"Semuanya, berdirilah. Nggak perlu sesungkan ini. Tuanku nggak suka disujud seperti ini. Setelah selesai makan, kalian langsung ke Provinsi Yonggu saja. Nggak jauh lagi kok. Kalian akan segera tiba," ucap Lucy.Setelah mengucapkan terima kasih, orang-orang bergegas menuju ke Provinsi Yonggu. Sementara itu, Wira dan lainnya melanjutkan perjalanan."Tuan, apa untung yang kamu dapat setelah membantu mereka? Bukannya kamu bakal terbebani? Soalnya kita harus membangun rumah untuk mereka lagi, 'kan?" tanya Mahart. Dia tidak suka melakukan sesuatu yang tidak menguntungkan baginya.Wira menyahut sambil tersenyum, "Kamu nggak ngerti. Ini bukan cuma soal reputasi. Aku nggak ingin melihat mereka menderita. Ada banyak anak kecil yang mengungsi. Kita nggak mungkin membiarkan mereka mati kelaparan, 'kan?""Kalau aku menerima mereka, mereka akan tinggal di wilayahku. Setelah kondisi membaik dan aku butuh bantuan mereka, mereka pasti akan membantuku. Sebaliknya, kalau kita mengabaikan mereka, mana mun
Wajah Jazali terlihat sangat muram. Para bawahan bergantung hidup padanya dan dia juga tidak pernah melakukan hal yang melanggar aturan.Terutama setelah insiden Bhurek, dia selalu berdiam diri di Vila Larimas dan jarang keluar. Orang-orang di sana juga sangat rendah hati.Mereka melakukan ini untuk menghindari masalah yang tak perlu. Sayangnya meski mereka tidak mencari masalah, masalah tetap datang menghampiri.Seseorang berucap, "Ketua, orang-orang ini sepertinya datang untuk mencari harta karun yang ditinggalkan Jenderal Bhurek dulu, 'kan? Semua harta dan sumber daya Jenderal Bhurek ada di tangan kita sekarang."Orang yang berbicara terlihat cemas. Dia menjelaskan dengan nada tergesa-gesa, "Meski ini adalah rahasia, bagaimanapun ini masih berada di wilayah Kerajaan Beluana. Nggak ada rahasia yang benar-benar nggak bocor. Mungkin karena hal ini, mereka mengetahui keberadaan kita ...."Semua orang di sana juga terlihat sangat khawatir. Vila Larimas hanya memiliki puluhan orang saja.
Jazali membalas, "Aku juga nggak sangka ternyata yang datang kamu. Sepertinya sekarang kamu sudah menemukan majikan baru ya?"Wajah Jazali memerah karena marah. Sebagai seorang pria sejati, dia tak akan tunduk pada dua majikan. Kalau tidak, dulu dia pasti sudah bergabung dengan Alzam.Dengan kemampuannya, tidak sulit baginya untuk mendapatkan posisi penting di bawah Alzam. Namun sebagai pria sejati, mana mungkin dia rela hidup di bawah bayang-bayang orang lain? Dia berbeda dari Bakti, dirinya bukanlah seorang pengecut!"Jazali, nggak perlu kamu pikirkan situasiku saat ini. Aku datang ke sini cuma untuk mendapatkan sesuatu dari Vila Larimas. Aku tahu kamu sekarang sudah jadi ketua sendiri. Aku nggak mau mempersulitmu. Bagaimanapun, kita dulu pernah menjadi saudara seperjuangan," ujar Bakti.Bakti menambahkan, "Kalau kamu bersedia menyerahkan harta di Vila Larimas, aku nggak akan mengusikmu. Bahkan, aku akan memujimu di hadapan Pak Alzam.""Mungkin kamu akan mendapatkan jalan kembali unt
Demi bertahan hidup, Jazali juga tidak akan hidup dengan memalukan. Dia justru merupakan seseorang yang pantas dikagumi.Lucy segera menjelaskan, "Dia adalah Ketua Vila Larimas, Jazali. Dia dulu adalah bawahan Bhurek. Tapi hubungannya dengan Bhurek nggak terlalu baik, jadi nggak mendapatkan kepercayaan penuh dari Bhurek."Wira mengangguk. Meski ini pertama kalinya dia bertemu Jazali, dari cara Jazali berbicara, dia bisa melihat bahwa Jazali memang bukanlah orang yang sejalan dengan Bhurek. Mungkin demi kejayaan Kerajaan Beluana, dia terpaksa harus mengikuti Bhurek.Lucy berbicara dengan nada penuh kebencian, "Pak, aku sudah mengutus orang untuk menyelidiki. Ada ribuan prajurit di sekitar sini, semuanya dari Kerajaan Beluana.""Pemimpin mereka adalah Bakti, antek Alzam. Orang ini memang punya kemampuan. Sebelumnya, dia yang memandu Alzam masuk ke rumah jenderal agung. Yang paling menjijikkan, dia juga pernah menjadi bawahan Bhurek," jelas Lucy.Sebagai wanita, Lucy tak suka dengan pengk
