Dukungan dari rakyat menentukan kelangsungan hidup seorang raja, Wira sangat memahami prinsip ini. Rakyat adalah fondasi sebuah kerajaan, itu tidak boleh dilupakan.Harraz segera menganggukkan kepala.Namun, saat Harraz hendak pergi, Danu segera maju dan berkata, "Tuan, aku tahu kamu sangat baik hati, tapi sekarang banjir melanda seluruh daerah dan para rakyat menderita. Kita menguasai dua provinsi. Meskipun kita menghabiskan seluruh harta dan sumber daya kita, kita juga nggak akan mampu melindungi begitu banyak korban bencana.""Ada begitu banyak orang yang harus diberi makan, dari mana kita bisa mendapatkan begitu banyak tempat dan makanan. Ini hanya akan menguras tabungan kita. Kalau orang-orang dari kerajaan lain memanfaatkan kesempatan ini untuk menyerang kita, apa yang harus kita lakukan?"Para menteri yang berada di tempat itu juga menganggukkan kepala. Apa yang dikatakan Danu masuk akal juga dan faktanya memang seperti itu. Jika benar-benar terjadi kesalahan, ini bukan hanya ak
Mendengar langkah kaki yang mendekat, Wira perlahan-lahan mengangkat kepalanya dan melihat orang yang datang itu ternyata adalah Lucy.Saat itu, Lucy sedang menyelidiki peristiwa di wilayah tandus. Dia ingin segera mengetahui kebenarannya dan memberikan sebuah penjelasan pada saudara-saudara yang telah meninggal.Setelah mendengar tentang bencana banjir yang menyebar di sembilan provinsi, Lucy segera kembali. Dia memang ingin menuntut keadilan bagi saudara-saudaranya yang sudah meninggal, tetapi bencana banjir di sembilan provinsi ini lebih penting karena menyangkut kehidupan rakyat jelata."Tuan," panggil Lucy.Wira menganggukkan kepala. "Kamu sudah kembali? Pasti kamu sudah mendengar tentang bencana banjir, 'kan?"Lucy langsung menganggukkan kepala. "Benar. Aku juga baru saja mengetahui tentang bencana ini, jadi aku bergegas kembali untuk melihat apa yang bisa kubantu.""Hmm ...." Setelah terdiam sejenak, Wira memberikan isyarat pada Lucy.Lucy pun langsung mengerti maksud Wira dan s
Mungkin inilah situasi yang dihadapi Wira. Pada akhirnya, dia memang harus membuat beberapa pengorbanan."Kenapa? Apa kamu berencana untuk netral? Tenang saja, di sini nggak ada orang lain. Hari ini sudah banyak orang yang memberiku pendapat. Jadi, apa pun yang kamu katakan dan keputusan yang kamu buat, aku nggak akan membocorkannya pada siapa pun. Kamu katakan saja dengan berani," kata Wira sambil mengangkat cangkir teh dan menyesapnya dengan pelan, merasakan pahitnya teh itu.Lucy berkata, "Tuan, aku setuju dengan perkataan Jenderal Danu. Pada saat seperti ini, kita nggak boleh lengah terhadap kerajaan lain, terutama Kerajaan Beluana. Saat terjadi kekacauan di kerajaan kita, satu-satunya cara untuk mengalihkan sedikit kelegaan adalah mengalihkan konflik itu. Aku khawatir Kerajaan Beluana akan menyerang kita di saat seperti ini.""Kalau mengerahkan semuanya untuk menyelamatkan para korban bencana itu, kita memang bisa menghilangkan penderitaan mereka dan bahkan bisa membantu mereka un
“Nggak enak banget!”Wira Darmadi sedang mengunyah sesuap tiwul. Kemudian, dia meletakkan sendoknya karena merasa seperti makan gula saja.Sekarang dia akan menampar siapa pun yang berani memberitahunya bahwa melewati dimensi adalah hal bagus.Wira sudah melewati dimensi ke Kerajaan Nuala yang mirip dengan Kerajaan Atrana kuno.Pemilik tubuh sebelumnya berasal dari keluarga kaya. Sewaktu orang tuanya masih hidup, dia selalu sarapan bubur. Makan siangnya adalah nasi dengan lauk, sedangkan makan malamnya adalah mi gandum dan roti pipih. Berhubung harus bersekolah di ibu kota provinsi, dia baru pulang ke rumah setiap sepuluh hari sekali. Pada saat itu, dia pun bisa memuaskan nafsu makannya.Rakyat biasa pada umumnya hanya makan sehari dua kali. Makanan mereka juga hanyalah bubur atau tiwul karena mereka tidak sanggup membeli daging. Hanya pada saat Tahun Baru dan punya uang berlebih, mereka baru bisa menikmati daging.Biasanya, hanya orang kaya, bangsawan atau pejabat yang bisa menikmati
