Share

Bab 1862

Penulis: Arif
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
Sejak memasuki kamar ini, Wira terus mengamati Thalia, terutama cara bicaranya. Wanita ini bersikap dingin dan angkuh, tetapi Wira bisa merasakan bahwa karakter aslinya bukan seperti itu. Thalia ini jelas hanya bersandiwara.

Sayangnya, Wira belum bisa mengungkapkan kebenarannya sekarang. Namun, dia punya banyak waktu untuk dihabiskan di tempat ini sehingga bisa mengorek rahasia wanita ini secara perlahan.

Waktu terus berlalu. Thalia terus melirik Wira sambil bergumam dalam hati, 'Apa mungkin pria ini benar-benar akan terus di kamarku? Apa sebenarnya tujuannya? Seingatku, kami nggak pernah bertemu. Gimana mungkin ada dendam di antara kami?'

Sementara itu, Wira terus menikmati tehnya dengan santai. Tiba-tiba, terdengar suara ketukan pintu yang tergesa-gesa dari luar. Kemudian, terdengar suara seorang wanita dan seorang pria.

"Tuan, kamu nggak boleh masuk. Semua orang di sini tahu aturan yang ditetapkan Nona Thalia. Jika melanggarnya, takutnya Nona Thalia akan marah! Tindakanmu sama saja
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (4)
goodnovel comment avatar
Iwan Kustiawan
alurnya lambat,krna tiap hari hanya satu bab iyu pun cuma beberapa paragraf
goodnovel comment avatar
Hattaru
paling wira kawin lagi harusnya judulnya pria tukang kawin
goodnovel comment avatar
Helena Ifana
kumat lg min
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1863

    Justru karena aturan itu, banyak orang yang datang ke Paviliun Aeril. Kini, masalah ini membuat banyak orang berkerumun dan bergosip di luar."Aku nggak nyangka Nona Thalia yang terlihat begitu suci melakukan hal seperti ini.""Sudah kubilang, hati manusia semua busuk. Dia juga nggak pernah mengatakan dirinya suci.""Wanita ini cuma sok suci selama ini!"Dalam sekejap, penilaian orang-orang terhadap Thalia berubah drastis. Banyak yang mengeluh dan merasa uang yang mereka habiskan percuma.Jika tahu Thalia hanya sok suci, mana mungkin mereka mendatangi tempat ini. Menghabiskan uang sebanyak itu hanya untuk mendengar permainan kecapi? Lelucon macam apa ini?Ekspresi Thalia sontak berubah. Dia segera mengambil kain di atas meja untuk menutupi seluruh wajahnya, lalu menunjuk Wira sambil berkata, "Ini nggak seperti yang kalian bayangkan! Aku juga nggak tahu kenapa pria ini menerobos masuk ke kamarku! Kalian sudah salah paham!"Orang-orang terkekeh-kekeh mengejek mendengarnya. Tiba-tiba, ses

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1864

    "Aku setuju." Thalia tidak punya pilihan selain berkompromi. Seperti yang dikatakan Wira, Thalia memang berada di tempat ini karena suatu tujuan. Dia tidak mungkin menyerah begitu saja. Adapun dendamnya dengan Wira, Thalia akan mencari kesempatan untuk membalasnya."Ya." Begitu Thalia menyetujuinya, Wira langsung bangkit dan berkata sambil tersenyum, "Yang dia katakan benar, kalian sudah salah paham. Aku dan Nona Thalia adalah teman lama. Aku datang juga karena ingin mendiskusikan sesuatu dengannya. Kalau kami ingin melakukan sesuatu, mana mungkin duduk sejauh ini?"Semua orang bertatapan dan tidak berbicara lagi. Ucapan Wira masih belum cukup untuk membuat orang-orang percaya. Jadi, dia menambahkan, "Kalian mungkin nggak tahu kalau aku sudah menikah. Istriku sedang menungguku di rumah. Dia juga tahu tentang Nona Thalia, makanya aku bisa datang menemuinya. Selain itu, memangnya aku terlihat seperti pria mesum?"Semua orang mulai bergosip. Tidak berselang lama, orang-orang mulai bubar h

