"Sepertinya kamu sangat paham tentang raja. Kamu pasti seorang raja, 'kan?" tanya Abyas dengan tatapan penuh hormat."Aku bukan raja, tapi aku hampir setara dengan raja. Hanya saja, orang-orang nggak perlu bersujud memberi hormat kepadaku. Di wilayahku, semua orang sangat menghormatiku," sahut Wira sambil melambaikan tangannya.Wira tidak bercanda tentang ini. Di seluruh Atrana, siapa yang tidak ingin menjadi rakyat Wira? Ini bukan karena Wira memiliki prestise tinggi, tetapi karena dia pernah menolong banyak orang. Wira telah membantu mereka menghentikan peperangan. Itu sebabnya, orang-orang tunduk padanya.Sayangnya, wilayah Wira tidak terlalu besar sehingga tidak banyak orang yang bisa diterimanya. Ini tergantung bagaimana perkembangan wilayahnya di kemudian hari.Hanya saja, Wira tidak terlalu berminat menjadi penguasa dunia. Dia ingin menemani para istrinya melewati hari-hari yang bahagia. Mereka bisa mencari tempat sepi untuk hidup santai.Mungkin karena mengobrol terlalu lama, A
"Bukannya kalian sangat percaya diri dan ingin menggantikan posisi Biantara? Sekarang aku memberi kalian kesempatan untuk berpendapat. Kenapa malah diam?" tanya Wira yang menatap beberapa orang itu dengan heran. Ini tidak seperti sikap mereka yang biasanya, terutama Luna.Luna adalah orang pertama yang mencarinya, juga satu-satunya orang yang mengatakan ingin menggantikan posisi Biantara.Harus diakui bahwa Wira sangat mengagumi keberanian Luna saat itu. Bahkan, dia berniat untuk membina Luna supaya bisa menjadi orang kepercayaannya.Bagaimanapun, kesetiaan wanita lebih besar daripada pria. Makanya, Wira menaruh harapan besar pada Luna. Lantas, kenapa situasi malah menjadi seperti ini?"Tuan, kami benar-benar nggak tahu harus mengatakan apa." Jonathan menghela napas dan berujar, "Kami bekerja sama untuk menangkap Ahmad, tapi nggak berhasil membantu apa pun. Kalau bukan karena kamu, mana mungkin Ahmad tertangkap? Mana mungkin kami berani meminta pujian darimu."Luna dan Klause menganggu
"Pada misi kali ini, aku bisa melihat bahwa Jonathan sangat kompeten. Pantas saja, Tuan Biantara begitu memercayainya dulu. Jonathan bisa menjadi orang kepercayaan Tuan Biantara tentu karena punya kemampuan.""Kalau dibandingkan dengannya, aku merasa aku masih kalah jauh. Aku nggak sanggup memikul tanggung jawab sebesar itu," tolak Luna."Kamu sudah kehilangan kepercayaan dirimu ya?" tanya Wira sambil tersenyum. Dia tidak mengerti apa yang terjadi, sampai-sampai sikap Luna berubah secepat itu? Apa mungkin terjadi sesuatu di antara ketiga orang ini saat dirinya berada di Desa Damaro?"Karena Tuan Wira sudah bicara begitu, kamu jangan menolak lagi. Kami pasti akan membantumu. Selain itu, waktu sebulan ini cuma masa percobaan kok. Kalau dalam sebulan ini, kamu nggak bisa menunjukkan kinerja sebaik Tuan Biantara, aku pasti akan melaporkannya kepada Tuan Wira," ujar Jonathan.Klause mengangguk menyetujuinya. Faktanya, semua orang tahu bahwa yang paling kompeten di jaringan mata-mata tidak l
Dua hari kemudian, Wira dan lainnya kembali ke Dusun Darmadi. Suasana di sini terlihat suram. Banyak kain putih berkibar."Apa yang terjadi?" tanya Wira kepada seorang penduduk.Penduduk itu menjawab, "Para jenderal menggantung kain putih demi pemakaman Tuan Biantara. Semua ini untuk mengantar kepergian beliau."Ketika di Kota Besira, Wira telah mengatur pemakaman untuk Biantara. Biantara memang sudah dimakamkan.Meskipun Kota Besira bukan kampung halaman Biantara, Wira bisa menaklukkan kota ini berkat Biantara. Biantara memberi kontribusi besar dalam keberhasilannya ini.Selain itu, Wira telah menempatkan Danu di Kota Besira. Bisa dibilang Danu yang akan menemani Biantara di sana. Biantara tidak akan merasa kesepian.Siapa sangka, orang-orang di Dusun Darmadi akan menunjukkan rasa duka mereka dengan cara ini. Bisa dilihat bahwa jerih payah Biantara selama bertahun-tahun ini tidaklah sia-sia. Semua orang mengingat kebaikan Biantara."Kalau Biantara melihat semua ini dari surga, dia pas
Ahmad telah menyinggung Danu, jadi Danu akan memberinya pelajaran. Luna mengiakan, lalu segera membawa orang-orangnya pergi.Saat ini, penduduk desa itu menatap Ahmad dan bertanya, "Dia yang menyebarkan racun di Dusun Darmadi ya?"Wira mengangguk sambil membalas, "Ya, dia sudah kutangkap. Setelah Danu pulang, dia akan mendapat ganjaran yang setimpal."Kabar kepulangan Wira segera tersebar. Wulan dan lainnya telah menunggu Wira di rumah. Karena perjalanan kali ini sangat berbahaya, Wira tidak membawa mereka pergi.Dewina dan Thalia sekalipun tidak berani diam-diam mengikuti karena takut Wira marah. Makanya, semua menunggu dengan patuh di rumah.Untungnya, Wira hanya pergi beberapa hari dan tidak membuat mereka menunggu terlalu lama. Namun, Wira tidak langsung pulang untuk menjumpai para wanita cantik itu, melainkan pergi ke penjara dulu.Setibanya di sana, penjaga mengizinkan Wira masuk. Begitu melangkah masuk, Wira langsung mendengar teriakan yang menyayat hati."Doddy! Berengsek kamu!
