Plak! Plak! Sebelum Kasyafa menyelesaikan ucapannya, Dahlan sudah mengangkat tangannya untuk menampar Kasyafa.Wajah Kasyafa terasa perih, tetapi dia tidak berani berbicara. Dahlan menghardik, "Dasar bodoh! Jangan membuat keputusan sendiri! Kamu kira aku nggak tahu apa yang ada di pikiranmu?""Aku tahu kamu ingin membuktikan kemampuanmu dengan menyelinap masuk ke Penjara Jagat dan menemukan Ahmad. Kamu kira bajingan itu tahu apa?""Sudah kubilang, jangan ikut campur lagi! Kamu berani menentang perintahku? Kamu rasa kamu sudah cukup hebat ya?"Kasyafa tidak berani bersuara. Dia membuat keputusan sendiri karena merasa enggan atas kegagalannya. Dia baru mengikuti Dahlan dan dipercayakan misi penting, tetapi malah berakhir dengan kegagalan. Hal ini membuat Kasyafa sangat frustrasi.Itu sebabnya, dia hanya bisa membuktikan kemampuannya untuk memenangkan kepercayaan Dahlan kembali. Kelak, dia akan menjadi tangan kanan Dahlan. Jika menyerah begitu saja, takutnya posisinya akan digantikan oleh
Asalkan menutup mulutnya rapat-rapat, Wira tidak akan menemukan petunjuk apa pun. Dahlan dan Kerajaan Agrel pun tidak akan terlibat dalam masalah ini.Semuanya dirahasiakan dengan sangat baik. Kasyafa telah memperhitungkan dan merencanakan semuanya matang-matang sebelum mengambil tindakan.Dahlan sontak meraih kerah baju Kasyafa, lalu berkata dengan dingin, "Pemikiranmu terlalu sederhana. Kamu kira dengan beberapa patah kata darimu, Wira bakal percaya?""Kamu bilang kamu nggak punya hubungan apa pun dengan Kerajaan Agrel, tapi kamu rasa kamu bisa menyembunyikan fakta dari Lucy? Jangan lupa, jaringan mata-mata milik Wira adalah jaringan intelijen terhebat di dunia. Nggak ada yang bisa disembunyikan dari mereka.""Selain itu, penanggung jawabnya sekarang adalah Lucy. Bisa dibilang kemampuan Lucy lebih hebat sedikit daripada Biantara. Aku jadi nyesal karena menyuruhmu membentuk organisasi yang setara dengan jaringan mata-mata. Bukan cuma rugi sumber daya, aku juga harus kecewa. Kamu ini b
Di dalam Restoran Hangkra."Kenapa kamu kembali lagi? Bukannya aku sudah menyuruhmu pergi?" tanya Dahlan yang mengernyit saat melihat Kasyafa yang kembali lagi.Jika Kasyafa berlama-lama di sini, situasi Dahlan akan menjadi makin rumit. Dahlan harus segera mengusir Kasyafa agar posisinya aman.Kasyafa berjalan ke arah jendela. Dia menunjuk ke lantai bawah sambil berujar, "Tuan, lihat lantai bawah. Semuanya bawahan Wira. Kita sudah dikepung. Aku nggak bisa keluar lagi."Hanya ada satu pintu masuk di Restoran Hangkra. Jika ingin pergi, mereka hanya bisa melewati pintu itu. Tidak mudah bagi Kasyafa untuk pergi.Begitu menampakkan diri, wajahnya yang memiliki bekas luka pisau akan langsung dikenali. Lucy pasti bisa mengenalinya hanya dengan melihat sekilas. Situasi akan makin merepotkan. Kasyafa pun tidak mungkin bisa kabur lagi."Bawahan Wira tiba secepat ini? Jangan-jangan ...." Wajah Dahlan tampak pucat. Sepertinya dia sudah bertindak gegabah. Mungkin, tindakannya tadi telah membuat Wir
"Tuan, maafkan aku!"Segera, Dahlan dan Kasyafa menuruni tangga. Di bawah sana, suasana sudah sangat ramai. Wira berdiri di garis paling depan. Di sisi kiri dan kanannya adalah Agha dan Danu. Tidak terlihat Lucy di depan sana."Siapa kamu? Kenapa menyandera Dahlan?" tanya Wira dengan dingin sambil menatap Kasyafa.Dahlan punya status yang tinggi, apalagi dia datang dari Kerajaan Agrel. Wira tidak bisa menyebutkan status Dahlan di depan umum. Selain itu, ada banyak orang di sini karena kedatangan Wira. Jika orang-orang tahu status Dahlan, mungkin akan terjadi konflik."Kamu nggak perlu tahu siapa aku. Cepat minggir atau kubunuh Dahlan. Aku sudah tahu identitasnya. Latar belakangnya jelas nggak biasa. Kalau dia mati begitu saja, takutnya kamu bakal kerepotan, 'kan? Cepat minggir!" sergah Kasyafa. Dahlan tidak melontar sepatah kata pun sejak tadi."Boleh saja." Wira langsung menyetujuinya. Tindakannya ini bukan hanya membuat Dahlan dan Kasyafa termangu, tetapi Agha dan Danu juga sama. Tid
"Biarkan mereka pergi."Di bawah tatapan semua orang, Wira memberi perintah dengan dingin. Sikapnya tegas. Dia benar-benar ingin membiarkan Dahlan dan Kasyafa pergi.Orang-orang pun tercengang mendengarnya. Apa Wira sudah gila? Jika melepaskan mereka begitu saja, kelak pasti akan susah untuk menangkap mereka lagi. Apalagi, masalah sebelumnya berkaitan dengan pria dengan bekas luka pisau di wajah. Pria di depan mereka ini jelas tidak boleh pergi begitu saja.Agha menggertakkan giginya dengan geram. Dia mengernyit, lalu berujar dengan dingin, "Kak Wira, aku nggak setuju kalau dia dilepaskan begitu saja. Aku yakin aku bisa menangkapnya tanpa melukai Dahlan."Danu tidak berbicara, tetapi sikapnya sama dengan Agha. Tidak ada yang ingin membiarkan musuh pergi. Bagaimanapun, kejadian hari ini terlalu kebetulan. Mereka baru menyadari kejanggalan pada Dahlan, lalu tiba-tiba muncul Kasyafa di sini. Parahnya, Kasyafa menyandera Dahlan. Semua kebetulan ini adalah bukti bahwa ada konspirasi besar.
