"Dia bukan hanya bisa menyembuhkan Nona Lucy, tapi juga membantu kalian mencari cara untuk mengatasi racun wilayah barat. Gimana kalau kamu coba temui dia?"Setelah mendengar ada orang seperti itu, Wira tentu saja tidak akan melewatkan kesempatan untuk bertemu dengannya. Nyawa Lucy ada di tangan orang itu!Wira segera bertanya, "Apa kamu punya hubungan dengan orang itu?Osman menggeleng dan menyahut dengan tak berdaya, "Aku memang penguasa Kerajaan Nuala, tapi nggak punya hak untuk bicara di hadapan orang itu. Dia juga orang dunia persilatan. Dia nggak pernah ikut campur soal urusan istana.""Sebelumnya aku pernah mengutus orang ke tempatnya, tapi dia nggak pernah menampakkan diri. Aku saja nggak tahu dia pria atau wanita. Aku cuma tahu ada orang seperti itu di Kerajaan Nuala."Ternyata begitu. Sepertinya orang ini punya kepribadian yang aneh. Wira sering berurusan dengan orang-orang seperti ini.Contoh saja, orang-orang yang bergabung dengan Gedung Nomor Satu. Mereka semua memiliki ke
"Baiklah," sahut Agha dengan kesal.Wira hanya belasan tahun lebih tua darinya. Kenapa cerewet sekali? Menyebalkan!Namun, Agha hanya punya satu kakak di dunia ini. Dia juga tidak bisa berbuat apa-apa. Jika tidak, dia pasti malas mendengarkan omelan Wira.Dalam waktu kurang dari sejam, keduanya tiba di kaki gunung. Tempat ini adalah gunung yang terbengkalai. Gunungnya tidak terlalu tinggi karena puncaknya bisa terlihat jelas. Di lereng gunung memang terdapat sebuah rumah jemari."Orang yang mau kita cari seharusnya di sana," ujar Wira sambil menunjuk ke arah rumah jerami itu. Untungnya, informasi dari Osman tidak salah.Agha mengangguk, lalu tersenyum dan berkata, "Ya sudah, ayo kita ke sana. Omong-omong, kita perlu buat persiapan nggak? Orang itu pintar menggunakan racun. Dia bisa membunuh tanpa jejak!"Jika Agha sendirian, dia tidak akan takut. Namun, karena Osmaro dan lainnya yang terus mengomel di sampingnya, dia menjadi takut Wira kenapa-napa. Bagaimanapun, status Wira sangat ting
Dengan usia dan penampilan seperti ini, Wira merasa agak bingung. Bagaimana bisa wanita seperti ini suka meneliti racun? Hobi setiap orang memang berbeda-beda.Wanita itu berujar dengan dingin, "Kalau begitu, kamu boleh masuk."Ketika Agha hendak mengikuti Wira, wanita itu langsung menghentikannya. "Aku cuma mengizinkan dia masuk. Kamu nggak boleh! Keluar dari halamanku sekarang juga!"Sungguh kepribadian yang aneh. Agha hanya bisa menggertakkan giginya. Wajahnya merah karena marah. Namun, setelah melihat pandangan Wira, dia hanya bisa mundur dengan pasrah.Sambil berdiri di depan, Agha mulai menggerutu, "Kalau bukan karena kakakku, aku nggak mungkin membiarkannya begitu saja. Beraninya dia membentakku! Kalau orang-orang tahu, reputasiku sebagai jenderal akan tercoreng. Tunggu saja kamu. Aku pasti akan mencari kesempatan untuk membalasmu!"....Saat ini, di dalam rumah jerami.Setelah masuk, Wira mengamati sekeliling. Dekorasi tempat ini sangat elegan. Meskipun dipenuhi bahan obat, rum
