Jika bukan karena kemampuan bicara Wira yang luar biasa, ini akan menjadi situasi yang berbahaya. Meskipun Lucy dan yang lainnya membakar hutan dan berhasil melewati gas beracun, mereka tetap akan dihalangi Kaswara bersama rombongannya dan akhirnya kehilangan nyawa mereka.Perlu diingat, orang-orang Desa Damaro mahir menggunakan racun dan bisa tiba-tiba membunuh seseorang. Meskipun Lucy dan yang lainnya adalah ahli bela diri terbaik, mereka tetap tidak bisa menahan serangan dari racun. Untungnya, tidak terjadi bencana besar.Wira segera mengikuti langkah orang-orang Desa Damaro, khawatir Lucy dan yang lainnya bertindak gegabah dan kembali berselisih dengan mereka. Dia sangat memahami bahwa dia tidak berkontribusi apa pun untuk desa ini dan semuanya berkat bantuan Kaswara.Sekarang semua orang sudah bersedia untuk berkompromi, Wira tentu saja tidak ingin terus memaksakan sesuatu pada mereka. Dia tahu dia harus melakukan sesuatu agar situasinya tidak menjadi makin buruk.....Pada yang s
Jonathan memilih sebaiknya tidak ikut campur dengan tindakan Klause dan tetap tinggal di sana untuk berjaga saja. Jika terjadi situasi darurat, dia bisa turun tangan untuk menyelesaikannya."Kalian ini memang sahabat baik. Awalnya, aku pikir kamu pasti nggak akan membiarkannya mempertaruhkan nyawanya, ternyata aku sudah berpikir terlalu banyak. Tapi, kalau kamu nggak berencana untuk ikut campur, aku nggak bisa tinggal diam saja. Kamu juga tahu dia suka bertindak gegabah. Kalau tindakannya ini malah menyulitkan Tuan, ini akan merepotkan."Setelah mengatakan itu, Lucy memimpin pasukannya menuju ke hutan.Jonathan tetap berdiri di tempatnya. Kali ini, Lucy sudah salah paham terhadapnya, dia bukan orang yang akan meninggalkan saudaranya. Justru dia yang paling memahami Klause melebihi siapa pun.Namun, situasinya tiba-tiba berubah dan Jonathan masih tidak tahu situasi di sekitar. Sekarang dia hanya bisa tetap tinggal dan menunggu dengan sabar. Jika terjadi sesuatu yang mendadak, dia bisa l
"Kalian nggak bersalah, kalian nggak tahu. Kalian semua adalah orang-orang Wira, jadi kami juga nggak akan mempersulit kalian. Lagi pula, Wira sudah memberi tahu kami sebelumnya, ini pasti ada hubungannya dengan orang-orangnya. Dia juga bersedia untuk ganti rugi, kami tentu saja nggak akan mempermasalahkannya," kata Kaswara dengan santai.Klause menggaruk kepalanya dan berkata, "Baiklah. Kalau begitu, aku juga nggak perlu terus minta maaf lagi."Dia berpikir mengikuti sisi Wira benar-benar membuatnya tenang dan tidak perlu mengkhawatirkan apa pun. Dengan adanya Wira, segala masalah bisa diselesaikan dengan sangat mudah.Dalam sekejap, Lucy dan yang lainnya juga sudah memasuki hutan dan segera bergabung dengan Wira. Melihat Wira baik-baik saja, mereka semua akhirnya menghela napas lega. Untungnya, tidak terjadi hal berbahaya.Setelah saling menyapa lagi, Wira memimpin rombongannya untuk pergi.Setelah Wira dan yang lainnya pergi, seorang penduduk desa mendekati Kaswara dan berkata sambi
