"Baiklah," sahut Agha dengan kesal.Wira hanya belasan tahun lebih tua darinya. Kenapa cerewet sekali? Menyebalkan!Namun, Agha hanya punya satu kakak di dunia ini. Dia juga tidak bisa berbuat apa-apa. Jika tidak, dia pasti malas mendengarkan omelan Wira.Dalam waktu kurang dari sejam, keduanya tiba di kaki gunung. Tempat ini adalah gunung yang terbengkalai. Gunungnya tidak terlalu tinggi karena puncaknya bisa terlihat jelas. Di lereng gunung memang terdapat sebuah rumah jemari."Orang yang mau kita cari seharusnya di sana," ujar Wira sambil menunjuk ke arah rumah jerami itu. Untungnya, informasi dari Osman tidak salah.Agha mengangguk, lalu tersenyum dan berkata, "Ya sudah, ayo kita ke sana. Omong-omong, kita perlu buat persiapan nggak? Orang itu pintar menggunakan racun. Dia bisa membunuh tanpa jejak!"Jika Agha sendirian, dia tidak akan takut. Namun, karena Osmaro dan lainnya yang terus mengomel di sampingnya, dia menjadi takut Wira kenapa-napa. Bagaimanapun, status Wira sangat ting
Dengan usia dan penampilan seperti ini, Wira merasa agak bingung. Bagaimana bisa wanita seperti ini suka meneliti racun? Hobi setiap orang memang berbeda-beda.Wanita itu berujar dengan dingin, "Kalau begitu, kamu boleh masuk."Ketika Agha hendak mengikuti Wira, wanita itu langsung menghentikannya. "Aku cuma mengizinkan dia masuk. Kamu nggak boleh! Keluar dari halamanku sekarang juga!"Sungguh kepribadian yang aneh. Agha hanya bisa menggertakkan giginya. Wajahnya merah karena marah. Namun, setelah melihat pandangan Wira, dia hanya bisa mundur dengan pasrah.Sambil berdiri di depan, Agha mulai menggerutu, "Kalau bukan karena kakakku, aku nggak mungkin membiarkannya begitu saja. Beraninya dia membentakku! Kalau orang-orang tahu, reputasiku sebagai jenderal akan tercoreng. Tunggu saja kamu. Aku pasti akan mencari kesempatan untuk membalasmu!"....Saat ini, di dalam rumah jerami.Setelah masuk, Wira mengamati sekeliling. Dekorasi tempat ini sangat elegan. Meskipun dipenuhi bahan obat, rum
"Jadi, bisakah Nona ikut bersamaku sekarang untuk menyelamatkan orang? Nyawa temanku sedang terancam, mungkin di seluruh dunia ini hanya Nona yang bisa mengatasi racun ini," kata Wira perlahan-lahan sambil menyimpan pistolnya.Wanita itu pun menjawab, "Tentu saja bisa. Meskipun aku bukan orang yang berada di jalan benar, aku juga pernah mendengar reputasi Tuan Wira. Kamu sudah melakukan banyak hal yang bermanfaat bagi negara dan rakyat dan sosok yang dihormati oleh seluruh rakyat di sembilan provinsi, aku tentu saja bersedia membantumu.""Aku yakin orang-orang di sekitar Tuan Wira juga adalah orang-orang yang berbudi luhur. Kalau begitu, silakan Tuan Wira memimpin jalan."Setelah wanita itu setuju, mata Wira langsung bersinar karena kini ada harapan. Arifin tidak bisa mengatasi racun mematikan yang diderita Lucy. Sekarang sudah ada wanita ini yang turun tangan, masalah ini pasti akan segera selesai. Semoga saja tidak ada masalah lain lagi yang muncul.Wanita itu berbalik dan mengemasi
