Share

Bab 2211

Author: Arif
"Tuan Wira, nggak perlu merepotkan Raja dalam hal ini, 'kan? Mohon Anda berbelas kasih, saya pasti akan mendidik anak saya dengan baik. Bisakah Anda menganggap hal ini selesai di sini saja?" kata Bilal dengan segera.

Seorang pejabat yang baru dilantik harus melakukan beberapa hal yang berpengaruh terlebih dahulu untuk menunjukkan bakat dan keberaniannya. Hal ini berlaku untuk semua orang, begitu juga dengan raja. Saat ini, Osman baru saja naik takhta.

Mengingat sebelumnya terjadi banyak kekacauan di istana dan banyak pihak yang setia pada Sucipto serta Izhar. Meskipun sekarang Osman sudah memegang kekuasaan penuh, Osman tetap waspada. Tidak ada yang tahu apa yang dilakukan Osman di belakang, sehingga Bilal juga tidak berani menyinggungnya.

Sementara itu, Anissa yang berdiri di samping juga tertegun. Dia pikir Wira hanya seorang anak pejabat biasa, tidak mungkin memiliki kemampuan yang besar.

Namun, Anissa tidak menyangka Bilal malah mengungkit raja di hadapan Wira dan Wira juga terliha
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2212

    Sekarang Osman sudah datang ke sini, Wira tentu saja tidak bisa mengatakan lebih banyak lagi. Dia pun menyerahkan semua hal selanjutnya untuk ditangani Osman.Osman menganggukkan kepala dan menatap Bilal, lalu berkata dengan dingin, "Segera cabut posisinya sebagai Menteri Ritus. Untuk Andrian, kurung dia di penjara bawah tanah dulu dan serahkan dia pada pengadilan untuk diperiksa."Bilal langsung terduduk di lantai karena pandangannya menjadi gelap dan hampir saja pingsan. Ternyata situasinya lebih buruk daripada yang dia bayangkan."Tuan Wira ...." Bilal langsung menatap Wira, menaruh semua harapannya pada Wira. Di seluruh kerajaan ini, mungkin hanya Wira yang bisa mengubah pemikiran Osman.Mendengar kata itu, Wira terbatuk-batuk.Sementara itu, dua pengawal yang siap untuk membawa pergi Bilal masih berdiri di tempat dan menunggu perintah dari Wira dan Bilal.Wira tersenyum dan berkata, "Masalah ini cukup sampai di sini saja. Meskipun Andrian sudah menyinggungku, aku juga sudah membua

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2213

    "Oh ya. Raja sudah datang ke sini, bagaimana kalau kita berbicara di luar saja? Kebetulan ada sesuatu yang ingin kubicarakan denganmu," kata Wira sambil tersenyum.Bilal segera bangkit dan berkata, "Raja dan Tuan Wira sudah datang ke kediamanku, lebih baik kalian berbicara di sini saja. Kalau merasa tempat ini nggak nyaman, ada sebuah taman besar di belakang rumahku. Aku bisa meminta orang untuk menyiapkan beberapa makanan ringan dan teh, nggak akan ada orang yang mengganggu kalian."Dia melakukan ini juga untuk menunjukkan kelebihannya. Putranya tadi sudah melakukan kesalahan yang begitu besar. Jika tidak ada bantuan dari Wira, mungkin sekarang dia sudah dipenjara. Sekarang, posisinya juga sudah terancam di hadapan Osman. Oleh karena itu, dia harus menunjukkan kemampuannya."Kak Wira, bagaimana menurutmu?" Osman tidak langsung menyetujuinya, melainkan menatap ke arah Wira dan bertanya sambil tersenyum.Wira menjawab, "Kalau begitu, maaf sudah merepotkan Tuan Bilal.""Nggak merepotkan.

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2214

    Menjadi seorang pengembara dan dikurung cukup lama, bahkan hampir kehilangan nyawanya. Siapa yang bisa menahan semua itu?"Aku nggak sependapat denganmu," kata Wira sambil menggelengkan kepala.Melihat Osman langsung tertegun, Wira melanjutkan, "Izhar adalah orang yang benar-benar berbakat. Dia berbeda dengan Sucipto. Orang ini nggak punya kekuasaan militer, tapi malah mampu untuk menjaga stabilitas negara.""Saat ini kamu baru saja naik takhta, butuh seseorang yang membantumu. Aku merasa dia adalah tangan kanan yang bagus. Kalau kamu bisa mendapat bantuannya, itu akan sangat bermanfaat bagimu. Selain itu, aku sudah meyakinkannya. Asalkan kamu bersedia, dia akan langsung kembali ke sisimu dan kelak nggak akan berani punya niat lain lagi."Wira langsung menyampaikan pemikirannya. Dia juga mempertimbangkan ini untuk kepentingan Osman.Hubungan Wira dengan orang-orang dari Kerajaan Beluana tidak begitu baik dan sebelumnya terus saling berperang. Dia memang tidak takut dengan Kerajaan Belu

