Share

Bab 2183

Penulis: Arif
Setelah kembali bersenang-senang dengan kedua wanita itu sebentar, Tengku akhirnya meninggalkan Rumah Bordil Clematis dengan enggan. Dia sudah mengusir para pengawalnya pergi sebelumnya, sehingga dia berjalan sendirian dengan terhuyung-huyung menuju kediaman jenderal besar.

Di malam yang gelap dan berangin, jalanan sudah hampir tidak ada pejalan kaki. Namun, orang-orang di sekitar yang melihatnya langsung menjauh. Tidak ada yang berani mendekatinya karena dia sudah terkenal dengan kejahatannya di ibu kota. Mungkin tidak semua orang mengenalinya, tetapi sebagian besar orang sudah tahu reputasinya. Hanya saja, bukan reputasi yang baik.

Biasanya, bukan hanya merampas wanita cantik saja, Tengku juga sering menindas rakyat biasa. Ditambah lagi, Sucipto selalu membiarkan tindakannya, sehingga lama-kelamaan mereka hanya bisa menjauhinya. Banyak yang diam-diam mengeluh tentang tindakannya, tetapi tidak ada yang berani mengungkapkannya.

"Apa aku ini serigala pemakan orang ya? Melihatku saja, ka
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2184

    Keesokan paginya dan saat langit mulai terang, terdengar suara marah Sucipto dari kediaman jenderal besar.Saat ini, Tengku sedang berdiri di depan pintu kamar Tengku dengan bekas jejak kaki besar di pintu dan berteriak dengan marah, "Si berengsek Tengku ini masih belum pulang juga? Bukankah semalam aku sudah mengirim orang untuk mencarinya? Apa dia menganggap kata-kataku ini hanya angin saja? Anak durhaka ini makin nggak menghormati orang tua. Kenapa aku yang begitu hebat ini bisa punya putra seperti ini?"Semua pelayan berlutut di lantai dan tidak ada yang berani berbicara. Mereka sama sekali tidak tahu apa yang sebenarnya telah terjadi. Biasanya, mereka selalu melakukan pekerjaan dengan hati-hati, takut akan melakukan kesalahan sedikit saja pun bisa membawa masalah besar bagi mereka. Terutama para pelayan yang melayani Tengku harus lebih berhati-hati karena takut akan menyinggung Tengku dan membawa masalah bagi diri mereka sendiri. Mana mungkin mereka berani ikut campur dengan urus

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2185

    Dalam sekejap, ekspresi Sucipto berubah menjadi muram. Dia segera bangkit dan berjalan ke depan kepala pelayan itu, lalu berkata dengan dingin, "Apa yang sebenarnya telah terjadi? Ini adalah ibu kota, wilayahku. Siapa yang berani menyentuh putraku? Bagaimana keadaan putraku sekarang?"Ternyata, semua yang ada di dalam mimpi Sucipto menjadi kenyataan.Kepala pelayan itu segera menyeka keringat di keningnya dan berkata, "Selama seminggu ini, Tuan Tengku selalu berada di Rumah Bordil Clematis. Tapi, saat kami baru tiba di sana, kami baru tahu Tuan Tengku sudah meninggalkan tempat itu di tengah malam dan dia juga minum banyak arak. Jadi, kami mengikuti jejak Tuan Tengku sepanjang jalan.""Setelah menyelidikinya, kami mendapat kabar Tuan Tengku dimasukkan ke dalam karung oleh beberapa orang misterius saat semalam Tuan Tengku melewati gang. Kemungkinan besar, sekarang dia sudah dibawa ke luar kota ...."Saat mengatakan kalimat terakhir, volume suara kepala pelayan itu menjadi sangat kecil.K

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2186

    Bagi Biantara dan lainnya, uang hanyalah sebuah nominal. Mereka tidak peduli pada uang. Ketika melihat dirinya diabaikan, Tengku pun ketakutan hingga pipis di celana. Dia berteriak dengan suara nyaring, "Sebenarnya siapa kalian?""Berisik!" maki Biantara dengan tidak sabar. Sementara itu, pria di samping mengambil kain putih untuk menyumpal mulut Tengku."Gimana kalau kita potong lidahnya supaya dia nggak bisa bersuara lagi? Dia memang bising sekali!" usul pria itu.Selain Biantara, orang lainnya pun mengangguk sebagai tanda setuju. Jaringan mata-mata tersebar di seluruh dunia, ditambah lagi mereka telah menyusup ke ibu kota. Mana mungkin mereka tidak tahu perbuatan para anak orang kaya ini?Jaringan mata-mata tahu semua gerak-gerik Tengku. Kalau bukan karena Tengku masih bernilai, jaringan mata-mata pasti sudah mengambil tindakan untuk membunuhnya sejak awal!Tengku ketakutan dan tidak berani bersuara lagi. Dia meringkuk di pojok dengan gemetaran. Sorot matanya dipenuhi kepanikan!Kin