"Kalau begitu, Tuan Panji pasti sudah menangani semua masalah ini, 'kan?" tanya Senia lagi.Meskipun Senia dan Panji baru berinteraksi sekitar dua tahun, dia sudah sangat memahami sifat Panji. Panji selalu bertindak dengan sangat hati-hati, tidak pernah meninggalkan jejak sedikit pun. Intrik dan rencana Panji juga sangat mendalam, hal kecil seperti ini tidak mungkin bisa menghalangi Panji. Jika dirinya saja tidak bisa tertipu, apalagi Panji dan hal ini juga terjadi di markas besar Panji."Apa yang Ratu katakan benar, aku memang sudah mengetahui hal ini. Tapi, ada hal yang Ratu nggak tahu, masalah di wilayah barat sudah ditangani. Lucy juga nggak berhasil mengetahui rahasia apa pun. Kalau nggak ada kejadian mendadak, sebentar lagi wanita itu akan meninggalkan dunia ini selamanya," kata Panji.Setelah mendengar perkataan itu, ekspresi Senia berubah dan matanya juga bersinar. Lucy adalah tangan kanan Wira dan juga mengendalikan organisasi intelijen milik Wira. Dia juga memiliki banyak pas
"Bagus. Aku suka cara kerjamu yang seperti ini," kata Senia sambil bertepuk tangan dengan puas dan tetap tersenyum.Setelah keduanya berbincang sebentar, Panji pergi lebih awal karena masih ada urusan lain.Seiring dengan suasana ruangan yang perlahan-lahan hening, seseorang muncul dari kegelapan. Orang ini mengenakan pakaian hitam dengan sebuah pedang di tangannya dan kini berdiri di belakang Senia dengan hormat.Orang ini adalah pengawal pribadi Senia yang baru direkrut dan juga ahli yang sangat langka, Caraka. Namun, dia biasanya tidak pernah menunjukkan dirinya dan selalu bersembunyi di kegelapan untuk melindungi keselamatan Senia.Caraka perlahan-lahan berkata, "Ratu, Tuan Panji sepertinya makin arogan. Sekarang dia bahkan berani berbicara seperti itu di hadapanmu, sama sekali nggak menghormatimu. Apa perlu aku memberinya sedikit pelajaran?"Senia berkata dengan santai, "Tuan Panji memang punya kemampuannya. Belakangan ini, aku juga menyaksikan keahliannya. Mungkin karena itu dia
Sejak sempat sadar sekali kemarin, Lucy selalu dalam kondisi koma dan belum membuka matanya lagi. Hal ini yang membuat Wira merasa gelisah.Arifin menganggukkan kepala. Namun, sebelum dia sempat berbicara, pandangannya sudah tertuju pada Wendi.Sementara itu, Wendi juga sedang mengamati Arifin. Saat pandangan keduanya bertemu, dia berkata dengan tenang, "Ahli dalam ilmu medis? Ternyata ada seorang ahli seperti ini di sisi Tuan Wira, kenapa masih membutuhkan bantuanku?"Wira segera berdiri di tengah keduanya dan berkata sambil melambaikan tangannya, "Ini karena aku ingin semuanya saling membantu agar temanku bisa segera sembuh. Lagi pula, Paman Arifin ahli dalam menangani penyakit langka, tapi nggak ahli menetralkan racun ...."Hubungan Arifin dengan Wira sangat dekat, sehingga dia tidak terlalu memedulikan bagaimana Wira menilainya. Lagi pula, dia memang tidak mampu menetralkan racun di tubuh Lucy. Jika tidak, Lucy tentu tidak akan tetap terbaring di sana. Jika ada orang yang benar-ben
Di tengah percakapan, Wendi sudah melangkah ke sisi tempat tidur. Dia perlahan-lahan mengangkat tangannya dan memeriksa pergelangan tangan Lucy dengan teliti.Semua orang berdiri di samping dengan serius dan tidak ada yang berani mendekat untuk mengganggu Wendi.Setelah mengetahui Wira dan yang lainnya sudah menemukan ahli racun nomor satu di dunia, Osman, Trenggi, dan yang lainnya juga segera datang untuk melihat situasinya. Namun, mereka hanya berdiri di luar kamar dan mengamati semuanya dengan tenang. Ada beberapa pengawal juga yang sedang berjaga di sisi Osman dengan sangat hati-hati.Sementara itu, para kasim dan pelayan istana yang berada di sekitar juga tidak berani mendekat. Mereka juga tahu orang yang sedang mengobati di dalam kamar itu adalah ahli racun terhebat di dunia. Jika terjadi sedikit kesalahan saja, mereka mungkin akan kehilangan nyawa dan mungkin nyawa mereka juga tidak utuh. Bagaimanapun juga, racun adalah sesuatu yang selalu membuat orang ketakutan.Sekitar 30 men