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2215

    "Kalau begitu, kelak kamu harus sering berhubungan dengan Tuan Wira. Bisa mengenal orang seperti itu akan sangat membantu kariermu," kata Anissa dengan segera, berusaha sebaik mungkin untuk menyenangkan Bilal.Bilal malah mendengus dan berkata, "Apa kamu pikir aku bisa berhubungan dengan Tuan Wira dengan posisiku ini? Kali ini memang benar-benar berkat keberuntungan putra baikmu itu, tapi dia juga membuat kita nyaris kehilangan kepala.""Untungnya, Tuan Wira itu orang yang baik hati, jadi nggak mempermasalahkan hal ini. Kalau kelak melihat Tuan Wira, sebaiknya kita menghindar. Kalau menyinggung orang ini, mungkin akan membawa bencana besar bagi keluarga kita."Kali ini Wira sudah memaafkan Keluarga Pardiyana, tetapi bukan berarti masalah ini akan berakhir begitu saja. Jika suatu saat nanti suasana hati Wira sedang buruk dan kebetulan mereka membuat kesalahan, kemungkinan mereka tetap akan menghadapi nasib yang sama.Bilal tidak berani untuk mengalami kejadian yang sama seperti ini lagi

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2216

    Namun, Wira dan Thalia memang merasa lelah dengan perlakuan seperti ini. Wira mengetuk kepalanya, lalu bertanya, "Kalau begitu, kita pulang saja besok?""Aku akan menyuruh Biantara membuat persiapan nanti. Kebetulan sekali, kita sudah lama nggak memeriksa situasi di Kota Limaran. Ini sudah saatnya untuk pulang, 'kan?"Jalur perairan sedang dibangun di berbagai tempat. Meskipun jalur perairan di Kota Limaran sudah selesai, masih ada banyak tempat di Provinsi Lowala yang sedang mengembangkannya.Osmaro dan lainnya memang selalu memperhatikan perkembangannya, tetapi Wira tidak mungkin mengabaikannya begitu saja. Bagaimanapun, ini tidak masuk akal.Thalia mengangguk dan menyahut, "Oke. Kita istirahat lebih awal hari ini supaya bisa pulang besok pagi."Setibanya di depan penginapan, langkah kaki Wira sontak terhenti. Thalia bertanya, "Ada apa?"Wira melirik ke belakang sekilas. Terlihat beberapa sosok mendekati mereka dengan perlahan. Lantaran langit sudah malam dan orang-orang itu memakai

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2217

    Bam! Di situasi genting ini, tiba-tiba terdengar suara benturan keras! Terlihat salah satu jendela di penginapan hancur!Saat berikutnya, sebuah sosok mendarat dari langit. Itu tidak lain adalah Agha! Beberapa hari ini, dia terus bersantai di penginapan karena Wira dan Thalia sibuk menikmati dunia berdua."Agha! Kamu datang tepat waktu!" seru Wira dengan lega, seolah-olah bertemu penyelamatnya. Dia harus menjaga Thalia sekaligus menghadapi orang-orang ini. Tidak peduli sekuat apa pun Wira, dia pasti akan kewalahan."Kak, kamu pergi saja dulu. Serahkan mereka kepadaku. Mereka cuma pecundang lemah." Sesudah mengatakan itu, Agha memulai pertarungan dengan mereka."Aku baik-baik saja, cuma tertusuk sedikit. Aku masih bisa bertahan, sebaiknya kamu bantu Agha," ucap Thalia."Tenang saja, Agha pasti bisa menangani mereka sendirian. Biantara juga akan datang sebentar lagi. Aku bawa kamu berobat dulu." Wira langsung menggendong Thalia dan menuju ke klinik."Apa ada orang di dalam? Buka pintunya