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2187

    "Singkirkan kain di mulutnya," perintah Wira sambil menunjuk Tengku.Beberapa bawahan di belakang bergegas maju untuk melaksanakan perintah. Kemudian, Tengku menatap Leli dan memohon, "Nona, tolong aku! Aku rakyat Kerajaan Nuala! Ada darah yang sama mengalir di tubuh kita!""Heh!" Leli terkekeh-kekeh sinis. Justru dia ingin sekali membunuh Tengku. Begitu melihat Tengku, amarahnya bahkan makin berkecamuk.Kerajaan Nuala bisa menjadi seperti ini karena ayah Tengku, Sucipto. Gara-gara Sucipto, Osman pun harus bersembunyi di Kota Hanoe. Jadi, bagaimana mungkin Leli mengampuni putra dari pendosa?Namun, akal sehat memberi tahu Leli untuk menahan diri. Sekarang satu-satunya kelemahan Sucipto adalah Tengku. Selama Tengku berada di tangan mereka, posisi mereka akan lebih unggul! Ketika berhadapan dengan Sucipto, peluang menang mereka pun akan lebih besar!"Menolongmu? Otakmu sudah rusak ya? Kamu tahu perbuatan ayahmu? Kamu kira aku nggak tahu perbuatanmu? Orang sepertimu seharusnya dibunuh sej

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2188

    Bawahan lainnya berpencar untuk mengepung kuil. Mereka mengawasi sekeliling dengan cermat agar tidak terjadi kesalahan.Kini, jumlah mereka kurang dari 100 orang. Jika Sucipto berhasil melacak lokasi mereka dan mereka tidak sempat membuat persiapan, takutnya akibatnya akan sangat fatal.Apalagi, Wira ada di sini sekarang. Sekalipun mereka harus mati, nyawa Wira tidak boleh terancam sedikit pun. Jika tidak, mereka hanya akan dihujat habis-habisan di Provinsi Lowala."Tuan, apa rencanamu selanjutnya? Tengku sudah ditangkap. Apa kita akan mencari Sucipto untuk bernegosiasi dengannya?" tanya Biantara yang berdiri di samping Wira.Wira menggeleng sambil menyahut, "Kalau Sucipto tahu Tengku ada di tangan kita, dia pasti akan menyerang Kota Hanoe tanpa khawatir terjadi perang. Bagaimanapun, dia cuma punya 1 anak. Dia sangat menyayangi anaknya itu."Wira terkekeh-kekeh. Biantara bertanya dengan heran, "Kalau begitu, apa tujuan kita menangkap Tengku? Cuma untuk menakuti Tengku? Selain itu, Suci

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2189

    Sore itu juga, Biantara mengutus orang untuk mengantar surat. Saat ini, surat itu sudah sampai di tangan Sucipto.Sejak mendengar kabar tentang penculikan Tengku, Sucipto benar-benar cemas dan terus menunggu kabar di rumah.Namun, semua kabar yang didapatkannya sungguh mengecewakan. Tidak ada yang menemukan petunjuk tentang hilangnya Tengku."Dasar sampah! Kalian semua nggak berguna! Orang itu sampai mengirim surat kepadaku! Dia jelas-jelas menantangku! Kalian malah nggak menemukan lokasi mereka sejak tadi! Apa gunanya aku menggaji kalian!" maki Sucipto.Sucipto sudah membaca surat itu. Saat ini, dia sibuk memaki para bawahannya itu. Pada saat yang sama, pasukan yang diutus ke luar kota pun mendapat perintah untuk kembali.Karena musuh berani mengirim surat, itu artinya mereka sudah bersembunyi dengan baik sehingga tidak mudah untuk ditemukan. Selain itu, Tengku jelas ada di tangan mereka.Jika masih mengutus pasukan untuk mencari, musuh pasti akan makin berwaspada. Begitu mereka memut

