Share

Bab 2425

Penulis: Arif
"Kalian nggak bersalah, kalian nggak tahu. Kalian semua adalah orang-orang Wira, jadi kami juga nggak akan mempersulit kalian. Lagi pula, Wira sudah memberi tahu kami sebelumnya, ini pasti ada hubungannya dengan orang-orangnya. Dia juga bersedia untuk ganti rugi, kami tentu saja nggak akan mempermasalahkannya," kata Kaswara dengan santai.

Klause menggaruk kepalanya dan berkata, "Baiklah. Kalau begitu, aku juga nggak perlu terus minta maaf lagi."

Dia berpikir mengikuti sisi Wira benar-benar membuatnya tenang dan tidak perlu mengkhawatirkan apa pun. Dengan adanya Wira, segala masalah bisa diselesaikan dengan sangat mudah.

Dalam sekejap, Lucy dan yang lainnya juga sudah memasuki hutan dan segera bergabung dengan Wira. Melihat Wira baik-baik saja, mereka semua akhirnya menghela napas lega. Untungnya, tidak terjadi hal berbahaya.

Setelah saling menyapa lagi, Wira memimpin rombongannya untuk pergi.

Setelah Wira dan yang lainnya pergi, seorang penduduk desa mendekati Kaswara dan berkata sambi
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2426

    Saat ini, Jonathan tidak bersama Wira, melainkan berjaga di samping Ahmad. Dia berkata, "Biar kuberi kamu pelajaran dulu, lalu baru membawamu ke Dusun Darmadi."Selesai berbicara, Jonathan bersiap-siap untuk beraksi. Hubungannya dengan Danu sangat dekat. Mereka adalah sahabat yang sering mengobrol dan minum bersama.Sebelum ini, Ahmad hampir mencelakai Danu. Setiap kali teringat pada kejadian ini, Jonathan ingin sekali membunuh Ahmad. Itu sebabnya, dia tidak akan melepaskannya begitu saja.Segera, Jonathan mengeluarkan sebuah cambuk. Ketika dia hendak melayangkan cambuknya, Wira tiba-tiba menghampiri dari samping dan tiba di hadapannya."Sebentar," ujar Wira.Ketika mendengar suara Wira, Jonathan segera menghentikan tindakannya dan menyapa, "Tuan."Wira mengiakan, lalu menginstruksi, "Jangan menyulitkannya dulu. Bawa dia pergi. Setelah tiba di Dusun Darmadi, kita baru interogasi dia. Kalaupun kamu membunuhnya sekarang, nggak ada yang bakal berubah."Wira telah memberi instruksi, jadi J

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2427

    "Oke, jangan sampai kamu membuatku kecewa," ujar Abyas.Wira menggeleng dan menikmati anggurnya dengan santai. Dia tidak menanggapi lagi. Setelah anak ini melihat wilayahnya, Wira yakin Abyas tidak akan bersedia kembali ke Desa Damaro lagi.Sebenarnya bukan hanya Abyas yang seperti ini, tetapi semua orang yang pernah datang ke Dusun Darmadi. Siapa yang ingin menjadi katak di dalam tempurung?Abyas memang masih kecil, tetapi dia memiliki impian sendiri. Ini adalah hal yang sangat wajar."Omong-omong, aku belum tahu kamu dan Ahmad punya dendam apa. Kamu sampai jauh-jauh ke Desa Damaro cuma untuk mencarinya.""Demi dia, kamu bahkan hampir mati dan membawa begitu banyak orang. Pasti dendam di antara kalian sangat besar, 'kan? Kalau nggak, untuk apa kamu susah payah begini?" tanya Abyas menatap Wira dengan bingung.Abyas merasa bosan karena perjalanan mereka cukup panjang. Jadi, dia mengajak Wira mengobrol dan mencoba mengorek informasi darinya.Wira tidak menyembunyikan apa pun dan langsun

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2428

    "Sepertinya kamu sangat paham tentang raja. Kamu pasti seorang raja, 'kan?" tanya Abyas dengan tatapan penuh hormat."Aku bukan raja, tapi aku hampir setara dengan raja. Hanya saja, orang-orang nggak perlu bersujud memberi hormat kepadaku. Di wilayahku, semua orang sangat menghormatiku," sahut Wira sambil melambaikan tangannya.Wira tidak bercanda tentang ini. Di seluruh Atrana, siapa yang tidak ingin menjadi rakyat Wira? Ini bukan karena Wira memiliki prestise tinggi, tetapi karena dia pernah menolong banyak orang. Wira telah membantu mereka menghentikan peperangan. Itu sebabnya, orang-orang tunduk padanya.Sayangnya, wilayah Wira tidak terlalu besar sehingga tidak banyak orang yang bisa diterimanya. Ini tergantung bagaimana perkembangan wilayahnya di kemudian hari.Hanya saja, Wira tidak terlalu berminat menjadi penguasa dunia. Dia ingin menemani para istrinya melewati hari-hari yang bahagia. Mereka bisa mencari tempat sepi untuk hidup santai.Mungkin karena mengobrol terlalu lama, A