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2218

    "Kabur? Kamu rasa bisa kabur? Wira menguasai Provinsi Lowala dan punya hubungan dengan penguasa lainnya. Kalaupun kabur ke Kerajaan Beluana, kita harus melewati wilayah yang dikuasai Wira! Kamu rasa kita bisa kabur ke mana?" tegur Bilal yang merasa panik.Istrinya itu pun tidak berbicara lagi. Dia tidak tahu apa yang harus dilakukan untuk sekarang. Bilal akhirnya membulatkan tekadnya."Karena Wira sudah datang, sebaiknya kita nggak menghindar. Aku akan menemuinya dan tanyakan tujuan kedatangannya. Mungkin situasi nggak segawat yang kita bayangkan. Mungkin kita berpikir terlalu jauh," ujar Bilal.Sekarang mereka hanya bisa berpikir optimis. Jika bertindak gegabah, mereka mungkin hanya akan memperburuk situasi. Jadi, lebih baik menghadapinya dengan berani."Kalau begitu, hati-hati," pesan istrinya. Bilal pun tidak meladeninya lagi dan langsung keluar.Begitu tiba di ruang tamu, Bilal langsung melihat darah dan Thalia yang berwajah pucat. Kesadaran wanita itu bahkan mulai menurun.Wira te

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2219

    Setelah kamar menjadi sepi kembali, dokter kembali ke pinggir ranjang dan mulai membuka baju Thalia.Seperti yang dikatakannya, terlihat sebuah luka pisau di perut Thalia. Luka itu terlihat cukup mengerikan, bahkan masih bercucuran darah."Apa lukanya parah sekali?" tanya Wira.Thalia sudah kehilangan kesadaran, mungkin karena kesakitan atau kehilangan terlalu banyak darah. Wajah dan bibirnya tampak pucat pasi.Dokter menyeka keringat dingin sambil membalas, "Tuan, tolong maafkan aku. Ilmu medisku kurang hebat. Aku nggak pernah mengobati luka seperti ini. Takutnya, aku nggak bisa mengobati Nyonya.""Itu cuma luka biasa, 'kan? Masa kamu nggak bisa mengobatinya?" tanya Wira sambil mengernyit.Dokter menyahut, "Bukannya luka ini nggak bisa diobati. Cuma perlu didisinfeksi dan dijahit. Tapi, masalahnya adalah Nyonya keracunan. Ada racun di pisau itu. Aku nggak tahu racun apa yang ada di tubuh Nyonya, makanya nggak bisa mengobatinya."Dokter itu tentu tidak berani menyinggung Wira. Meskipun

Latest chapter

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3116

    Dalam sejarah, para jenderal perang yang menggunakan trisula sangatlah langka. Ini karena satu trisula setidaknya memiliki berat sekitar 90 kilogram. Orang yang mampu mengayunkan senjata semacam ini sudah pasti sangat ganas dan kuat.Di bawah komando Wira, selain Agha yang menggunakan palu berat dengan kedua tangan, tak ada orang lain yang mampu menggunakan senjata berat semacam ini.Dari sini pula bisa dilihat bahwa Zaki, yang disebut sebagai salah satu tangan kanan Bimala, jelas bukan seseorang yang hanya memiliki nama besar tanpa kekuatan nyata.Wakil jenderal yang mengikuti Zaki tersenyum tipis setelah mendengar kabar itu. Dia menangkupkan tangan dan berkata, "Jenderal, aku nggak setuju. Bertempur seperti ini jauh lebih baik daripada yang kita bayangkan sebelumnya. Kita nggak bisa terus bersembunyi di dalam suku sambil bermain intrik dengan mereka yang bermuka dua."Zaki mendengus dingin dan berkata, "Siapa pun yang berani bermain intrik denganku akan langsung kusingkirkan dengan t

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3115

    "Apa?" Wira langsung terkejut dan berpikir mengapa bisa muncul masalah merepotkan seperti ini pada saat krisis ini. Jika para pengungsi ini benar-benar nekat, kekuatan mereka tidak akan jauh berbeda dengan orang biasa. Namun, saat ini mereka sedang bersiap melawan pasukan utara, kehadiran orang-orang ini bisa menjadi faktor yang sangat tidak stabil.Setelah berpikir sejenak, Wira pun memerintah tanpa ragu, "Tutup gerbang kota dan jangan membiarkan para pengungsi itu keluar dulu. Selain itu, buka gudang persediaan dan bagikan makanannya, sebisa mungkin menenangkan para pengungsi itu. Pada saat seperti ini, kita nggak boleh menghadapi masalah seperti ini."Wira berkata dengan ekspresi muram setelah berhenti sejenak, seolah-olah merasa tidak tenang, "Kalau masih ada yang nggak tahu diri, beri tahu Jenderal Trenggi bahwa dia berhak menentukan hidup dan mati mereka. Tapi, itu hanya untuk menakut-nakuti saja, jangan sampai terlalu kejam.""Baik," jawab mata-mata itu.....Di sekitar Dataran

