Saat ini, Baris sudah sepenuhnya menjadi boneka Sucipto dan Izhar dan kerajaan Keluarga Barus juga sudah jatuh ke tangan mereka.....Di halaman istana. Osman sedang dikurung di bagian terdalam dari area terlarang istana. Halaman ini penuh dengan rerumputan liar dan tidak ada satu pun pelayan ataupun kasim di sana, tampaknya sangat sepi.Sucipto tidak membunuh Osman karena statusnya sebagai pangeran dan ini juga untuk membungkam pendapat publik. Sucipto juga memastikan ada orang yang mengirim makanan untuknya tepat waktu, tetapi makanan itu bahkan tidak layak dimakan oleh pelayan. Ini jelas sebuah penghinaan terbesar baginya. Namun, untuk tetap bertahan hidup dan merebut kembali takhta ibundanya, Osman hanya bisa menahan penghinaan itu dan menjalani hari-harinya dengan sabar di tempat yang gelap itu."Wira, kapan kalian akan kembali? Apa kalian benar-benar sudah melupakanku?" kata Osman yang duduk di lantai dengan ekspresi muram dan melihat sinar matahari di luar melalui celah di jende
"Pangeran, sekarang hamba hanya seorang pelayan rendahan di dapur kerajaan, apa yang bisa hamba bantu?" Nusa menjilat bibirnya yang kering, jelas merasa ragu.Osman segera berbisik, "Aku akan menulis sebuah surat dan kamu mencari cara untuk keluar istana, lalu pergi ke Penginapan Giri di Jalan Arum dan kamu sendiri yang serahkan surat ini pada pemilik restorannya. Minta dia untuk segera menyerahkan surat itu pada Wira secepat mungkin."Pada saat ini, Osman hanya bisa segera meminta bantuan dari Wira. Meskipun dia dikurung di dalam istana, dia tetap mendengar berita tentang situasi di luar yaitu Sucipto dan Izhar sudah memegang kekuasaan mutlak. Jika tidak segera menghentikan kedua orang itu, kerajaan Keluarga Barus akan jatuh ke tangan orang lain. Meskipun dia harus mati, dia juga tidak akan mati dengan tenang karena tidak bisa menghadapi ibundanya di alam baka."Ini ...."Nusa merasa ragu dan tangannya juga bergetar. Dia menelan ludah dan berkata dengan volume kecil, "Pangeran, aku in
"Kita juga nggak pernah bertemu. Aku ada sebuah surat yang harus segera diserahkan pada Wira. Kamu mengerti maksudku, 'kan?" Saat mengatakan itu, Nusa mengeluarkan suratnya dan segera menyerahkannya pada pemilik penginapan.Pemilik penginapan itu menyipitkan matanya. Ini adalah pos perhubungan yang didirikan Biantara, hanya Wira dan orang-orang mereka sendiri yang mengetahui tempat ini. Namun sekarang, tiba-tiba ada orang misterius yang datang mengantarkan surat, orang itu pasti bukan orang biasa dan kemungkinan besar memiliki hubungan dengan Wira.Saat pemilik penginapan masih ingin bertanya lebih lanjut, Nusa segera pergi. Dia tahu risikonya akan makin besar jika dia tinggal di sana lebih lama. Meskipun dia sudah berada di istana sejak kecil, dia sangat berhati-hati dalam bertindak. Inilah yang membuatnya berhasil perlahan-lahan naik pangkat hingga menjadi kasim pribadi Jihan.Sayangnya, sebelum Nusa bisa menikmati kekuasaannya, Jihan sudah wafat karena sakit parah dan nasibnya pun k
