"Semuanya akan disumbangkan pada para rakyat di Provinsi Yonggu? Ini semua adalah harta kekayaanmu. Kalau kamu menyumbangkan semuanya begitu saja, bagaimana Keluarga Jati akan bertahan kelak?" kata Wira sambil menatap Anang di depannya, tetapi dia bisa melihat Anang tidak sedang bercanda dengannya.Wira merasa kedermawanan Anang ini sungguh luar biasa. Menyumbangkan seluruh kekayaan keluarganya dengan begitu murah hati, bahkan dia sendiri pun tidak sanggup melakukan hal ini. Mungkin setiap orang memang berbeda.Dia juga peduli pada negara dan rakyat, serta selalu memikirkan kesejahteraan rakyat di seluruh negeri. Uang hanya sekedar angka baginya, tetapi angka-angka ini baru berguna jika berada di tangannya. Jika menyumbangkan semua hartanya, kelak dia tidak bisa membantu orang-orang dengan harta itu lagi."Tuan Wira, kamu juga bisa lihat kalau aku sudah tua sekarang, jelas tenagaku sudah berkurang jauh dibandingkan sebelumnya. Apa gunanya lagi aku mempertahankan harta ini?"Setelah men
Wira memberi Anang kesempatan untuk berbicara, termasuk memberikan sedikit keuntungan untuk Anang.Setelah mengelus tangannya, Anang segera berkata dengan tanpa ragu-ragu lagi, "Tuan Wira, sebenarnya aku masih punya satu permintaan. Aku bisa melihat keinginan putriku. Dia juga ingin mengikuti Tuan Wira dan menjadi seorang pahlawan wanita yang gagah berani. Aku yakin Tuan Wira juga pasti bisa melihat keinginannya itu.""Fadela selalu suka bermain dengan pedang dan tombak, sama sekali nggak tertarik dengan bisnis keluarga. Meskipun aku berencana menyerahkan Keluarga Jati padanya, dia juga sudah menolakku berkali-kali.""Setelah merenungkannya, aku ingin menggunakan harta Keluarga Jati ini untuk memberikan posisi bagi putriku. Selama dia bisa berada di sisimu, kamu boleh memintanya melakukan apa pun. Meskipun hanya menjadi pelayan rendahan, aku yakin dia juga akan bersedia."Wira tersenyum. Ayah dan anak ini benar-benar menarik, pikiran mereka ternyata sama."Tuan Wira, kenapa kamu tersen
"Baiklah. Ayo kita pergi melihat Nona Fadela," kata Wira dan kembali mempersilakan Anang dengan tersenyum.Anang segera menganggukkan kepala dan mengikuti Wira.....Di pinggiran desa. Wira sudah meminta Lucy untuk memimpin orang-orang pergi terlebih dahulu. Selain penduduk setempat yang tinggal di desa itu, hanya tersisa Wira dan Agha yang merupakan orang asing di sana.Agha yang biasanya tidak betah berdiam diri merasa makin bosan karena sekarang dia terjebak di desa itu. Pada akhirnya, dia hanya bisa pergi berburu di hutan terdekat. Untungnya, hutan itu cukup menarik karena masih memiliki banyak binatang buas untuk menghabiskan waktu senggangnya.Saat ini, ada beberapa pemuda yang baru saja dewasa yang memegang tombak bercabang tiga di belakang Agha dan memperhatikan keadaan sekitar dengan waspada."Kak Agha, di sini benar-benar ada beruang yang berkeliaran. Kalau kita benar-benar bertemu dengan beruang hitam, apa kamu yakin bisa mengalahkannya? Hari ini kamu nggak membawa palumu lo
"Nggak perlu takut, itu hanya seekor binatang berkulit tebal saja. Bagiku, mereka tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan para prajurit di medan perang," kata Agha sambil menepuk dadanya.Saat beruang hitam itu makin mendekat, kaki para pemuda itu mulai lemas. Meskipun ada Agha yang melindungi mereka, mereka masih tidak tahu apakah Agha bisa mengalahkan beruang hitam yang bisa menjatuhkan satu pohon besar hanya dengan satu pukulan. Bagaimanapun juga, Agha hanya manusia biasa. Jika Agha melakukan kesalahan dan terbunuh, mereka juga akan ikut celaka.Selain itu, para pemuda itu juga tidak bisa mempertanggungjawabkan hal ini pada Wira saat kembali ke desa nanti. Agha adalah adik Wira, nyawanya jauh lebih berharga daripada mereka.Melihat beruang hitam itu terus mendekat, Agha mengepalkan tinjunya dengan erat dan segera mendekat beruang hitam itu."Kak Agha, hati-hati!" teriak para pemuda itu yang terus mengingatkan Agha.Agha hanya memberikan isyarat agar para pemuda itu tidak perlu khaw
