"Ya sudah, aku turuti apa katamu saja. Nggak usah marah-marah." Agha berjalan ke samping, merasa agak tidak nyaman. Dia jelas-jelas memikirkan kepentingan Wira, tetapi Wira malah marah padanya. Bagaimana mungkin dia tidak merasa sedih?Namun, Wira adalah kakaknya, satu-satunya keluarga yang dimilikinya di dunia ini. Agha hanya bisa menahan diri. Jika itu orang lain, Agha mungkin sudah meledakkan kepala mereka!Setelah melihat Agha mengurungkan niatnya, Wira beralih menatap Arifin dan berkata, "Paman, sekarang kami cuma bisa menaruh harapan padamu. Setelah kamu menemukan cara untuk mengatasi racun aneh itu, aku akan pergi ke wilayah barat untuk memeriksa keadaan orang-orangku.""Seperti yang dibilang Lucy, sekalipun mereka gugur, aku harus membawa jenazah mereka pulang. Mereka harus balik ke kampung halaman."Wira merasa kecewa dan sedih. Semua anggota jaringan mata-mata adalah ahli hebat. Mereka telah melalui berbagai pelatihan. Namun, kali ini jaringan mata-mata malah menderita kerugi
"Dia bukan hanya bisa menyembuhkan Nona Lucy, tapi juga membantu kalian mencari cara untuk mengatasi racun wilayah barat. Gimana kalau kamu coba temui dia?"Setelah mendengar ada orang seperti itu, Wira tentu saja tidak akan melewatkan kesempatan untuk bertemu dengannya. Nyawa Lucy ada di tangan orang itu!Wira segera bertanya, "Apa kamu punya hubungan dengan orang itu?Osman menggeleng dan menyahut dengan tak berdaya, "Aku memang penguasa Kerajaan Nuala, tapi nggak punya hak untuk bicara di hadapan orang itu. Dia juga orang dunia persilatan. Dia nggak pernah ikut campur soal urusan istana.""Sebelumnya aku pernah mengutus orang ke tempatnya, tapi dia nggak pernah menampakkan diri. Aku saja nggak tahu dia pria atau wanita. Aku cuma tahu ada orang seperti itu di Kerajaan Nuala."Ternyata begitu. Sepertinya orang ini punya kepribadian yang aneh. Wira sering berurusan dengan orang-orang seperti ini.Contoh saja, orang-orang yang bergabung dengan Gedung Nomor Satu. Mereka semua memiliki ke
"Baiklah," sahut Agha dengan kesal.Wira hanya belasan tahun lebih tua darinya. Kenapa cerewet sekali? Menyebalkan!Namun, Agha hanya punya satu kakak di dunia ini. Dia juga tidak bisa berbuat apa-apa. Jika tidak, dia pasti malas mendengarkan omelan Wira.Dalam waktu kurang dari sejam, keduanya tiba di kaki gunung. Tempat ini adalah gunung yang terbengkalai. Gunungnya tidak terlalu tinggi karena puncaknya bisa terlihat jelas. Di lereng gunung memang terdapat sebuah rumah jemari."Orang yang mau kita cari seharusnya di sana," ujar Wira sambil menunjuk ke arah rumah jerami itu. Untungnya, informasi dari Osman tidak salah.Agha mengangguk, lalu tersenyum dan berkata, "Ya sudah, ayo kita ke sana. Omong-omong, kita perlu buat persiapan nggak? Orang itu pintar menggunakan racun. Dia bisa membunuh tanpa jejak!"Jika Agha sendirian, dia tidak akan takut. Namun, karena Osmaro dan lainnya yang terus mengomel di sampingnya, dia menjadi takut Wira kenapa-napa. Bagaimanapun, status Wira sangat ting