Wira juga merasa sangat bingung. Osman masih sangat berguna baginya, begitu juga untuk Sucipto dan Izhar. Jika bertindak sembarangan pada Osman, hanya akan membawa lebih banyak bencana untuk kedua orang itu. Keduanya juga bukan orang bodoh, mana mungkin mereka akan melakukan hal yang begitu bodoh."Aku baru saja menerima sebuah surat dari ibu kota. Aku sudah memeriksa tulisannya dengan seksama dan ini memang surat dari Osman. Dia juga sudah menghubungi pos perhubungan kita di ibu kota. Kalau nggak ada masalah besar, dia nggak akan mengambil risiko seperti ini. Yang paling pentingnya lagi, aku juga baru saja menerima kabar bahwa delapan jenderal utama Kerajaan Nuala sepertinya sudah diam-diam disuap oleh Sucipto. Tapi, sekarang masih belum jelas ada berapa orang dari delapan jenderal utama itu yang sudah berpihak pada Sucipto."Wira menyipitkan mata saat mendengar kabar tentang delapan jenderal utama karena dia tidak terlalu memahami urusan Kerajaan Nuala."Tuan, delapan jenderal utama
Ucapan Wira bukan tidak masuk akal. Kalaupun bertindak gegabah, apa yang bisa mereka peroleh? Bukankah hasilnya akan sama?"Beri tahu aku tentang kedelapan jenderal itu dulu. Siapa sebenarnya mereka? Berapa banyak pasukan yang mereka punya? Menurutmu, apa mungkin ada yang menolak bekerja sama dengan Sucipto dan Izhar?" tanya Wira.Meskipun Biantara menguasai banyak informasi, Leli berasal dari Kerajaan Nuala, bahkan merupakan orang kepercayaan Jihan dulu. Leli tentu lebih paham tentang Kerajaan Nuala.Setelah ragu-ragu sesaat, Leli menjilat bibirnya dan menimpali, "Di antara kedelapan jenderal, memang ada 2 yang terkenal setia. Aku rasa mereka belum tentu mau menerima suap dari Sucipto dan Izhar. Kita mungkin bisa mencari mereka."Mereka butuh banyak bantuan. Selain itu, Leli yakin Wira tidak akan mengerahkan pasukan sendiri. Namun, semua ini sudah cukup bagi Leli. Dia tidak berani menuntut apa pun dari Wira.Dengan adanya Wira, mereka baru bisa bernegosiasi dengan kedelapan jenderal i
"Nusa?" tanya Wira dengan bingung."Benar, dia orang kepercayaan Ratu. Dia yang mengurus kehidupan Ratu. Meskipun masih muda, dia sangat cermat dalam mengurus sesuatu. Makanya, Ratu mengizinkan Nusa mengikutinya.""Waktu Ratu wafat, Nusa sudah hilang. Aku kira dia dibunuh, tapi ternyata bersembunyi dan menjadi mata-mata. Asalkan menemukan Nusa, kita bisa berbicara dengan Pangeran," ujar Leli dengan tegas.Karena bersembunyi di kegelapan, mereka harus sangat berhati-hati dalam bertindak agar tidak ketahuan. Dengan begitu, Sucipto dan Izhar baru akan melonggarkan kewaspadaan mereka."Benar. Tapi, Nusa ini sangat berwaspada, 'kan? Dia juga sangat berhati-hati saat datang waktu itu. Sepertinya sulit untuk melacak lokasinya. Kamu tinggal lama di istana. Ada teman baik di sana nggak? Kita mungkin bisa memanfaatkannya untuk sementara waktu," kata Wira sambil menatap Leli dan menunggu responsnya.Leli menggeleng dengan tidak berdaya, lalu menyahut, "Ratu paling nggak suka melihat orang-orang m
"Kerajaan Nuala memang kacau. Siapa pun yang terlibat akan kerepotan sendiri. Nggak ada yang bisa meredakan kekacauan ini, bahkan diri sendiri mungkin akan terkena masalah," gumam Wira."Kamu membantu Nona Leli bukan karena dia cantik, 'kan?" tanya Thalia tiba-tiba sambil mengamati Wira dengan penasaran.Wira terkekeh-kekeh dan membalas, "Kenapa pikiranmu sempit sekali? Kamu kira aku bisa jatuh hati pada semua wanita? Aku melakukan semua ini tentu karena punya tujuan.""Coba kamu pikirkan. Kalau Baris menjadi boneka Sucipto dan Izhar, keduanya yang akan menjadi penguasa Kerajaan Nuala. Sekarang kami bertiga punya perselisihan besar. Kalau mereka memegang kuasa, bukankah mereka akan mencari masalah denganku?" jelas Wira.Setelah mendengarnya, Thalia sontak memahami semuanya. Sepertinya, memang pikirannya yang terlalu sempit.Wilayah yang dikuasai Wira dan Kerajaan Nuala merupakan suatu kesatuan. Jika perang terjadi dan Wira menang, dia tetap akan menderita kerugian. Ini bukan hasil yang
