Share

Bab 2227

Penulis: Arif
"Namaku Arifin. Salam kenal, Tuan," ucap pria tua itu sambil menghampiri Wira dengan tersenyum.

"Jangan sungkan begini. Tolong bantu aku periksa istriku. Dokter istana Kerajaan Nuala sampai angkat tangan. Aku hanya bisa menaruh harapan padamu," ujar Wira.

Ketika Wira berbicara, Biantara dan Agha membantu mengangkat Thalia keluar dari kereta kuda.

Kondisi Thalia jelas memburuk. Wajahnya makin pucat dan lesu. Wira merasa kasihan padanya, tetapi tidak mengatakan apa pun dan hanya menunggu diagnosis Arifin.

Thalia telah dibawa ke kamar. Di dalam kamar, hanya ada Wira dan Arifin. Orang lainnya hanya bisa menunggu di luar dengan sabar.

Tiga puluh menit kemudian, Arifin masih memeriksa denyut nadi Thalia. Ekspresinya tidak menentu, membuat orang tidak bisa menebak isi pikirannya.

Wira merasa makin tertekan, tetapi dia tidak berani mendesak Arifin. Dia hanya bisa menunggu di samping sambil mengepalkan tangannya dengan cemas.

Arifin adalah harapan terakhirnya. Jika Arifin tidak punya cara untu
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2228

    Wira tidak berbicara, hanya menatap Arifin dan menunggunya melanjutkan penjelasannya.Arifin meneruskan, "Istrimu mungkin nggak akan bisa melahirkan lagi."Wira tertegun sesaat. Kemudian, dia menggeleng sambil terkekeh-kekeh dan berkata, "Kukira ada masalah besar apa. Ternyata cuma nggak bisa melahirkan.""Ini bukan masalah besar untukku. Asalkan Thalia bisa sembuh, aku sudah merasa puas. Di mataku, wanita bukan mesin produksi anak, melainkan teman hidup hingga akhir hayat."Setelah mendengarnya, Arifin tak kuasa melirik Wira. Dia telah menjadi dokter selama bertahun-tahun, mengobati berbagai penyakit rumit, dan bertemu banyak orang. Jelas, jarang sekali ada pria seperti Wira.Di dunia ini, banyak pria yang berubah sikap setelah mengetahui istrinya yang tidak bisa hamil. Bahkan, ada yang memilih untuk bercerai. Sementara itu, Wira yang berstatus tinggi justru tidak peduli pada masalah ini. Sungguh luar biasa!Arifin berkata lagi, "Karena kamu sudah bicara begitu, aku pun sudah tenang.

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2229

    Bobby ikut berbicara, "Ya, tenang saja. Kulihat kamu agak lelah, sebaiknya pergi istirahat. Biar aku yang menjaga Tuan Wira."Bobby dan Wira tahu bahwa Biantara mencemaskan keselamatan Wira. Ada begitu banyak masalah yang terjadi, ditambah lagi Thalia terluka parah. Sebagai tangan kanan Wira, Biantara tentu harus selalu berwaspada."Nggak perlu. Kalau kembali sekarang, aku juga nggak bisa istirahat. Aku akan istirahat setelah Nyonya Thalia siuman," tolak Biantara sambil melambaikan tangan dan tersenyum.Wira hanya bisa mengangguk dengan pasrah. Apa yang telah dia lakukan untuk mendapatkan saudara sebaik Biantara? Wira pun tidak memaksa Biantara lagi.Namun, bukan berarti Agha tidak baik. Hanya saja, Agha tidak seteliti dan seperhatian Biantara sehingga tidak mempertimbangkan begitu banyak hal.Segera, ketiganya pun berangkat. Sementara itu, Arifin dan Thalia masih berada di kamar yang sama. Bisa dilihat dari wajah Arifin bahwa dia sangat lelah. Akupunktur ini menguras banyak tenaganya.