"Jadi, bisakah Nona ikut bersamaku sekarang untuk menyelamatkan orang? Nyawa temanku sedang terancam, mungkin di seluruh dunia ini hanya Nona yang bisa mengatasi racun ini," kata Wira perlahan-lahan sambil menyimpan pistolnya.Wanita itu pun menjawab, "Tentu saja bisa. Meskipun aku bukan orang yang berada di jalan benar, aku juga pernah mendengar reputasi Tuan Wira. Kamu sudah melakukan banyak hal yang bermanfaat bagi negara dan rakyat dan sosok yang dihormati oleh seluruh rakyat di sembilan provinsi, aku tentu saja bersedia membantumu.""Aku yakin orang-orang di sekitar Tuan Wira juga adalah orang-orang yang berbudi luhur. Kalau begitu, silakan Tuan Wira memimpin jalan."Setelah wanita itu setuju, mata Wira langsung bersinar karena kini ada harapan. Arifin tidak bisa mengatasi racun mematikan yang diderita Lucy. Sekarang sudah ada wanita ini yang turun tangan, masalah ini pasti akan segera selesai. Semoga saja tidak ada masalah lain lagi yang muncul.Wanita itu berbalik dan mengemasi
"Kalau begitu, Tuan Panji pasti sudah menangani semua masalah ini, 'kan?" tanya Senia lagi.Meskipun Senia dan Panji baru berinteraksi sekitar dua tahun, dia sudah sangat memahami sifat Panji. Panji selalu bertindak dengan sangat hati-hati, tidak pernah meninggalkan jejak sedikit pun. Intrik dan rencana Panji juga sangat mendalam, hal kecil seperti ini tidak mungkin bisa menghalangi Panji. Jika dirinya saja tidak bisa tertipu, apalagi Panji dan hal ini juga terjadi di markas besar Panji."Apa yang Ratu katakan benar, aku memang sudah mengetahui hal ini. Tapi, ada hal yang Ratu nggak tahu, masalah di wilayah barat sudah ditangani. Lucy juga nggak berhasil mengetahui rahasia apa pun. Kalau nggak ada kejadian mendadak, sebentar lagi wanita itu akan meninggalkan dunia ini selamanya," kata Panji.Setelah mendengar perkataan itu, ekspresi Senia berubah dan matanya juga bersinar. Lucy adalah tangan kanan Wira dan juga mengendalikan organisasi intelijen milik Wira. Dia juga memiliki banyak pas
"Bagus. Aku suka cara kerjamu yang seperti ini," kata Senia sambil bertepuk tangan dengan puas dan tetap tersenyum.Setelah keduanya berbincang sebentar, Panji pergi lebih awal karena masih ada urusan lain.Seiring dengan suasana ruangan yang perlahan-lahan hening, seseorang muncul dari kegelapan. Orang ini mengenakan pakaian hitam dengan sebuah pedang di tangannya dan kini berdiri di belakang Senia dengan hormat.Orang ini adalah pengawal pribadi Senia yang baru direkrut dan juga ahli yang sangat langka, Caraka. Namun, dia biasanya tidak pernah menunjukkan dirinya dan selalu bersembunyi di kegelapan untuk melindungi keselamatan Senia.Caraka perlahan-lahan berkata, "Ratu, Tuan Panji sepertinya makin arogan. Sekarang dia bahkan berani berbicara seperti itu di hadapanmu, sama sekali nggak menghormatimu. Apa perlu aku memberinya sedikit pelajaran?"Senia berkata dengan santai, "Tuan Panji memang punya kemampuannya. Belakangan ini, aku juga menyaksikan keahliannya. Mungkin karena itu dia
Sejak sempat sadar sekali kemarin, Lucy selalu dalam kondisi koma dan belum membuka matanya lagi. Hal ini yang membuat Wira merasa gelisah.Arifin menganggukkan kepala. Namun, sebelum dia sempat berbicara, pandangannya sudah tertuju pada Wendi.Sementara itu, Wendi juga sedang mengamati Arifin. Saat pandangan keduanya bertemu, dia berkata dengan tenang, "Ahli dalam ilmu medis? Ternyata ada seorang ahli seperti ini di sisi Tuan Wira, kenapa masih membutuhkan bantuanku?"Wira segera berdiri di tengah keduanya dan berkata sambil melambaikan tangannya, "Ini karena aku ingin semuanya saling membantu agar temanku bisa segera sembuh. Lagi pula, Paman Arifin ahli dalam menangani penyakit langka, tapi nggak ahli menetralkan racun ...."Hubungan Arifin dengan Wira sangat dekat, sehingga dia tidak terlalu memedulikan bagaimana Wira menilainya. Lagi pula, dia memang tidak mampu menetralkan racun di tubuh Lucy. Jika tidak, Lucy tentu tidak akan tetap terbaring di sana. Jika ada orang yang benar-ben
