Di luar Kota Limaran. Bhurek dan yang lainnya sudah kembali ke perbatasan mereka sendiri dan sekarang sedang menunggu surat perintah dari Ciputra. Mereka juga tidak tahu apa yang harus dilakukan lagi.Saat fajar menyingsing, dua pengawal yang berjaga di depan tenda utama segera masuk."Tuan Alzam sudah tiba!" kata salah satu pengawal itu dengan segera."Cepat persilakan dia masuk!" Bhurek segera bangkit dengan tatapan yang gembira. Saat ini, dia sudah tidak memiliki rencana apa pun, sehingga kedatangan Alzam ini sangat tepat pada waktunya."Jenderal Bhurek nggak perlu begitu sungkan. Aku bergegas ke sini dalam semalam dan mengganggu tidurmu, harap Jenderal Bhurek bisa memakluminya," kata Alzam sambil tersenyum setelah masuk. Namun, wajahnya yang terlihat segar sama sekali tidak seperti orang yang melakukan perjalanan semalaman. Hanya beberapa orang yang tahu dia tidur nyenyak semalaman di dalam kereta, sehingga suasana hatinya sangat baik.Seperti perkiraan Alzam, semalam dia sudah men
"Kalau Tuan Alzam punya cara baik seperti itu, tentu saja itu akan jadi yang terbaik. Kita bisa menyelesaikan masalah ini tanpa harus khawatir," kata Bhurek dengan mata yang langsung bersinar. Harraz ini adalah bom waktu. Begitu meledak, tidak ada yang akan diuntungkan dan bahkan bisa memengaruhi keseluruhan situasinya. Saat ini, yang terpenting adalah mengorbankan Harraz untuk melindungi raja. Selain itu, asalkan Harraz mati, semua masalah akan hilang dan dia tidak bisa menuding Wira lagi. Ini benar-benar solusi yang sempurna."Kalau begitu, aku tunggu kabar baik dari Tuan Alzam di sini."Setelah itu, keduanya berpisah dan Alzam langsung menuju Kota Limaran.Malam harinya. Saat langit makin gelap, terdengar suara ketukan pintu di luar kamar Harraz. Begitu pintu kamar dibuka, Harraz langsung tertegun sejenak. "Tuan Alzam? Kenapa kamu datang ke sini?"Alzam menghela napas dengan tak berdaya. Setelah memastikan tidak ada orang di sekitarnya, dia baru berkata sambil menggelengkan kepala,
"Kamu bisa mengambil risiko besar untuk datang bertemu denganku, aku yakin kamu pasti sudah punya solusinya, 'kan?"Di Kerajaan Beluana, perdana menteri kiri dan kanan dikenal sebagai orang yang cerdas dan pandai membaca situasi. Oleh karena itu, mereka selalu menjadi tangan kanan Ciputra, sehingga Kerajaan Beluana bisa tetap berada di posisi terdepan di antara empat kerajaan. Kerajaan Beluana bukan hanya memiliki wilayah terluas, tetapi memiliki banyak orang yang berbakat juga.Alzam tidak menyembunyikan apa pun dan menganggukkan kepala."Bagus sekali! Kalau begitu, cepat cari cara untuk membebaskanku dari sini. Wira memang nggak menyiksaku, tapi sekarang dia menahanku di sini. Apa bedanya dengan mengurungku? Aku sudah hampir gila!" kata Harraz dengan panik. Dia merasa seperti ada pisau di atas kepalanya yang siap menusuknya kapan pun juga. Jika benar-benar bisa langsung membunuhnya, dia tidak akan begitu ketakutan. Namun, pisau itu malah hanya bergoyang-goyang di atas kepalanya dan e