Dengan wajah masam, Agha berjalan ke sisi lain.Wira menggeleng sambil menunjuk punggung Agha. "Dasar anak ini. Tahunya cuma bertarung. Dia nggak ngerti maksud baikku."Danu tidak berbicara. Yang jelas, dia memahami satu hal. Wira pasti sudah punya rencana. Jika tidak, Wira tidak akan membuat keputusan seperti ini.Pada saat yang sama, Kasyafa dan Dahlan telah tiba di luar gerbang kota.Di luar kota Provinsi Yonggu, tidak ada yang menghalangi mereka sepanjang perjalanan. Bahkan, prajurit yang bertugas menjaga pintu juga membiarkan mereka pergi begitu saja.Semuanya berjalan dengan lancar. Setibanya di hutan, muncul satu per satu sosok di sekeliling mereka. Orang-orang ini tidak lain adalah bawahan Kasyafa yang bertugas berjaga di luar kota. Kasyafa telah mengatur rute pelariannya dengan baik."Tuan, terima kasih sudah menolongku kali ini. Tanpa bantuanmu, aku mungkin nggak bisa selamat," ujar Kasyafa.Bagaimanapun, Restoran Hangkra telah dikepung. Semuanya adalah bawahan Wira. Ditambah
"Mungkin aku nggak bakal memahami kenikmatan teh untuk seumur hidup." Danu menggeleng sambil tersenyum getir. Kemudian, dia mengalihkan topik pembicaraan, "Tuan, kamu sengaja melepaskan Dahlan dan pria itu pasti karena tujuan lain, 'kan?"Agha masih muda sehingga tidak bisa memahami tindakan Wira. Namun, Danu telah mengikuti Wira selama bertahun-tahun. Dia tentu paham betul sikap Wira. Wajar jika Danu tahu Wira punya rencana lain.Dahlan memiliki status tinggi dan berasal dari Kerajaan Agrel. Jika terjadi sesuatu pada Dahlan di Provinsi Yonggu, Wira akan kesulitan memberi penjelasan pada Senia. Sekarang, Wira malah terlihat begitu santai. Dia pasti yakin dengan rencananya.Makanya, Danu tidak menanyakan apa-apa sejak tadi. Dia khawatir pertanyaannya akan membuat Wira kesal dan risau."Kamu memang lebih cerdas dari adikku itu. Seperti yang kamu bilang, aku memang sudah menyusun rencana. Kamu nggak menyadari ada seseorang yang nggak ikut berpartisipasi dalam operasi kali ini?" Wira menye
Wira tertawa sambil melambaikan tangannya, lalu menimpali, "Nggak usah sungkan-sungkan begini. Kamu putra Senia sekaligus temanku. Aku tentu senang kalau ada teman yang mengunjungiku. Mana mungkin aku membiarkanmu menderita di sini. Seharusnya aku yang minta maaf karena nggak melindungimu dengan baik."Dahlan buru-buru melambaikan tangan dan membantah, "Jangan bicara begitu. Kali ini salahku karena bertindak seenaknya. Saat di restoran tadi, aku tahu ada yang membuntutiku. Tapi, aku malah mengusir mereka. Aku awalnya mengira mereka bawahan ibuku, tapi ternyata Tuan Wira yang mengutus mereka untuk melindungiku.""Kalau aku nggak mengusir kedua orang itu, mana mungkin aku bertemu bahaya seperti itu! Jadi, bisa dibilang aku yang terlalu ceroboh."Danu tidak berbicara dan hanya menikmati tehnya dengan tenang. Kedua orang di depannya ini sangat licik. Baik Wira ataupun Dahlan, keduanya bukan orang yang mudah untuk dihadapi.Kalau bukan karena Wira tidak menyuruh Danu pergi, Danu pun tidak i