Di tengah percakapan, Wendi sudah melangkah ke sisi tempat tidur. Dia perlahan-lahan mengangkat tangannya dan memeriksa pergelangan tangan Lucy dengan teliti.Semua orang berdiri di samping dengan serius dan tidak ada yang berani mendekat untuk mengganggu Wendi.Setelah mengetahui Wira dan yang lainnya sudah menemukan ahli racun nomor satu di dunia, Osman, Trenggi, dan yang lainnya juga segera datang untuk melihat situasinya. Namun, mereka hanya berdiri di luar kamar dan mengamati semuanya dengan tenang. Ada beberapa pengawal juga yang sedang berjaga di sisi Osman dengan sangat hati-hati.Sementara itu, para kasim dan pelayan istana yang berada di sekitar juga tidak berani mendekat. Mereka juga tahu orang yang sedang mengobati di dalam kamar itu adalah ahli racun terhebat di dunia. Jika terjadi sedikit kesalahan saja, mereka mungkin akan kehilangan nyawa dan mungkin nyawa mereka juga tidak utuh. Bagaimanapun juga, racun adalah sesuatu yang selalu membuat orang ketakutan.Sekitar 30 men
Kresna telah mendengar tentang tindakan Senia sebelumnya. Senia telah berulang kali mencoba membunuh Wira secara diam-diam, tetapi setiap kali hasilnya selalu nihil. Bahkan, semua usahanya berakhir dengan kegagalan total.Senia bahkan hampir mengorbankan putranya sendiri dalam proses itu. Jika Senia sendiri tidak mampu melakukannya, bagaimana mungkin dia mengharapkan dirinya dan Ararya untuk membunuh Wira?Atau mungkin ... Senia sebenarnya berniat membunuh dirinya dan Ararya? Hanya saja, dia berencana menggunakan tangan Wira untuk melakukannya?Kresna tak kuasa merinding. Di satu sisi ada serigala, di sisi lain ada harimau. Dia merasa seperti orang yang berdiri di jembatan rapuh, tidak tahu harus melangkah ke mana dan tidak berani bergerak sembarangan.Apa pun keputusan yang diambilnya, itu bisa membawa kehancuran pada dirinya sendiri dan tidak ada jalan kembali. Menyesal pun tidak akan ada gunanya!Setelah hal ini disampaikan kepada Ararya, Ararya pasti juga akan secemas dirinya."Dar
"Pergilah," ujar Senia sambil memijat pelipisnya dengan lembut. "Aku tunggu kabar darimu."Pada sore harinya, Dahlan tiba di kediaman Kresna. Saat ini, dia sedang duduk di aula utama kediaman Kresna.Meskipun Dahlan selalu terlihat tunduk dan penuh hormat karena takut pada ibunya, di sini dia justru menunjukkan sikap yang sangat berbeda, penuh wibawa dan angkuh.Dahlan duduk di kursi utama sambil meminum teh dengan tenang, menunggu Kresna yang tak kunjung datang."Raja Kresna, kamu membuatku menunggu begitu lama. Sepertinya kamu nggak menghormatiku," sindir Dahlan.Kresna buru-buru mengangkat tangannya sebagai tanda memohon maaf. "Pangeran, kenapa bicara begitu? Aku baru saja dapat kabar tentang kedatanganmu dan langsung datang secepat mungkin. Kalau kamu tersinggung, mohon maafkan aku."Dahlan mendengus dingin, lalu meletakkan cangkir tehnya. Tatapannya langsung beralih ke orang-orang yang berada di aula.Kresna segera mengerti maksudnya dan memerintahkan semua orang untuk pergi. Tida
