"Aku benar-benar sudah buta waktu itu. Gimana bisa aku memilihmu jadi jenderal besar? Lihat, semua ini akibat dari perbuatanmu. Sekarang situasi berada di luar kendali. Kamu bertanggung jawab atas semua ini!" hardik Ciputra dengan galak.Bhurek hanya bisa menunduk. Padahal, semua yang dilakukannya diinstruksi oleh Ciputra. Dia hanya tidak mengabari Ciputra saat diam-diam mengutus orang membunuh Danu.Meskipun begitu, setelah kejadian itu, Bhurek tetap mengakui kesalahannya kepada Ciputra. Bhurek juga tidak ingin situasi seperti ini terjadi. Namun, sekarang dia disalahkan atas semuanya sehingga hanya bisa diam ....Ciputra berkata, "Untuk sekarang, kita hanya bisa mengambil inisiatif untuk menyerah dan mencoba berdamai dengan Wira. Wira membawa banyak pasukan. Kalau berperang dengannya, kita pasti kalah."Alzam mengangguk dan menyahut, "Benar, aku rasa keputusan Yang Mulia sudah paling benar untuk sekarang.""Sekarang bukan waktunya kita berperang dengan Wira. Kalau perang benar-benar t
Ini namanya habis manis sepah dibuang!Sebagai Jenderal Besar Kerajaan Beluana, Bhurek bisa mendapatkan segala yang diinginkannya. Ciputra pun sangat menghargainya. Hampir seluruh keputusan dibuat oleh Bhurek. Ciputra selalu menurutinya.Kini, setelah terjadi masalah seperti ini, Ciputra mengambil inisiatif untuk mencampakkannya. Hal semacam ini tentu membuat Bhurek merasa kecewa. Namun, dia tidak mungkin membantah.Seperti yang dikatakan Ciputra, seluruh anggota keluarganya ada di Kerajaan Beluana. Jika Bhurek berani melakukan sesuatu yang berlebihan, dia mungkin bisa bertahan hidup, tetapi bagaimana dengan keluarganya?Hasilnya sudah sangat jelas .... Sesudah memikirkan semua ini, Bhurek menggertakkan giginya. Dia akhirnya tahu betapa berbahayanya para penguasa ini.Alzam juga tidak menduga Ciputra akan sekejam itu. Ciputra berkata, "Aku akan menulis surat dan mengirimkannya kepada Wira. Kuserahkan masalah ini kepada Tuan Alzam. Aku yakin kamu bisa mengatasinya dengan baik."Alzam me
Itu sebabnya, Agha tidak akan berbaik hati kepada mereka. Sekalipun Ciputra mengaku salah, mereka tetap harus membalaskan dendam Biantara!Apalagi, Alzam sangat fasih dalam berbicara. Orang seperti ini tidak boleh bertemu dengan Wira supaya tidak terjadi hal-hal di luar dugaan.Ekspresi Alzam tampak serbasalah. Dia berdiri diam di tempatnya dan tak kunjung pergi. Agha pun membentak dengan kesal, "Aku suruh kamu pergi! Kamu nggak punya telinga ya?"Saat ini, sekelompok prajurit di belakang tiba-tiba membuka jalan. Terlihat Wira berjalan mendekat. Begitu melihat Wira, tatapan Alzam dipenuhi antusiasme. Dia segera berkata, "Tuan Wira, akhirnya kamu keluar!"Wira melirik Alzam sekilas, lalu mengangguk ringan dan melambaikan tangan kepada prajuritnya. Karena ada Wira di sini, orang-orang tidak punya alasan untuk menghalangi Alzam lagi. Meskipun demikian, Agha masih menatap Alzam dengan tatapan penuh kebencian.Di mata Agha, siapa pun yang berkaitan dengan Kerajaan Beluana bukanlah orang bai
"Memang nggak bisa berakhir begitu saja. Tapi, mereka sudah mengirim utusan, kita setidaknya harus berpura-pura. Kita lihat sikap Ciputra dulu, baru kita buat keputusan lain," kata Wira dengan dingin.Setelah meninggalkan Dusun Darmadi, Wira tidak begitu bersemangat dan keadaannya juga tidak begitu baik. Semua ini karena kematian Biantara. Dia dan Biantara adalah saudara, bagaimana mungkin suasana hatinya bisa baik karena sekarang Biantara mati di Kerajaan Beluana. Untuk saat ini, satu-satunya hal yang bisa dia lakukan adalah balas dendam agar jiwa Biantara di surga bisa tenang.Ini juga bisa membuat semua orang di sekitar Wira merasa tenang dan tahu dia bukan orang yang tidak berperasaan. Sayangnya, dia tetap harus memikirkan kesejahteraan rakyat di seluruh sembilan provinsi. Jika perang kembali dimulai, tetap rakyat yang akan menderita. Usahanya selama bertahun-tahun ini juga akan sia-sia.Wira juga sulit untuk membuat keputusan.Di sisi lain, di dalam kota perbatasan Kerajaan Beluan