Dengan usia dan penampilan seperti ini, Wira merasa agak bingung. Bagaimana bisa wanita seperti ini suka meneliti racun? Hobi setiap orang memang berbeda-beda.Wanita itu berujar dengan dingin, "Kalau begitu, kamu boleh masuk."Ketika Agha hendak mengikuti Wira, wanita itu langsung menghentikannya. "Aku cuma mengizinkan dia masuk. Kamu nggak boleh! Keluar dari halamanku sekarang juga!"Sungguh kepribadian yang aneh. Agha hanya bisa menggertakkan giginya. Wajahnya merah karena marah. Namun, setelah melihat pandangan Wira, dia hanya bisa mundur dengan pasrah.Sambil berdiri di depan, Agha mulai menggerutu, "Kalau bukan karena kakakku, aku nggak mungkin membiarkannya begitu saja. Beraninya dia membentakku! Kalau orang-orang tahu, reputasiku sebagai jenderal akan tercoreng. Tunggu saja kamu. Aku pasti akan mencari kesempatan untuk membalasmu!"....Saat ini, di dalam rumah jerami.Setelah masuk, Wira mengamati sekeliling. Dekorasi tempat ini sangat elegan. Meskipun dipenuhi bahan obat, rum
"Jadi, bisakah Nona ikut bersamaku sekarang untuk menyelamatkan orang? Nyawa temanku sedang terancam, mungkin di seluruh dunia ini hanya Nona yang bisa mengatasi racun ini," kata Wira perlahan-lahan sambil menyimpan pistolnya.Wanita itu pun menjawab, "Tentu saja bisa. Meskipun aku bukan orang yang berada di jalan benar, aku juga pernah mendengar reputasi Tuan Wira. Kamu sudah melakukan banyak hal yang bermanfaat bagi negara dan rakyat dan sosok yang dihormati oleh seluruh rakyat di sembilan provinsi, aku tentu saja bersedia membantumu.""Aku yakin orang-orang di sekitar Tuan Wira juga adalah orang-orang yang berbudi luhur. Kalau begitu, silakan Tuan Wira memimpin jalan."Setelah wanita itu setuju, mata Wira langsung bersinar karena kini ada harapan. Arifin tidak bisa mengatasi racun mematikan yang diderita Lucy. Sekarang sudah ada wanita ini yang turun tangan, masalah ini pasti akan segera selesai. Semoga saja tidak ada masalah lain lagi yang muncul.Wanita itu berbalik dan mengemasi
"Kalau begitu, Tuan Panji pasti sudah menangani semua masalah ini, 'kan?" tanya Senia lagi.Meskipun Senia dan Panji baru berinteraksi sekitar dua tahun, dia sudah sangat memahami sifat Panji. Panji selalu bertindak dengan sangat hati-hati, tidak pernah meninggalkan jejak sedikit pun. Intrik dan rencana Panji juga sangat mendalam, hal kecil seperti ini tidak mungkin bisa menghalangi Panji. Jika dirinya saja tidak bisa tertipu, apalagi Panji dan hal ini juga terjadi di markas besar Panji."Apa yang Ratu katakan benar, aku memang sudah mengetahui hal ini. Tapi, ada hal yang Ratu nggak tahu, masalah di wilayah barat sudah ditangani. Lucy juga nggak berhasil mengetahui rahasia apa pun. Kalau nggak ada kejadian mendadak, sebentar lagi wanita itu akan meninggalkan dunia ini selamanya," kata Panji.Setelah mendengar perkataan itu, ekspresi Senia berubah dan matanya juga bersinar. Lucy adalah tangan kanan Wira dan juga mengendalikan organisasi intelijen milik Wira. Dia juga memiliki banyak pas
"Bagus. Aku suka cara kerjamu yang seperti ini," kata Senia sambil bertepuk tangan dengan puas dan tetap tersenyum.Setelah keduanya berbincang sebentar, Panji pergi lebih awal karena masih ada urusan lain.Seiring dengan suasana ruangan yang perlahan-lahan hening, seseorang muncul dari kegelapan. Orang ini mengenakan pakaian hitam dengan sebuah pedang di tangannya dan kini berdiri di belakang Senia dengan hormat.Orang ini adalah pengawal pribadi Senia yang baru direkrut dan juga ahli yang sangat langka, Caraka. Namun, dia biasanya tidak pernah menunjukkan dirinya dan selalu bersembunyi di kegelapan untuk melindungi keselamatan Senia.Caraka perlahan-lahan berkata, "Ratu, Tuan Panji sepertinya makin arogan. Sekarang dia bahkan berani berbicara seperti itu di hadapanmu, sama sekali nggak menghormatimu. Apa perlu aku memberinya sedikit pelajaran?"Senia berkata dengan santai, "Tuan Panji memang punya kemampuannya. Belakangan ini, aku juga menyaksikan keahliannya. Mungkin karena itu dia