Wira bertanya balik, “Gimana kalau bisa?”Budi langsung menunjukkan ekspresi licik. “Kalau kamu bisa, aku nggak bakal terima bunganya! Tapi kalau nggak bisa, kamu harus jual diri untuk jadi budakku. Gimana?”Wulan langsung terkejut dan mencegahnya. “Suamiku, kamu nggak boleh setuju!”Budi sangat licik. Dia ingin Wira menjual diri menjadi budaknya. Namun, William sudah murka. Dia pun menuliskan dua surat perjanjian dan mengeluarkan tinta merah. “Cepat tanda tangan!”“Oke!”Setelah tanda tangan dan menempelkan cap jari, Budi pun pergi dengan puas.Budi yakin dengan koneksi dan karakter Wira selama ini, dia tidak mungkin bisa menghasilkan 40 ribu gabak dalam tiga hari.Meskipun keluarga Wulan kaya, mereka tidak mungkin meminjamkan uang kepada Wira. Sebab, mereka ingin Wulan meninggalkan Wira.Dengan taruhan ini, Budi bukan hanya bisa mendapatkan budak muda, tetapi juga bisa menjualnya dan mendapatkan puluhan ribu gabak lagi.Selain itu, dia juga sudah selangkah lebih dekat untuk mengumpul
Pekerjaan yang tersisa sudah tidak terlalu sulit. Wira hanya perlu membersihkan rumputnya, lalu menghaluskannya dalam lesung batu.Setelah bekerja hingga seluruh badannya sakit, Wira baru mengumpulkan seember rumput yang sudah dihaluskan.Dia pun menjinjing ember itu sampai ke Sungai Jinggu sambil sesekali beristirahat selama perjalanan.Wira memilih tempat yang ada banyak ikan, lalu menabur tepung kedelai ke dalam sungai.Setelah ada umpan, ikannya menjadi semakin banyak. Wira pun menuangkan serpihan rumput ke dalam sungai dengan hati-hati.Seiring dengan serpihan rumput yang menyebar, satu demi satu ikan pun mulai mengapung....Tidak lama kemudian, Wira sudah berhasil menangkap delapan ekor ikan besar dan lima belas ekor ikan kecil.Ikan yang besar beratnya di atas dua kilogram, sedangkan yang kecil beratnya di atas 250 gram. Wira melepaskan ikan yang lebih kecil dari itu.Setelah matahari terbenam, Wira pun pulang ke rumah.Dalam perjalanan pulang, Wira melewati sebuah gubuk jerami
Di dunia ini, cara menangkap ikan sangat bervariatif, ada menjala, memancing dan menangkap ikan. Namun, masih belum ada yang menangkap ikan dengan obat bius.Wira berkata sambil tersenyum, “Aku sudah ketemu teknik rahasia yang bisa tangkap banyak ikan. Cepat makan! Hati-hati tulangnya!”“Teknik rahasia menangkap ikan?”Wulan tidak begitu percaya. Dia menjadi waswas lagi setelah mendapat perhatian dari Wira.Namun, Wulan tidak lanjut bertanya lagi. Kedua orang itu pun mulai menyantap makanan mereka.Entah karena pemilik tubuh sebelumnya terlalu jarang makan ikan atau karena ini adalah ikan liar, Wira merasa ikan yang digoreng dengan garam ini sangat lezat. Dalam sekejap, dia pun sudah menyelesaikan santapannya.Wira melirik Wulan yang makan dengan pelan. Ikannya masih tersisa setengah.“Suamiku, aku sudah kenyang. Makan saja ikannya!”Saat melihat Wira yang menatap dirinya, Wulan pun buru-buru meletakkan sendoknya dan mendorong piring berisi ikan itu ke depan Wira.“Aku sudah kenyang ko
Sony berdiri di depan pintu rumah Wira dengan kedua tangan dimasukkan ke dalam saku.Wira yang melihatnya pun bertanya, “Ngapain kamu berdiri di sini?”Danu dan Doddy langsung melangkah keluar untuk mengepung Sony.Mereka merasa Sony yang pagi-pagi datang ke rumah Kak Wira pasti berniat jahat!Sony langsung terkejut dan buru-buru mundur. Dia berkata, “A ... aku ingin makan ikan!”Si Sony ini benar-benar tidak tahu malu. Wira menggeleng, lalu menjawab, “Kamu datang terlambat, ikannya sudah habis!”Sony berkata dengan cemberut, “Nanti malam masih ada, ‘kan? Asal bisa makan ikan, aku nggak masalah harus ikut banu gali rumput seharian!”Saat berkeliaran semalam, Sony menemukan bahwa keluarga Wira dan keluarga Hasan sudah makan ikan.Saat berkeliaran pagi ini, dia menemukan keluarga Wira makan ikan lagi bersama Hasan dan kedua putranya.Setelah memikirkan keuntungan yang dikatakan Wira kemarin, Sony akhirnya mengerti apa yang sudah dilewatkannya. Dia sudah kehilangan dua kesempatan untuk ma