"Nggak usah lama-lama, malam ini saja," sahut Wira sambil tersenyum. Kemudian, dia mengambil cangkir teh sambil memandang ke kejauhan.Malam ini ditakdirkan untuk menjadi malam tanpa tidur.Di sisi lain, Leli mengendarai kudanya menuju ke kemah. Waktu adalah segalanya. Jika ingin Osman segera terlepas dari bahaya, dia harus menemukan seseorang yang bisa membantu mereka secepat mungkin.Dengan demikian, mereka baru bisa menyingkirkan Sucipto dan Izhar, juga meredakan kekacauan di Kerajaan Nuala.....Malam akhirnya tiba. Wira menuju ke gerbang istana. Karena dipaksa Thalia dan Agha, Wira akhirnya mengizinkan mereka ikut. Dia cukup terharu melihat kesetiaan mereka.Meskipun telah mengatur semuanya, hal-hal tak terduga mungkin tetap akan terjadi. Ketika saat itu tiba, mereka bertiga mungkin tidak akan bisa meninggalkan Kerajaan Nuala. Meskipun memahami semua ini, Thalia dan Agha tetap memilih untuk mengikuti Wira."Kalian sudah yakin?" tanya Wira saat mereka sudah dekat dengan istana."Se
Dalam satu bulan terakhir, banyak hal telah terjadi.Osman secara sukarela menyerahkan segel kerajaan kepada Wira, sekaligus menyerahkan kendali atas Kerajaan Nuala. Dengan jatuhnya Kerajaan Nuala ke tangan Wira, negeri ini akhirnya benar-benar bersatu dan Wira menjadi kaisar di dunia!Hari itu menjadi hari perayaan bagi seluruh negeri! Kota utama di Provinsi Yonggu pun ditetapkan sebagai ibu kota baru.Sementara itu untuk suku utara, Wira menunjuk seseorang untuk mengambil alih kepemimpinan. Wilayah Kerajaan Agrel tetap damai karena Ararya dan Kresna menjalankan tugas mereka dengan baik.....Meskipun Wira telah menjadi kaisar, dia tetap memilih untuk tidak terlibat langsung dalam urusan pemerintahan, menyerahkan segala urusan istana kepada orang-orang kepercayaannya.Osmaro dan para menteri lainnya tetap sibuk mengatur negeri. Sedangkan Danu, Doddy, Nafis, dan lainnya kini menjadi jenderal besar yang menjaga berbagai wilayah, bahkan Agha juga mendapatkan posisi yang sama.Di sisi lai
"Itu bukan urusanmu." Nafis menatap Baris dengan dingin. "Penggal kepalanya dan bawa pulang untuk kaisar kita!"Begitu perintah itu dilontarkan, Agha langsung bergerak.Baris bahkan tidak sempat memberikan perlawanan. Dalam sekejap, tubuhnya sudah tergeletak di atas genangan darah. Dengan demikian, suku utara sepenuhnya jatuh ke tangan Wira.Pasukan yang dipimpin oleh Nafis pun tetap tinggal untuk memastikan tidak ada lagi pergerakan dari suku utara......Tiga hari berlalu, Wira dan Trenggi memimpin pasukan mereka hingga berhasil mengepung Senia di depan gerbang suku utara.Namun, gerbang itu sudah tertutup rapat. Yang berjaga tidak lain adalah Ararya serta Kresna. Saat melihat pemandangan ini, Senia langsung menyadari bahwa Wira sudah lama menjalin kerja sama dengan Ararya dan Kresna, bahkan telah menyiapkan jebakan besar untuknya!Di medan pertempuran, Senia menoleh ke pasukannya yang tersisa. Dulu, dia begitu berambisi dan berani. Kini, hanya kelelahan dan kekalahan yang tersisa di