Sejak sempat sadar sekali kemarin, Lucy selalu dalam kondisi koma dan belum membuka matanya lagi. Hal ini yang membuat Wira merasa gelisah.Arifin menganggukkan kepala. Namun, sebelum dia sempat berbicara, pandangannya sudah tertuju pada Wendi.Sementara itu, Wendi juga sedang mengamati Arifin. Saat pandangan keduanya bertemu, dia berkata dengan tenang, "Ahli dalam ilmu medis? Ternyata ada seorang ahli seperti ini di sisi Tuan Wira, kenapa masih membutuhkan bantuanku?"Wira segera berdiri di tengah keduanya dan berkata sambil melambaikan tangannya, "Ini karena aku ingin semuanya saling membantu agar temanku bisa segera sembuh. Lagi pula, Paman Arifin ahli dalam menangani penyakit langka, tapi nggak ahli menetralkan racun ...."Hubungan Arifin dengan Wira sangat dekat, sehingga dia tidak terlalu memedulikan bagaimana Wira menilainya. Lagi pula, dia memang tidak mampu menetralkan racun di tubuh Lucy. Jika tidak, Lucy tentu tidak akan tetap terbaring di sana. Jika ada orang yang benar-ben
Racun-racun ini bisa membunuh seseorang dengan tanpa jejak. Bahkan saudara-saudara dari jaringan mata-mata pun tidak mampu bertahan, Lucy juga terluka parah seperti ini. Jika tidak mempersiapkan dengan matang, kecerdasan dan strategi Wira yang hebat pun tidak berguna. Pada akhirnya, dia tetap akan mati.Namun, sekarang Wendi juga ikut bersama mereka, Arifin tentu saja merasa lebih tenang dan tidak perlu mengkhawatirkan apa pun lagi.Wira menganggukkan kepala dan tersenyum, lalu berkata, "Aku hanya tahu wanita ini nggak akan membohongiku. Sekarang sudah ada bantuan dari Wendi, nanti aku akan segera berangkat ke wilayah barat.""Setelah Lucy sadar, kamu harus menyuruhnya fokus untuk memulihkan diri di sini. Jangan biarkan dia melakukan apa pun. Kalau dia nggak mendengar perintahmu, kamu bilang ini perintahku. Begitu aku kembali dari wilayah barat, aku juga akan langsung menyuruhnya keluar dari jaringan mata-mata."Wira melakukan ini juga demi kebaikan Lucy. Setelah sembuh dari penyakit p
"Nggak perlu, orang-orang yang bersamaku ini sudah cukup. Lagi pula, kalau membawa terlalu banyak orang, malah hanya akan makin merepotkan," kata Wira sambil tersenyum. Dia juga memahami niat baik Trenggi, tetapi mungkin hanya akan makin merepotkan jika dia menggunakan orang-orang dari mereka.Dalam perjalanan ke wilayah barat kali ini, Wira berencana hanya membawa Agha dan Wendi bersamanya. Dia tentu saja sudah diam-diam menghubungi seseorang dan kini orang itu sedang dalam perjalanan untuk bergabung dengan mereka. Dengan orang-orang ini di sisinya, mereka bisa memperkecil kemungkinan menjadi target dan juga menjamin keselamatan mereka.Perlu diketahui, semua orang yang dibawa Wira memiliki kemampuan andalan mereka masing-masing. Bahkan dia sendiri yang merupakan terlemah di antara mereka pun memiliki pistol, senjata rahasia yang tak tertandingi di dunia. Orang biasa tidak akan bisa mendekatinya. Meskipun berada di wilayah barat, dia juga yakin dia bisa melindungi dirinya sendiri.Nam