Wendi menoleh dan melihat Wira sejenak, lalu kembali bertanya, "Tuan Wira nggak percaya padaku?""Mana mungkin aku nggak percaya pada Nona Wendi. Aku hanya ingin memohon satu hal lagi ...," kata Wira perlahan-lahan setelah ragu cukup lama.Wendi berkata dengan penuh percaya diri, "Apa ada hal lain yang Tuan Wira inginkan dariku? Kalau Tuan Wira ingin mengundangku ke Gedung Nomor Satu lagi, aku harap Tuan Wira berhenti saja. Aku nggak tertarik dengan tempat itu.""Selain itu, aku memang orang yang menggunakan racun dan ini bukan cara yang membanggakan, jadi kenapa aku harus bersaing menjadi yang terbaik di dunia? Apalagi mungkin sangat sedikit orang di dunia ini yang bisa melampauiku."Wendi sangat percaya diri dengan kemampuannya dalam menggunakan racun. Bukan hanya dirinya yang mengakui kemampuannya ini, begitu juga dengan orang di Keluarga Beluana. Bahkan Osman pun pernah mendengar namanya, ini membuktikan betapa terkenalnya dia.Wira melambaikan tangannya dan berkata sambil tersenyu
Dalam satu bulan terakhir, banyak hal telah terjadi.Osman secara sukarela menyerahkan segel kerajaan kepada Wira, sekaligus menyerahkan kendali atas Kerajaan Nuala. Dengan jatuhnya Kerajaan Nuala ke tangan Wira, negeri ini akhirnya benar-benar bersatu dan Wira menjadi kaisar di dunia!Hari itu menjadi hari perayaan bagi seluruh negeri! Kota utama di Provinsi Yonggu pun ditetapkan sebagai ibu kota baru.Sementara itu untuk suku utara, Wira menunjuk seseorang untuk mengambil alih kepemimpinan. Wilayah Kerajaan Agrel tetap damai karena Ararya dan Kresna menjalankan tugas mereka dengan baik.....Meskipun Wira telah menjadi kaisar, dia tetap memilih untuk tidak terlibat langsung dalam urusan pemerintahan, menyerahkan segala urusan istana kepada orang-orang kepercayaannya.Osmaro dan para menteri lainnya tetap sibuk mengatur negeri. Sedangkan Danu, Doddy, Nafis, dan lainnya kini menjadi jenderal besar yang menjaga berbagai wilayah, bahkan Agha juga mendapatkan posisi yang sama.Di sisi lai
"Itu bukan urusanmu." Nafis menatap Baris dengan dingin. "Penggal kepalanya dan bawa pulang untuk kaisar kita!"Begitu perintah itu dilontarkan, Agha langsung bergerak.Baris bahkan tidak sempat memberikan perlawanan. Dalam sekejap, tubuhnya sudah tergeletak di atas genangan darah. Dengan demikian, suku utara sepenuhnya jatuh ke tangan Wira.Pasukan yang dipimpin oleh Nafis pun tetap tinggal untuk memastikan tidak ada lagi pergerakan dari suku utara......Tiga hari berlalu, Wira dan Trenggi memimpin pasukan mereka hingga berhasil mengepung Senia di depan gerbang suku utara.Namun, gerbang itu sudah tertutup rapat. Yang berjaga tidak lain adalah Ararya serta Kresna. Saat melihat pemandangan ini, Senia langsung menyadari bahwa Wira sudah lama menjalin kerja sama dengan Ararya dan Kresna, bahkan telah menyiapkan jebakan besar untuknya!Di medan pertempuran, Senia menoleh ke pasukannya yang tersisa. Dulu, dia begitu berambisi dan berani. Kini, hanya kelelahan dan kekalahan yang tersisa di