"Pak, jadi sekarang apa yang harus kita lakukan? Apa kita cuma akan berdiri di sini dan menonton?" tanya Lucy yang berdiri di belakang Wira sambil memandang ke arah bawah gunung.Kalau mereka hanya menonton dari sini, tentu itu akan lebih mudah. Mereka bisa mendapatkan keuntungan di akhir tanpa harus terlibat.Namun jika Jazali sampai nekat menghancurkan semua barang di vila, mereka akan rugi karena perjalanan ini menjadi sia-sia.Wira ragu sejenak sebelum membalas sambil tersenyum, "Apa ada jalan untuk kita masuk ke dalam Vila Larimas?"Lucy memikirkannya sejenak, lalu berucap seraya mengangguk, "Di belakang vila, ada sebuah pintu belakang. Aku sudah menyelidiki struktur pertahanan vila ini.""Di sini, cuma ada puluhan orang. Sepertinya sebagian besar dari mereka sedang bersama Jazali sekarang. Kita bisa menyelinap masuk tanpa ketahuan!" tambah Lucy.Wira tersenyum puas. Dia merasa bahwa membawa Lucy bersamanya adalah langkah yang tepat. Dia berujar, "Oke. Kita manfaatkan konflik di a
Wira berucap, "Tapi, sekarang aku malah punya pemikiran lain. Aku mau mengajak Jazali bergabung. Dia termasuk orang berbakat dan juga memiliki integritas. Dia berbeda dengan Bhurek dan orang-orang lainnya."Wira menambahkan, "Dulu, kami juga nggak pernah memiliki konflik besar. Kalau nggak, aku pasti sudah mengenalnya lebih baik. Kalau orang seperti dia mati di sini, rasanya terlalu disayangkan ...."Wira menggeleng dan merasa sedikit kecewa. Walaupun dia sudah memiliki banyak orang berbakat di sekitarnya, apabila dia benar-benar ingin menjadi penguasa sembilan provinsi di masa depan, jumlah orang-orang itu tidak akan cukup.Untuk membuat dunia ini benar-benar stabil dan memastikan rakyat bisa hidup damai, Wira membutuhkan pejabat daerah yang benar-benar mampu bekerja dengan baik.Sayangnya, melaksanakannya sangat sulit meskipun pemikiran seperti itu terkesan mudah. Wira sangat jelas akan hal ini.Itu sebabnya, Wira terus berusaha merekrut orang-orang berbakat untuk bergabung dengannya
Setelah mengalahkan dua pengawal di depan pintu, Wira memberi isyarat pada Agha untuk segera maju dan langsung membuka pintu. Mereka hanya bisa menghancurkan pintu itu dengan paksa karena terdapat gembok besar di pintu itu, tetapi tidak ada kunci di tubuh kedua pengawal itu. Namun, setelah Agha mencoba beberapa kali, pintunya tetap tidak terbuka dan gemboknya sama sekali tidak bergerak.Wira mengernyitkan alis. "Apa yang terjadi?"Agha dikenal sebagai orang terkuat di dunia dan tidak ada yang bisa menghalangi jalannya. Jangan hanya sebuah gembok, dia bahkan bisa memindahkannya jika ada gunung di depannya. Meskipun terdengar agak berlebihan, dia memang memiliki kemampuan seperti ini.Lucy pun maju dua langkah dan Agha mundur ke samping. Setelah memeriksa sebentar, ekspresinya menjadi serius. "Sepertinya memang ada harta karun yang tersimpan di sini. Pintu ini terbuat dari besi hitam yang berusia ribuan tahun, begitu juga dengan gemboknya. Semua ini terbuat dari bahan yang sama. Kalau in
Ekspresi Agha terlihat bingung, sedangkan Wira dan yang lainnya tidak berbicara.Dalam sekejap, Ihatra sudah berjalan ke depan pintu yang terbuat dari besi hitam yang berusia seribu tahun dan langsung memasukkan jarum peraknya ke dalam lubang kunci. Dia terus memutar-mutar jarumnya dan menutup matanya, seolah-olah sedang mendengarkan sesuatu."Orang ini ternyata tahu cara membuka kunci?" Agha langsung menyadari dan segera berkata.Sementara itu, Mahart yang berdiri di samping maju dengan menyilangkan tangan dan berkata sambil tersenyum, "Sebelum bergabung dengan Gedung Nomor Satu, kami semua adalah orang-orang yang berkelana di dunia persilatan. Jadi, kami tentu saja punya beberapa keterampilan. Membuka kunci ini mungkin hal yang menarik bagi Tuan Muda, tapi ini hanya hal biasa bagi kami."Agha segera bertanya, "Kalau begitu, kenapa kamu nggak bisa?"Uhuk uhuk.Ekspresi Mahart langsung menjadi canggung dan berpikir seharusnya Agha ini menjaga perasaannya.Wira hanya menggelengkan kepal