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2230

    "Ini adalah perintah!" ucap Wira dengan tegas.Biantara menghela napas dengan tidak berdaya. Dia pun tidak bersikeras lagi, melainkan berjalan pergi.Segera, Wira kembali ke kamar. Begitu masuk, terlihat Thalia sudah membuka matanya dan hendak bangkit.Wira segera berlari ke samping Thalia dan berkata, "Keterampilan medis Dokter Arifin memang nggak perlu diragukan lagi. Baru beberapa jam berlalu, tapi kamu sudah siuman. Kamu bahkan terlihat energik."Thalia memang merasa jauh lebih baik. Meskipun perutnya masih sakit dan tubuhnya masih lemas, kondisinya sudah jauh lebih baik dari sebelumnya. Dia tidak perlu lagi berpura-pura kuat di depan Wira.Wira memapahnya. Thalia berkata sambil tersenyum, "Jelas saja! Fisikku jauh lebih baik dari wanita pada umumnya. Mana mungkin aku bisa dibandingkan dengan para wanita yang sakit-sakitan itu!""Tubuhku sekuat banteng. Apalagi ada dokter yang mengobatiku, aku pun sembuh dengan cepat. Sayangnya, tubuhku yang indah ini menjadi punya bekas luka. Ini

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2231

    "Bagus! Sekarang kamu hanya dengar kata kakakmu saja, 'kan? Bukannya kakakmu nggak ada di sini? Jadi, kata-kata kakak ipar nggak ada gunanya ya? Kalau begitu, kelak kamu nggak perlu memanggilku kakak ipar lagi. Aku akan pergi berjalan-jalan sekarang. Kalau terjadi sesuatu padaku, kakakmu pasti akan mencarimu. Kita lihat saja bagaimana kamu menghadapinya."Thalia adalah wanita yang cerdas, tentu saja tidak akan kalah berdebat dari orang yang kurang berpengalaman seperti Agha.Dalam sekejap, Agha sudah kehabisan kata-kata. Melihat Thalia benar-benar bersiap untuk pergi, dia segera berlari mengejarnya dan berkata sambil menggosok-gosok tangannya, "Kak Thalia, jangan menyulitkanku ya? Kamu baru saja sembuh dari sakit parah, kondisi tubuhmu masih belum pulih sepenuhnya.""Dokter juga sudah bilang setidaknya butuh beberapa hari lagi kamu baru bisa pulih sepenuhnya. Yang paling penting sekarang adalah istirahat. Tapi, kalau kamu bersikeras hendak keluar, bagaimana kalau kita jalan-jalan seben

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2232

    Setelah kembali ke kamar, Wira memaksa Thalia untuk tetap berbaring di tempat tidur. Melihat Thalia terus bolak-balik, dia menyadari Thalia jelas tidak ingin tidur."Kenapa sih kamu ini begitu susah diatur? Aku benar-benar nggak tahu apa yang aku suka darimu waktu itu. Kalau tahu akan ada begitu banyak masalah di perjalanan kali ini, harusnya aku membiarkanmu tetap di Dusun Darmadi. Dengan begitu, kamu juga nggak perlu terlalu menderita. Pada akhirnya, semua ini salahku ...," gumam Wira sambil minum teh.Hati Wira merasa agak sedih saat memikirkan kembali kata-kata Arifin sebelumnya. Dia belum menemukan cara yang tepat untuk memberi tahu Thalia tentang hal itu. Baginya, Thalia tidak bisa hamil pun tidak apa-apa. Dia memiliki banyak istri di rumah, tentu saja tidak peduli dengan hal itu. Namun bagi Thalia, seorang wanita yang tidak bisa memiliki anak, bukan seorang wanita lagi.Saat memikirkan hal ini, Wira merasa sangat sedih. Sepertinya, dia harus mencari kesempatan yang tepat untuk m

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2233

    "Memang nggak ada yang bisa disembunyikan dari Tuan Wira," kata Bobby sambil tersenyum dan menggelengkan kepala.Setelah memastikan Thalia tidak diam-diam keluar dari kamar, Bobby baru berkata dengan volume suara yang kecil, "Aku sudah berbicara dengan Dokter Arifin sebelumnya, dia juga sudah memberitahuku tentang kondisi istrimu. Dia juga memberitahuku cara untuk menyembuhkan istrimu."Wira tertegun sejenak dan matanya langsung bersinar."Maksudmu ...." Luther tidak melanjutkan kata-katanya, melainkan menunjuk pada perutnya.Bobby langsung memahami maksud Wira dan menganggukkan kepala."Ternyata benar. Kalau begitu, cepat beri tahu aku caranya. Sebelumnya aku sudah bertanya pada Dokter Arifin apa ada cara untuk menyembuhkan istriku, tapi dia nggak memberikanku solusinya. Aku pikir istriku sudah nggak bisa disembuhkan lagi. Ternyata dia sengaja menyembunyikan hal ini dariku."Wira tahu Arifin pasti memiliki alasan tersendiri. Jika tidak, Arifin tidak akan memberi tahu Bobby tentang hal

