Wira tertawa sambil melambaikan tangannya, lalu menimpali, "Nggak usah sungkan-sungkan begini. Kamu putra Senia sekaligus temanku. Aku tentu senang kalau ada teman yang mengunjungiku. Mana mungkin aku membiarkanmu menderita di sini. Seharusnya aku yang minta maaf karena nggak melindungimu dengan baik."Dahlan buru-buru melambaikan tangan dan membantah, "Jangan bicara begitu. Kali ini salahku karena bertindak seenaknya. Saat di restoran tadi, aku tahu ada yang membuntutiku. Tapi, aku malah mengusir mereka. Aku awalnya mengira mereka bawahan ibuku, tapi ternyata Tuan Wira yang mengutus mereka untuk melindungiku.""Kalau aku nggak mengusir kedua orang itu, mana mungkin aku bertemu bahaya seperti itu! Jadi, bisa dibilang aku yang terlalu ceroboh."Danu tidak berbicara dan hanya menikmati tehnya dengan tenang. Kedua orang di depannya ini sangat licik. Baik Wira ataupun Dahlan, keduanya bukan orang yang mudah untuk dihadapi.Kalau bukan karena Wira tidak menyuruh Danu pergi, Danu pun tidak i
"Tuan, semuanya sesuai perintahmu. Orang itu sudah dibebaskan dan meninggalkan wilayah Provinsi Yonggu dengan aman," kata Lucy yang berada di kegelapan naik dari tangga dan segera berdiri di belakang Wira.Saat siang hari Wira dan yang lainnya pergi ke restoran untuk berhadapan dengan Kasyafa, Lucy sudah mengintai di luar kota sejak awal. Bahkan penempatan pasukan Kasyafa pun tidak luput dari pengamatannya. Interaksi antara Kasyafa dan Umar juga berada di bawah kendalinya.Wira tersenyum puas. "Kerjamu bagus. Aku sudah tahu kedua orang ini pasti diam-diam berhubungan. Sekarang kelihatannya Umar ini memang nggak patuh seperti yang kubayangkan, kedatangannya ke Provinsi Yonggu kali ini pasti punya niat tertentu. Masalah di Desa Damaro juga pasti berhubungan dengannya.""Kamu sudah memastikan apa masalah ini berhubungan dengan Senia?" tanya Wira lagi.Senia berbeda dengan Umar. Meskipun keduanya berasal dari Kerajaan Agrel dan memiliki hubungan ibu dan anak, mungkin saja apa yang dilakuka
Lucy segera menganggukkan kepala. "Jadi, bagaimana dengan Umar?"Membiarkan Umar tetap berada di sekitar sama seperti memasang bom waktu yang akan meledak kapan pun. Inilah yang paling dikhawatirkan Lucy dan bukan hal yang bijak. Meskipun selama ini Wira selalu berhati-hati, bukankah suatu hari nanti akan terjatuh jika terus bermain-main dengan bahaya. Tidak boleh selalu membiarkan hal yang mengancam keselamatan.Wira menyipitkan mata dan berkata, "Hanya seekor anak serigala kecil saja, dia nggak akan bisa berbuat apa-apa selama berada di bawah pengawasanku. Soal pria codet itu, biarkan saja dia pergi agar nggak mengganggu Umar. Selanjutnya, kita lihat saja apa yang sebenarnya ingin dilakukan Umar."Dia sangat ingin tahu apa yang direncanakan Umar dan apakah Umar ini lebih hebat daripada ibunya.Wira dan Lucy berbicara hingga larut malam, lalu kembali ke kediaman jenderal.Dua hari kemudian, di Kerajaan Agrel. Kasyafa sudah membawa rombongannya kembali ke wilayah tandus di utara dan sa
Senia berkata dengan dingin, "Kamu? Kamu ini memang nggak berguna, aku nggak tahu kenapa Umar memercayakan tugas penting ini padamu, Baru saja keluar untuk menyelesaikan urusan dari Umar saja sudah membuat semuanya menjadi seperti ini, sekarang malah hampir saja mencelakai tuanmu.""Kalau bukan karena Umar percaya padamu, aku sudah membuatmu menghilang dari dunia ini. Dasar sampah nggak berguna, sampai dibuntuti orang ke sini."Tadi Senia tidak memarahi Kasyafa karena dia masih memikirkan hal lain, tetapi dia berpikir harus memberi Kasyafa ini pelajaran setelah mendengarnya berbicara. Jika Wira cerdas, dia juga bukan orang bodoh.Lucy sudah merencanakan semuanya dengan matang. Setelah Kasyafa dan rombongannya meninggalkan Provinsi Yonggu, tetap ada orang yang diam-diam mengikuti mereka. Orang-orang ini semuanya adalah elite, sehingga mereka tidak menyadari keberadaan orang-orang ini. Namun, setelah memasuki Kerajaan Agrel, ini sudah merupakan wilayah kekuasaan Senia.Semua orang tahu W