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2190

    Sepuluh uang emas tidak ada apa-apanya bagi para wakil jenderal ini. Namun, bagi prajurit, uang itu lebih besar daripada gaji mereka selama 3 tahun.Kali ini, Sucipto benar-benar bermurah hati. Apalagi, dia membagikannya sebelum misi selesai. Ini tentu akan menjadi godaan besar untuk para prajurit.....Di dalam kuil, Wira dan lainnya menunggu dengan sabar. Meskipun sudah memberi tahu Sucipto lokasinya, tempat itu bukan lokasi sebenarnya. Ada orang yang berjaga di sana untuk memastikan Sucipto tidak melanggar kesepakatan.Jika jumlah pasukan yang dibawa Sucipto lebih dari 100 orang, Wira akan memberinya pelajaran. Jika sebaliknya, Wira akan langsung berperang dengannya dan menghabisi Sucipto."Tuan, kenapa kamu menyuruh Sucipto membawa 100 orang kemari? Bukankah lebih bagus kalau menyuruhnya datang sendirian?" tanya Biantara.Wira terkekeh-kekeh dan menggeleng. "Kamu kira Sucipto bodoh? Kalau suruh dia datang sendirian, mana mungkin dia mau? Nyawa anaknya memang penting, tapi nyawanya

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2191

    Seratus orang ini adalah prajurit elite Sucipto. Ditambah lagi dengan beberapa wakil jenderal yang mengikutinya, Sucipto pun merasa sangat aman.Namun, setelah Sucipto dan lainnya meninggalkan kota, Izhar pulang ke rumahnya dan memanggil kepala pelayan, "Cepat berkemas! Kita akan pergi ke luar kota dan meninggalkan tempat ini!"Begitu mendengarnya, kepala pelayan pun tertegun. Kemudian, dia bertanya, "Tuan, kenapa kita harus pergi? Kalau semua berjalan sesuai rencanamu, kamu bisa menjadi penguasa Kerajaan Nuala."Istri Izhar juga bergegas menghampiri saat mendengar instruksi ini. Dia menatap Izhar dengan bingung. Dia tahu Izhar adalah orang yang sangat berwaspada sehingga tidak akan memberi perintah seperti ini tanpa alasan. Jangan-jangan ....Sikap Izhar tampak sangat tegas. Kepala pelayan dan istri Izhar bertatapan dengan cemas. Meskipun merasa enggan, mereka tetap mengangguk menyetujui.Izhar duduk di ruang tamu sambil menyaksikan bawahannya sibuk berkemas. Hatinya diliputi kesediha

Bab terbaru

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3116

    Dalam sejarah, para jenderal perang yang menggunakan trisula sangatlah langka. Ini karena satu trisula setidaknya memiliki berat sekitar 90 kilogram. Orang yang mampu mengayunkan senjata semacam ini sudah pasti sangat ganas dan kuat.Di bawah komando Wira, selain Agha yang menggunakan palu berat dengan kedua tangan, tak ada orang lain yang mampu menggunakan senjata berat semacam ini.Dari sini pula bisa dilihat bahwa Zaki, yang disebut sebagai salah satu tangan kanan Bimala, jelas bukan seseorang yang hanya memiliki nama besar tanpa kekuatan nyata.Wakil jenderal yang mengikuti Zaki tersenyum tipis setelah mendengar kabar itu. Dia menangkupkan tangan dan berkata, "Jenderal, aku nggak setuju. Bertempur seperti ini jauh lebih baik daripada yang kita bayangkan sebelumnya. Kita nggak bisa terus bersembunyi di dalam suku sambil bermain intrik dengan mereka yang bermuka dua."Zaki mendengus dingin dan berkata, "Siapa pun yang berani bermain intrik denganku akan langsung kusingkirkan dengan t

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3115

    "Apa?" Wira langsung terkejut dan berpikir mengapa bisa muncul masalah merepotkan seperti ini pada saat krisis ini. Jika para pengungsi ini benar-benar nekat, kekuatan mereka tidak akan jauh berbeda dengan orang biasa. Namun, saat ini mereka sedang bersiap melawan pasukan utara, kehadiran orang-orang ini bisa menjadi faktor yang sangat tidak stabil.Setelah berpikir sejenak, Wira pun memerintah tanpa ragu, "Tutup gerbang kota dan jangan membiarkan para pengungsi itu keluar dulu. Selain itu, buka gudang persediaan dan bagikan makanannya, sebisa mungkin menenangkan para pengungsi itu. Pada saat seperti ini, kita nggak boleh menghadapi masalah seperti ini."Wira berkata dengan ekspresi muram setelah berhenti sejenak, seolah-olah merasa tidak tenang, "Kalau masih ada yang nggak tahu diri, beri tahu Jenderal Trenggi bahwa dia berhak menentukan hidup dan mati mereka. Tapi, itu hanya untuk menakut-nakuti saja, jangan sampai terlalu kejam.""Baik," jawab mata-mata itu.....Di sekitar Dataran