Saat ini, Jonathan tidak bersama Wira, melainkan berjaga di samping Ahmad. Dia berkata, "Biar kuberi kamu pelajaran dulu, lalu baru membawamu ke Dusun Darmadi."Selesai berbicara, Jonathan bersiap-siap untuk beraksi. Hubungannya dengan Danu sangat dekat. Mereka adalah sahabat yang sering mengobrol dan minum bersama.Sebelum ini, Ahmad hampir mencelakai Danu. Setiap kali teringat pada kejadian ini, Jonathan ingin sekali membunuh Ahmad. Itu sebabnya, dia tidak akan melepaskannya begitu saja.Segera, Jonathan mengeluarkan sebuah cambuk. Ketika dia hendak melayangkan cambuknya, Wira tiba-tiba menghampiri dari samping dan tiba di hadapannya."Sebentar," ujar Wira.Ketika mendengar suara Wira, Jonathan segera menghentikan tindakannya dan menyapa, "Tuan."Wira mengiakan, lalu menginstruksi, "Jangan menyulitkannya dulu. Bawa dia pergi. Setelah tiba di Dusun Darmadi, kita baru interogasi dia. Kalaupun kamu membunuhnya sekarang, nggak ada yang bakal berubah."Wira telah memberi instruksi, jadi J
"Oke, jangan sampai kamu membuatku kecewa," ujar Abyas.Wira menggeleng dan menikmati anggurnya dengan santai. Dia tidak menanggapi lagi. Setelah anak ini melihat wilayahnya, Wira yakin Abyas tidak akan bersedia kembali ke Desa Damaro lagi.Sebenarnya bukan hanya Abyas yang seperti ini, tetapi semua orang yang pernah datang ke Dusun Darmadi. Siapa yang ingin menjadi katak di dalam tempurung?Abyas memang masih kecil, tetapi dia memiliki impian sendiri. Ini adalah hal yang sangat wajar."Omong-omong, aku belum tahu kamu dan Ahmad punya dendam apa. Kamu sampai jauh-jauh ke Desa Damaro cuma untuk mencarinya.""Demi dia, kamu bahkan hampir mati dan membawa begitu banyak orang. Pasti dendam di antara kalian sangat besar, 'kan? Kalau nggak, untuk apa kamu susah payah begini?" tanya Abyas menatap Wira dengan bingung.Abyas merasa bosan karena perjalanan mereka cukup panjang. Jadi, dia mengajak Wira mengobrol dan mencoba mengorek informasi darinya.Wira tidak menyembunyikan apa pun dan langsun
"Sepertinya kamu sangat paham tentang raja. Kamu pasti seorang raja, 'kan?" tanya Abyas dengan tatapan penuh hormat."Aku bukan raja, tapi aku hampir setara dengan raja. Hanya saja, orang-orang nggak perlu bersujud memberi hormat kepadaku. Di wilayahku, semua orang sangat menghormatiku," sahut Wira sambil melambaikan tangannya.Wira tidak bercanda tentang ini. Di seluruh Atrana, siapa yang tidak ingin menjadi rakyat Wira? Ini bukan karena Wira memiliki prestise tinggi, tetapi karena dia pernah menolong banyak orang. Wira telah membantu mereka menghentikan peperangan. Itu sebabnya, orang-orang tunduk padanya.Sayangnya, wilayah Wira tidak terlalu besar sehingga tidak banyak orang yang bisa diterimanya. Ini tergantung bagaimana perkembangan wilayahnya di kemudian hari.Hanya saja, Wira tidak terlalu berminat menjadi penguasa dunia. Dia ingin menemani para istrinya melewati hari-hari yang bahagia. Mereka bisa mencari tempat sepi untuk hidup santai.Mungkin karena mengobrol terlalu lama, A
"Bukannya kalian sangat percaya diri dan ingin menggantikan posisi Biantara? Sekarang aku memberi kalian kesempatan untuk berpendapat. Kenapa malah diam?" tanya Wira yang menatap beberapa orang itu dengan heran. Ini tidak seperti sikap mereka yang biasanya, terutama Lucy.Lucy adalah orang pertama yang mencarinya, juga satu-satunya orang yang mengatakan ingin menggantikan posisi Biantara.Harus diakui bahwa Wira sangat mengagumi keberanian Lucy saat itu. Bahkan, dia berniat untuk membina Lucy supaya bisa menjadi orang kepercayaannya.Bagaimanapun, kesetiaan wanita lebih besar daripada pria. Makanya, Wira menaruh harapan besar pada Lucy. Lantas, kenapa situasi malah menjadi seperti ini?"Tuan, kami benar-benar nggak tahu harus mengatakan apa." Jonathan menghela napas dan berujar, "Kami bekerja sama untuk menangkap Ahmad, tapi nggak berhasil membantu apa pun. Kalau bukan karena kamu, mana mungkin Ahmad tertangkap? Mana mungkin kami berani meminta pujian darimu."Lucy dan Klause menganggu