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2234

    Setengah jam kemudian, Bobby langsung pergi mengambil sebuah peta, sedangkan Wira tetap berada di halaman itu. Setelah menerima peta dan memeriksanya dengan teliti, Wira mengernyitkan keningnya. Lokasi obat itu memang sangat berbahaya.Pegunungan utara adalah sebuah gunung terpencil, tetapi sisi gunung itu adalah tebing yang curam. Untuk memetik Bunga Tebing, orang itu harus memanjat tebing itu karena tidak ada jalur lain yang bisa dilewati. Ini memang agak merepotkan. Jika tidak memiliki keterampilan khusus, mustahil untuk memanjat tebing itu dengan tangan kosong.Wira tenggelam dalam pemikirannya dan merenungkan strategi untuk memetik Bunga Tebing itu. Sementara itu, Bobby tetap diam dan berdiri di tempatnya dengan tenang.Tak lama kemudian, Agha kembali dengan membawa berbagai makanan dan barang-barang yang menarik. Semua itu untuk menyenangkan Thalia yang tidak bisa keluar untuk bersenang-senang karena dia tidak berani menemaninya. Suasana hati wanita tidak stabil dan dia juga khaw

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2235

    "Baiklah ...." Melihat sikap Wira yang tegas, Bobby juga tidak banyak berbicara lagi dan akhirnya pergi.Wira duduk di samping dan mulai memeriksa peta dengan teliti.Di dalam kamar. Melihat Agha kembali, Thalia langsung bangkit dan segera mendekati Agha. Setelah itu, dia terus memeriksa barang-barang yang dibawa Agha."Pekerjaanmu kali ini benar-benar bagus. Kamu sudah membawa begitu banyak barang bagus untukku, kelak kamu yang akan urus hal seperti ini," kata Thalia sambil tersenyum dan mengelus kepala Agha.Ekspresi Agha terlihat canggung karena Thalia jelas memperlakukannya seperti anak kecil, padahal dia sudah dewasa. Benar-benar menyebalkan! Namun, kakak ipar ini tidak mudah untuk dihadapi, dia pun hanya bisa menahan dirinya. Jika orang lain berani mengelus kepalanya, jelas mencari masalah dengannya."Oh ya, kakakmu di mana? Tadi dia keluar bersama Bobby. Sudah begitu lama pun masih belum kembali. Jangan-jangan terjadi sesuatu lagi?" tanya Thalia sambil makan.Agha menunjuk ke lu

Bab terbaru

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3330

    Dalam satu bulan terakhir, banyak hal telah terjadi.Osman secara sukarela menyerahkan segel kerajaan kepada Wira, sekaligus menyerahkan kendali atas Kerajaan Nuala. Dengan jatuhnya Kerajaan Nuala ke tangan Wira, negeri ini akhirnya benar-benar bersatu dan Wira menjadi kaisar di dunia!Hari itu menjadi hari perayaan bagi seluruh negeri! Kota utama di Provinsi Yonggu pun ditetapkan sebagai ibu kota baru.Sementara itu untuk suku utara, Wira menunjuk seseorang untuk mengambil alih kepemimpinan. Wilayah Kerajaan Agrel tetap damai karena Ararya dan Kresna menjalankan tugas mereka dengan baik.....Meskipun Wira telah menjadi kaisar, dia tetap memilih untuk tidak terlibat langsung dalam urusan pemerintahan, menyerahkan segala urusan istana kepada orang-orang kepercayaannya.Osmaro dan para menteri lainnya tetap sibuk mengatur negeri. Sedangkan Danu, Doddy, Nafis, dan lainnya kini menjadi jenderal besar yang menjaga berbagai wilayah, bahkan Agha juga mendapatkan posisi yang sama.Di sisi lai

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3329

    "Itu bukan urusanmu." Nafis menatap Baris dengan dingin. "Penggal kepalanya dan bawa pulang untuk kaisar kita!"Begitu perintah itu dilontarkan, Agha langsung bergerak.Baris bahkan tidak sempat memberikan perlawanan. Dalam sekejap, tubuhnya sudah tergeletak di atas genangan darah. Dengan demikian, suku utara sepenuhnya jatuh ke tangan Wira.Pasukan yang dipimpin oleh Nafis pun tetap tinggal untuk memastikan tidak ada lagi pergerakan dari suku utara......Tiga hari berlalu, Wira dan Trenggi memimpin pasukan mereka hingga berhasil mengepung Senia di depan gerbang suku utara.Namun, gerbang itu sudah tertutup rapat. Yang berjaga tidak lain adalah Ararya serta Kresna. Saat melihat pemandangan ini, Senia langsung menyadari bahwa Wira sudah lama menjalin kerja sama dengan Ararya dan Kresna, bahkan telah menyiapkan jebakan besar untuknya!Di medan pertempuran, Senia menoleh ke pasukannya yang tersisa. Dulu, dia begitu berambisi dan berani. Kini, hanya kelelahan dan kekalahan yang tersisa di