"Ini adalah kesempatan terakhir kita!"Semua orang berpandangan, lalu mengangguk serempak.Begitu suara terompet serangan terdengar, Senia segera memimpin pasukannya maju, siap untuk merebut kota dengan paksa!Namun, tepat pada saat itu, terdengar seruan pertempuran dari belakang. Dalam sekejap, barisan belakang menjadi kacau balau!"Apa yang terjadi?" Senia segera menerima laporan dan menghentikan serangan."Wira tiba-tiba menyerang dari belakang! Karena nggak ada pertahanan di belakang sana, kita mengalami kerugian besar!""Selain itu, Wira dan pasukannya datang dengan persiapan matang. Kita harus mundur! Kalau kita terus bertahan di sini, seluruh pasukan bisa hancur!"Kini, mereka berada di posisi yang sangat tidak menguntungkan. Di depan ada pasukan Kerajaan Nuala, sementara di belakang ada Wira dan pasukannya.Situasi telah berbalik. Jika mereka tetap di sini, akhir mereka sudah bisa diprediksi.Senia menggertakkan giginya. Dengan wajah penuh amarah, dia berkata, "Sial! Kita terla
Para jenderal mengangguk setuju. Memang benar Kerajaan Agrel sangat luas. Jika pasukan Wira masuk, mereka akan menghadapi banyak kendala. Dengan demikian, mereka bisa bertempur melawan Wira di wilayah mereka sendiri.Meskipun rakyat sembilan provinsi sangat mendukung Wira, hal itu tidak berlaku bagi penduduk Kerajaan Agrel. Bagi mereka, Wira adalah ancaman.Jika Senia berhasil menyatukan sembilan provinsi, penduduk Kerajaan Agrel juga bisa masuk dan hidup di sana, menikmati kehidupan yang jauh lebih baik daripada sekarang.Namun, semua itu dihalangi oleh Wira. Setidaknya, begitulah cara mereka melihatnya.Jadi, jika Wira masuk ke Kerajaan Agrel untuk bertempur, hasil akhirnya sudah bisa diprediksi. Para rakyat kemungkinan besar akan membantu Senia tanpa syarat. Pada saat itu, bagaimana mungkin Wira bisa membalikkan situasi?Bahkan, ada kemungkinan besar dia akan kehilangan seluruh pasukannya!Menyadari hal ini, para prajurit semakin bersemangat. Salah satu dari mereka berkata, "Jangan
Seorang jenderal berbicara demikian. Wajahnya masih dipenuhi bercak darah. Itu adalah darah musuh.Mereka telah bertempur selama tiga hari tiga malam, tetapi belum juga melihat secercah harapan. Bantuan pun tak kunjung tiba.Jika terus bertahan di sini tanpa solusi, hasil akhirnya sudah bisa ditebak. Kota ini akan jatuh dan semua orang akan terbunuh!"Bagaimana kalau Yang Mulia membawa pasukan keluar melalui gerbang utara? Di belakang sana ada pegunungan dengan pertahanan yang paling lemah. Kalau kita kirim pasukan untuk membuka jalan, kita bisa memastikan Yang Mulia dapat melarikan diri dengan selamat!" usul salah satu prajurit.Situasi mereka memang sudah sangat kritis. Jika tidak segera mengambil keputusan, tak ada yang bisa menebak bagaimana akhirnya. Mereka semua sangat khawatir.Terlebih lagi, Osman berada di tengah-tengah mereka. Jika sang raja tewas di sini, mereka benar-benar kehilangan kesempatan terakhir untuk membalikkan keadaan.Bahkan, mungkin tak akan ada lagi orang yang
"Tenang saja, aku sudah mempersiapkan semuanya dengan matang. Sekalipun Senia memiliki kekuatan yang luar biasa, kali ini dia nggak akan bisa lolos!"Senyuman penuh percaya diri muncul di wajah Wira. Di Kerajaan Agrel, masih ada kartu truf terakhirnya, yaitu Ararya dan Kresna. Sebelum berangkat, dia telah menghubungi mereka berdua. Kemungkinan besar, mereka sudah mulai menguasai berbagai wilayah di Kerajaan Agrel saat ini.Mereka masing-masing memiliki puluhan ribu pasukan, sedangkan Senia membawa hampir semua pasukannya ke medan perang. Ini adalah kesempatan emas bagi Ararya dan Kresna.Jika Wira berhasil menekan Senia dari depan, sementara mereka berdua menguasai wilayah di belakangnya, tidak peduli seberapa hebat Senia, dia tidak mungkin bisa melarikan diri dari kehancuran.Oleh karena itu, Wira yakin hanya dengan 300.000 pasukan, dia dapat menaklukkan Senia dengan mudah. Ini bukanlah tindakan gegabah!Wira tidak pernah mengambil langkah yang tidak pasti. Jika tidak memiliki persiap