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3114

    Setelah terdiam cukup lama, Nafis mengernyitkan alis dan berkata, "Kalau mereka melewati jalur cabang ini, mereka akan berputar jauh. Dengan begitu, mereka akan menghindari Dataran Haloam dan laju mereka akan menjadi sangat lambat."Wira juga menganggukkan kepala karena memang ini yang dikhawatirkannya.Beberapa saat kemudian, Arhan memberi hormat dan berkata, "Tuan Wira, aku punya ide, tapi aku nggak tahu apa ini bisa berhasil."Wira tertegun sejenak saat mendengar perkataan itu, lalu matanya bersinar sebagai isyarat agar Arhan melanjutkan perkataannya. Sejak Arhan memimpin pasukannya untuk mengikutinya, Arhan tidak banyak berbicara. Sekarang kesempatan itu sudah datang, dia tentu saja ingin mendengar lebih banyak pemikiran Arhan.Setelah memberi hormat, Arhan menunjuk pada peta dan berkata, "Tuan, coba lihat di sini. Kalau mereka melalui jalur cabang dari Dataran Haloam, mereka akan melewati gunung berbatu. Aku berniat untuk menempatkan pasukan kecil di sini untuk memaksa mereka meng

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3113

    Sekelompok pasukan keluarga dari gerbang utara dengan sangat bersemangat dan langsung menuju Dataran Haloam dan Hutan Bambu Mayu.Begitu tiba di Hutan Bambu Mayu, Wira segera mulai membagi pasukannya sesuai dengan rencana mereka sebelumnya. Hutan ini sangat lebat, sehingga orang yang berjalan di luar tidak akan mengetahui ada orang yang bersembunyi di dalamnya.Selain itu, celah-celah di dalam Hutan Bambu Mayu ini juga cukup lebar dan daerah penyangga yang luasnya beberapa mil. Jangankan tiga ribu Pasukan Harimau yang dipimpin Wira sekarang, mereka juga tetap bisa bersembunyi sepenuhnya jika ditambah dua ribu Pasukan Harimau lagi.Saat Agha dan Latif bersiap untuk memimpin sepuluh ribu prajurit itu berangkat, Latif maju dan berkata, "Tuan, apa perlu kami meninggalkan beberapa prajurit untuk kalian?"Setelah berpikir sejenak, Wira perlahan-lahan berkata, "Nggak perlu, ingat untuk menggunakan mata-mata sebaik mungkin. Kamu dan Agha harus membagi tugas, jangan terus berkumpul bersama. Pas

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3112

    Wira beserta Adjie dan Nafis berjalan perlahan-lahan menuju kemah utama untuk kavaleri. Kemah untuk kavaleri dari Kerajaan Nuala letaknya berdampingan dengan kemah di tengah kota, sehingga saat ini mereka bisa melihat sudah ada banyak tali perangkap kuda yang terhampar di luar kemah tengah itu.Melihat begitu banyak tali perangkap kuda, Wira merasa agak bersemangat. Jika semua benda ini bisa diletakkan di Dataran Haloam, pasukan utara pasti akan kesulitan.Begitu memasuki kemah Pasukan Harimau, dua pria yang mengenakan zirah langsung menghentikan langkah Wira dan yang lainnya. Mereka membawa pedang militer di pinggang dan busur serta dua set anak panah di punggung mereka.Wira langsung mengeluarkan lencana dan berkata, "Aku ini Wira, aku ingin mengerahkan tiga ribu pasukan. Siapa yang memimpin di sini? Panggil dia ke sini untuk bertemu denganku."Orang yang membawa bendera biasanya adalah komandan utama pasukan. Di medan perang, dia akan bertarung mati-matian sambil mengangkat bendera.