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3328

    "Ini adalah kesempatan terakhir kita!"Semua orang berpandangan, lalu mengangguk serempak.Begitu suara terompet serangan terdengar, Senia segera memimpin pasukannya maju, siap untuk merebut kota dengan paksa!Namun, tepat pada saat itu, terdengar seruan pertempuran dari belakang. Dalam sekejap, barisan belakang menjadi kacau balau!"Apa yang terjadi?" Senia segera menerima laporan dan menghentikan serangan."Wira tiba-tiba menyerang dari belakang! Karena nggak ada pertahanan di belakang sana, kita mengalami kerugian besar!""Selain itu, Wira dan pasukannya datang dengan persiapan matang. Kita harus mundur! Kalau kita terus bertahan di sini, seluruh pasukan bisa hancur!"Kini, mereka berada di posisi yang sangat tidak menguntungkan. Di depan ada pasukan Kerajaan Nuala, sementara di belakang ada Wira dan pasukannya.Situasi telah berbalik. Jika mereka tetap di sini, akhir mereka sudah bisa diprediksi.Senia menggertakkan giginya. Dengan wajah penuh amarah, dia berkata, "Sial! Kita terla

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3327

    Para jenderal mengangguk setuju. Memang benar Kerajaan Agrel sangat luas. Jika pasukan Wira masuk, mereka akan menghadapi banyak kendala. Dengan demikian, mereka bisa bertempur melawan Wira di wilayah mereka sendiri.Meskipun rakyat sembilan provinsi sangat mendukung Wira, hal itu tidak berlaku bagi penduduk Kerajaan Agrel. Bagi mereka, Wira adalah ancaman.Jika Senia berhasil menyatukan sembilan provinsi, penduduk Kerajaan Agrel juga bisa masuk dan hidup di sana, menikmati kehidupan yang jauh lebih baik daripada sekarang.Namun, semua itu dihalangi oleh Wira. Setidaknya, begitulah cara mereka melihatnya.Jadi, jika Wira masuk ke Kerajaan Agrel untuk bertempur, hasil akhirnya sudah bisa diprediksi. Para rakyat kemungkinan besar akan membantu Senia tanpa syarat. Pada saat itu, bagaimana mungkin Wira bisa membalikkan situasi?Bahkan, ada kemungkinan besar dia akan kehilangan seluruh pasukannya!Menyadari hal ini, para prajurit semakin bersemangat. Salah satu dari mereka berkata, "Jangan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3326

    Seorang jenderal berbicara demikian. Wajahnya masih dipenuhi bercak darah. Itu adalah darah musuh.Mereka telah bertempur selama tiga hari tiga malam, tetapi belum juga melihat secercah harapan. Bantuan pun tak kunjung tiba.Jika terus bertahan di sini tanpa solusi, hasil akhirnya sudah bisa ditebak. Kota ini akan jatuh dan semua orang akan terbunuh!"Bagaimana kalau Yang Mulia membawa pasukan keluar melalui gerbang utara? Di belakang sana ada pegunungan dengan pertahanan yang paling lemah. Kalau kita kirim pasukan untuk membuka jalan, kita bisa memastikan Yang Mulia dapat melarikan diri dengan selamat!" usul salah satu prajurit.Situasi mereka memang sudah sangat kritis. Jika tidak segera mengambil keputusan, tak ada yang bisa menebak bagaimana akhirnya. Mereka semua sangat khawatir.Terlebih lagi, Osman berada di tengah-tengah mereka. Jika sang raja tewas di sini, mereka benar-benar kehilangan kesempatan terakhir untuk membalikkan keadaan.Bahkan, mungkin tak akan ada lagi orang yang