“Nggak enak banget!”Wira Darmadi sedang mengunyah sesuap tiwul. Kemudian, dia meletakkan sendoknya karena merasa seperti makan gula saja.Sekarang dia akan menampar siapa pun yang berani memberitahunya bahwa melewati dimensi adalah hal bagus.Wira sudah melewati dimensi ke Kerajaan Nuala yang mirip dengan Kerajaan Atrana kuno.Pemilik tubuh sebelumnya berasal dari keluarga kaya. Sewaktu orang tuanya masih hidup, dia selalu sarapan bubur. Makan siangnya adalah nasi dengan lauk, sedangkan makan malamnya adalah mi gandum dan roti pipih. Berhubung harus bersekolah di ibu kota provinsi, dia baru pulang ke rumah setiap sepuluh hari sekali. Pada saat itu, dia pun bisa memuaskan nafsu makannya.Rakyat biasa pada umumnya hanya makan sehari dua kali. Makanan mereka juga hanyalah bubur atau tiwul karena mereka tidak sanggup membeli daging. Hanya pada saat Tahun Baru dan punya uang berlebih, mereka baru bisa menikmati daging.Biasanya, hanya orang kaya, bangsawan atau pejabat yang bisa menikmati
Wira bertanya balik, “Gimana kalau bisa?”Budi langsung menunjukkan ekspresi licik. “Kalau kamu bisa, aku nggak bakal terima bunganya! Tapi kalau nggak bisa, kamu harus jual diri untuk jadi budakku. Gimana?”Wulan langsung terkejut dan mencegahnya. “Suamiku, kamu nggak boleh setuju!”Budi sangat licik. Dia ingin Wira menjual diri menjadi budaknya. Namun, William sudah murka. Dia pun menuliskan dua surat perjanjian dan mengeluarkan tinta merah. “Cepat tanda tangan!”“Oke!”Setelah tanda tangan dan menempelkan cap jari, Budi pun pergi dengan puas.Budi yakin dengan koneksi dan karakter Wira selama ini, dia tidak mungkin bisa menghasilkan 40 ribu gabak dalam tiga hari.Meskipun keluarga Wulan kaya, mereka tidak mungkin meminjamkan uang kepada Wira. Sebab, mereka ingin Wulan meninggalkan Wira.Dengan taruhan ini, Budi bukan hanya bisa mendapatkan budak muda, tetapi juga bisa menjualnya dan mendapatkan puluhan ribu gabak lagi.Selain itu, dia juga sudah selangkah lebih dekat untuk mengumpul
Pekerjaan yang tersisa sudah tidak terlalu sulit. Wira hanya perlu membersihkan rumputnya, lalu menghaluskannya dalam lesung batu.Setelah bekerja hingga seluruh badannya sakit, Wira baru mengumpulkan seember rumput yang sudah dihaluskan.Dia pun menjinjing ember itu sampai ke Sungai Jinggu sambil sesekali beristirahat selama perjalanan.Wira memilih tempat yang ada banyak ikan, lalu menabur tepung kedelai ke dalam sungai.Setelah ada umpan, ikannya menjadi semakin banyak. Wira pun menuangkan serpihan rumput ke dalam sungai dengan hati-hati.Seiring dengan serpihan rumput yang menyebar, satu demi satu ikan pun mulai mengapung....Tidak lama kemudian, Wira sudah berhasil menangkap delapan ekor ikan besar dan lima belas ekor ikan kecil.Ikan yang besar beratnya di atas dua kilogram, sedangkan yang kecil beratnya di atas 250 gram. Wira melepaskan ikan yang lebih kecil dari itu.Setelah matahari terbenam, Wira pun pulang ke rumah.Dalam perjalanan pulang, Wira melewati sebuah gubuk jerami