Agha berpikir dia harus menunjukkan kemampuan terbaiknya."Berhenti!" teriak Wira dengan marah.Danu juga secara refleks berdiri di depan Agha untuk menghalangi dan memberikan isyarat pada Agha. Siapa pun bisa melihat kali ini Wira benar-benar marah. Jika masih berani melawan Wira pada saat seperti ini, sama saja mencari mati."Kak Wira, mereka sudah meremehkan kita. Apa kamu benar-benar masih ingin bersabar? Meskipun kamu bisa bersabar, bagaimana kita bisa menjelaskannya pada keluarga para saudara kita yang mati di wilayah tandus itu? Mereka semua adalah saudara kita," kata Agha sambil menggertakkan gigi.Selain bertarung dengan orang, Agha juga sebenarnya ingin membalas dendam para saudaranya itu. Meskipun dia tidak pernah bertemu dengan orang-orang dari jaringan mata-mata, mereka semua juga bawahan Wira."Kita semua adalah saudara, nggak ada yang tega melihat saudara-saudaranya mati di tanah orang lain," kata Danu sambil segera menarik Agha ke belakangnya, sebagai isyarat agar Agha
Menunggu dan melihat situasinya adalah satu-satunya strategi Wira untuk saat ini. Dia hanya bisa menunggu lawannya bergerak terlebih dahulu karena dia masih tidak jelas langkah lawannya.Namun, terlalu banyak peristiwa yang terjadi belakangan ini dan semuanya berhubungan dengan Senia, sehingga Wira yakin sebentar lagi dia akan bertemu dengan Senia. Pada saat itu, semuanya akan terungkap dan dia juga bisa memberi penjelasan pada orang-orang yang mati itu.Satu masalah belum selesai, masalah yang lain sudah muncul. Belum seminggu dari kejadian itu, terdengar kabar buruk yaitu banjir besar melanda berbagai daerah. Bahkan Provinsi Lowala dan Provinsi Yonggu juga terimbas, termasuk daerah lainnya.Berbagai kelompok sudah berkumpul di dalam kediaman jenderal, Harraz dan yang lainnya juga sedang bergegas ke sana. Saat ini, semuanya sedang mengelilingi Wira."Tuan Harraz, kenapa kamu sendiri yang langsung datang ke sini?" tanya Wira dengan segera setelah melihat Harraz berdiri di depannya.Set
Dukungan dari rakyat menentukan kelangsungan hidup seorang raja, Wira sangat memahami prinsip ini. Rakyat adalah fondasi sebuah kerajaan, itu tidak boleh dilupakan.Harraz segera menganggukkan kepala.Namun, saat Harraz hendak pergi, Danu segera maju dan berkata, "Tuan, aku tahu kamu sangat baik hati, tapi sekarang banjir melanda seluruh daerah dan para rakyat menderita. Kita menguasai dua provinsi. Meskipun kita menghabiskan seluruh harta dan sumber daya kita, kita juga nggak akan mampu melindungi begitu banyak korban bencana.""Ada begitu banyak orang yang harus diberi makan, dari mana kita bisa mendapatkan begitu banyak tempat dan makanan. Ini hanya akan menguras tabungan kita. Kalau orang-orang dari kerajaan lain memanfaatkan kesempatan ini untuk menyerang kita, apa yang harus kita lakukan?"Para menteri yang berada di tempat itu juga menganggukkan kepala. Apa yang dikatakan Danu masuk akal juga dan faktanya memang seperti itu. Jika benar-benar terjadi kesalahan, ini bukan hanya ak