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3114

    Setelah terdiam cukup lama, Nafis mengernyitkan alis dan berkata, "Kalau mereka melewati jalur cabang ini, mereka akan berputar jauh. Dengan begitu, mereka akan menghindari Dataran Haloam dan laju mereka akan menjadi sangat lambat."Wira juga menganggukkan kepala karena memang ini yang dikhawatirkannya.Beberapa saat kemudian, Arhan memberi hormat dan berkata, "Tuan Wira, aku punya ide, tapi aku nggak tahu apa ini bisa berhasil."Wira tertegun sejenak saat mendengar perkataan itu, lalu matanya bersinar sebagai isyarat agar Arhan melanjutkan perkataannya. Sejak Arhan memimpin pasukannya untuk mengikutinya, Arhan tidak banyak berbicara. Sekarang kesempatan itu sudah datang, dia tentu saja ingin mendengar lebih banyak pemikiran Arhan.Setelah memberi hormat, Arhan menunjuk pada peta dan berkata, "Tuan, coba lihat di sini. Kalau mereka melalui jalur cabang dari Dataran Haloam, mereka akan melewati gunung berbatu. Aku berniat untuk menempatkan pasukan kecil di sini untuk memaksa mereka meng

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3113

    Sekelompok pasukan keluarga dari gerbang utara dengan sangat bersemangat dan langsung menuju Dataran Haloam dan Hutan Bambu Mayu.Begitu tiba di Hutan Bambu Mayu, Wira segera mulai membagi pasukannya sesuai dengan rencana mereka sebelumnya. Hutan ini sangat lebat, sehingga orang yang berjalan di luar tidak akan mengetahui ada orang yang bersembunyi di dalamnya.Selain itu, celah-celah di dalam Hutan Bambu Mayu ini juga cukup lebar dan daerah penyangga yang luasnya beberapa mil. Jangankan tiga ribu Pasukan Harimau yang dipimpin Wira sekarang, mereka juga tetap bisa bersembunyi sepenuhnya jika ditambah dua ribu Pasukan Harimau lagi.Saat Agha dan Latif bersiap untuk memimpin sepuluh ribu prajurit itu berangkat, Latif maju dan berkata, "Tuan, apa perlu kami meninggalkan beberapa prajurit untuk kalian?"Setelah berpikir sejenak, Wira perlahan-lahan berkata, "Nggak perlu, ingat untuk menggunakan mata-mata sebaik mungkin. Kamu dan Agha harus membagi tugas, jangan terus berkumpul bersama. Pas

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3112

    Wira beserta Adjie dan Nafis berjalan perlahan-lahan menuju kemah utama untuk kavaleri. Kemah untuk kavaleri dari Kerajaan Nuala letaknya berdampingan dengan kemah di tengah kota, sehingga saat ini mereka bisa melihat sudah ada banyak tali perangkap kuda yang terhampar di luar kemah tengah itu.Melihat begitu banyak tali perangkap kuda, Wira merasa agak bersemangat. Jika semua benda ini bisa diletakkan di Dataran Haloam, pasukan utara pasti akan kesulitan.Begitu memasuki kemah Pasukan Harimau, dua pria yang mengenakan zirah langsung menghentikan langkah Wira dan yang lainnya. Mereka membawa pedang militer di pinggang dan busur serta dua set anak panah di punggung mereka.Wira langsung mengeluarkan lencana dan berkata, "Aku ini Wira, aku ingin mengerahkan tiga ribu pasukan. Siapa yang memimpin di sini? Panggil dia ke sini untuk bertemu denganku."Orang yang membawa bendera biasanya adalah komandan utama pasukan. Di medan perang, dia akan bertarung mati-matian sambil mengangkat bendera.