Osman berpikir meskipun Wendi adalah seorang wanita, Wendi adalah ahli dalam menggunakan racun. Di medan perang, kemampuan Wendi pasti akan berguna. Sayangnya, Wendi tidak menghiraukannya.Namun, Osman tidak menyangka Wira yang baru saja tiba di Kerajaan Beluana pun sudah begitu dekat dengan Wendi, bahkan berhasil membuat Wendi ikut pergi ke wilayah barat. Wira benar-benar sangat beruntung. Bagaimana mungkin dia tidak merasa iri?"Tentu saja. Orangku terluka di wilayah barat dan sekarang kondisinya juga seperti ini. Selain itu, masih banyak saudara-saudaraku yang belum kembali, aku harus pergi melihat kondisi mereka. Meskipun mereka sudah meninggal, aku tetap harus melihat jasad mereka. Aku nggak boleh membiarkan saudara-saudaraku mati di tempat asing," kata Wira dengan dingin sambil meligat ke arah barat.Apa pun yang sebenarnya telah terjadi di sana, Wira merasa dia harus menemukan kebenarannya. Dia tidak akan membiarkan orang-orangnya menderita tanpa alasan, apalagi kali ini orang y
"Aku bersikeras ingin pergi ke wilayah barat karena ada orang aneh di Kerajaan Agrel yang bisa memanggil angin dan hujan. Konon, orang ini bukan berasal dari wilayah tandus di utara, melainkan dari wilayah barat. Untuk menemukan cara menghadapinya, aku harus pergi ke wilayah barat untuk menyelidikinya," kata Wira dengan tegas, tanpa menyembunyikan apa pun.Wira terlihat sangat tulus. Seperti yang dikatakannya, dia sebenarnya memang tidak memiliki ambisi sebesar itu. Jika benar-benar ingin menguasai dunia, dia juga tidak akan turun tangan pada wilayah barat. Dia juga sangat menyadari semua yang dikatakan Wendi.Lagi pula, demi menjaga kestabilan dunia, Wira sudah mengorbankan banyak hal. Ini adalah fakta yang diketahui semua orang. Saat itu, dia yang inisiatif mengadakan pertemuan empat pihak di Paviliun Kristal dan berhasil membawakan kedamaian bagi rakyat di dunia untuk sementara. Para rakyat pun tidak perlu menderita karena perang lagi dan semua itu adalah jasanya.Setelah menatap Wi
Wendi menoleh dan melihat Wira sejenak, lalu kembali bertanya, "Tuan Wira nggak percaya padaku?""Mana mungkin aku nggak percaya pada Nona Wendi. Aku hanya ingin memohon satu hal lagi ...," kata Wira perlahan-lahan setelah ragu cukup lama.Wendi berkata dengan penuh percaya diri, "Apa ada hal lain yang Tuan Wira inginkan dariku? Kalau Tuan Wira ingin mengundangku ke Gedung Nomor Satu lagi, aku harap Tuan Wira berhenti saja. Aku nggak tertarik dengan tempat itu.""Selain itu, aku memang orang yang menggunakan racun dan ini bukan cara yang membanggakan, jadi kenapa aku harus bersaing menjadi yang terbaik di dunia? Apalagi mungkin sangat sedikit orang di dunia ini yang bisa melampauiku."Wendi sangat percaya diri dengan kemampuannya dalam menggunakan racun. Bukan hanya dirinya yang mengakui kemampuannya ini, begitu juga dengan orang di Keluarga Beluana. Bahkan Osman pun pernah mendengar namanya, ini membuktikan betapa terkenalnya dia.Wira melambaikan tangannya dan berkata sambil tersenyu
Di tengah percakapan, Wendi sudah melangkah ke sisi tempat tidur. Dia perlahan-lahan mengangkat tangannya dan memeriksa pergelangan tangan Lucy dengan teliti.Semua orang berdiri di samping dengan serius dan tidak ada yang berani mendekat untuk mengganggu Wendi.Setelah mengetahui Wira dan yang lainnya sudah menemukan ahli racun nomor satu di dunia, Osman, Trenggi, dan yang lainnya juga segera datang untuk melihat situasinya. Namun, mereka hanya berdiri di luar kamar dan mengamati semuanya dengan tenang. Ada beberapa pengawal juga yang sedang berjaga di sisi Osman dengan sangat hati-hati.Sementara itu, para kasim dan pelayan istana yang berada di sekitar juga tidak berani mendekat. Mereka juga tahu orang yang sedang mengobati di dalam kamar itu adalah ahli racun terhebat di dunia. Jika terjadi sedikit kesalahan saja, mereka mungkin akan kehilangan nyawa dan mungkin nyawa mereka juga tidak utuh. Bagaimanapun juga, racun adalah sesuatu yang selalu membuat orang ketakutan.Sekitar 30 men
