukan Wira masuk, mereka akan menghadapi banyak kendala. Dengan demikian, mereka bisa bertempur melawan Wira di wilayah mereka sendiri.Meskipun rakyat sembilan provinsi sangat mendukung Wira, hal itu tidak berlaku bagi penduduk Kerajaan Agrel. Bagi mereka, Wira adalah ancaman.Jika Senia berhasil menyatukan sembilan provinsi, penduduk Kerajaan Agrel juga bisa masuk dan hidup di sana, menikmati kehidupan yang jauh lebih baik daripada sekarang.Namun, semua itu dihalangi oleh Wira. Setidaknya, begitulah cara mereka melihatnya.Jadi, jika Wira masuk ke Kerajaan Agrel untuk bertempur, hasil akhirnya sudah bisa diprediksi. Para rakyat kemungkinan besar akan membantu Senia tanpa syarat. Pada saat itu, bagaimana mungkin Wira bisa membalikkan situasi?Bahkan, ada kemungkinan besar dia akan kehilangan seluruh pasukannya!Menyadari hal ini, para prajurit semakin bersemangat. Salah satu dari mereka berkata, "Jangan
Seorang jenderal berbicara demikian. Wajahnya masih dipenuhi bercak darah. Itu adalah darah musuh.Mereka telah bertempur selama tiga hari tiga malam, tetapi belum juga melihat secercah harapan. Bantuan pun tak kunjung tiba.Jika terus bertahan di sini tanpa solusi, hasil akhirnya sudah bisa ditebak. Kota ini akan jatuh dan semua orang akan terbunuh!"Bagaimana kalau Yang Mulia membawa pasukan keluar melalui gerbang utara? Di belakang sana ada pegunungan dengan pertahanan yang paling lemah. Kalau kita kirim pasukan untuk membuka jalan, kita bisa memastikan Yang Mulia dapat melarikan diri dengan selamat!" usul salah satu prajurit.Situasi mereka memang sudah sangat kritis. Jika tidak segera mengambil keputusan, tak ada yang bisa menebak bagaimana akhirnya. Mereka semua sangat khawatir.Terlebih lagi, Osman berada di tengah-tengah mereka. Jika sang raja tewas di sini, mereka benar-benar kehilangan kesempatan terakhir untuk membalikkan keadaan.Bahkan, mungkin tak akan ada lagi orang yang
"Tenang saja, aku sudah mempersiapkan semuanya dengan matang. Sekalipun Senia memiliki kekuatan yang luar biasa, kali ini dia nggak akan bisa lolos!"Senyuman penuh percaya diri muncul di wajah Wira. Di Kerajaan Agrel, masih ada kartu truf terakhirnya, yaitu Ararya dan Kresna. Sebelum berangkat, dia telah menghubungi mereka berdua. Kemungkinan besar, mereka sudah mulai menguasai berbagai wilayah di Kerajaan Agrel saat ini.Mereka masing-masing memiliki puluhan ribu pasukan, sedangkan Senia membawa hampir semua pasukannya ke medan perang. Ini adalah kesempatan emas bagi Ararya dan Kresna.Jika Wira berhasil menekan Senia dari depan, sementara mereka berdua menguasai wilayah di belakangnya, tidak peduli seberapa hebat Senia, dia tidak mungkin bisa melarikan diri dari kehancuran.Oleh karena itu, Wira yakin hanya dengan 300.000 pasukan, dia dapat menaklukkan Senia dengan mudah. Ini bukanlah tindakan gegabah!Wira tidak pernah mengambil langkah yang tidak pasti. Jika tidak memiliki persiap
"Karena nggak ada urusan lain lagi, kalian semua boleh pergi istirahat." Setelah memberi perintah, Wira melambaikan tangannya kepada para pejabat, lalu berbalik menuju bagian dalam istana.Para pejabat pun segera meninggalkan ruangan.Namun, saat baru sampai di depan pintu, Wira tiba-tiba berhenti. Tatapannya tertuju pada Nafis, lalu mengaitkan jarinya. "Aku ingin membahas sesuatu secara pribadi denganmu. Ikut aku."Nafis segera mengangguk dan mengikuti Wira menuju taman istana. Di taman itu, hanya ada beberapa dayang dan kasim yang melayani Wira. Selain itu, masih ada Nafis, Agha, dan Lucy.Sementara itu, Danu dan Doddy sedang mengurus para prajurit. Meskipun tidak mengalami pertempuran besar, perjalanan jauh tetap melelahkan.Mereka perlu beristirahat sebelum menempuh perjalanan panjang untuk ekspedisi ke Kerajaan Agrel. Mereka harus memulihkan semangat juang untuk memastikan semuanya aman.Wira bukan hanya ingin memenangkan perang, tetapi juga ingin meminimalisir korban di pihaknya.
"Kita masuk."Dengan satu perintah dari Wira, seluruh pasukannya bergerak menuju ibu kota Kerajaan Beluana.Dalam sekejap, Wira dan rombongannya telah memasuki kota. Sepanjang jalan, rakyat bersorak tanpa henti. Dari reaksi mereka, bisa dilihat betapa besar pengaruh Wira di hati rakyat.Di dalam istana.Di aula utama, Nafis telah mengirim orang-orangnya untuk sepenuhnya menguasai istana. Pasukan penjaga lama telah digantikan, jadi kini tempat ini sepenuhnya berada di bawah kendali Wira.Namun, satu hal yang mengejutkan Wira adalah betapa megahnya istana Kerajaan Beluana. Ciputra benar-benar tahu bagaimana menikmati kemewahan.Di aula, banyak orang sedang berlutut. Mereka adalah para pejabat yang dulunya melayani Ciputra. Begitu mendengar Wira telah memasuki kota, mereka segera datang dengan harapan untuk menyelamatkan diri.Wira memandang mereka sekilas, lalu berkata dengan tenang, "Semuanya, silakan berdiri."Para pejabat itu segera bangkit."Saudara sekalian, meskipun Kerajaan Beluan
Saat ini, Wira duduk di atas kudanya, di depan gerbang timur ibu kota. Di hadapannya adalah Danu dan yang lainnya."Kak, sekarang kita sudah sampai di sini, kenapa masih berhenti? Aku baru saja mendengar dari Nona Lucy tentang keadaan di pihak Osman. Kabarnya, Osman sudah hampir nggak bisa bertahan lagi.""Dalam beberapa hari ke depan, kemungkinan kota itu akan jatuh ke tangan Senia. Kalau saat itu tiba dan kita baru bergerak menuju Kerajaan Nuala, Osman mungkin sudah tewas ...."Rakyat Kerajaan Nuala berjuang mati-matian untuk mempertahankan kota mereka. Ditambah lagi, para prajurit dari Kerajaan Agrel sangat kejam. Jika mereka berhasil menerobos kota, pasti akan terjadi pembantaian dan yang menderita adalah rakyat.Osman adalah sekutu mereka. Danu sejak lama sudah menganggapnya sebagai bagian dari kelompok mereka sendiri. Bagaimanapun, setelah Wira berhasil menumbangkan Ciputra, tidak akan ada yang mampu menandinginya lagi. Penyatuan seluruh negeri hanyalah masalah waktu.Lucy juga m