Pagi ini, Wira mendapat kabar bahwa Danu bertemu penyergapan, bahkan hampir kehilangan barang-barang berharga dan nyawa.Untungnya, ada Umar yang membantu. Mereka pun mencurigai Bhurek sejak tadi. Namun, kenapa Bhurek tiba-tiba datang sekarang? Apa dia ingin mengelabui Wira?Wira memijat pelipisnya sambil memicingkan mata. Dia berucap dengan perlahan, "Aku juga nggak ngerti. Entah apa yang ingin dia lakukan.""Tapi, karena dia sudah datang, aku tentu harus menjamu tamuku ini. Ini wilayah kekuasaan kita. Jangan sampai mereka meremehkan kita. Suruh dia tunggu 2 jam. Aku akan menemuinya nanti."Biantara pun tersenyum. Ini memang saat yang tepat untuk membuat nyali Bhurek menciut. Selesai berbicara, Wira pun menuju ke rumahnya.Saat ini, Bhurek sedang duduk di depan gerbang Dusun Darmadi. Beberapa bawahannya berdiri di samping.Setelah meninggalkan Kota Safara, Bhurek berpisah dengan Ahmad. Ahmad pun pergi ke Kerajaan Beluana.Tujuan Bhurek datang kemari memang untuk mengelabui Wira dan in
"Bukan masalah, Tuan Wira," sahut Bhurek yang tersenyum menatap Wira. Mereka harus menjaga citra masing-masing.Sementara itu, seorang prajurit Bhurek berkata dengan dingin, "Jenderal kami punya status tinggi. Kalaupun ada urusan, kamu seharusnya mengundang kami masuk dulu dan bukan membiarkan kami menunggu di luar."Prajurit lainnya memasang ekspresi tidak puas. Mereka tidak pernah diperlakukan seburuk ini. Di Kerajaan Beluana, semua orang menghormati mereka. Mereka hanya dianggap rendahan di wilayah kekuasaan Wira.Wajah Wira menjadi masam. Saat berikutnya, Biantara menghampiri prajurit yang berbicara itu dan sontak menamparnya.Prok, prok, prok! Para penduduk yang menonton bertepuk tangan dengan gembira. Bhurek pun tidak bisa berkata-kata. Namun, tindakan Biantara ini jelas tidak menghargainya karena berani memukul bawahannya di hadapannya."Siapa kamu? Apa hakmu bicara di sini? Coba berkaca dulu sebelum bicara. Kalau bukan karena ada anak kecil di sini, aku pasti sudah memenggal ke
Kata orang, penjagaan Dusun Darmadi sangat ketat. Ada banyak Pasukan Zirah Hitam di sekitar, bahkan anggota jaringan mata-mata juga bersembunyi di kegelapan. Makanya, banyak orang ingin tinggal di sini.Namun, sepertinya semua itu hanya rumor. Bhurek tidak melihat Pasukan Zirah Hitam yang cukup banyak."Jenderal, ini rumahku. Memang agak jelek, tolong jangan keberatan ya." Segera, Wira membawa Bhurek dan lainnya ke rumahnya.Saat ini, Agha, Nafis, dan lainnya telah menunggu di halaman. Semuanya berdiri dengan tegak. Raut wajah Agha dipenuhi penghinaan.Agha tidak pernah bertemu Bhurek, tetapi pernah mendengar tentang perbuatannya. Itu sebabnya, dia membenci Bhurek.Setelah duduk di kursi batu, Bhurek terkekeh-kekeh dan berkata, "Rumahmu bagus juga. Kalau aku punya banyak waktu luang, aku juga ingin membangun rumah seperti ini. Nyaman sekali."Osmaro segera menyahut dengan tersenyum, "Tuan Wira juga nggak punya banyak waktu luang. Apalagi, statusnya jauh berada di atasmu. Ada banyak hal
Ekspresi Bhurek tampak canggung. Hubungan di antara mereka memang tidak baik, tetapi tidak perlu begitu terus terang, 'kan? Bagaimanapun, dia adalah seorang tamu."Tuan Osmaro, jangan bercanda begitu," ujar Bhurek sambil menahan emosinya."Aku nggak bercanda kok. Bukan cuma aku, tapi seluruh penduduk yang berdiri di sini pasti sangat membencimu. Apa kamu tahu alasan tuanku ada di sini?""Itu karena kami khawatir para penduduk nggak bisa mengendalikan emosi mereka. Gimana kalau mereka menghajarmu? Bukannya hubungan antara kedua kerajaan akan hancur?" jelas Osmaro.Jelas sekali, ini adalah suatu ancaman. Karena Osmaro sudah memperjelas semuanya, Agha tidak menahan diri lagi. Dia maju 2 langkah, lalu berkata dengan dingin, "Tuan Osmaro berwawasan luas, tapi kami berbeda. Jadi, sebaiknya katakan tujuan kedatanganmu.""Berhenti bersandiwara di sini. Kamu hanya membuat kami semua kesal. Aku sudah membencimu sejak pertama kali melihatmu. Jangan buang-buang waktu lagi."Biantara dan lainnya ak