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2429

    "Bukannya kalian sangat percaya diri dan ingin menggantikan posisi Biantara? Sekarang aku memberi kalian kesempatan untuk berpendapat. Kenapa malah diam?" tanya Wira yang menatap beberapa orang itu dengan heran. Ini tidak seperti sikap mereka yang biasanya, terutama Luna.Luna adalah orang pertama yang mencarinya, juga satu-satunya orang yang mengatakan ingin menggantikan posisi Biantara.Harus diakui bahwa Wira sangat mengagumi keberanian Luna saat itu. Bahkan, dia berniat untuk membina Luna supaya bisa menjadi orang kepercayaannya.Bagaimanapun, kesetiaan wanita lebih besar daripada pria. Makanya, Wira menaruh harapan besar pada Luna. Lantas, kenapa situasi malah menjadi seperti ini?"Tuan, kami benar-benar nggak tahu harus mengatakan apa." Jonathan menghela napas dan berujar, "Kami bekerja sama untuk menangkap Ahmad, tapi nggak berhasil membantu apa pun. Kalau bukan karena kamu, mana mungkin Ahmad tertangkap? Mana mungkin kami berani meminta pujian darimu."Luna dan Klause menganggu

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2430

    "Pada misi kali ini, aku bisa melihat bahwa Jonathan sangat kompeten. Pantas saja, Tuan Biantara begitu memercayainya dulu. Jonathan bisa menjadi orang kepercayaan Tuan Biantara tentu karena punya kemampuan.""Kalau dibandingkan dengannya, aku merasa aku masih kalah jauh. Aku nggak sanggup memikul tanggung jawab sebesar itu," tolak Luna."Kamu sudah kehilangan kepercayaan dirimu ya?" tanya Wira sambil tersenyum. Dia tidak mengerti apa yang terjadi, sampai-sampai sikap Luna berubah secepat itu? Apa mungkin terjadi sesuatu di antara ketiga orang ini saat dirinya berada di Desa Damaro?"Karena Tuan Wira sudah bicara begitu, kamu jangan menolak lagi. Kami pasti akan membantumu. Selain itu, waktu sebulan ini cuma masa percobaan kok. Kalau dalam sebulan ini, kamu nggak bisa menunjukkan kinerja sebaik Tuan Biantara, aku pasti akan melaporkannya kepada Tuan Wira," ujar Jonathan.Klause mengangguk menyetujuinya. Faktanya, semua orang tahu bahwa yang paling kompeten di jaringan mata-mata tidak l

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2431

    Dua hari kemudian, Wira dan lainnya kembali ke Dusun Darmadi. Suasana di sini terlihat suram. Banyak kain putih berkibar."Apa yang terjadi?" tanya Wira kepada seorang penduduk.Penduduk itu menjawab, "Para jenderal menggantung kain putih demi pemakaman Tuan Biantara. Semua ini untuk mengantar kepergian beliau."Ketika di Kota Besira, Wira telah mengatur pemakaman untuk Biantara. Biantara memang sudah dimakamkan.Meskipun Kota Besira bukan kampung halaman Biantara, Wira bisa menaklukkan kota ini berkat Biantara. Biantara memberi kontribusi besar dalam keberhasilannya ini.Selain itu, Wira telah menempatkan Danu di Kota Besira. Bisa dibilang Danu yang akan menemani Biantara di sana. Biantara tidak akan merasa kesepian.Siapa sangka, orang-orang di Dusun Darmadi akan menunjukkan rasa duka mereka dengan cara ini. Bisa dilihat bahwa jerih payah Biantara selama bertahun-tahun ini tidaklah sia-sia. Semua orang mengingat kebaikan Biantara."Kalau Biantara melihat semua ini dari surga, dia pas