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3111

    Wira terlihat tertegun sejenak setelah mendengar laporan dari mata-mata, lalu dia tiba-tiba merasa sangat senang dan berkata, "Baiklah. Kalau begitu, kita jalankan sesuai rencana kita. Jenderal Trenggi, aku percayakan kota ini padamu."Trenggi menganggukkan kepala. Setelah itu, dia mengeluarkan sebuah lencana, lalu langsung menyerahkannya pada Wira dan berkata, "Tuan Wira, lencana ini bisa memungkinkanmu untuk langsung membawa pergi tiga ribu Pasukan Harimau. Untuk berjaga-jaga, aku serahkan wewenang untuk mengatur Pasukan Harimau ini padamu untuk sementara."Wira langsung tertegun sejenak saat mendengar perkataan Trenggi, jelas tidak menyangka Trenggi bisa begitu percaya padanya. Meskipun hubungannya dan Osman cukup baik, dia jarang berurusan dengan Trenggi sebelumnya.Namun, sekarang Trenggi malah langsung memberikan kesempatan besar ini pada Wira, sehingga dia benar-benar merasa sangat terharu. Meskipun lencana itu hanya bisa mengerahkan tiga ribu Pasukan Harimau, itu juga sudah ter

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3110

    Tempat seperti Hutan Bambu Mayu memang sangat cocok untuk digunakan sebagai tempat penyergapan.Melihat tempat itu, Wira menganggukkan kepala dan berkata, "Kalau begitu, ini memang nggak bermasalah bagi kita. Tapi, aku penasaran, bagaimana kalau kita mengatur penyergapan di Hutan Bambu Mayu ini?"Mata Adjie langsung bersinar dan segera berkata, "Tuan, aku juga berpikir seperti itu. Kalau kita menyiapkan penyergapan di sini, pasukan musuh juga nggak akan bisa menemukan kita. Selama kita terus bertarung sambil melangkah mundur dan ditambah lagi adanya tali perangkap kuda, aku jamin mereka nggak akan selamat."Wira menganggukkan kepala. Jika memang seperti itu, rencana ini memang cukup baik. Namun, jika hanya sebatas itu saja, dia malah merasa ada sesuatu yang tidak beres. Setelah terdiam sejenak, dia sepertinya teringat sesuatu dan perlahan-lahan berkata, "Aku merasa sepertinya ada yang kurang. Rencana ini akan berhasil kalau pasukan musuh mengejar kita.""Bagaimana kalau mereka memutusk

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3109

    Mendengar perkataan itu, Agha yang di samping pun tersenyum dan berkata, "Tuan, tali untuk perangkap kuda ini ada. Saat aku dan Latif pergi membujuk orang-orang itu, kami menemukan banyak tali perangkap kuda di kemah utama di sana. Cukup untuk kita gunakan."Ekspresi Wira langsung terlihat senang, lalu menatap ke arah Latif.Latif pun tersenyum, lalu maju dan berkata, "Benar. Kami memang menemukan banyak tali perangkap kuda di sana, jadi ini bukan masalah lagi. Aku akan pergi menyuruh mereka untuk memindahkannya ke sini sekarang juga."Setelah berhasil membujuk para prajurit di dalam kita untuk menyerah, Latif memeriksa dan menemukan jumlah mereka tidak sampai sepuluh ribu orang. Meskipun jumlahnya masih kalah dibandingkan dengan pasukan Trenggi, jumlah ini juga tidak termasuk sedikit. Oleh karena itu, dia berniat menyerahkan tanggung jawab ini pada Agha untuk menghindari kesalahpahaman.Namun, setelah mendengar pemikiran itu, Wira langsung menyerahkan wewenang untuk memimpin para praj

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3108

    Saat memikirkan hal itu, Trenggi mengernyitkan alis dan berkata, "Kalau lawan kita hanya punya 100 ribu pasukan, kita bisa melawannya. Tapi, apa kita sudah tahu posisi mereka sekarang?"Melihat Trenggi yang menunjukkan sikap mendukung, Wira memberi hormat dan perlahan-lahan berkata, "Sebelum kalian datang, aku sudah memeriksa peta. Menurutku, saat ini mereka seharusnya berada di sekitar Pulau Hulu. Aku tentu saja memperkirakan ini berdasarkan rute perjalanan mereka yang lebih cepat."Mendengar penjelasan itu, Trenggi dan yang lainnya menganggukkan kepala.Beberapa saat kemudian, Trenggi tiba-tiba teringat dengan sesuatu dan perlahan-lahan berkata, "Kalau begitu, mereka pasti akan beristirahat di Pulau Hulu baru melanjutkan pencarian. Kalau kita mengirim beberapa pasukan kavaleri ke sana sekarang, kita harusnya bisa mengganggu dan mencegat perjalanan mereka, 'kan?"Ide dari Trenggi memang bagus, tetapi Wira langsung menolaknya. Bukan karena khawatir, tetapi pasukan utara ini sudah terbi

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status