Puftt! Harraz merasa sangat marah hingga langsung memuntahkan darah dan kehilangan semangat. Wajahnya yang pucat pasi terlihat sangat menyedihkan. Seorang perdana menteri dari Kerajaan Beluana malah dipaksa orang untuk mati. Sungguh menyedihkan!"Kamu ... ini benar-benar berengsek! Berani-beraninya kamu mengancamku dengan keluargaku. Kenapa sebelumnya aku nggak tahu kamu itu begitu berengsek?" Harraz terus memaki Alzam yang berada di depannya dengan marah.Namun, ekspresi Alzam sama sekali tidak terlihat marah, malahan tersenyum dengan tenang. Ini adalah situasi yang selalu dia nantikan. Asalkan Harraz mati di sini, posisinya akan naik satu tingkat lagi. Siapa lagi di seluruh Kerajaan Beluana yang bisa menandinginya kelak? Selama dia membina hubungan baik dengan Bhurek, mereka berdua pasti akan menjadi tokoh yang menguasai Kerajaan Beluana dengan kemampuan sipil dan militer keduanya."Pikirkan baik-baik, aku nggak ingin terus basa-basi denganmu lagi. Apa kamu akan bunuh diri untuk mene
Huben tertawa dan berkata sambil menunjuk Wira, "Dasar anak ini, permainan caturmu meningkat begitu cepat!""Itu karena kamu yang mengajarku dengan baik!" Sebelumnya, Wira memang mengerti catur, tetapi permainannya tidak begitu baik. Selama beberapa hari ini, dia selalu bersama dengan Huben, sehingga belajar banyak teknik dari Huben dan kemampuannya pun meningkat jauh lebih baik dari sebelumnya. Bisa dibilang, ini adalah sesuatu yang menggembirakan."Karena permainan ini sudah selesai, ayo kita pergi melihat Harraz. Aku yakin saat ini Harraz kemungkinan besar ingin bertemu dengan kita. Kalau tebakanku benar, kedatangan Alzam kali ini mungkin untuk mengorbankan Harraz demi melindungi kerajaannya," kata Huben sambil menyipitkan mata.Wira juga menganggukkan kepala, jelas keduanya sudah memiliki pemikiran yang sama. Mereka sudah berurusan dengan orang-orang dari Kerajaan Beluana begitu lama, bagaimana mungkin mereka tidak tahu trik yang dimainkan orang-orang dari Kerajaan Beluana ini."Ap
"Takutnya nggak bisa ...," kata Wira dengan ekspresi tak berdaya. Dia sama sekali tidak menghiraukan Harraz yang berdiri di atas kursi, melainkan berjalan ke meja dan menuangkan secangkir teh untuk dirinya sendiri.Setelah itu, Wira berkata dengan tenang, "Meskipun kamu mati di sini, masalah ini juga nggak akan mereda. Selain itu, apa kamu percaya Alzam benar-benar akan melepaskan keluargamu? Kalau tidak dimusnahkan seluruhnya, kelak pasti akan menjadi ancaman."Swish!Dalam sekejap, ekspresi Harraz berubah drastis. Dia segera melompat turun dari kursi dan berkata, "Bagaimana kamu bisa tahu semua ini?""Maaf, bukannya aku ingin mencuri dengar pembicaraan kalian. Tapi bagaimanapun juga, ini adalah wilayahku, jadi wajar saja ada yang mengawasi. Meskipun kalian berdua sangat hati-hati, tetap saja tidak bisa lepas dari pengawasanku," kata Wira sambil tersenyum ceria. Semua ini adalah rencana dari Biantara yang meletakkan banyak pasukan di luar penginapan dan juga agen jaringan mata-mata di
Harraz tersenyum mengejek diri sendiri, lalu berkata, "Jangan bercanda. Meskipun kamu bisa melindungi nyawaku, gimana nasib keluargaku kalau informasi ini terdengar sampai ke Kerajaan Beluana? Siapa yang akan melindungi mereka?""Mereka hanya akan mati tragis. Aku punya keluarga besar. Aku kepala keluarga mereka. Aku nggak mungkin membiarkan mereka menderita karena perbuatanku sendiri, 'kan?"Harraz merasa tidak berdaya. Kalau tahu akan seperti ini, dia tidak akan menjadi pejabat dulu atau pergi ke tempat lain untuk bekerja. Dengan begitu, hidupnya akan jauh lebih baik."Gimana kalau aku punya cara untuk membawa keluargamu ke sini?" tanya Wira."Serius?" Mata Harraz sontak berbinar-binar. Dia bukan seorang pengkhianat, melainkan hanya ingin melindungi keluarganya.Sebenarnya Harraz mengerti bahwa keluarganya akan sengsara jika dirinya tewas di sini hari ini. Bagaimanapun, Alzam berhati kejam. Dia dan Bhurek pasti akan bersekongkol setelah Harraz tewas. Ketika saat itu tiba, bukankah ke