"Pada misi kali ini, aku bisa melihat bahwa Jonathan sangat kompeten. Pantas saja, Tuan Biantara begitu memercayainya dulu. Jonathan bisa menjadi orang kepercayaan Tuan Biantara tentu karena punya kemampuan.""Kalau dibandingkan dengannya, aku merasa aku masih kalah jauh. Aku nggak sanggup memikul tanggung jawab sebesar itu," tolak Lucy."Kamu sudah kehilangan kepercayaan dirimu ya?" tanya Wira sambil tersenyum. Dia tidak mengerti apa yang terjadi, sampai-sampai sikap Lucy berubah secepat itu? Apa mungkin terjadi sesuatu di antara ketiga orang ini saat dirinya berada di Desa Damaro?"Karena Tuan Wira sudah bicara begitu, kamu jangan menolak lagi. Kami pasti akan membantumu. Selain itu, waktu sebulan ini cuma masa percobaan kok. Kalau dalam sebulan ini, kamu nggak bisa menunjukkan kinerja sebaik Tuan Biantara, aku pasti akan melaporkannya kepada Tuan Wira," ujar Jonathan.Klause mengangguk menyetujuinya. Faktanya, semua orang tahu bahwa yang paling kompeten di jaringan mata-mata tidak l
Dalam satu bulan terakhir, banyak hal telah terjadi.Osman secara sukarela menyerahkan segel kerajaan kepada Wira, sekaligus menyerahkan kendali atas Kerajaan Nuala. Dengan jatuhnya Kerajaan Nuala ke tangan Wira, negeri ini akhirnya benar-benar bersatu dan Wira menjadi kaisar di dunia!Hari itu menjadi hari perayaan bagi seluruh negeri! Kota utama di Provinsi Yonggu pun ditetapkan sebagai ibu kota baru.Sementara itu untuk suku utara, Wira menunjuk seseorang untuk mengambil alih kepemimpinan. Wilayah Kerajaan Agrel tetap damai karena Ararya dan Kresna menjalankan tugas mereka dengan baik.....Meskipun Wira telah menjadi kaisar, dia tetap memilih untuk tidak terlibat langsung dalam urusan pemerintahan, menyerahkan segala urusan istana kepada orang-orang kepercayaannya.Osmaro dan para menteri lainnya tetap sibuk mengatur negeri. Sedangkan Danu, Doddy, Nafis, dan lainnya kini menjadi jenderal besar yang menjaga berbagai wilayah, bahkan Agha juga mendapatkan posisi yang sama.Di sisi lai
"Itu bukan urusanmu." Nafis menatap Baris dengan dingin. "Penggal kepalanya dan bawa pulang untuk kaisar kita!"Begitu perintah itu dilontarkan, Agha langsung bergerak.Baris bahkan tidak sempat memberikan perlawanan. Dalam sekejap, tubuhnya sudah tergeletak di atas genangan darah. Dengan demikian, suku utara sepenuhnya jatuh ke tangan Wira.Pasukan yang dipimpin oleh Nafis pun tetap tinggal untuk memastikan tidak ada lagi pergerakan dari suku utara......Tiga hari berlalu, Wira dan Trenggi memimpin pasukan mereka hingga berhasil mengepung Senia di depan gerbang suku utara.Namun, gerbang itu sudah tertutup rapat. Yang berjaga tidak lain adalah Ararya serta Kresna. Saat melihat pemandangan ini, Senia langsung menyadari bahwa Wira sudah lama menjalin kerja sama dengan Ararya dan Kresna, bahkan telah menyiapkan jebakan besar untuknya!Di medan pertempuran, Senia menoleh ke pasukannya yang tersisa. Dulu, dia begitu berambisi dan berani. Kini, hanya kelelahan dan kekalahan yang tersisa di
