Setelah Bhurek berbicara, semua orang akhirnya tidak lanjut berbicara."Jenderal Bhurek pun sudah berkata seperti ini, aku akan menghargai permintaanmu. Aku nggak akan menyalahkan mereka, apalagi menghukum mereka. Sekarang Jenderal Bhurek harusnya nggak ada kekhawatiran lain lagi, 'kan?" kata Ciputra dengan dingin.Bhurek tersenyum pahit. "Nggak ada lagi ...."Awalnya, Bhurek berpikir dia sebagai jenderal besar tidak perlu sering hadir dalam rapat pagi dan berhubungan dengan para menteri, sehingga dia bisa tenang. Sayangnya, dia tetap membuat kesalahan dan terpuruk sampai seperti ini. Namun, sebenarnya ini juga karena dia sudah mengikuti tuan yang salah. Jika tidak, dia tidak mungkin akan berakhir tragis seperti ini."Bawa dia pergi dan kirim dia ke hadapan Wira bersama dengan jasad Biantara," kata Ciputra sambil melambaikan tangan dan berjalan masuk ke dalam istana.Seiring dengan perintah Alzam, beberapa prajurit menekan bahu Bhurek dan menyeretnya keluar dengan kasar.Para perwira y
Namun, Ciputra berpikir dia harus tetap waspada terhadap Wira. Begitu Kerajaan Beluana kosong dan tidak ada jenderal yang bisa diandalkan, apa yang harus dilakukannya jika Wira memimpin pasukan untuk menyerang Kerajaan Beluana?Selain itu, meskipun tidak ada Wira, masih ada kerajaan besar lainnya dan juga wilayah suku utara yang baru saja terbentuk. Semua ini adalah ancaman yang potensial."Aku juga memahami hal ini. Aku akan segera mencarikan kandidat yang cocok untuk membantu meringankan beban Raja," kata Alzam sambil memberi hormat.Ciputra menganggukkan kepala, lalu melambaikan tangan dan berkata dengan kesal, "Terlalu banyak hal yang terjadi hari ini, aku agak lelah. Aku serahkan urusan selanjutnya padamu. Setelah semuanya selesai, kamu baru beri tahu aku hasilnya saja. Kalau nggak ada hal lain lagi, kamu pergi saja dulu."Setelah merespons, Alzam segera meninggalkan tempat itu.Satu jam kemudian dan malam sudah tiba, Alzam dan rombongannya langsung menuju perkemahan Wira. Meskipu
"Ambil peta."Seiring dengan perintah Wira, Doddy meletakkan peta di hadapannya. Dia pun menunjuk Provinsi Yonggu dan menggambar lingkaran besar. "Kalian juga harus menyerahkan wilayah ini untukku."Mata Alzam langsung membelalak, jelas ini adalah permintaan yang sangat besar. Provinsi Yonggu ini terdiri dari sembilan kota pusat pemerintahan dan delapan belas kota. Dengan kata lain, mereka harus menyerahkan seluruh provinsi itu pada Wira.Meskipun Provinsi Yonggu tidak begitu makmur, wilayah itu adalah benteng pertahanan Kerajaan Beluana. Jika menyerahkan wilayah yang luas ini begitu saja, berarti Wira mendapat keuntungan besar.Alzam tidak mungkin bisa membuat keputusan sebesar ini, sehingga dia hanya bisa menelan ludah dan tidak berbicara. Meskipun hatinya penuh dengan keluhan, dia tidak berani menunjukkan perasaan dan ekspresi itu."Nggak bersedia?" tanya Wira dengan mengernyitkan alis saat melihat Alzam tidak menjawab.Agha maju dua langkah, lalu menyilangkan tangan di dadanya dan
Kata-kata Agha langsung mendapat dukungan dari yang lainnya. Mereka semua memiliki pikiran yang sama. Membunuh Bhurek saja tidak cukup dan harus membuatnya merasakan penderitaan yang luar biasa. Mereka ingin dia menyesali semua perbuatannya, bahkan menyesal telah dilahirkan di dunia ini."Hahaha!"Setelah mendengar perkataan itu, Bhurek tertawa terbahak-bahak. Ekspresinya sama sekali tidak terlihat takut, melainkan langsung berkata, "Ayo! Kalau aku yang sebagai seorang pria sejati benar-benar takut akan hal ini, hari ini aku nggak akan datang ke sini. Semua saudara-saudaraku sudah memintaku untuk memberontak, tapi aku nggak melakukannya.""Tahu kenapa? Karena aku juga seorang yang setia dan berani. Aku nggak pernah menyesal telah membunuh Biantara. Kita berbeda kubu, jadi aku tentu saja harus memikirkan tuanku. Kalau memberiku kesempatan untuk memilih lagi, aku juga akan tetap memilih seperti ini."Bhurek terus berteriak.Agha yang marah langsung maju dan menendang dada Bhurek, lalu be