Mendengar langkah kaki yang mendekat, Wira perlahan-lahan mengangkat kepalanya dan melihat orang yang datang itu ternyata adalah Lucy.Saat itu, Lucy sedang menyelidiki peristiwa di wilayah tandus. Dia ingin segera mengetahui kebenarannya dan memberikan sebuah penjelasan pada saudara-saudara yang telah meninggal.Setelah mendengar tentang bencana banjir yang menyebar di sembilan provinsi, Lucy segera kembali. Dia memang ingin menuntut keadilan bagi saudara-saudaranya yang sudah meninggal, tetapi bencana banjir di sembilan provinsi ini lebih penting karena menyangkut kehidupan rakyat jelata."Tuan," panggil Lucy.Wira menganggukkan kepala. "Kamu sudah kembali? Pasti kamu sudah mendengar tentang bencana banjir, 'kan?"Lucy langsung menganggukkan kepala. "Benar. Aku juga baru saja mengetahui tentang bencana ini, jadi aku bergegas kembali untuk melihat apa yang bisa kubantu.""Hmm ...." Setelah terdiam sejenak, Wira memberikan isyarat pada Lucy.Lucy pun langsung mengerti maksud Wira dan s
Mungkin inilah situasi yang dihadapi Wira. Pada akhirnya, dia memang harus membuat beberapa pengorbanan."Kenapa? Apa kamu berencana untuk netral? Tenang saja, di sini nggak ada orang lain. Hari ini sudah banyak orang yang memberiku pendapat. Jadi, apa pun yang kamu katakan dan keputusan yang kamu buat, aku nggak akan membocorkannya pada siapa pun. Kamu katakan saja dengan berani," kata Wira sambil mengangkat cangkir teh dan menyesapnya dengan pelan, merasakan pahitnya teh itu.Lucy berkata, "Tuan, aku setuju dengan perkataan Jenderal Danu. Pada saat seperti ini, kita nggak boleh lengah terhadap kerajaan lain, terutama Kerajaan Beluana. Saat terjadi kekacauan di kerajaan kita, satu-satunya cara untuk mengalihkan sedikit kelegaan adalah mengalihkan konflik itu. Aku khawatir Kerajaan Beluana akan menyerang kita di saat seperti ini.""Kalau mengerahkan semuanya untuk menyelamatkan para korban bencana itu, kita memang bisa menghilangkan penderitaan mereka dan bahkan bisa membantu mereka un
"Aku mengerti maksudmu, kamu pergi saja dulu," kata Wira sambil melambaikan tangan, saat ini dia hanya ingin tenang sendirian.Lucy memberi hormat dan keluar dari aula utama dengan tenang.Saat ini, di Dusun Darmadi. Dusun ini dilindungi dengan sangat baik dan ditambah lagi fasilitas keamanan yang lengkap di sekitarnya. Meskipun bencana banjir sudah menyebar di Provinsi Lowala, tempat ini tidak terpengaruh dan menjadi satu-satunya tempat yang aman.Para jenderal pun segera mengatur keluarga mereka untuk tinggal di Dusun Darmadi agar tidak terlibat dalam bencana banjir. Bisa dibilang, ini adalah tempat perlindungan yang lebih baik. Namun, ruangan di tempat ini terbatas, sehingga ada beberapa orang yang tidak bisa masuk meskipun semua orang sudah berusaha menciptakan ruangan.Namun, setidaknya kehidupan para pejabat tinggi jauh lebih baik daripada rakyat biasa di tengah bencana ini, inilah perbedaan di antara keduanya.Meskipun suasana di Dusun Darmadi cukup tenang, Wulan dan yang lainny
"Ini benar-benar kesempatan dari langit. Ratu, tadi aku baru saja mendapat berita bahwa bencana banjir sedang melanda sembilan provinsi dan para pengungsi tersebar di mana-mana. Bahkan Provinsi Lowala dan Provinsi Yonggu yang dikenal sebagai tanah suci juga tidak luput dari bencana kali ini," lapor perdana menteri Kerajaan Agrel."Apa yang bisa disyukuri dari ini? Kekayaan di sembilan provinsi ini berlimpah, bencana kecil ini sama sekali nggak berarti. Asalkan beri mereka sedikit waktu saja, mereka pasti akan pulih. Apa kamu pikir banjir ini bisa mengancam Wira dan yang lainnya?" kata Senia sambil memberi makan ikannya dan tidak menoleh sedikit pun.Ini bukan kabar baik bagi Senia. Apalagi Umar masih berada di sisi Wira dan tidak tahu bagaimana keadaan putranya sekarang, mana mungkin dia bisa merasa senang dengan bencana ini. Jika putranya mati dalam bencana ini, bukankah itu akan lebih menyakitkan?Perdana menteri itu segera berkata, "Apa yang kamu katakan benar, memang bencana kali i