"Karena nggak ada urusan lain lagi, kalian semua boleh pergi istirahat." Setelah memberi perintah, Wira melambaikan tangannya kepada para pejabat, lalu berbalik menuju bagian dalam istana.Para pejabat pun segera meninggalkan ruangan.Namun, saat baru sampai di depan pintu, Wira tiba-tiba berhenti. Tatapannya tertuju pada Nafis, lalu mengaitkan jarinya. "Aku ingin membahas sesuatu secara pribadi denganmu. Ikut aku."Nafis segera mengangguk dan mengikuti Wira menuju taman istana. Di taman itu, hanya ada beberapa dayang dan kasim yang melayani Wira. Selain itu, masih ada Nafis, Agha, dan Lucy.Sementara itu, Danu dan Doddy sedang mengurus para prajurit. Meskipun tidak mengalami pertempuran besar, perjalanan jauh tetap melelahkan.Mereka perlu beristirahat sebelum menempuh perjalanan panjang untuk ekspedisi ke Kerajaan Agrel. Mereka harus memulihkan semangat juang untuk memastikan semuanya aman.Wira bukan hanya ingin memenangkan perang, tetapi juga ingin meminimalisir korban di pihaknya.
"Kita masuk."Dengan satu perintah dari Wira, seluruh pasukannya bergerak menuju ibu kota Kerajaan Beluana.Dalam sekejap, Wira dan rombongannya telah memasuki kota. Sepanjang jalan, rakyat bersorak tanpa henti. Dari reaksi mereka, bisa dilihat betapa besar pengaruh Wira di hati rakyat.Di dalam istana.Di aula utama, Nafis telah mengirim orang-orangnya untuk sepenuhnya menguasai istana. Pasukan penjaga lama telah digantikan, jadi kini tempat ini sepenuhnya berada di bawah kendali Wira.Namun, satu hal yang mengejutkan Wira adalah betapa megahnya istana Kerajaan Beluana. Ciputra benar-benar tahu bagaimana menikmati kemewahan.Di aula, banyak orang sedang berlutut. Mereka adalah para pejabat yang dulunya melayani Ciputra. Begitu mendengar Wira telah memasuki kota, mereka segera datang dengan harapan untuk menyelamatkan diri.Wira memandang mereka sekilas, lalu berkata dengan tenang, "Semuanya, silakan berdiri."Para pejabat itu segera bangkit."Saudara sekalian, meskipun Kerajaan Beluan
Saat ini, Wira duduk di atas kudanya, di depan gerbang timur ibu kota. Di hadapannya adalah Danu dan yang lainnya."Kak, sekarang kita sudah sampai di sini, kenapa masih berhenti? Aku baru saja mendengar dari Nona Lucy tentang keadaan di pihak Osman. Kabarnya, Osman sudah hampir nggak bisa bertahan lagi.""Dalam beberapa hari ke depan, kemungkinan kota itu akan jatuh ke tangan Senia. Kalau saat itu tiba dan kita baru bergerak menuju Kerajaan Nuala, Osman mungkin sudah tewas ...."Rakyat Kerajaan Nuala berjuang mati-matian untuk mempertahankan kota mereka. Ditambah lagi, para prajurit dari Kerajaan Agrel sangat kejam. Jika mereka berhasil menerobos kota, pasti akan terjadi pembantaian dan yang menderita adalah rakyat.Osman adalah sekutu mereka. Danu sejak lama sudah menganggapnya sebagai bagian dari kelompok mereka sendiri. Bagaimanapun, setelah Wira berhasil menumbangkan Ciputra, tidak akan ada yang mampu menandinginya lagi. Penyatuan seluruh negeri hanyalah masalah waktu.Lucy juga m