"Oh ya, sebelum itu, kita harus menyebarkan rumor agar orang-orang mengira kamu sudah mati. Dengan cara ini, kita baru bisa menjamin keselamatanmu dan membuat Kerajaan Beluana nggak curiga," ucap Wira sambil menatap Harraz."Bukan masalah. Tapi, kalau keluargaku tiba-tiba meninggalkan Kerajaan Beluana, apa orang-orang kerajaan nggak akan curiga?" tanya Harraz. Yang ada di pikirannya sekarang hanya keluarganya. Dia memilih untuk mati barusan juga demi keselamatan keluarganya.Wira tersenyum dan menyahut, "Kamu tenang saja soal ini. Aku akan menyuruh Biantara dan lainnya menyebarkan kabar kalau mereka meninggalkan Kerajaan Beluana karena sedih dan kecewa. Jadi, orang-orang nggak bakal menyangkutpautkan kedua hal itu.""Selain itu, coba kamu pikirkan. Kalau kamu benar-benar mati, gimana mereka bisa hidup di Kerajaan Beluana lagi? Jadi, aku yakin orang-orang nggak bakal mencurigai keluargamu."Ternyata, Wira begitu teliti dalam mempertimbangkan sesuatu. Harraz lagi-lagi merasa terharu. Jik
Dalam satu bulan terakhir, banyak hal telah terjadi.Osman secara sukarela menyerahkan segel kerajaan kepada Wira, sekaligus menyerahkan kendali atas Kerajaan Nuala. Dengan jatuhnya Kerajaan Nuala ke tangan Wira, negeri ini akhirnya benar-benar bersatu dan Wira menjadi kaisar di dunia!Hari itu menjadi hari perayaan bagi seluruh negeri! Kota utama di Provinsi Yonggu pun ditetapkan sebagai ibu kota baru.Sementara itu untuk suku utara, Wira menunjuk seseorang untuk mengambil alih kepemimpinan. Wilayah Kerajaan Agrel tetap damai karena Ararya dan Kresna menjalankan tugas mereka dengan baik.....Meskipun Wira telah menjadi kaisar, dia tetap memilih untuk tidak terlibat langsung dalam urusan pemerintahan, menyerahkan segala urusan istana kepada orang-orang kepercayaannya.Osmaro dan para menteri lainnya tetap sibuk mengatur negeri. Sedangkan Danu, Doddy, Nafis, dan lainnya kini menjadi jenderal besar yang menjaga berbagai wilayah, bahkan Agha juga mendapatkan posisi yang sama.Di sisi lai
"Itu bukan urusanmu." Nafis menatap Baris dengan dingin. "Penggal kepalanya dan bawa pulang untuk kaisar kita!"Begitu perintah itu dilontarkan, Agha langsung bergerak.Baris bahkan tidak sempat memberikan perlawanan. Dalam sekejap, tubuhnya sudah tergeletak di atas genangan darah. Dengan demikian, suku utara sepenuhnya jatuh ke tangan Wira.Pasukan yang dipimpin oleh Nafis pun tetap tinggal untuk memastikan tidak ada lagi pergerakan dari suku utara......Tiga hari berlalu, Wira dan Trenggi memimpin pasukan mereka hingga berhasil mengepung Senia di depan gerbang suku utara.Namun, gerbang itu sudah tertutup rapat. Yang berjaga tidak lain adalah Ararya serta Kresna. Saat melihat pemandangan ini, Senia langsung menyadari bahwa Wira sudah lama menjalin kerja sama dengan Ararya dan Kresna, bahkan telah menyiapkan jebakan besar untuknya!Di medan pertempuran, Senia menoleh ke pasukannya yang tersisa. Dulu, dia begitu berambisi dan berani. Kini, hanya kelelahan dan kekalahan yang tersisa di