"Nggak membalas kebaikan orang itu nggak sopan, nggak boleh membiarkan orang lain meremehkanku," kata Senia sambil menyipitkan mata dan tersenyum, lalu melambaikan tangan pada Kasyafa. Suasana aula utama kembali sunyi dan Kasyafa pun mundur dari ruangan itu.....Tiga hari kemudian. Selama beberapa hari ini, Umar tetap tinggal di kediaman jenderal. Selain makan, minum, dan bersenang-senang setiap harinya, tidak ada hal lain yang bisa dilakukannya. Ini adalah pelayanan khusus dari Wira. Bagaimanapun juga, dia berasal dari Kerajaan Agrel dan juga putra dari Senia, Wira tidak mungkin mempersulitnya.Namun, jika ingin hidup tenang di sisi Wira, ini bukan hal yang mudah. Meskipun setiap hari hanya bersenang-senang, Umar merasa dirinya sepertinya terus diawasi. Semua ini juga karena ulahnya sendiri.Meskipun Umar menjalani hari-hari yang menyenangkan, sebenarnya banyak hal yang terjadi selama tiga hari ini.Pagi itu, Lucy datang melapor pada Wira.Saat itu, Wira sedang menikmati sarapan. Mel
Krak!Wira langsung mematahkan sumpit di tangannya dan memukul meja dengan keras.Danu dan Agha pun segera masuk dari luar pintu. Melihat ekspresi Wira yang sangat marah, Agha yang terlebih dahulu berkata, "Siapa yang sudah membuat kakakku marah?"Meskipun sedang menghadapi situasi genting, Wira biasanya sangat tenang. Ini pertama kalinya mereka melihat Wira begitu marah sampai mematahkan sumpit sendiri di depan umum. Ini memang terlihat agak aneh.Wira tidak menghiraukan Danu dan Agha, melainkan langsung menatap Lucy dan berkata, "Kenapa Senia bisa punya kekuatan sebesar ini?"Setelah mengungkit nama Senia, Danu segera melihat ke sekeliling dan menutup pintu dengan rapat. Masih ada orang dari Kerajaan Agrel di kediaman jenderal dan Wira juga telah memberi izin pada Umar untuk bebas keluar masuk di mana pun. Jika Umar mendengar pembicaraan mereka, ini tentu akan sangat merepotkan.Agha segera memasang telinga dan ekspresinya terlihat siap menyimak. Selama ini, dia selalu berada di samp
Agha berpikir dia harus menunjukkan kemampuan terbaiknya."Berhenti!" teriak Wira dengan marah.Danu juga secara refleks berdiri di depan Agha untuk menghalangi dan memberikan isyarat pada Agha. Siapa pun bisa melihat kali ini Wira benar-benar marah. Jika masih berani melawan Wira pada saat seperti ini, sama saja mencari mati."Kak Wira, mereka sudah meremehkan kita. Apa kamu benar-benar masih ingin bersabar? Meskipun kamu bisa bersabar, bagaimana kita bisa menjelaskannya pada keluarga para saudara kita yang mati di wilayah tandus itu? Mereka semua adalah saudara kita," kata Agha sambil menggertakkan gigi.Selain bertarung dengan orang, Agha juga sebenarnya ingin membalas dendam para saudaranya itu. Meskipun dia tidak pernah bertemu dengan orang-orang dari jaringan mata-mata, mereka semua juga bawahan Wira."Kita semua adalah saudara, nggak ada yang tega melihat saudara-saudaranya mati di tanah orang lain," kata Danu sambil segera menarik Agha ke belakangnya, sebagai isyarat agar Agha
“Nggak enak banget!”Wira Darmadi sedang mengunyah sesuap tiwul. Kemudian, dia meletakkan sendoknya karena merasa seperti makan gula saja.Sekarang dia akan menampar siapa pun yang berani memberitahunya bahwa melewati dimensi adalah hal bagus.Wira sudah melewati dimensi ke Kerajaan Nuala yang mirip dengan Kerajaan Atrana kuno.Pemilik tubuh sebelumnya berasal dari keluarga kaya. Sewaktu orang tuanya masih hidup, dia selalu sarapan bubur. Makan siangnya adalah nasi dengan lauk, sedangkan makan malamnya adalah mi gandum dan roti pipih. Berhubung harus bersekolah di ibu kota provinsi, dia baru pulang ke rumah setiap sepuluh hari sekali. Pada saat itu, dia pun bisa memuaskan nafsu makannya.Rakyat biasa pada umumnya hanya makan sehari dua kali. Makanan mereka juga hanyalah bubur atau tiwul karena mereka tidak sanggup membeli daging. Hanya pada saat Tahun Baru dan punya uang berlebih, mereka baru bisa menikmati daging.Biasanya, hanya orang kaya, bangsawan atau pejabat yang bisa menikmati