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3111

    Wira terlihat tertegun sejenak setelah mendengar laporan dari mata-mata, lalu dia tiba-tiba merasa sangat senang dan berkata, "Baiklah. Kalau begitu, kita jalankan sesuai rencana kita. Jenderal Trenggi, aku percayakan kota ini padamu."Trenggi menganggukkan kepala. Setelah itu, dia mengeluarkan sebuah lencana, lalu langsung menyerahkannya pada Wira dan berkata, "Tuan Wira, lencana ini bisa memungkinkanmu untuk langsung membawa pergi tiga ribu Pasukan Harimau. Untuk berjaga-jaga, aku serahkan wewenang untuk mengatur Pasukan Harimau ini padamu untuk sementara."Wira langsung tertegun sejenak saat mendengar perkataan Trenggi, jelas tidak menyangka Trenggi bisa begitu percaya padanya. Meskipun hubungannya dan Osman cukup baik, dia jarang berurusan dengan Trenggi sebelumnya.Namun, sekarang Trenggi malah langsung memberikan kesempatan besar ini pada Wira, sehingga dia benar-benar merasa sangat terharu. Meskipun lencana itu hanya bisa mengerahkan tiga ribu Pasukan Harimau, itu juga sudah ter

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3110

    Tempat seperti Hutan Bambu Mayu memang sangat cocok untuk digunakan sebagai tempat penyergapan.Melihat tempat itu, Wira menganggukkan kepala dan berkata, "Kalau begitu, ini memang nggak bermasalah bagi kita. Tapi, aku penasaran, bagaimana kalau kita mengatur penyergapan di Hutan Bambu Mayu ini?"Mata Adjie langsung bersinar dan segera berkata, "Tuan, aku juga berpikir seperti itu. Kalau kita menyiapkan penyergapan di sini, pasukan musuh juga nggak akan bisa menemukan kita. Selama kita terus bertarung sambil melangkah mundur dan ditambah lagi adanya tali perangkap kuda, aku jamin mereka nggak akan selamat."Wira menganggukkan kepala. Jika memang seperti itu, rencana ini memang cukup baik. Namun, jika hanya sebatas itu saja, dia malah merasa ada sesuatu yang tidak beres. Setelah terdiam sejenak, dia sepertinya teringat sesuatu dan perlahan-lahan berkata, "Aku merasa sepertinya ada yang kurang. Rencana ini akan berhasil kalau pasukan musuh mengejar kita.""Bagaimana kalau mereka memutusk

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3109

    Mendengar perkataan itu, Agha yang di samping pun tersenyum dan berkata, "Tuan, tali untuk perangkap kuda ini ada. Saat aku dan Latif pergi membujuk orang-orang itu, kami menemukan banyak tali perangkap kuda di kemah utama di sana. Cukup untuk kita gunakan."Ekspresi Wira langsung terlihat senang, lalu menatap ke arah Latif.Latif pun tersenyum, lalu maju dan berkata, "Benar. Kami memang menemukan banyak tali perangkap kuda di sana, jadi ini bukan masalah lagi. Aku akan pergi menyuruh mereka untuk memindahkannya ke sini sekarang juga."Setelah berhasil membujuk para prajurit di dalam kita untuk menyerah, Latif memeriksa dan menemukan jumlah mereka tidak sampai sepuluh ribu orang. Meskipun jumlahnya masih kalah dibandingkan dengan pasukan Trenggi, jumlah ini juga tidak termasuk sedikit. Oleh karena itu, dia berniat menyerahkan tanggung jawab ini pada Agha untuk menghindari kesalahpahaman.Namun, setelah mendengar pemikiran itu, Wira langsung menyerahkan wewenang untuk memimpin para praj

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3108

    Saat memikirkan hal itu, Trenggi mengernyitkan alis dan berkata, "Kalau lawan kita hanya punya 100 ribu pasukan, kita bisa melawannya. Tapi, apa kita sudah tahu posisi mereka sekarang?"Melihat Trenggi yang menunjukkan sikap mendukung, Wira memberi hormat dan perlahan-lahan berkata, "Sebelum kalian datang, aku sudah memeriksa peta. Menurutku, saat ini mereka seharusnya berada di sekitar Pulau Hulu. Aku tentu saja memperkirakan ini berdasarkan rute perjalanan mereka yang lebih cepat."Mendengar penjelasan itu, Trenggi dan yang lainnya menganggukkan kepala.Beberapa saat kemudian, Trenggi tiba-tiba teringat dengan sesuatu dan perlahan-lahan berkata, "Kalau begitu, mereka pasti akan beristirahat di Pulau Hulu baru melanjutkan pencarian. Kalau kita mengirim beberapa pasukan kavaleri ke sana sekarang, kita harusnya bisa mengganggu dan mencegat perjalanan mereka, 'kan?"Ide dari Trenggi memang bagus, tetapi Wira langsung menolaknya. Bukan karena khawatir, tetapi pasukan utara ini sudah terbi

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status