"Ini adalah kesempatan terakhir kita!"Semua orang berpandangan, lalu mengangguk serempak.Begitu suara terompet serangan terdengar, Senia segera memimpin pasukannya maju, siap untuk merebut kota dengan paksa!Namun, tepat pada saat itu, terdengar seruan pertempuran dari belakang. Dalam sekejap, barisan belakang menjadi kacau balau!"Apa yang terjadi?" Senia segera menerima laporan dan menghentikan serangan."Wira tiba-tiba menyerang dari belakang! Karena nggak ada pertahanan di belakang sana, kita mengalami kerugian besar!""Selain itu, Wira dan pasukannya datang dengan persiapan matang. Kita harus mundur! Kalau kita terus bertahan di sini, seluruh pasukan bisa hancur!"Kini, mereka berada di posisi yang sangat tidak menguntungkan. Di depan ada pasukan Kerajaan Nuala, sementara di belakang ada Wira dan pasukannya.Situasi telah berbalik. Jika mereka tetap di sini, akhir mereka sudah bisa diprediksi.Senia menggertakkan giginya. Dengan wajah penuh amarah, dia berkata, "Sial! Kita terla
Para jenderal mengangguk setuju. Memang benar Kerajaan Agrel sangat luas. Jika pasukan Wira masuk, mereka akan menghadapi banyak kendala. Dengan demikian, mereka bisa bertempur melawan Wira di wilayah mereka sendiri.Meskipun rakyat sembilan provinsi sangat mendukung Wira, hal itu tidak berlaku bagi penduduk Kerajaan Agrel. Bagi mereka, Wira adalah ancaman.Jika Senia berhasil menyatukan sembilan provinsi, penduduk Kerajaan Agrel juga bisa masuk dan hidup di sana, menikmati kehidupan yang jauh lebih baik daripada sekarang.Namun, semua itu dihalangi oleh Wira. Setidaknya, begitulah cara mereka melihatnya.Jadi, jika Wira masuk ke Kerajaan Agrel untuk bertempur, hasil akhirnya sudah bisa diprediksi. Para rakyat kemungkinan besar akan membantu Senia tanpa syarat. Pada saat itu, bagaimana mungkin Wira bisa membalikkan situasi?Bahkan, ada kemungkinan besar dia akan kehilangan seluruh pasukannya!Menyadari hal ini, para prajurit semakin bersemangat. Salah satu dari mereka berkata, "Jangan
Seorang jenderal berbicara demikian. Wajahnya masih dipenuhi bercak darah. Itu adalah darah musuh.Mereka telah bertempur selama tiga hari tiga malam, tetapi belum juga melihat secercah harapan. Bantuan pun tak kunjung tiba.Jika terus bertahan di sini tanpa solusi, hasil akhirnya sudah bisa ditebak. Kota ini akan jatuh dan semua orang akan terbunuh!"Bagaimana kalau Yang Mulia membawa pasukan keluar melalui gerbang utara? Di belakang sana ada pegunungan dengan pertahanan yang paling lemah. Kalau kita kirim pasukan untuk membuka jalan, kita bisa memastikan Yang Mulia dapat melarikan diri dengan selamat!" usul salah satu prajurit.Situasi mereka memang sudah sangat kritis. Jika tidak segera mengambil keputusan, tak ada yang bisa menebak bagaimana akhirnya. Mereka semua sangat khawatir.Terlebih lagi, Osman berada di tengah-tengah mereka. Jika sang raja tewas di sini, mereka benar-benar kehilangan kesempatan terakhir untuk membalikkan keadaan.Bahkan, mungkin tak akan ada lagi orang yang
"Tenang saja, aku sudah mempersiapkan semuanya dengan matang. Sekalipun Senia memiliki kekuatan yang luar biasa, kali ini dia nggak akan bisa lolos!"Senyuman penuh percaya diri muncul di wajah Wira. Di Kerajaan Agrel, masih ada kartu truf terakhirnya, yaitu Ararya dan Kresna. Sebelum berangkat, dia telah menghubungi mereka berdua. Kemungkinan besar, mereka sudah mulai menguasai berbagai wilayah di Kerajaan Agrel saat ini.Mereka masing-masing memiliki puluhan ribu pasukan, sedangkan Senia membawa hampir semua pasukannya ke medan perang. Ini adalah kesempatan emas bagi Ararya dan Kresna.Jika Wira berhasil menekan Senia dari depan, sementara mereka berdua menguasai wilayah di belakangnya, tidak peduli seberapa hebat Senia, dia tidak mungkin bisa melarikan diri dari kehancuran.Oleh karena itu, Wira yakin hanya dengan 300.000 pasukan, dia dapat menaklukkan Senia dengan mudah. Ini bukanlah tindakan gegabah!Wira tidak pernah mengambil langkah yang tidak pasti. Jika tidak memiliki persiap