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2432

    Ahmad telah menyinggung Danu, jadi Danu akan memberinya pelajaran. Luna mengiakan, lalu segera membawa orang-orangnya pergi.Saat ini, penduduk desa itu menatap Ahmad dan bertanya, "Dia yang menyebarkan racun di Dusun Darmadi ya?"Wira mengangguk sambil membalas, "Ya, dia sudah kutangkap. Setelah Danu pulang, dia akan mendapat ganjaran yang setimpal."Kabar kepulangan Wira segera tersebar. Wulan dan lainnya telah menunggu Wira di rumah. Karena perjalanan kali ini sangat berbahaya, Wira tidak membawa mereka pergi.Dewina dan Thalia sekalipun tidak berani diam-diam mengikuti karena takut Wira marah. Makanya, semua menunggu dengan patuh di rumah.Untungnya, Wira hanya pergi beberapa hari dan tidak membuat mereka menunggu terlalu lama. Namun, Wira tidak langsung pulang untuk menjumpai para wanita cantik itu, melainkan pergi ke penjara dulu.Setibanya di sana, penjaga mengizinkan Wira masuk. Begitu melangkah masuk, Wira langsung mendengar teriakan yang menyayat hati."Doddy! Berengsek kamu!

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2433

    "Berhenti. Kalau kamu terus mencambuknya, dia bisa mati. Lagian, memangnya kamu nggak capek?"Suara yang tiba-tiba terdengar ini membuat Doddy termangu. Kemudian, dia segera menoleh dan mendapati Wira berdiri di belakangnya."Tuan, kapan kamu pulang? Kenapa aku nggak dapat kabar apa pun?" tanya Doddy yang langsung melempar cambuknya dan menghampiri Wira. Seketika, sikapnya menjadi lebih ramah.Wira terkekeh-kekeh dan menyahut, "Itu karena kamu sibuk menyiksanya. Aku juga mendapat kabar kalau kamu di sini, makanya kemari. Aku nggak nyangka kamu akan menyiksanya sampai setragis ini."Wira tidak melirik Bhurek. Dia tidak bersimpati karena Bhurek memang pantas mendapatkannya. Biantara bisa mati karena Bhurek. Parahnya, Bhurek sempat menggantung jasad Biantara di tembok kota. Ini akibat dari perbuatan Bhurek sendiri."Aku marah sekali. Biantara sahabatku. Gara-gara dia, kita kehilangan Biantara. Mana mungkin aku bisa menerimanya. Kalau kamu nggak pulang-pulang, mungkin aku sudah membunuhnya

Bab terbaru

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3112

    Wira beserta Adjie dan Nafis berjalan perlahan-lahan menuju kemah utama untuk kavaleri. Kemah untuk kavaleri dari Kerajaan Nuala letaknya berdampingan dengan kemah di tengah kota, sehingga saat ini mereka bisa melihat sudah ada banyak tali perangkap kuda yang terhampar di luar kemah tengah itu.Melihat begitu banyak tali perangkap kuda, Wira merasa agak bersemangat. Jika semua benda ini bisa diletakkan di Dataran Haloam, pasukan utara pasti akan kesulitan.Begitu memasuki kemah Pasukan Harimau, dua pria yang mengenakan zirah langsung menghentikan langkah Wira dan yang lainnya. Mereka membawa pedang militer di pinggang dan busur serta dua set anak panah di punggung mereka.Wira langsung mengeluarkan lencana dan berkata, "Aku ini Wira, aku ingin mengerahkan tiga ribu pasukan. Siapa yang memimpin di sini? Panggil dia ke sini untuk bertemu denganku."Orang yang membawa bendera biasanya adalah komandan utama pasukan. Di medan perang, dia akan bertarung mati-matian sambil mengangkat bendera.

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3111

    Wira terlihat tertegun sejenak setelah mendengar laporan dari mata-mata, lalu dia tiba-tiba merasa sangat senang dan berkata, "Baiklah. Kalau begitu, kita jalankan sesuai rencana kita. Jenderal Trenggi, aku percayakan kota ini padamu."Trenggi menganggukkan kepala. Setelah itu, dia mengeluarkan sebuah lencana, lalu langsung menyerahkannya pada Wira dan berkata, "Tuan Wira, lencana ini bisa memungkinkanmu untuk langsung membawa pergi tiga ribu Pasukan Harimau. Untuk berjaga-jaga, aku serahkan wewenang untuk mengatur Pasukan Harimau ini padamu untuk sementara."Wira langsung tertegun sejenak saat mendengar perkataan Trenggi, jelas tidak menyangka Trenggi bisa begitu percaya padanya. Meskipun hubungannya dan Osman cukup baik, dia jarang berurusan dengan Trenggi sebelumnya.Namun, sekarang Trenggi malah langsung memberikan kesempatan besar ini pada Wira, sehingga dia benar-benar merasa sangat terharu. Meskipun lencana itu hanya bisa mengerahkan tiga ribu Pasukan Harimau, itu juga sudah ter