Sejak sempat sadar sekali kemarin, Lucy selalu dalam kondisi koma dan belum membuka matanya lagi. Hal ini yang membuat Wira merasa gelisah.Arifin menganggukkan kepala. Namun, sebelum dia sempat berbicara, pandangannya sudah tertuju pada Wendi.Sementara itu, Wendi juga sedang mengamati Arifin. Saat pandangan keduanya bertemu, dia berkata dengan tenang, "Ahli dalam ilmu medis? Ternyata ada seorang ahli seperti ini di sisi Tuan Wira, kenapa masih membutuhkan bantuanku?"Wira segera berdiri di tengah keduanya dan berkata sambil melambaikan tangannya, "Ini karena aku ingin semuanya saling membantu agar temanku bisa segera sembuh. Lagi pula, Paman Arifin ahli dalam menangani penyakit langka, tapi nggak ahli menetralkan racun ...."Hubungan Arifin dengan Wira sangat dekat, sehingga dia tidak terlalu memedulikan bagaimana Wira menilainya. Lagi pula, dia memang tidak mampu menetralkan racun di tubuh Lucy. Jika tidak, Lucy tentu tidak akan tetap terbaring di sana. Jika ada orang yang benar-ben
"Bagus. Aku suka cara kerjamu yang seperti ini," kata Senia sambil bertepuk tangan dengan puas dan tetap tersenyum.Setelah keduanya berbincang sebentar, Panji pergi lebih awal karena masih ada urusan lain.Seiring dengan suasana ruangan yang perlahan-lahan hening, seseorang muncul dari kegelapan. Orang ini mengenakan pakaian hitam dengan sebuah pedang di tangannya dan kini berdiri di belakang Senia dengan hormat.Orang ini adalah pengawal pribadi Senia yang baru direkrut dan juga ahli yang sangat langka, Caraka. Namun, dia biasanya tidak pernah menunjukkan dirinya dan selalu bersembunyi di kegelapan untuk melindungi keselamatan Senia.Caraka perlahan-lahan berkata, "Ratu, Tuan Panji sepertinya makin arogan. Sekarang dia bahkan berani berbicara seperti itu di hadapanmu, sama sekali nggak menghormatimu. Apa perlu aku memberinya sedikit pelajaran?"Senia berkata dengan santai, "Tuan Panji memang punya kemampuannya. Belakangan ini, aku juga menyaksikan keahliannya. Mungkin karena itu dia
"Kalau begitu, Tuan Panji pasti sudah menangani semua masalah ini, 'kan?" tanya Senia lagi.Meskipun Senia dan Panji baru berinteraksi sekitar dua tahun, dia sudah sangat memahami sifat Panji. Panji selalu bertindak dengan sangat hati-hati, tidak pernah meninggalkan jejak sedikit pun. Intrik dan rencana Panji juga sangat mendalam, hal kecil seperti ini tidak mungkin bisa menghalangi Panji. Jika dirinya saja tidak bisa tertipu, apalagi Panji dan hal ini juga terjadi di markas besar Panji."Apa yang Ratu katakan benar, aku memang sudah mengetahui hal ini. Tapi, ada hal yang Ratu nggak tahu, masalah di wilayah barat sudah ditangani. Lucy juga nggak berhasil mengetahui rahasia apa pun. Kalau nggak ada kejadian mendadak, sebentar lagi wanita itu akan meninggalkan dunia ini selamanya," kata Panji.Setelah mendengar perkataan itu, ekspresi Senia berubah dan matanya juga bersinar. Lucy adalah tangan kanan Wira dan juga mengendalikan organisasi intelijen milik Wira. Dia juga memiliki banyak pas