Share

Bab 2365

Penulis: Arif
Wira memiliki pandangan yang jauh ke depan dan sudah lama meletakkan masalah hidup dan matinya di paling akhir. Jika tidak, bagaimana mungkin dia bisa menjelajahi seluruh sembilan provinsi selama bertahun-tahun.

"Ternyata Tuan mengkhawatirkan hal ini."

Danu pun duduk di samping Wira. Setelah mengambil dua kaki kelinci dari samping dan menyerahkan salah satunya pada Wira, dia baru berkata, "Kak Wira sebenarnya nggak perlu terlalu mengkhawatirkan hal ini, para rakyat sangat tahu bagaimana kepribadian Ciputra."

"Selain itu, mereka juga nggak bodoh. Meskipun Bhurek ingin memfitnah kita, kita juga pasti bisa menemukan kebenarannya nanti dan mengembalikan nama baikmu. Pada saat itu, hati para rakyat di sembilan provinsi akan kembali pada Tuan."

Danu sangat yakin terhadap Wira. Menurutnya, seluruh rakyat di sembilan provinsi ini sudah menganggap Wira sebagai raja yang sesungguhnya. Meskipun reputasi Wira sempat rusak, itu juga tidak berarti apa-apa. Di bawa kepimpinan Wira, sebentar lagi Wira
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2366

    Tiara merasa pusing dengan situasi ini. Dia mundur 2 langkah sambil memeluk putrinya. Dengan wajah pucat, dia mengernyit dan bertanya, "Jenderal, kamu mau mengancam seorang wanita? Kalau masalah ini tersebar, sepertinya nggak baik untuk reputasimu, 'kan?""Karena kamu bilang ada bukti, keluarkan saja buktinya supaya aku percaya. Kamu nggak seharusnya mengancam kami. Kalau orang-orang tahu kamu melakukan sesuatu pada kami, gimana dengan reputasimu?"Tiara benar-benar ketakutan sekarang. Putri mereka adalah satu-satunya keturunan mereka sekarang. Putranya telah tewas di medan perang, jadi dia harus menjaga putrinya dengan baik sekalipun harus mengorbankan nyawanya.Bhurek tersenyum sinis, lalu berjalan ke sumur di samping. Dia mengeluarkan tombak dan memaksa membuka penutup sumur itu.Tiara pun terkejut. Para pengawal telah maju untuk mengepung Tiara dan putrinya. Sementara itu, para pengawal di dekat Bhurek melompat ke dalam sungai untuk memeriksa situasi di bawah sana.Tiara tercengang

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2367

    "Pintar sekali kamu bicara. Situasi sudah seperti ini, tapi kamu masih ingin mengelabuiku? Mana mungkin aku membiarkan orang sepertimu hidup," timpal Bhurek dengan dingin.Selesai berbicara, Bhurek mengayunkan tombaknya lagi. Saat berikutnya, tombak menembus leher Tiara.Tiara memegang lehernya dan akhirnya terjatuh. Darah menodai seluruh tanah. Dia ingin berbicara, tetapi tenggorokannya terluka parah.Tidak peduli bagaimana Tiara berusaha, dia tidak bisa melontarkan sepatah kata pun dan hanya bisa menatap putrinya. Putrinya tampak menangis dengan sangat sedih.Bhurek menunjuk anak perempuan itu sambil menginstruksi, "Bawa dia pergi. Dia masih punya manfaat untuk kita."Prajurit mengiakan dan membawa anak perempuan itu. Dengan demikian, pasukan meninggalkan rumah Tiara. Adapun penduduk di sekitar, mereka tentu menentang perbuatan Bhurek ini."Kamu sudah salah mengambil tindakan. Gimana bisa kamu membunuh rakyat di depan khalayak ramai? Gimana kita bisa merusak reputasi Wira kalau begin

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2368

    Semua orang menatap Wira dengan serempak. Wira menggeleng sambil menimpali, "Bukan apa-apa. Aku cuma heran, kenapa perjalanan kita begitu lancar? Nggak ada prajurit yang mengejar kita sejak tadi.""Ini aneh, 'kan? Bhurek dan lainnya jelas-jelas begitu membenci kita, bahkan ingin sekali membunuh kita. Mana mungkin mereka nggak mengutus pasukan untuk mengejar kita?"Semua orang bertatapan dan mengangguk. Mereka sependapat dengan Wira. Nafis melipat lengan sambil berkata, "Mungkin Bhurek lalai dalam hal ini. Mungkin dia mengira kita masih berada di kota dan belum berhasil mengatasi krisis? Jadi, semua pasukan masih di kota?"Orang-orang mengangguk lagi. Namun, Wira berucap, "Aku rasa ada yang nggak beres. Tapi, karena kita sudah sampai di sini dan sudah dekat dengan Dusun Darmadi, sebaiknya kita kembali dulu. Kita harus cepat untuk memastikan semuanya aman."Danu dan lainnya juga berpikir demikian. Hanya saja, yang diutamakan adalah keselamatan Wira dan bukan keselamatan sendiri.Orang-or