"Ini adalah kesempatan terakhir kita!"Semua orang berpandangan, lalu mengangguk serempak.Begitu suara terompet serangan terdengar, Senia segera memimpin pasukannya maju, siap untuk merebut kota dengan paksa!Namun, tepat pada saat itu, terdengar seruan pertempuran dari belakang. Dalam sekejap, barisan belakang menjadi kacau balau!"Apa yang terjadi?" Senia segera menerima laporan dan menghentikan serangan."Wira tiba-tiba menyerang dari belakang! Karena nggak ada pertahanan di belakang sana, kita mengalami kerugian besar!""Selain itu, Wira dan pasukannya datang dengan persiapan matang. Kita harus mundur! Kalau kita terus bertahan di sini, seluruh pasukan bisa hancur!"Kini, mereka berada di posisi yang sangat tidak menguntungkan. Di depan ada pasukan Kerajaan Nuala, sementara di belakang ada Wira dan pasukannya.Situasi telah berbalik. Jika mereka tetap di sini, akhir mereka sudah bisa diprediksi.Senia menggertakkan giginya. Dengan wajah penuh amarah, dia berkata, "Sial! Kita terla
Para jenderal mengangguk setuju. Memang benar Kerajaan Agrel sangat luas. Jika pasukan Wira masuk, mereka akan menghadapi banyak kendala. Dengan demikian, mereka bisa bertempur melawan Wira di wilayah mereka sendiri.Meskipun rakyat sembilan provinsi sangat mendukung Wira, hal itu tidak berlaku bagi penduduk Kerajaan Agrel. Bagi mereka, Wira adalah ancaman.Jika Senia berhasil menyatukan sembilan provinsi, penduduk Kerajaan Agrel juga bisa masuk dan hidup di sana, menikmati kehidupan yang jauh lebih baik daripada sekarang.Namun, semua itu dihalangi oleh Wira. Setidaknya, begitulah cara mereka melihatnya.Jadi, jika Wira masuk ke Kerajaan Agrel untuk bertempur, hasil akhirnya sudah bisa diprediksi. Para rakyat kemungkinan besar akan membantu Senia tanpa syarat. Pada saat itu, bagaimana mungkin Wira bisa membalikkan situasi?Bahkan, ada kemungkinan besar dia akan kehilangan seluruh pasukannya!Menyadari hal ini, para prajurit semakin bersemangat. Salah satu dari mereka berkata, "Jangan
Seorang jenderal berbicara demikian. Wajahnya masih dipenuhi bercak darah. Itu adalah darah musuh.Mereka telah bertempur selama tiga hari tiga malam, tetapi belum juga melihat secercah harapan. Bantuan pun tak kunjung tiba.Jika terus bertahan di sini tanpa solusi, hasil akhirnya sudah bisa ditebak. Kota ini akan jatuh dan semua orang akan terbunuh!"Bagaimana kalau Yang Mulia membawa pasukan keluar melalui gerbang utara? Di belakang sana ada pegunungan dengan pertahanan yang paling lemah. Kalau kita kirim pasukan untuk membuka jalan, kita bisa memastikan Yang Mulia dapat melarikan diri dengan selamat!" usul salah satu prajurit.Situasi mereka memang sudah sangat kritis. Jika tidak segera mengambil keputusan, tak ada yang bisa menebak bagaimana akhirnya. Mereka semua sangat khawatir.Terlebih lagi, Osman berada di tengah-tengah mereka. Jika sang raja tewas di sini, mereka benar-benar kehilangan kesempatan terakhir untuk membalikkan keadaan.Bahkan, mungkin tak akan ada lagi orang yang
"Tenang saja, aku sudah mempersiapkan semuanya dengan matang. Sekalipun Senia memiliki kekuatan yang luar biasa, kali ini dia nggak akan bisa lolos!"Senyuman penuh percaya diri muncul di wajah Wira. Di Kerajaan Agrel, masih ada kartu truf terakhirnya, yaitu Ararya dan Kresna. Sebelum berangkat, dia telah menghubungi mereka berdua. Kemungkinan besar, mereka sudah mulai menguasai berbagai wilayah di Kerajaan Agrel saat ini.Mereka masing-masing memiliki puluhan ribu pasukan, sedangkan Senia membawa hampir semua pasukannya ke medan perang. Ini adalah kesempatan emas bagi Ararya dan Kresna.Jika Wira berhasil menekan Senia dari depan, sementara mereka berdua menguasai wilayah di belakangnya, tidak peduli seberapa hebat Senia, dia tidak mungkin bisa melarikan diri dari kehancuran.Oleh karena itu, Wira yakin hanya dengan 300.000 pasukan, dia dapat menaklukkan Senia dengan mudah. Ini bukanlah tindakan gegabah!Wira tidak pernah mengambil langkah yang tidak pasti. Jika tidak memiliki persiap