"Perdana menteri memang mengerti hatiku. Usulanmu kali ini memang membuatku sangat puas. Kalau begitu, aku serahkan urusan ini padamu. Oh ya, jangan lupa menghubungi putraku yang nggak berguna itu dan menyuruhnya untuk segera kembali. Mungkin sekarang Wira juga nggak memedulikannya lagi," kata Senia sambil tertawa.Setelah itu, Senia kembali memberi makan ikannya, seolah-olah tidak terjadi apa pun.....Di dalam kediaman jenderal di Provinsi Yonggu. Selama seharian penuh ini, Wira tetap mengurung dirinya di dalam kamar dan tidak ingin bertemu dengan siapa pun. Saat itu, dia merasa kepalanya sudah hampir meledak karena para pejabat sipil dan jenderal memiliki pemikiran mereka sendiri dan mereka terus berusaha meyakinkannya.Meskipun Danu, Harraz, dan Osmaro tidak datang, orang-orang yang datang menemui Wira ini semuanya mengikuti perintah mereka. Oleh karena itu, orang-orang ini terus mengajukan berbagai ide padanya. Dia sebenarnya sudah mengetahui hal ini, sehingga sekarang dia berada
Dalam satu bulan terakhir, banyak hal telah terjadi.Osman secara sukarela menyerahkan segel kerajaan kepada Wira, sekaligus menyerahkan kendali atas Kerajaan Nuala. Dengan jatuhnya Kerajaan Nuala ke tangan Wira, negeri ini akhirnya benar-benar bersatu dan Wira menjadi kaisar di dunia!Hari itu menjadi hari perayaan bagi seluruh negeri! Kota utama di Provinsi Yonggu pun ditetapkan sebagai ibu kota baru.Sementara itu untuk suku utara, Wira menunjuk seseorang untuk mengambil alih kepemimpinan. Wilayah Kerajaan Agrel tetap damai karena Ararya dan Kresna menjalankan tugas mereka dengan baik.....Meskipun Wira telah menjadi kaisar, dia tetap memilih untuk tidak terlibat langsung dalam urusan pemerintahan, menyerahkan segala urusan istana kepada orang-orang kepercayaannya.Osmaro dan para menteri lainnya tetap sibuk mengatur negeri. Sedangkan Danu, Doddy, Nafis, dan lainnya kini menjadi jenderal besar yang menjaga berbagai wilayah, bahkan Agha juga mendapatkan posisi yang sama.Di sisi lai
"Itu bukan urusanmu." Nafis menatap Baris dengan dingin. "Penggal kepalanya dan bawa pulang untuk kaisar kita!"Begitu perintah itu dilontarkan, Agha langsung bergerak.Baris bahkan tidak sempat memberikan perlawanan. Dalam sekejap, tubuhnya sudah tergeletak di atas genangan darah. Dengan demikian, suku utara sepenuhnya jatuh ke tangan Wira.Pasukan yang dipimpin oleh Nafis pun tetap tinggal untuk memastikan tidak ada lagi pergerakan dari suku utara......Tiga hari berlalu, Wira dan Trenggi memimpin pasukan mereka hingga berhasil mengepung Senia di depan gerbang suku utara.Namun, gerbang itu sudah tertutup rapat. Yang berjaga tidak lain adalah Ararya serta Kresna. Saat melihat pemandangan ini, Senia langsung menyadari bahwa Wira sudah lama menjalin kerja sama dengan Ararya dan Kresna, bahkan telah menyiapkan jebakan besar untuknya!Di medan pertempuran, Senia menoleh ke pasukannya yang tersisa. Dulu, dia begitu berambisi dan berani. Kini, hanya kelelahan dan kekalahan yang tersisa di