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2369

    Danu dan Nafis hanya diam. Situasi masih belum sepenuhnya aman, jadi mereka harus mengawal Wira. Meskipun Biantara telah membuka jalan untuk mereka, mereka tetap harus memastikan semuanya aman untuk Wira.Wira tidak berbicara. Jari tangannya terus mengetuk keningnya. Wajahnya tampak sangat murung. Orang-orang pun menatap Wira, menunggu perintah darinya.Mereka tahu Wira adalah orang yang mementingkan budi dan hubungan. Mereka juga tahu mereka tidak akan bisa selamat jika kembali ke Kerajaan Beluana.Tindakan Agha dan Doddy yang menawarkan diri telah membuktikan betapa besarnya kesetiaan mereka terhadap Wira. Mereka tahu mereka akan mati, tetapi tetap mempertaruhkan nyawa mereka."Begini saja, Danu dan Nafis bawa Dewina dan Thalia pulang. Biantara sudah membuka jalan untuk kita, jadi kita ikuti saja instruksinya.""Kemudian, aku, Agha, dan Doddy akan kembali ke Kerajaan Beluana untuk menolong anak itu," ujar Wira dengan tegas. Dia tidak mungkin membiarkan Agha dan Doddy berada dalam bah

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2370

    "Semua ini demi kebaikan Tuan Wira. Kalau Tuan Wira sudah bertekad, dia pasti akan kembali ke Kerajaan Beluana. Kalian juga nggak ingin melihatnya berada dalam bahaya, 'kan?" tanya Danu.Semua orang mengangguk. Mereka bisa memahami maksud Danu. Semua yang ada di sini adalah sahabat yang pernah melewati rintangan bersama Wira.Faktanya, jika dibandingkan dengan keselamatan seluruh rakyat, mereka lebih mengutamakan keselamatan Wira. Mereka susah payah berada di titik ini, jadi tidak boleh sampai hancur karena ibu dan anak itu, apalagi mengorbankan Wira.Thalia segera berkata, "Yang kamu lakukan sudah benar. Kalau Wira menyalahkanmu, kami pasti akan membelamu mati-matian."Danu merasa terharu. Agha berucap dengan tegas, "Kalau begitu, kita turuti instruksi Kak Wira. Aku dan Kak Doddy akan kembali ke Kerajaan Beluana untuk menolong mereka, kalian kembali ke Dusun Darmadi secepat mungkin."Agha tahu posisi Wira, juga tahu ambisinya. Sejak mengikuti Wira, Agha bukan hanya menganggap Wira seb

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2371

    "Baiklah. Karena kamu sudah datang, kami nggak akan berebutan denganmu. Biar kamu saja yang membawa pasukan ke Kerajaan Beluana.""Jaga dirimu baik-baik. Bhurek seharusnya sudah memasang perangkap. Kalau lengah, takutnya kamu akan berada dalam bahaya besar. Sampai ketemu lagi di Dusun Darmadi," pesan Danu yang menepuk bahu Biantara.Situasi kali ini berbeda dari biasanya. Kali ini, Bhurek seperti kehilangan akal sehatnya dan bersikeras ingin membunuh mereka.Bhurek berani mengambil tindakan seperti ini pasti karena sudah membuat persiapan matang. Jika tidak berhati-hati, Biantara dan pasukannya bisa gugur.Namun, Biantara cerdas dan banyak akal. Bawahannya juga hebat, apalagi jaringan mata-mata ahli dalam bersembunyi dan mengumpulkan informasi. Mereka adalah kekuatan nomor satu Wira.Jadi, memilih Biantara ke Kerajaan Beluana adalah pilihan terbaik. Setelah mencapai kesepakatan, mereka pun berpisah. Sebagian menuju ke Dusun Darmadi, sebagian menuju ke Kerajaan Beluana.Saat ini, di kot