"Ini adalah kesempatan terakhir kita!"Semua orang berpandangan, lalu mengangguk serempak.Begitu suara terompet serangan terdengar, Senia segera memimpin pasukannya maju, siap untuk merebut kota dengan paksa!Namun, tepat pada saat itu, terdengar seruan pertempuran dari belakang. Dalam sekejap, barisan belakang menjadi kacau balau!"Apa yang terjadi?" Senia segera menerima laporan dan menghentikan serangan."Wira tiba-tiba menyerang dari belakang! Karena nggak ada pertahanan di belakang sana, kita mengalami kerugian besar!""Selain itu, Wira dan pasukannya datang dengan persiapan matang. Kita harus mundur! Kalau kita terus bertahan di sini, seluruh pasukan bisa hancur!"Kini, mereka berada di posisi yang sangat tidak menguntungkan. Di depan ada pasukan Kerajaan Nuala, sementara di belakang ada Wira dan pasukannya.Situasi telah berbalik. Jika mereka tetap di sini, akhir mereka sudah bisa diprediksi.Senia menggertakkan giginya. Dengan wajah penuh amarah, dia berkata, "Sial! Kita terla
Para jenderal mengangguk setuju. Memang benar Kerajaan Agrel sangat luas. Jika pasukan Wira masuk, mereka akan menghadapi banyak kendala. Dengan demikian, mereka bisa bertempur melawan Wira di wilayah mereka sendiri.Meskipun rakyat sembilan provinsi sangat mendukung Wira, hal itu tidak berlaku bagi penduduk Kerajaan Agrel. Bagi mereka, Wira adalah ancaman.Jika Senia berhasil menyatukan sembilan provinsi, penduduk Kerajaan Agrel juga bisa masuk dan hidup di sana, menikmati kehidupan yang jauh lebih baik daripada sekarang.Namun, semua itu dihalangi oleh Wira. Setidaknya, begitulah cara mereka melihatnya.Jadi, jika Wira masuk ke Kerajaan Agrel untuk bertempur, hasil akhirnya sudah bisa diprediksi. Para rakyat kemungkinan besar akan membantu Senia tanpa syarat. Pada saat itu, bagaimana mungkin Wira bisa membalikkan situasi?Bahkan, ada kemungkinan besar dia akan kehilangan seluruh pasukannya!Menyadari hal ini, para prajurit semakin bersemangat. Salah satu dari mereka berkata, "Jangan
Seorang jenderal berbicara demikian. Wajahnya masih dipenuhi bercak darah. Itu adalah darah musuh.Mereka telah bertempur selama tiga hari tiga malam, tetapi belum juga melihat secercah harapan. Bantuan pun tak kunjung tiba.Jika terus bertahan di sini tanpa solusi, hasil akhirnya sudah bisa ditebak. Kota ini akan jatuh dan semua orang akan terbunuh!"Bagaimana kalau Yang Mulia membawa pasukan keluar melalui gerbang utara? Di belakang sana ada pegunungan dengan pertahanan yang paling lemah. Kalau kita kirim pasukan untuk membuka jalan, kita bisa memastikan Yang Mulia dapat melarikan diri dengan selamat!" usul salah satu prajurit.Situasi mereka memang sudah sangat kritis. Jika tidak segera mengambil keputusan, tak ada yang bisa menebak bagaimana akhirnya. Mereka semua sangat khawatir.Terlebih lagi, Osman berada di tengah-tengah mereka. Jika sang raja tewas di sini, mereka benar-benar kehilangan kesempatan terakhir untuk membalikkan keadaan.Bahkan, mungkin tak akan ada lagi orang yang
"Tenang saja, aku sudah mempersiapkan semuanya dengan matang. Sekalipun Senia memiliki kekuatan yang luar biasa, kali ini dia nggak akan bisa lolos!"Senyuman penuh percaya diri muncul di wajah Wira. Di Kerajaan Agrel, masih ada kartu truf terakhirnya, yaitu Ararya dan Kresna. Sebelum berangkat, dia telah menghubungi mereka berdua. Kemungkinan besar, mereka sudah mulai menguasai berbagai wilayah di Kerajaan Agrel saat ini.Mereka masing-masing memiliki puluhan ribu pasukan, sedangkan Senia membawa hampir semua pasukannya ke medan perang. Ini adalah kesempatan emas bagi Ararya dan Kresna.Jika Wira berhasil menekan Senia dari depan, sementara mereka berdua menguasai wilayah di belakangnya, tidak peduli seberapa hebat Senia, dia tidak mungkin bisa melarikan diri dari kehancuran.Oleh karena itu, Wira yakin hanya dengan 300.000 pasukan, dia dapat menaklukkan Senia dengan mudah. Ini bukanlah tindakan gegabah!Wira tidak pernah mengambil langkah yang tidak pasti. Jika tidak memiliki persiap