"Ini adalah kesempatan terakhir kita!"Semua orang berpandangan, lalu mengangguk serempak.Begitu suara terompet serangan terdengar, Senia segera memimpin pasukannya maju, siap untuk merebut kota dengan paksa!Namun, tepat pada saat itu, terdengar seruan pertempuran dari belakang. Dalam sekejap, barisan belakang menjadi kacau balau!"Apa yang terjadi?" Senia segera menerima laporan dan menghentikan serangan."Wira tiba-tiba menyerang dari belakang! Karena nggak ada pertahanan di belakang sana, kita mengalami kerugian besar!""Selain itu, Wira dan pasukannya datang dengan persiapan matang. Kita harus mundur! Kalau kita terus bertahan di sini, seluruh pasukan bisa hancur!"Kini, mereka berada di posisi yang sangat tidak menguntungkan. Di depan ada pasukan Kerajaan Nuala, sementara di belakang ada Wira dan pasukannya.Situasi telah berbalik. Jika mereka tetap di sini, akhir mereka sudah bisa diprediksi.Senia menggertakkan giginya. Dengan wajah penuh amarah, dia berkata, "Sial! Kita terla
Para jenderal mengangguk setuju. Memang benar Kerajaan Agrel sangat luas. Jika pasukan Wira masuk, mereka akan menghadapi banyak kendala. Dengan demikian, mereka bisa bertempur melawan Wira di wilayah mereka sendiri.Meskipun rakyat sembilan provinsi sangat mendukung Wira, hal itu tidak berlaku bagi penduduk Kerajaan Agrel. Bagi mereka, Wira adalah ancaman.Jika Senia berhasil menyatukan sembilan provinsi, penduduk Kerajaan Agrel juga bisa masuk dan hidup di sana, menikmati kehidupan yang jauh lebih baik daripada sekarang.Namun, semua itu dihalangi oleh Wira. Setidaknya, begitulah cara mereka melihatnya.Jadi, jika Wira masuk ke Kerajaan Agrel untuk bertempur, hasil akhirnya sudah bisa diprediksi. Para rakyat kemungkinan besar akan membantu Senia tanpa syarat. Pada saat itu, bagaimana mungkin Wira bisa membalikkan situasi?Bahkan, ada kemungkinan besar dia akan kehilangan seluruh pasukannya!Menyadari hal ini, para prajurit semakin bersemangat. Salah satu dari mereka berkata, "Jangan
Seorang jenderal berbicara demikian. Wajahnya masih dipenuhi bercak darah. Itu adalah darah musuh.Mereka telah bertempur selama tiga hari tiga malam, tetapi belum juga melihat secercah harapan. Bantuan pun tak kunjung tiba.Jika terus bertahan di sini tanpa solusi, hasil akhirnya sudah bisa ditebak. Kota ini akan jatuh dan semua orang akan terbunuh!"Bagaimana kalau Yang Mulia membawa pasukan keluar melalui gerbang utara? Di belakang sana ada pegunungan dengan pertahanan yang paling lemah. Kalau kita kirim pasukan untuk membuka jalan, kita bisa memastikan Yang Mulia dapat melarikan diri dengan selamat!" usul salah satu prajurit.Situasi mereka memang sudah sangat kritis. Jika tidak segera mengambil keputusan, tak ada yang bisa menebak bagaimana akhirnya. Mereka semua sangat khawatir.Terlebih lagi, Osman berada di tengah-tengah mereka. Jika sang raja tewas di sini, mereka benar-benar kehilangan kesempatan terakhir untuk membalikkan keadaan.Bahkan, mungkin tak akan ada lagi orang yang
"Tenang saja, aku sudah mempersiapkan semuanya dengan matang. Sekalipun Senia memiliki kekuatan yang luar biasa, kali ini dia nggak akan bisa lolos!"Senyuman penuh percaya diri muncul di wajah Wira. Di Kerajaan Agrel, masih ada kartu truf terakhirnya, yaitu Ararya dan Kresna. Sebelum berangkat, dia telah menghubungi mereka berdua. Kemungkinan besar, mereka sudah mulai menguasai berbagai wilayah di Kerajaan Agrel saat ini.Mereka masing-masing memiliki puluhan ribu pasukan, sedangkan Senia membawa hampir semua pasukannya ke medan perang. Ini adalah kesempatan emas bagi Ararya dan Kresna.Jika Wira berhasil menekan Senia dari depan, sementara mereka berdua menguasai wilayah di belakangnya, tidak peduli seberapa hebat Senia, dia tidak mungkin bisa melarikan diri dari kehancuran.Oleh karena itu, Wira yakin hanya dengan 300.000 pasukan, dia dapat menaklukkan Senia dengan mudah. Ini bukanlah tindakan gegabah!Wira tidak pernah mengambil langkah yang tidak pasti. Jika tidak memiliki persiap