Menangkap pemimpin untuk menghancurkan pasukan! Ini adalah cara terbaik!Sebenarnya mereka sudah mencoba membunuh Wira beberapa kali sebelumnya, tetapi hasilnya selalu mengecewakan. Namun, kali ini berbeda.Senia telah memutuskan untuk tidak menyembunyikan niatnya lagi. Dengan demikian, dia bisa bertindak lebih bebas tanpa ragu.Ini adalah kesempatan sempurna untuk menyerang Wira secara langsung dan terbuka. Jika berhasil menyingkirkan Wira, itu akan menjadi hasil terbaik. Namun, jika tidak, paling-paling mereka akan memutuskan hubungan mereka. Hasil ini tidak akan berdampak pada apa pun.Dahlan tiba-tiba berkata, "Tapi, saat ini kita nggak punya orang yang cukup kuat untuk melakukannya. Bahkan, kita hampir kehabisan ahli di pihak kita. Setahuku, Wira membawa beberapa ahli di sisinya.""Kalau kita mengirim orang sekarang, bukankah hanya akan mengorbankan mereka tanpa hasil?"Bahkan, Panji tidak mendapatkan hasil yang memuaskan dan akhirnya kehilangan nyawanya. Dahlan tidak kepikiran si
"Benar!"Di hadapan ibunya, Dahlan tidak perlu menyembunyikan apa pun. Dia langsung mengangguk dengan tegas. Kekhawatirannya memang terletak pada Kresna dan Ararya.Kedua orang ini memegang kekuasaan militer. Meskipun kekuatan mereka telah dibatasi oleh Senia selama bertahun-tahun, mereka tetap tak terkalahkan hingga sekarang.Di wilayah mereka, mereka seperti raja kecil, memerintah wilayah sendiri. Hal ini jelas adalah ancaman bagi kekuasaan Senia.Dulu, Senia tidak terlalu memedulikan mereka karena dia memiliki Panji di sisinya. Panji bahkan mampu menciptakan makhluk beracun yang menakutkan. Sekalipun di medan perang, makhluk beracun tetap bisa membuat posisi mereka unggul.Namun, dengan kematian Panji, Senia kehilangan sosok yang bisa diandalkan. Inilah yang paling dikhawatirkan Dahlan.Jika mereka memutuskan untuk memulai perang dengan Wira saat ini, lalu Raja Kresna serta Raja Ararya menyerang dari belakang, itu akan menjadi krisis besar. Hasil akhirnya bisa dipastikan akan sangat
Meskipun Dahlan sangat membenci Wira dan ingin membunuhnya, dia tetap mempertimbangkan untung rugi dengan baik.Menyatakan perang terhadap Wira memang mudah. Namun setelah itu, akan ada banyak reaksi berantai yang harus dihadapi.Jika semua reaksi berantai itu tidak dipertimbangkan dengan matang, di masa depan hal ini bisa membawa masalah yang tidak perlu bagi mereka. Inilah poin paling sulit.Sudut bibir Senia agak berkedut. Dia melangkah ke depan Dahlan, mencengkeram kerah bajunya dengan erat. Jika tatapan mata bisa membunuh, Dahlan pasti sudah mati berkali-kali.Tatapan yang begitu menakutkan, seperti dua pedang tajam yang siap menusuk. Tidak ada yang berani menatapnya langsung."Ibu, kenapa?" Dalam pandangan Dahlan, Senia selalu tampak bijaksana. Jika tidak, mustahil bagi seorang wanita bisa mencapai posisi seperti ini, bahkan menjadi sosok yang berada di atas semua orang.Pencapaiannya sudah cukup untuk membuat semua wanita di dunia ini merasa bangga. Lagi pula, wanita yang menjad
Keesokan pagi, Wira dan rombongannya berangkat. Osman memimpin para pejabat untuk mengantar kepergian mereka. Terlihat jelas bahwa Osman sangat menghormati Wira.Selain itu, seluruh rakyat turut mengantar saat tahu Wira akan pergi. Harus diakui bahwa Wira sangat dicintai oleh rakyat.Bukan hanya di Provinsi Yonggu dan Provinsi Lowala, bahkan di wilayah lain pun Wira sangat dihormati. Bagaimanapun, pengorbanan Wira memang tidak kecil. Namun, semuanya membuahkan hasil yang sepadan.Saat Wira dalam perjalanan kembali ke Provinsi Yonggu, situasi di Kerajaan Agrel kurang baik.Saat ini, Senia duduk di singgasananya dengan wajah suram. "Apa kabar ini benar?"Senia baru mendapat kabar bahwa semua orang yang diutusnya ke wilayah barat tewas. Bahkan, Panji juga tidak bisa kembali lagi. Padahal, Panji adalah kartu trufnya yang terpenting.Karena ucapan Panji, Senia baru bersedia mengeluarkan 5 miliar gabak untuk berdamai dengan Wira. Jika tidak, dia lebih memilih untuk mengorbankan putranya dari