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2372

    "Kita sudah menunggu lumayan lama. Nggak mungkin Wira nggak mendapat informasi, 'kan?" Bhurek mulai kehilangan kesabarannya setelah menunggu 2 jam lagi.Langit sudah gelap, tetapi Wira tak kunjung tiba. Ada kemungkinan Wira tidak melihat pengumuman itu. Jika benar seperti itu, bukankah usaha mereka akan sia-sia?Alzam tampak mengernyit merenungkan sesuatu. Bhurek tiba-tiba berkata, "Kalau Wira memang nggak datang, kita bunuh saja anak ini. Kemudian, kita kerahkan pasukan untuk mencari jejak Wira."Selesai berbicara, Bhurek mengangkat tangannya dan memberi perintah, "Prajurit, penggal kepala anak ini!"Rakyat sontak berlutut untuk memohon."Jenderal, jangan bunuh anak itu!""Dia cuma anak kecil! Dia bahkan belum 10 tahun!""Jenderal, tindakanmu ini terlalu kejam!"Ibu anak itu sudah mati tragis. Masa Bhurek ingin membunuh anak itu lagi? Perbuatan ini sungguh tidak masuk akal dan tidak bisa diterima!Bhurek berdiri di hadapan semua orang dan berucap dengan dingin, "Aku juga tahu dia masi

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2373

    Suara ini ....Mata Bhurek sontak berbinar-binar. Dia memandang ke arah sumber suara. Itu Biantara!Setengah jam lalu, Biantara sudah bergabung dengan kerumunan. Hanya saja, dia belum terpikir akan cara terbaik untuk membawa anak itu pergi.Biantara mengira Bhurek menangkap anak itu hanya untuk memancing mereka datang. Siapa sangka, Bhurek benar-benar ingin membunuhnya. Dugaan Biantara sudah salah. Bhurek memang berengsek!Karena situasi mendesak, Biantara pun berteriak untuk menolong anak itu. Ketika dalam perjalanan kemari, Biantara sudah memahami seluk-beluk kejadiannya.Tanpa bantuan ibu dan anak ini, Wira dan lainnya mungkin sudah ditangkap oleh Bhurek. Sekalipun tidak menjadi tawanan Bhurek, perang akan terjadi. Itu sebabnya, Biantara harus menolong anak itu."Bawahan Wira akhirnya datang! Itu Biantara! Dia adalah mata Wira. Asalkan membunuhnya, Wira pasti akan menderita kerugian besar!" gumam Bhurek dengan girang."Bunuh dia!" Bhurek tiba-tiba memberi perintah. Para prajurit yan

Bab terbaru

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3112

    Wira beserta Adjie dan Nafis berjalan perlahan-lahan menuju kemah utama untuk kavaleri. Kemah untuk kavaleri dari Kerajaan Nuala letaknya berdampingan dengan kemah di tengah kota, sehingga saat ini mereka bisa melihat sudah ada banyak tali perangkap kuda yang terhampar di luar kemah tengah itu.Melihat begitu banyak tali perangkap kuda, Wira merasa agak bersemangat. Jika semua benda ini bisa diletakkan di Dataran Haloam, pasukan utara pasti akan kesulitan.Begitu memasuki kemah Pasukan Harimau, dua pria yang mengenakan zirah langsung menghentikan langkah Wira dan yang lainnya. Mereka membawa pedang militer di pinggang dan busur serta dua set anak panah di punggung mereka.Wira langsung mengeluarkan lencana dan berkata, "Aku ini Wira, aku ingin mengerahkan tiga ribu pasukan. Siapa yang memimpin di sini? Panggil dia ke sini untuk bertemu denganku."Orang yang membawa bendera biasanya adalah komandan utama pasukan. Di medan perang, dia akan bertarung mati-matian sambil mengangkat bendera.

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3111

    Wira terlihat tertegun sejenak setelah mendengar laporan dari mata-mata, lalu dia tiba-tiba merasa sangat senang dan berkata, "Baiklah. Kalau begitu, kita jalankan sesuai rencana kita. Jenderal Trenggi, aku percayakan kota ini padamu."Trenggi menganggukkan kepala. Setelah itu, dia mengeluarkan sebuah lencana, lalu langsung menyerahkannya pada Wira dan berkata, "Tuan Wira, lencana ini bisa memungkinkanmu untuk langsung membawa pergi tiga ribu Pasukan Harimau. Untuk berjaga-jaga, aku serahkan wewenang untuk mengatur Pasukan Harimau ini padamu untuk sementara."Wira langsung tertegun sejenak saat mendengar perkataan Trenggi, jelas tidak menyangka Trenggi bisa begitu percaya padanya. Meskipun hubungannya dan Osman cukup baik, dia jarang berurusan dengan Trenggi sebelumnya.Namun, sekarang Trenggi malah langsung memberikan kesempatan besar ini pada Wira, sehingga dia benar-benar merasa sangat terharu. Meskipun lencana itu hanya bisa mengerahkan tiga ribu Pasukan Harimau, itu juga sudah ter