Agha menganggukkan kepala dan berkata sambil mengelus tinjunya, "Menurutku, itu ide yang bagus. Kalau begitu, kamu yang memimpin jalan ke depan."Setelah kejadian sebelumnya, semua orang sudah percaya dengan kemampuan Agha. Tanpa ragu-ragu, mereka segera memimpin jalan dengan ekspresi yang gembira.Saat baru berjalan beberapa langkah, Agha tiba-tiba menghentikan para pemuda itu dan berkata, "Kalau hanya dua ekor beruang hitam, aku mungkin masih bisa menyeretnya sampai ke desa. Tapi, ukurannya besar, aku nggak bisa menyeret terlalu banyak meskipun aku kuat. Tapi, daging beruang hitam ini sangat enak, kita nggak mungkin meninggalkannya di sini, 'kan?""Begini saja, kalian kirim dua orang untuk segera kembali ke desa dan panggil lebih banyak orang ke sini untuk mengangkut mayat beruang ini kembali."Mendengar instruksi dari Agha, dua pemuda segera menawarkan diri dan berlari kembali ke desa.Sementara itu, Agha dan yang lainnya kembali melangkah menuju ke kedalaman hutan. Dia berpikir har
Saat Wira dan yang lainnya sedang berbicara dan tertawa, tiba-tiba terdengar suara ribut dari luar dan banyak penduduk desa yang bergegas ke luar desa dengan tersenyum bahagia.Mendengar suara itu, Wira keluar dari kamar. Setelah memanggil salah seorang penduduk desa, dia bertanya, "Apa yang telah terjadi? Aku lihat kalian semua begitu bahagia, apa kalian sudah tahu tentang kebaikan yang dilakukan Keluarga Jati?"Wira bukan orang yang tidak bisa menjaga rahasia, sehingga dia belum memberi tahu orang-orang tentang Keluarga Jati yang menyumbangkan seluruh harta keluarga. Hal seperti ini tentu saja akan diumumkannya setelah dia kembali ke Provinsi Yonggu.Penduduk desa itu menggelengkan kepala dan berkata, "Aku nggak tahu kebaikan apa yang dilakukan Tuan Anang, tapi adikmu sudah melakukan hal yang luar biasa bagi desa kami.""Eh?" Wira mengernyitkan alis dan ekspresinya terlihat bingung.Wira lebih tahu sifat Agha daripada siapa pun. Dia harus selalu mengingatkan Agha setiap harinya agar
"Sepertinya kamu sangat perhatian pada adikku ini. Oh ya, usiamu dan adikku ini juga hampir sama. Kalau kamu merasa adikku ini cukup baik, aku bisa menjodohkan kalian," kata Wira pada Fadela sambil tersenyum.Swish!Dalam sekejap, wajah Fadela langsung memerah. "Tuan Wira, omong kosong apa yang kamu katakan ini? Mana mungkin aku jatuh cinta pada anak kecil seperti ini."Wira menggelengkan kepala sambil tersenyum mendengar perkataan itu karena jelas-jelas usia mereka berdua tidak beda jauh. Jika Agha termasuk anak kecil, Fadela termasuk apa? Bukankah sama saja?Anang juga menganggukkan kepala dan berkata, "Agha ini memang pahlawan muda. Aku dengar dia adalah orang terkuat di dunia dari Gedung Nomor Satu, termasuk pilar masa depan juga. Lagi pula, dia adalah adik Tuan Wira, pilihan yang pasti nggak akan salah. Fadela, kalau kamu bisa bersama anak ini, berarti kamu mendapat suami yang baik juga. Aku merasa saran Tuan Wira ini memang bagus."Fadela langsung memalingkan wajahnya yang makin
"Kalian nggak tahu. Saat tadi Kak Agha masuk ke dalam sarang beruang, kami semua sudah ketakutan. Hanya terdengar suara geraman yang begitu menyayat hati saja dari dalam. Saat kami masuk lagi, semua beruang hitam di dalam sudah dibunuh Kak Agha. Kak Agha benar-benar hebat!" kata seorang pemuda yang selalu mengikut di belakang Agha.Agha menepuk kepala pemuda yang berbicara itu dan berkata dengan kesal, "Kamu tadi ketakutan sekali, aku lihat kamu beberapa kali berniat kabur."Pemuda itu tersenyum sambil menggaruk kepalanya karena bohong jika dia tidak takut. Lawan mereka adalah beruang hitam yang tidak berani mereka lawan, ini bukan lelucon. Jika Agha tidak bersama mereka, mereka tidak akan berani datang ke sini. Itu jelas mencari masalah untuk diri mereka sendiri.Dalam sekejap, mayat beruang-beruang hitam itu berhasil diangkat dengan kerja sama semua orang dan bergerak menuju desa. Satu jam kemudian, mereka semua sudah kembali ke desa.Saat ini, Wira dan Anang sedang berdiri di pintu