"Tuan Wira, kamu nggak mungkin merusak hubungan antara kedua kerajaan demi dia seorang, 'kan?" tanya Bhurek lagi.Wira tidak berbicara, seolah-olah sedang merenungkan sesuatu. Melihat Wira hanya diam, Biantara dan lainnya pun merasa tidak enak hati untuk bersuara.Saat ini, seorang prajurit yang berdiri di belakang Bhurek maju dan bertanya dengan dingin, "Apa kalian semua tuli? Jenderal kami sedang bicara, kenapa kalian diam saja?"Seketika, ekspresi Agha berubah. Dia mengepalkan tangannya dengan erat dan menyerbu ke arah prajurit itu.Sebelum orang-orang sempat bereaksi, tinju Agha sudah mengenai dada prajurit itu. Prajurit itu terhempas dan mendarat dengan keras di lantai. Bisa dilihat betapa kerasnya tinju itu.Prajurit lainnya bergegas maju untuk memeriksa. Kemudian, salah satunya melapor, "Jenderal, dia sudah mati ...."Agha berhasil merenggut nyawanya hanya dengan 1 serangan. Asal tahu saja, Agha sanggup mengangkat benda seberat ratusan kilogram. Dia bahkan bisa membunuh beruang
"Jujur saja, aku memang sudah ingin memberinya pelajaran sejak awal. Anak ini sulit sekali diatur." Wira terkekeh-kekeh.Hal ini membuat Bhurek makin kesal. Siapa pun tahu Agha sangat kuat. Sementara itu, Bhurek hanya membawa beberapa bawahannya kemari. Sekalipun mereka bekerja sama, mereka tidak mungkin bisa mengalahkan Agha. Jelas, Wira melindungi Agha."Ayo, maju!" Sebelum Bhurek berbicara, Agha sudah menggosok tangannya sambil maju dengan penuh antusiasme. Faktanya, semua yang dilakukan Agha diinstruksi oleh Osmaro.Itu sebabnya, Agha berani bertindak semena-mena seperti ini. Tentunya, dia tahu Wira berpihak pada Osmaro. Semua ini adalah perintah Wira dan Agha hanya perlu menurutinya."Keterlaluan sekali ...." Bhurek mengepalkan tangannya dengan geram. Amarahnya memuncak. Namun, ketika melihat ekspresi kejam Agha, dia tidak berani mengambil tindakan.Bhurek tahu dirinya harus mempertahankan akal sehatnya di momen seperti ini. Dia tidak boleh membiarkan Wira memiliki kesempatan untu
Bhurek tidak memiliki dendam kesumat dengan Harraz. Namun, dia memiliki 2 alasan membenci Harraz.Pertama, karena Bhurek sering mencari masalah dengan Harraz dulu. Dia terus menekan Harraz dan yakin Harraz akan membalas dendam suatu hari nanti. Itu sebabnya, Bhurek ingin menghabisinya sebelum Harraz melampauinya.Kedua, karena Harraz adalah mantan penasihat Kerajaan Beluana. Harraz tentu tahu banyak rahasia Kerajaan Beluana. Jika membiarkannya tinggal di sisi Wira, takutnya Harraz akan membocorkan banyak rahasia dan Kerajaan Beluana yang akan rugi.Bhurek adalah Jenderal Besar Kerajaan Beluana. Apabila Kerajaan Beluana runtuh, Bhurek akan berakhir tragis. Wajar jika dia ingin membunuh Harraz."Jenderal Bhurek, lama nggak ketemu. Aku sering membayangkan pertemuan kita. Nggak kusangka, kita akan bertemu di sini hari ini." Harraz terkekeh-kekeh. Penampilannya seolah-olah menunjukkan bahwa tidak ada masalah yang terjadi. Padahal, semua masalah terjadi karena Harraz.Bhurek mengernyit sambi
Bhurek jelas terlihat merasa bersalah. Siapa pun bisa melihat pandangannya terus mengelak. Sayangnya, mereka tidak punya bukti sehingga belum bisa melakukan apa pun terhadap Bhurek. Bagaimanapun, status Bhurek tidak biasa.Jika membunuh Bhurek di sini, kedua kerajaan hanya akan berperang. Ketika saat itu tiba, Wira akan menjadi pendosa besar. Citra yang dibangunnya dengan susah payah pun akan hancur begitu saja. Semua itu tentu tidak pantas demi seorang Bhurek."Kalau begitu, aku akan memercayaimu. Aku cuma mengeluh. Cepat atau lambat, pelakunya pasti bakal tertangkap kok. Karma akan bekerja." Wira memperingatkan.Bhurek pun tidak berlama-lama di sana dan segera meninggalkan Dusun Darmadi. Jika tahu akan seperti ini, dia tidak mungkin datang. Ini sama saja dengan mencari masalah. Wira sama sekali tidak menjaga harga dirinya!Setelah melihat Bhurek melarikan diri, semua orang pun tertawa terbahak-bahak. Harraz bergegas menghampiri Wira. Dia menangkupkan tangannya dan berujar, "Terima ka