Di wilayah dua provinsi yang damai tanpa konflik ataupun perang, tentu tidak ada hal yang perlu dikhawatirkan. Namun anehnya, meskipun bisa tinggal di rumah besar di luar, ada yang memilih rumah sederhana di Dusun Darmadi. Hal ini memang sulit dimengerti. Mungkin, Dusun Darmadi memberikan rasa aman bagi Ramath."Hasil terbesar yang kami capai dalam perjalanan kali ini adalah membunuh Jaran. Selain itu, Caraka yang selalu mengikuti Senia, juga tewas di tangan kami. Dengan kematian mereka berdua, kekuatan Senia jelas berkurang banyak," ucap Wira dengan puas.Ini adalah pencapaian terbesar dari perjalanan kali ini, wajar jika Wira merasa senang.Para hadirin di sekitar mengangguk setuju. Mereka juga tidak menyukai orang-orang dari Kerajaan Agrel. Ketika perang besar empat kelompok terjadi, Kerajaan Agrel adalah pihak yang menekan mereka paling keras.Meskipun sekarang situasi sudah damai, orang-orang dari Kerajaan Nuala tetap menyimpan dendam dan menjaga jarak dengan Kerajaan Agrel. Konfl
"Tuan Wira, kamu sangat senang dengan kesembuhan Lucy sampai melupakan temanmu ini. Aku ini raja lho. Aku sampai datang ke gerbang kota untuk menyambutmu. Setidaknya, kamu harus menjaga harga diriku sedikit.""Kalau terus membuatku berdiri di sini, apa yang akan dikatakan para menteriku nanti? Kelak gimana aku bisa mempertahankan wibawaku di depan mereka?"Osman berkata sambil tertawa. Jelas, itu hanya candaan tanpa maksud serius. Dia tidak mungkin benar-benar menyimpan dendam terhadap Wira.Wira tersenyum sambil menggeleng. Pemuda ini memang nakal. Para menteri yang hadir pun ikut tersenyum."Sudah, sudah, sejak kapan kamu jadi orang yang suka cemburu? Sekarang kamu seorang raja. Kamu seharusnya bicara yang bijak. Kalau nggak, kelak kamu benaran sulit mempertahankan takhtamu!" Wira ikut bercanda.Di tengah tawa dan obrolan santai, Wira dan rombongan memasuki ibu kota. Karena sebelumnya sudah mengetahui kepulangan Wira, Osman telah menyiapkan perjamuan.Ketika Wira tiba bersama rombong
Bisa dikatakan, hampir tidak ada pemimpin seperti Wira di dunia ini."Semuanya sudah beres. Raja kami mengikuti saran darimu dan mengeluarkan banyak dana untuk bantuan bencana. Sekarang keadaan sudah stabil dan rakyat sudah tenang. Kami benar-benar berterima kasih kepadamu."Sambil tersenyum, Trenggi meneruskan, "Kalau bukan karena saranmu, mungkin Kerajaan Nuala sudah jatuh dalam kekacauan sekarang ...."Ketika membahas hal ini, Trenggi tidak bisa menahan diri untuk menggeleng. Seperti yang Wira perkirakan sebelumnya, karena tidak ada bantuan bencana, banyak rakyat menderita dan masalah terus bermunculan.Ketika rakyat tidak bisa makan, mereka tentu bisa melakukan apa saja. Untungnya, bantuan segera diberikan sehingga masalah teratasi dan tidak terjadi kekacauan yang lebih besar.Namun, pada awalnya Osman tidak berniat menggunakan kas kerajaan untuk menghemat uang. Meskipun ingin membantu rakyat, dia tidak berani mengambil risiko itu demi melindungi dirinya sendiri.Bagaimanapun, jika