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3325

    "Tenang saja, aku sudah mempersiapkan semuanya dengan matang. Sekalipun Senia memiliki kekuatan yang luar biasa, kali ini dia nggak akan bisa lolos!"Senyuman penuh percaya diri muncul di wajah Wira. Di Kerajaan Agrel, masih ada kartu truf terakhirnya, yaitu Ararya dan Kresna. Sebelum berangkat, dia telah menghubungi mereka berdua. Kemungkinan besar, mereka sudah mulai menguasai berbagai wilayah di Kerajaan Agrel saat ini.Mereka masing-masing memiliki puluhan ribu pasukan, sedangkan Senia membawa hampir semua pasukannya ke medan perang. Ini adalah kesempatan emas bagi Ararya dan Kresna.Jika Wira berhasil menekan Senia dari depan, sementara mereka berdua menguasai wilayah di belakangnya, tidak peduli seberapa hebat Senia, dia tidak mungkin bisa melarikan diri dari kehancuran.Oleh karena itu, Wira yakin hanya dengan 300.000 pasukan, dia dapat menaklukkan Senia dengan mudah. Ini bukanlah tindakan gegabah!Wira tidak pernah mengambil langkah yang tidak pasti. Jika tidak memiliki persiap

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3324

    "Karena nggak ada urusan lain lagi, kalian semua boleh pergi istirahat." Setelah memberi perintah, Wira melambaikan tangannya kepada para pejabat, lalu berbalik menuju bagian dalam istana.Para pejabat pun segera meninggalkan ruangan.Namun, saat baru sampai di depan pintu, Wira tiba-tiba berhenti. Tatapannya tertuju pada Nafis, lalu mengaitkan jarinya. "Aku ingin membahas sesuatu secara pribadi denganmu. Ikut aku."Nafis segera mengangguk dan mengikuti Wira menuju taman istana. Di taman itu, hanya ada beberapa dayang dan kasim yang melayani Wira. Selain itu, masih ada Nafis, Agha, dan Lucy.Sementara itu, Danu dan Doddy sedang mengurus para prajurit. Meskipun tidak mengalami pertempuran besar, perjalanan jauh tetap melelahkan.Mereka perlu beristirahat sebelum menempuh perjalanan panjang untuk ekspedisi ke Kerajaan Agrel. Mereka harus memulihkan semangat juang untuk memastikan semuanya aman.Wira bukan hanya ingin memenangkan perang, tetapi juga ingin meminimalisir korban di pihaknya.

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3323

    "Kita masuk."Dengan satu perintah dari Wira, seluruh pasukannya bergerak menuju ibu kota Kerajaan Beluana.Dalam sekejap, Wira dan rombongannya telah memasuki kota. Sepanjang jalan, rakyat bersorak tanpa henti. Dari reaksi mereka, bisa dilihat betapa besar pengaruh Wira di hati rakyat.Di dalam istana.Di aula utama, Nafis telah mengirim orang-orangnya untuk sepenuhnya menguasai istana. Pasukan penjaga lama telah digantikan, jadi kini tempat ini sepenuhnya berada di bawah kendali Wira.Namun, satu hal yang mengejutkan Wira adalah betapa megahnya istana Kerajaan Beluana. Ciputra benar-benar tahu bagaimana menikmati kemewahan.Di aula, banyak orang sedang berlutut. Mereka adalah para pejabat yang dulunya melayani Ciputra. Begitu mendengar Wira telah memasuki kota, mereka segera datang dengan harapan untuk menyelamatkan diri.Wira memandang mereka sekilas, lalu berkata dengan tenang, "Semuanya, silakan berdiri."Para pejabat itu segera bangkit."Saudara sekalian, meskipun Kerajaan Beluan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3322

    Saat ini, Wira duduk di atas kudanya, di depan gerbang timur ibu kota. Di hadapannya adalah Danu dan yang lainnya."Kak, sekarang kita sudah sampai di sini, kenapa masih berhenti? Aku baru saja mendengar dari Nona Lucy tentang keadaan di pihak Osman. Kabarnya, Osman sudah hampir nggak bisa bertahan lagi.""Dalam beberapa hari ke depan, kemungkinan kota itu akan jatuh ke tangan Senia. Kalau saat itu tiba dan kita baru bergerak menuju Kerajaan Nuala, Osman mungkin sudah tewas ...."Rakyat Kerajaan Nuala berjuang mati-matian untuk mempertahankan kota mereka. Ditambah lagi, para prajurit dari Kerajaan Agrel sangat kejam. Jika mereka berhasil menerobos kota, pasti akan terjadi pembantaian dan yang menderita adalah rakyat.Osman adalah sekutu mereka. Danu sejak lama sudah menganggapnya sebagai bagian dari kelompok mereka sendiri. Bagaimanapun, setelah Wira berhasil menumbangkan Ciputra, tidak akan ada yang mampu menandinginya lagi. Penyatuan seluruh negeri hanyalah masalah waktu.Lucy juga m

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status