Semua pengikut Bhurek berpikir selama bisa menyelamatkan Bhurek, kelak pasti masih ada kesempatan untuk bangkit kembali. Sayangnya, dilihat dari sikapnya, jelas Bhurek tidak berniat untuk melanjutkan perlawanannya. Oleh karena itu, mereka semua pun merasa makin sedih.Bruk!Pada detik berikutnya, terlihat Bhurek langsung berlutut di lantai.Ciputra membelakangi Bhurek, tetapi dia juga mendengar suara dari belakangnya itu. Tanpa menoleh, dia berkata dengan nada dingin, "Bhurek, kamu benar-benar sangat hebat. Aku yang merupakan raja Kerajaan Beluana berdiri di sini pun orang-orang ini tetap nggak mendengar perintahku, bahkan siap untuk melawanku.""Kamu hanya mengatakan satu kata, mereka langsung mundur. Benar-benar luar biasa! Orang yang nggak tahu pun akan mengira Kerajaan Beluana ini adalah milikmu."Setelah muram cukup lama, Bhurek berkata, "Raja, kamu mungkin sudah salah paham. Mereka semua adalah saudara-saudara yang sudah berjuang mati-matian bersamaku. Bagaimanapun juga, mereka t
Setelah Bhurek berbicara, semua orang akhirnya tidak lanjut berbicara."Jenderal Bhurek pun sudah berkata seperti ini, aku akan menghargai permintaanmu. Aku nggak akan menyalahkan mereka, apalagi menghukum mereka. Sekarang Jenderal Bhurek harusnya nggak ada kekhawatiran lain lagi, 'kan?" kata Ciputra dengan dingin.Bhurek tersenyum pahit. "Nggak ada lagi ...."Awalnya, Bhurek berpikir dia sebagai jenderal besar tidak perlu sering hadir dalam rapat pagi dan berhubungan dengan para menteri, sehingga dia bisa tenang. Sayangnya, dia tetap membuat kesalahan dan terpuruk sampai seperti ini. Namun, sebenarnya ini juga karena dia sudah mengikuti tuan yang salah. Jika tidak, dia tidak mungkin akan berakhir tragis seperti ini."Bawa dia pergi dan kirim dia ke hadapan Wira bersama dengan jasad Biantara," kata Ciputra sambil melambaikan tangan dan berjalan masuk ke dalam istana.Seiring dengan perintah Alzam, beberapa prajurit menekan bahu Bhurek dan menyeretnya keluar dengan kasar.Para perwira y
Namun, Ciputra berpikir dia harus tetap waspada terhadap Wira. Begitu Kerajaan Beluana kosong dan tidak ada jenderal yang bisa diandalkan, apa yang harus dilakukannya jika Wira memimpin pasukan untuk menyerang Kerajaan Beluana?Selain itu, meskipun tidak ada Wira, masih ada kerajaan besar lainnya dan juga wilayah suku utara yang baru saja terbentuk. Semua ini adalah ancaman yang potensial."Aku juga memahami hal ini. Aku akan segera mencarikan kandidat yang cocok untuk membantu meringankan beban Raja," kata Alzam sambil memberi hormat.Ciputra menganggukkan kepala, lalu melambaikan tangan dan berkata dengan kesal, "Terlalu banyak hal yang terjadi hari ini, aku agak lelah. Aku serahkan urusan selanjutnya padamu. Setelah semuanya selesai, kamu baru beri tahu aku hasilnya saja. Kalau nggak ada hal lain lagi, kamu pergi saja dulu."Setelah merespons, Alzam segera meninggalkan tempat itu.Satu jam kemudian dan malam sudah tiba, Alzam dan rombongannya langsung menuju perkemahan Wira. Meskipu
"Ambil peta."Seiring dengan perintah Wira, Doddy meletakkan peta di hadapannya. Dia pun menunjuk Provinsi Yonggu dan menggambar lingkaran besar. "Kalian juga harus menyerahkan wilayah ini untukku."Mata Alzam langsung membelalak, jelas ini adalah permintaan yang sangat besar. Provinsi Yonggu ini terdiri dari sembilan kota pusat pemerintahan dan delapan belas kota. Dengan kata lain, mereka harus menyerahkan seluruh provinsi itu pada Wira.Meskipun Provinsi Yonggu tidak begitu makmur, wilayah itu adalah benteng pertahanan Kerajaan Beluana. Jika menyerahkan wilayah yang luas ini begitu saja, berarti Wira mendapat keuntungan besar.Alzam tidak mungkin bisa membuat keputusan sebesar ini, sehingga dia hanya bisa menelan ludah dan tidak berbicara. Meskipun hatinya penuh dengan keluhan, dia tidak berani menunjukkan perasaan dan ekspresi itu."Nggak bersedia?" tanya Wira dengan mengernyitkan alis saat melihat Alzam tidak menjawab.Agha maju dua langkah, lalu menyilangkan tangan di dadanya dan