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3110

    Tempat seperti Hutan Bambu Mayu memang sangat cocok untuk digunakan sebagai tempat penyergapan.Melihat tempat itu, Wira menganggukkan kepala dan berkata, "Kalau begitu, ini memang nggak bermasalah bagi kita. Tapi, aku penasaran, bagaimana kalau kita mengatur penyergapan di Hutan Bambu Mayu ini?"Mata Adjie langsung bersinar dan segera berkata, "Tuan, aku juga berpikir seperti itu. Kalau kita menyiapkan penyergapan di sini, pasukan musuh juga nggak akan bisa menemukan kita. Selama kita terus bertarung sambil melangkah mundur dan ditambah lagi adanya tali perangkap kuda, aku jamin mereka nggak akan selamat."Wira menganggukkan kepala. Jika memang seperti itu, rencana ini memang cukup baik. Namun, jika hanya sebatas itu saja, dia malah merasa ada sesuatu yang tidak beres. Setelah terdiam sejenak, dia sepertinya teringat sesuatu dan perlahan-lahan berkata, "Aku merasa sepertinya ada yang kurang. Rencana ini akan berhasil kalau pasukan musuh mengejar kita.""Bagaimana kalau mereka memutusk

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3109

    Mendengar perkataan itu, Agha yang di samping pun tersenyum dan berkata, "Tuan, tali untuk perangkap kuda ini ada. Saat aku dan Latif pergi membujuk orang-orang itu, kami menemukan banyak tali perangkap kuda di kemah utama di sana. Cukup untuk kita gunakan."Ekspresi Wira langsung terlihat senang, lalu menatap ke arah Latif.Latif pun tersenyum, lalu maju dan berkata, "Benar. Kami memang menemukan banyak tali perangkap kuda di sana, jadi ini bukan masalah lagi. Aku akan pergi menyuruh mereka untuk memindahkannya ke sini sekarang juga."Setelah berhasil membujuk para prajurit di dalam kita untuk menyerah, Latif memeriksa dan menemukan jumlah mereka tidak sampai sepuluh ribu orang. Meskipun jumlahnya masih kalah dibandingkan dengan pasukan Trenggi, jumlah ini juga tidak termasuk sedikit. Oleh karena itu, dia berniat menyerahkan tanggung jawab ini pada Agha untuk menghindari kesalahpahaman.Namun, setelah mendengar pemikiran itu, Wira langsung menyerahkan wewenang untuk memimpin para praj

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3108

    Saat memikirkan hal itu, Trenggi mengernyitkan alis dan berkata, "Kalau lawan kita hanya punya 100 ribu pasukan, kita bisa melawannya. Tapi, apa kita sudah tahu posisi mereka sekarang?"Melihat Trenggi yang menunjukkan sikap mendukung, Wira memberi hormat dan perlahan-lahan berkata, "Sebelum kalian datang, aku sudah memeriksa peta. Menurutku, saat ini mereka seharusnya berada di sekitar Pulau Hulu. Aku tentu saja memperkirakan ini berdasarkan rute perjalanan mereka yang lebih cepat."Mendengar penjelasan itu, Trenggi dan yang lainnya menganggukkan kepala.Beberapa saat kemudian, Trenggi tiba-tiba teringat dengan sesuatu dan perlahan-lahan berkata, "Kalau begitu, mereka pasti akan beristirahat di Pulau Hulu baru melanjutkan pencarian. Kalau kita mengirim beberapa pasukan kavaleri ke sana sekarang, kita harusnya bisa mengganggu dan mencegat perjalanan mereka, 'kan?"Ide dari Trenggi memang bagus, tetapi Wira langsung menolaknya. Bukan karena khawatir, tetapi pasukan utara ini sudah terbi