"Karena nggak ada urusan lain lagi, kalian semua boleh pergi istirahat." Setelah memberi perintah, Wira melambaikan tangannya kepada para pejabat, lalu berbalik menuju bagian dalam istana.Para pejabat pun segera meninggalkan ruangan.Namun, saat baru sampai di depan pintu, Wira tiba-tiba berhenti. Tatapannya tertuju pada Nafis, lalu mengaitkan jarinya. "Aku ingin membahas sesuatu secara pribadi denganmu. Ikut aku."Nafis segera mengangguk dan mengikuti Wira menuju taman istana. Di taman itu, hanya ada beberapa dayang dan kasim yang melayani Wira. Selain itu, masih ada Nafis, Agha, dan Lucy.Sementara itu, Danu dan Doddy sedang mengurus para prajurit. Meskipun tidak mengalami pertempuran besar, perjalanan jauh tetap melelahkan.Mereka perlu beristirahat sebelum menempuh perjalanan panjang untuk ekspedisi ke Kerajaan Agrel. Mereka harus memulihkan semangat juang untuk memastikan semuanya aman.Wira bukan hanya ingin memenangkan perang, tetapi juga ingin meminimalisir korban di pihaknya.
"Kita masuk."Dengan satu perintah dari Wira, seluruh pasukannya bergerak menuju ibu kota Kerajaan Beluana.Dalam sekejap, Wira dan rombongannya telah memasuki kota. Sepanjang jalan, rakyat bersorak tanpa henti. Dari reaksi mereka, bisa dilihat betapa besar pengaruh Wira di hati rakyat.Di dalam istana.Di aula utama, Nafis telah mengirim orang-orangnya untuk sepenuhnya menguasai istana. Pasukan penjaga lama telah digantikan, jadi kini tempat ini sepenuhnya berada di bawah kendali Wira.Namun, satu hal yang mengejutkan Wira adalah betapa megahnya istana Kerajaan Beluana. Ciputra benar-benar tahu bagaimana menikmati kemewahan.Di aula, banyak orang sedang berlutut. Mereka adalah para pejabat yang dulunya melayani Ciputra. Begitu mendengar Wira telah memasuki kota, mereka segera datang dengan harapan untuk menyelamatkan diri.Wira memandang mereka sekilas, lalu berkata dengan tenang, "Semuanya, silakan berdiri."Para pejabat itu segera bangkit."Saudara sekalian, meskipun Kerajaan Beluan
Saat ini, Wira duduk di atas kudanya, di depan gerbang timur ibu kota. Di hadapannya adalah Danu dan yang lainnya."Kak, sekarang kita sudah sampai di sini, kenapa masih berhenti? Aku baru saja mendengar dari Nona Lucy tentang keadaan di pihak Osman. Kabarnya, Osman sudah hampir nggak bisa bertahan lagi.""Dalam beberapa hari ke depan, kemungkinan kota itu akan jatuh ke tangan Senia. Kalau saat itu tiba dan kita baru bergerak menuju Kerajaan Nuala, Osman mungkin sudah tewas ...."Rakyat Kerajaan Nuala berjuang mati-matian untuk mempertahankan kota mereka. Ditambah lagi, para prajurit dari Kerajaan Agrel sangat kejam. Jika mereka berhasil menerobos kota, pasti akan terjadi pembantaian dan yang menderita adalah rakyat.Osman adalah sekutu mereka. Danu sejak lama sudah menganggapnya sebagai bagian dari kelompok mereka sendiri. Bagaimanapun, setelah Wira berhasil menumbangkan Ciputra, tidak akan ada yang mampu menandinginya lagi. Penyatuan seluruh negeri hanyalah masalah waktu.Lucy juga m