"Karena nggak ada urusan lain lagi, kalian semua boleh pergi istirahat." Setelah memberi perintah, Wira melambaikan tangannya kepada para pejabat, lalu berbalik menuju bagian dalam istana.Para pejabat pun segera meninggalkan ruangan.Namun, saat baru sampai di depan pintu, Wira tiba-tiba berhenti. Tatapannya tertuju pada Nafis, lalu mengaitkan jarinya. "Aku ingin membahas sesuatu secara pribadi denganmu. Ikut aku."Nafis segera mengangguk dan mengikuti Wira menuju taman istana. Di taman itu, hanya ada beberapa dayang dan kasim yang melayani Wira. Selain itu, masih ada Nafis, Agha, dan Lucy.Sementara itu, Danu dan Doddy sedang mengurus para prajurit. Meskipun tidak mengalami pertempuran besar, perjalanan jauh tetap melelahkan.Mereka perlu beristirahat sebelum menempuh perjalanan panjang untuk ekspedisi ke Kerajaan Agrel. Mereka harus memulihkan semangat juang untuk memastikan semuanya aman.Wira bukan hanya ingin memenangkan perang, tetapi juga ingin meminimalisir korban di pihaknya.
"Kita masuk."Dengan satu perintah dari Wira, seluruh pasukannya bergerak menuju ibu kota Kerajaan Beluana.Dalam sekejap, Wira dan rombongannya telah memasuki kota. Sepanjang jalan, rakyat bersorak tanpa henti. Dari reaksi mereka, bisa dilihat betapa besar pengaruh Wira di hati rakyat.Di dalam istana.Di aula utama, Nafis telah mengirim orang-orangnya untuk sepenuhnya menguasai istana. Pasukan penjaga lama telah digantikan, jadi kini tempat ini sepenuhnya berada di bawah kendali Wira.Namun, satu hal yang mengejutkan Wira adalah betapa megahnya istana Kerajaan Beluana. Ciputra benar-benar tahu bagaimana menikmati kemewahan.Di aula, banyak orang sedang berlutut. Mereka adalah para pejabat yang dulunya melayani Ciputra. Begitu mendengar Wira telah memasuki kota, mereka segera datang dengan harapan untuk menyelamatkan diri.Wira memandang mereka sekilas, lalu berkata dengan tenang, "Semuanya, silakan berdiri."Para pejabat itu segera bangkit."Saudara sekalian, meskipun Kerajaan Beluan
Saat ini, Wira duduk di atas kudanya, di depan gerbang timur ibu kota. Di hadapannya adalah Danu dan yang lainnya."Kak, sekarang kita sudah sampai di sini, kenapa masih berhenti? Aku baru saja mendengar dari Nona Lucy tentang keadaan di pihak Osman. Kabarnya, Osman sudah hampir nggak bisa bertahan lagi.""Dalam beberapa hari ke depan, kemungkinan kota itu akan jatuh ke tangan Senia. Kalau saat itu tiba dan kita baru bergerak menuju Kerajaan Nuala, Osman mungkin sudah tewas ...."Rakyat Kerajaan Nuala berjuang mati-matian untuk mempertahankan kota mereka. Ditambah lagi, para prajurit dari Kerajaan Agrel sangat kejam. Jika mereka berhasil menerobos kota, pasti akan terjadi pembantaian dan yang menderita adalah rakyat.Osman adalah sekutu mereka. Danu sejak lama sudah menganggapnya sebagai bagian dari kelompok mereka sendiri. Bagaimanapun, setelah Wira berhasil menumbangkan Ciputra, tidak akan ada yang mampu menandinginya lagi. Penyatuan seluruh negeri hanyalah masalah waktu.Lucy juga m