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3110

    Tempat seperti Hutan Bambu Mayu memang sangat cocok untuk digunakan sebagai tempat penyergapan.Melihat tempat itu, Wira menganggukkan kepala dan berkata, "Kalau begitu, ini memang nggak bermasalah bagi kita. Tapi, aku penasaran, bagaimana kalau kita mengatur penyergapan di Hutan Bambu Mayu ini?"Mata Adjie langsung bersinar dan segera berkata, "Tuan, aku juga berpikir seperti itu. Kalau kita menyiapkan penyergapan di sini, pasukan musuh juga nggak akan bisa menemukan kita. Selama kita terus bertarung sambil melangkah mundur dan ditambah lagi adanya tali perangkap kuda, aku jamin mereka nggak akan selamat."Wira menganggukkan kepala. Jika memang seperti itu, rencana ini memang cukup baik. Namun, jika hanya sebatas itu saja, dia malah merasa ada sesuatu yang tidak beres. Setelah terdiam sejenak, dia sepertinya teringat sesuatu dan perlahan-lahan berkata, "Aku merasa sepertinya ada yang kurang. Rencana ini akan berhasil kalau pasukan musuh mengejar kita.""Bagaimana kalau mereka memutusk

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3109

    Mendengar perkataan itu, Agha yang di samping pun tersenyum dan berkata, "Tuan, tali untuk perangkap kuda ini ada. Saat aku dan Latif pergi membujuk orang-orang itu, kami menemukan banyak tali perangkap kuda di kemah utama di sana. Cukup untuk kita gunakan."Ekspresi Wira langsung terlihat senang, lalu menatap ke arah Latif.Latif pun tersenyum, lalu maju dan berkata, "Benar. Kami memang menemukan banyak tali perangkap kuda di sana, jadi ini bukan masalah lagi. Aku akan pergi menyuruh mereka untuk memindahkannya ke sini sekarang juga."Setelah berhasil membujuk para prajurit di dalam kita untuk menyerah, Latif memeriksa dan menemukan jumlah mereka tidak sampai sepuluh ribu orang. Meskipun jumlahnya masih kalah dibandingkan dengan pasukan Trenggi, jumlah ini juga tidak termasuk sedikit. Oleh karena itu, dia berniat menyerahkan tanggung jawab ini pada Agha untuk menghindari kesalahpahaman.Namun, setelah mendengar pemikiran itu, Wira langsung menyerahkan wewenang untuk memimpin para praj

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3108

    Saat memikirkan hal itu, Trenggi mengernyitkan alis dan berkata, "Kalau lawan kita hanya punya 100 ribu pasukan, kita bisa melawannya. Tapi, apa kita sudah tahu posisi mereka sekarang?"Melihat Trenggi yang menunjukkan sikap mendukung, Wira memberi hormat dan perlahan-lahan berkata, "Sebelum kalian datang, aku sudah memeriksa peta. Menurutku, saat ini mereka seharusnya berada di sekitar Pulau Hulu. Aku tentu saja memperkirakan ini berdasarkan rute perjalanan mereka yang lebih cepat."Mendengar penjelasan itu, Trenggi dan yang lainnya menganggukkan kepala.Beberapa saat kemudian, Trenggi tiba-tiba teringat dengan sesuatu dan perlahan-lahan berkata, "Kalau begitu, mereka pasti akan beristirahat di Pulau Hulu baru melanjutkan pencarian. Kalau kita mengirim beberapa pasukan kavaleri ke sana sekarang, kita harusnya bisa mengganggu dan mencegat perjalanan mereka, 'kan?"Ide dari Trenggi memang bagus, tetapi Wira langsung menolaknya. Bukan karena khawatir, tetapi pasukan utara ini sudah terbi