"Bawa dia pergi." Wira tidak mempersulit Bhurek karena itu adalah tindakan rendahan. Setelah mendapat jawaban dari Ciputra, dia baru akan membuat keputusan.Setelah semua orang meninggalkan tenda utama, Wira duduk sendirian di depan meja untuk minum arak dan tetap tidak beristirahat. Sementara itu, peti mati Biantara berada tepat di depannya. Tadi semua orang berencana untuk mengangkat pergi peti mati itu, tetapi Wira mengatakan dia ingin menemani Biantara sebentar. Oleh karena itu, peti mati itu masih berada di sana."Kamu adalah saudara terbaikku dan juga mataku. Sudah banyak yang terjadi di antara kita dan memang tidak mudah sepanjang perjalanan ini. Tapi, aku nggak menyangka kamu nggak bisa menemaniku sampai akhir. Semua ini karena kelemahanku," kata Wira sambil minum dengan sedih. Setelah berjalan ke depan peti mati, dia langsung duduk dan matanya mulai basah.Wira kembali berkata, "Tenang saja, aku akan menemukan seseorang yang punya kemampuan yang sama denganmu agar dia bisa men
"Raja, kita bisa berpikir dari sudut pandang lain, ini bisa juga dibilang berkah dalam kesulitan. Kalau kita terus bersikeras melawan Wira, pada akhirnya kita nggak akan mendapatkan keuntungan juga dan kita pasti akan kehilangan lebih banyak wilayah. Meskipun sekarang kita sudah menyerahkan Bhurek padanya dan menyerahkan Provinsi Yonggu juga, setidaknya bisa menukarkan keamanan.""Selama masih ada gunung hijau, kita nggak perlu takut kehabisan kayu bakar. Raja, jangan lupa, di sisi Wira masih ada Osman dari Kerajaan Nuala dan Bobby dari suku utara. Kedua orang ini bukan orang baik-baik. Setelah mereka makin berkembang, bahkan Wira pun nggak akan mampu menahan mereka. Hasil akhirnya bisa diperkirakan.""Kita hanya perlu menunggu suatu hari nanti mereka saling menggigit, lalu kita bisa duduk dan menikmati keuntungannya."Alzam memang berpikir jauh ke depan Dia memang mempertimbangkannya dengan matang, tetapi belum tentu situasi kelak akan berkembang sesuai perkiraannya. Saat ini, hanya c
Kota Besira, kota penting di Provinsi Yonggu. Ukuran kota ini begitu besar karena terdapat banyak sumber daya mineral yang bisa ditemukan di pegunungan sekitar sana. Oleh karena itu, kota itu baru terkenal dan perlahan-lahan berkembang menjadi kota penting.Orang-orang dari Kerajaan Beluana sudah menggali di sana selama bertahun-tahun untuk membuat berbagai senjata, tetapi sumber dayanya masih tetap melimpah. Wira dan rombongannya pun segera menuju kota ini begitu mendapatkan Provinsi Yonggu.Bobby dan Trenggi memimpin pasukan masing-masing untuk berpisah di tengah perjalanan, hanya tersisa Wira dan ratusan ribu pasukannya.Saat ini, fokus pertahanan Wira jelas mengarah pada Kerajaan Beluana, sedangkan perbatasan dengan Kerajaan Nuala hanya dijaga sejumlah kecil pasukan saja. Ini bukan hanya untuk menunjukkan kepercayaannya pada Osman, tetapi dia tahu Osman tidak akan berperang dengannya saat ini. Dia tidak akan sembarangan memercayai orang lain.Penyerangan terhadap Kerajaan Beluana k
Begitu keluar dari ruangan itu, tatapan Wira tertuju pada seorang wanita dan wanita itu juga sepertinya telah melihatnya. Wanita itu secara refleks hendak pergi, tetapi dia langsung menghentikan wanita itu."Siapa kamu? Kenapa kamu berdiri di sini?" tanya Wira.Wanita itu langsung terkejut dan bengong di tempat. Setelah beberapa saat, dia baru mendekati Wira. Dia menundukkan kepala dan berkata dengan hormat, "Aku adalah Lucy, ketua tim langit yang merupakan tim ke delapan dari jaringan mata-mata. Kali ini aku datang mencari Tuan untuk mendiskusikan sesuatu ...."Wira tidak ikut campur dengan urusan jaringan mata-mata, tetapi dua sangat memahami jaringan mata-mata. Jaringan ini terdiri dari delapan tim yang diberi nama sesuai dengan delapan diagram. Anggota dari tim langit dan tim bumi adalah yang paling terbaik. Sebelumnya, mereka adalah kepercayaan Biantara dan telah banyak membantunya juga.Meskipun belum pernah bertemu dengan Lucy, dia berkesan terhadap Lucy karena Biantara pernah m