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3107

    Sepanjang perjalanan, Trenggi terus berpikir apa yang harus dilakukannya saat bertemu dengan Wira dari Provinsi Lowala. Namun, setelah bertemu Wira, dia merasa sangat terharu. Dia benar-benar tidak menyangka Wira begitu tampan dan karismatik, pantas saja banyak orang di sembilan provinsi yang merasa Wira sangat bisa diandalkan. Hari ini, dia membuktikan sendiri kabar itu memang benar.Setelah semua pasukan besar dari Kerajaan Nuala memasuki kota, Wira langsung memerintahkan bawahannya untuk menutup gerbang kota.....Di dalam kediaman wali kota, Wira menatap Trenggi dan para jenderalnya yang masuk. Latif dan Agha yang sebelumnya pergi untuk membujuk orang-orang di kota juga sudah kembali. Saat melihat Trenggi dan Hayam, semua orang basa-basi terlebih dahulu.Setelah itu, Wira menarik Latif dan berkata, "Ayo, aku perkenalkan kamu dulu. Ini adalah saudara baru kami. Kalau bukan karena dia, mungkin nyawa kami sudah tiada saat sedang bersembunyi di hutan. Untung saja dia bersedia membantu

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3106

    Wira menatap Nafis dan berkata, "Tinggalkan satu mata-mata untuk memandu pasukan besar Jenderal Trenggi, yang lainnya kembali ke sini. Kirim mereka ke utara dan minta mereka untuk terus memantau gerakan di sana. Kalau mereka menemukan pasukan utara, segera laporkan ke sini.""Baik," jawab Nafis.Setelah keduanya pergi, Wira baru mencari peta. Setelah melihat bagian atas peta itu, dia berkata dengan tenang, "Sekarang kita belum tahu pasukan utara itu ada di mana. Tapi, kalau mereka bergerak dengan cepat dan menurut waktu yang diberi tahu Kunaf tadi, sekarang mereka harusnya sedang melintasi Pulau Hulu."Mengingat jenderal tangguh dari pihak musuh adalah Zaki yang merupakan tangan kanan Bimala, Wira berpikir apakah dia bisa menggunakan Zaki ini untuk mengancam Bimala agar menyerahkan Bobby. Meskipun sekarang dia belum mengetahui kabar tentang Bobby, Zaki sebagai tangan kanan Bimala ini seharusnya tahu. Jika bahkan hal ini pun tidak tahu, Zaki ini benar-benar tidak berguna.Saat sedang me

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3105

    Semua orang tertegun sejenak saat mendengar perkataan Latif. Menurut mereka, sepuluh orang memang terlalu sedikit.Saat Latif hendak menjelaskan maksudnya, saat itu Wira malah berkata, "Benar, sepuluh orang memang terlalu sedikit. Lebih baik mengikuti saran Adjie, bawa 100 orang bersamamu saja. Kalau terjadi masalah, kalian juga bisa saling membantu."Latif yang merasa terharu oleh kata-kata Wira segera memberi hormat pada Wira, lalu berdiri dan berkata, "Tuan, kalian sudah salah paham, aku nggak ingin bertindak secara besar-besaran. Kalau bukan karena takut kamu akan khawatir atau nggak ada yang melaporkan padamu, aku bisa pergi ke sana sendirian.""Para prajurit ini nggak penting, yang perlu ditangani adalah wakil jenderal yang memimpin mereka. Dia adalah orang kepercayaan Kunaf. Sekarang Kunaf sudah ditangkap, mereka pasti nggak akan menyerah pada kita. Karena Kunaf ini memegang kekuasaan besar, jadi wakil jenderal ini lebih seperti boneka. Justru karena itulah, aku yakin bisa menan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3104

    Wira sendiri juga tidak menyangka Adjie adalah orang seperti ini, perasaannya terhadap Adjie menjadi lebih rumit.Mendengar perkataan itu, ekspresi Kunaf yang terikat erat langsung menjadi muram dan berteriak, "Tunggu sebentar. Aku akan beri tahu, orang yang dikirim untuk memimpin pasukan utara ini adalah asisten andalan Bimala, Zaki."Mendengar nama Zaki itu, Wira pun mengernyitkan alis karena dia benar-benar belum pernah mendengar nama itu sebelumnya.Melihat yang lainnya sangat kebingungan, Latif yang berdiri di samping langsung maju dan berkata, "Aku mengenal orang ini, dia ini tangan kanannya Bimala. Dulu dia pernah datang ke sini untuk menginspeksi kami, tapi orang ini penuh dengan gairah seksual. Soal kelemahan lainnya, aku belum pernah mendengarnya."Agha yang berdiri di samping langsung berteriak dengan keras, "Nggak perlu peduli siapa dia. Kalau dia berani datang ke sini, aku pasti akan membuatnya nggak bisa kembali."Mendengar perkataan Agha, semua orang tertawa terbahak-bah

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status