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3107

    Sepanjang perjalanan, Trenggi terus berpikir apa yang harus dilakukannya saat bertemu dengan Wira dari Provinsi Lowala. Namun, setelah bertemu Wira, dia merasa sangat terharu. Dia benar-benar tidak menyangka Wira begitu tampan dan karismatik, pantas saja banyak orang di sembilan provinsi yang merasa Wira sangat bisa diandalkan. Hari ini, dia membuktikan sendiri kabar itu memang benar.Setelah semua pasukan besar dari Kerajaan Nuala memasuki kota, Wira langsung memerintahkan bawahannya untuk menutup gerbang kota.....Di dalam kediaman wali kota, Wira menatap Trenggi dan para jenderalnya yang masuk. Latif dan Agha yang sebelumnya pergi untuk membujuk orang-orang di kota juga sudah kembali. Saat melihat Trenggi dan Hayam, semua orang basa-basi terlebih dahulu.Setelah itu, Wira menarik Latif dan berkata, "Ayo, aku perkenalkan kamu dulu. Ini adalah saudara baru kami. Kalau bukan karena dia, mungkin nyawa kami sudah tiada saat sedang bersembunyi di hutan. Untung saja dia bersedia membantu

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3106

    Wira menatap Nafis dan berkata, "Tinggalkan satu mata-mata untuk memandu pasukan besar Jenderal Trenggi, yang lainnya kembali ke sini. Kirim mereka ke utara dan minta mereka untuk terus memantau gerakan di sana. Kalau mereka menemukan pasukan utara, segera laporkan ke sini.""Baik," jawab Nafis.Setelah keduanya pergi, Wira baru mencari peta. Setelah melihat bagian atas peta itu, dia berkata dengan tenang, "Sekarang kita belum tahu pasukan utara itu ada di mana. Tapi, kalau mereka bergerak dengan cepat dan menurut waktu yang diberi tahu Kunaf tadi, sekarang mereka harusnya sedang melintasi Pulau Hulu."Mengingat jenderal tangguh dari pihak musuh adalah Zaki yang merupakan tangan kanan Bimala, Wira berpikir apakah dia bisa menggunakan Zaki ini untuk mengancam Bimala agar menyerahkan Bobby. Meskipun sekarang dia belum mengetahui kabar tentang Bobby, Zaki sebagai tangan kanan Bimala ini seharusnya tahu. Jika bahkan hal ini pun tidak tahu, Zaki ini benar-benar tidak berguna.Saat sedang me

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3105

    Semua orang tertegun sejenak saat mendengar perkataan Latif. Menurut mereka, sepuluh orang memang terlalu sedikit.Saat Latif hendak menjelaskan maksudnya, saat itu Wira malah berkata, "Benar, sepuluh orang memang terlalu sedikit. Lebih baik mengikuti saran Adjie, bawa 100 orang bersamamu saja. Kalau terjadi masalah, kalian juga bisa saling membantu."Latif yang merasa terharu oleh kata-kata Wira segera memberi hormat pada Wira, lalu berdiri dan berkata, "Tuan, kalian sudah salah paham, aku nggak ingin bertindak secara besar-besaran. Kalau bukan karena takut kamu akan khawatir atau nggak ada yang melaporkan padamu, aku bisa pergi ke sana sendirian.""Para prajurit ini nggak penting, yang perlu ditangani adalah wakil jenderal yang memimpin mereka. Dia adalah orang kepercayaan Kunaf. Sekarang Kunaf sudah ditangkap, mereka pasti nggak akan menyerah pada kita. Karena Kunaf ini memegang kekuasaan besar, jadi wakil jenderal ini lebih seperti boneka. Justru karena itulah, aku yakin bisa menan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3104

    Wira sendiri juga tidak menyangka Adjie adalah orang seperti ini, perasaannya terhadap Adjie menjadi lebih rumit.Mendengar perkataan itu, ekspresi Kunaf yang terikat erat langsung menjadi muram dan berteriak, "Tunggu sebentar. Aku akan beri tahu, orang yang dikirim untuk memimpin pasukan utara ini adalah asisten andalan Bimala, Zaki."Mendengar nama Zaki itu, Wira pun mengernyitkan alis karena dia benar-benar belum pernah mendengar nama itu sebelumnya.Melihat yang lainnya sangat kebingungan, Latif yang berdiri di samping langsung maju dan berkata, "Aku mengenal orang ini, dia ini tangan kanannya Bimala. Dulu dia pernah datang ke sini untuk menginspeksi kami, tapi orang ini penuh dengan gairah seksual. Soal kelemahan lainnya, aku belum pernah mendengarnya."Agha yang berdiri di samping langsung berteriak dengan keras, "Nggak perlu peduli siapa dia. Kalau dia berani datang ke sini, aku pasti akan membuatnya nggak bisa kembali."Mendengar perkataan Agha, semua orang tertawa terbahak-bah

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status