"Karena nggak ada urusan lain lagi, kalian semua boleh pergi istirahat." Setelah memberi perintah, Wira melambaikan tangannya kepada para pejabat, lalu berbalik menuju bagian dalam istana.Para pejabat pun segera meninggalkan ruangan.Namun, saat baru sampai di depan pintu, Wira tiba-tiba berhenti. Tatapannya tertuju pada Nafis, lalu mengaitkan jarinya. "Aku ingin membahas sesuatu secara pribadi denganmu. Ikut aku."Nafis segera mengangguk dan mengikuti Wira menuju taman istana. Di taman itu, hanya ada beberapa dayang dan kasim yang melayani Wira. Selain itu, masih ada Nafis, Agha, dan Lucy.Sementara itu, Danu dan Doddy sedang mengurus para prajurit. Meskipun tidak mengalami pertempuran besar, perjalanan jauh tetap melelahkan.Mereka perlu beristirahat sebelum menempuh perjalanan panjang untuk ekspedisi ke Kerajaan Agrel. Mereka harus memulihkan semangat juang untuk memastikan semuanya aman.Wira bukan hanya ingin memenangkan perang, tetapi juga ingin meminimalisir korban di pihaknya.
"Kita masuk."Dengan satu perintah dari Wira, seluruh pasukannya bergerak menuju ibu kota Kerajaan Beluana.Dalam sekejap, Wira dan rombongannya telah memasuki kota. Sepanjang jalan, rakyat bersorak tanpa henti. Dari reaksi mereka, bisa dilihat betapa besar pengaruh Wira di hati rakyat.Di dalam istana.Di aula utama, Nafis telah mengirim orang-orangnya untuk sepenuhnya menguasai istana. Pasukan penjaga lama telah digantikan, jadi kini tempat ini sepenuhnya berada di bawah kendali Wira.Namun, satu hal yang mengejutkan Wira adalah betapa megahnya istana Kerajaan Beluana. Ciputra benar-benar tahu bagaimana menikmati kemewahan.Di aula, banyak orang sedang berlutut. Mereka adalah para pejabat yang dulunya melayani Ciputra. Begitu mendengar Wira telah memasuki kota, mereka segera datang dengan harapan untuk menyelamatkan diri.Wira memandang mereka sekilas, lalu berkata dengan tenang, "Semuanya, silakan berdiri."Para pejabat itu segera bangkit."Saudara sekalian, meskipun Kerajaan Beluan
Saat ini, Wira duduk di atas kudanya, di depan gerbang timur ibu kota. Di hadapannya adalah Danu dan yang lainnya."Kak, sekarang kita sudah sampai di sini, kenapa masih berhenti? Aku baru saja mendengar dari Nona Lucy tentang keadaan di pihak Osman. Kabarnya, Osman sudah hampir nggak bisa bertahan lagi.""Dalam beberapa hari ke depan, kemungkinan kota itu akan jatuh ke tangan Senia. Kalau saat itu tiba dan kita baru bergerak menuju Kerajaan Nuala, Osman mungkin sudah tewas ...."Rakyat Kerajaan Nuala berjuang mati-matian untuk mempertahankan kota mereka. Ditambah lagi, para prajurit dari Kerajaan Agrel sangat kejam. Jika mereka berhasil menerobos kota, pasti akan terjadi pembantaian dan yang menderita adalah rakyat.Osman adalah sekutu mereka. Danu sejak lama sudah menganggapnya sebagai bagian dari kelompok mereka sendiri. Bagaimanapun, setelah Wira berhasil menumbangkan Ciputra, tidak akan ada yang mampu menandinginya lagi. Penyatuan seluruh negeri hanyalah masalah waktu.Lucy juga m