"Karena nggak ada urusan lain lagi, kalian semua boleh pergi istirahat." Setelah memberi perintah, Wira melambaikan tangannya kepada para pejabat, lalu berbalik menuju bagian dalam istana.Para pejabat pun segera meninggalkan ruangan.Namun, saat baru sampai di depan pintu, Wira tiba-tiba berhenti. Tatapannya tertuju pada Nafis, lalu mengaitkan jarinya. "Aku ingin membahas sesuatu secara pribadi denganmu. Ikut aku."Nafis segera mengangguk dan mengikuti Wira menuju taman istana. Di taman itu, hanya ada beberapa dayang dan kasim yang melayani Wira. Selain itu, masih ada Nafis, Agha, dan Lucy.Sementara itu, Danu dan Doddy sedang mengurus para prajurit. Meskipun tidak mengalami pertempuran besar, perjalanan jauh tetap melelahkan.Mereka perlu beristirahat sebelum menempuh perjalanan panjang untuk ekspedisi ke Kerajaan Agrel. Mereka harus memulihkan semangat juang untuk memastikan semuanya aman.Wira bukan hanya ingin memenangkan perang, tetapi juga ingin meminimalisir korban di pihaknya.
"Kita masuk."Dengan satu perintah dari Wira, seluruh pasukannya bergerak menuju ibu kota Kerajaan Beluana.Dalam sekejap, Wira dan rombongannya telah memasuki kota. Sepanjang jalan, rakyat bersorak tanpa henti. Dari reaksi mereka, bisa dilihat betapa besar pengaruh Wira di hati rakyat.Di dalam istana.Di aula utama, Nafis telah mengirim orang-orangnya untuk sepenuhnya menguasai istana. Pasukan penjaga lama telah digantikan, jadi kini tempat ini sepenuhnya berada di bawah kendali Wira.Namun, satu hal yang mengejutkan Wira adalah betapa megahnya istana Kerajaan Beluana. Ciputra benar-benar tahu bagaimana menikmati kemewahan.Di aula, banyak orang sedang berlutut. Mereka adalah para pejabat yang dulunya melayani Ciputra. Begitu mendengar Wira telah memasuki kota, mereka segera datang dengan harapan untuk menyelamatkan diri.Wira memandang mereka sekilas, lalu berkata dengan tenang, "Semuanya, silakan berdiri."Para pejabat itu segera bangkit."Saudara sekalian, meskipun Kerajaan Beluan
Saat ini, Wira duduk di atas kudanya, di depan gerbang timur ibu kota. Di hadapannya adalah Danu dan yang lainnya."Kak, sekarang kita sudah sampai di sini, kenapa masih berhenti? Aku baru saja mendengar dari Nona Lucy tentang keadaan di pihak Osman. Kabarnya, Osman sudah hampir nggak bisa bertahan lagi.""Dalam beberapa hari ke depan, kemungkinan kota itu akan jatuh ke tangan Senia. Kalau saat itu tiba dan kita baru bergerak menuju Kerajaan Nuala, Osman mungkin sudah tewas ...."Rakyat Kerajaan Nuala berjuang mati-matian untuk mempertahankan kota mereka. Ditambah lagi, para prajurit dari Kerajaan Agrel sangat kejam. Jika mereka berhasil menerobos kota, pasti akan terjadi pembantaian dan yang menderita adalah rakyat.Osman adalah sekutu mereka. Danu sejak lama sudah menganggapnya sebagai bagian dari kelompok mereka sendiri. Bagaimanapun, setelah Wira berhasil menumbangkan Ciputra, tidak akan ada yang mampu menandinginya lagi. Penyatuan seluruh negeri hanyalah masalah waktu.Lucy juga m