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1865

    Wira yang hendak pergi tiba-tiba menghentikan langkah kakinya. Dia memang tidak berniat untuk menyulitkan Zulfan. Menurutnya, Zulfan ini hanya pria berengsek yang tahunya bersenang-senang. Wira tentu malas meladeni orang seperti ini.Wira pergi juga karena tidak ingin berkonflik dengan Zulfan dan percaya bahwa Thalia pasti bisa mengatasi masalah ini dengan mudah. Dengan kemampuan bela diri Thalia, dia bisa menjatuhkan Zulfan yang mabuk dalam waktu singkat.Namun, berani sekali pria ini mengancamnya. Wira tentu tidak akan melepaskannya begitu saja. Jika tidak, di mana letak harga dirinya?Dalam sekejap, Wira berbalik dan menendang dada Zulfan. Zulfan pun bergelinding seperti bola dan akhirnya berhenti di kejauhan beberapa meter. Hidung Zulfan berdarah, penampilannya tampak sungguh menyedihkan.Melihat ini, Thalia yang berdiri di samping pun menutup mulutnya sambil tersenyum. Sementara itu, Wira menepuk tangannya dan berkata dengan tidak acuh, "Lain kali, jaga omonganmu. Aku sudah member

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1866

    Wira mempunyai kemampuan yang hebat. Ditambah lagi, tadi Thalia tidak sengaja melihat senapan yang disembunyikan Wira. Tentu saja, Thalia bisa mengenali identitas Wira. Dia pun tersenyum dan berucap, "Kalau aku nggak salah tebak, kamu Wira, 'kan?""Kamu kenal aku?" tanya Wira.Thalia melipat kedua tangannya di dada sembari menyahut, "Mana mungkin aku nggak kenal dengan orang yang begitu terkenal? Hanya dengan melihat senjata yang kamu bawa, aku sudah bisa menebak identitasmu."Wira menanggapi, "Jadi ... kamu berasal dari Kerajaan Beluana atau Kerajaan Nuala? Apa mungkin kamu berasal dari Kerajaan Agrel?"Sekarang, negara ini terbagi menjadi 4 bagian. Wira menguasai salah satu bagian dan 3 bagian lainnya dikuasai oleh orang lain. Meskipun saat ini mereka belum mencampuri urusan satu sama lain, suatu saat nanti mungkin saja bisa terjadi peperangan. Ini hanya masalah waktu.Namun, hanya sedikit orang yang bisa mengenali senjata Wira. Hal ini membuktikan bahwa Thalia pasti berhubungan deng

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1867

    "Kamu memang pantas mati," ucap Thalia dengan geram. Namun, dia menyerah karena melihat Wira tidak tampak seperti sedang bercanda. Setelah ragu-ragu sejenak, Thalia baru bertanya sembari mengernyit, "Kamu mau tahu rahasia apa dariku?"Wira menyeringai, lalu melipat kedua tangan di dada seraya berujar, "Sebenarnya bukan hal yang rumit. Aku cuma mau tahu lokasi Aliran Kegelapan. Kamu nggak perlu memberitahuku hal lain. Kalau kamu begitu memercayai mereka, seharusnya kamu juga percaya petinggi kalian bisa menyelesaikan krisis setelah kamu memberitahuku lokasi Aliran Kegelapan. Ini bukan masalah besar, 'kan?Ekspresi Thalia menjadi masam. Tidak disangka, Wira mengincar Aliran Kegelapan. Jika Wira mengetahui lokasi markas pusat mereka, dia pasti akan langsung menyerang Aliran Kegelapan. Ditambah lagi, beberapa waktu ini pengikut Aliran Kegelapan sering muncul di berbagai tempat.Selain itu, bukan hanya Wira yang merupakan ancaman bagi Aliran Kegelapan. Kerajaan Nuala, Kerajaan Beluana, dan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1868

    Wira sendiri tidak berani melompat dari lantai 3. Dia terlalu meremehkan Thalia sehingga Thalia berhasil melarikan diri. Hal ini benar-benar sulit dipercaya!"Sepertinya aku harus cari cara lain," gumam Wira. Dia berniat turun ke lantai bawah. Lagi pula, sekarang Wira sudah mengingat paras Thalia. Setelah memberi tahu Biantara, mereka pasti bisa menemukan keberadaan Thalia. Wira tidak akan membiarkan Thalia kabur!Kemudian, Wira turun ke lantai bawah. Sementara itu, Thalia yang melompat dari lantai 3 sedang bersembunyi di sebuah gang. Untung saja, dia sudah mengganti pakaian biasa dan wajahnya ditutupi dengan kain. Tidak ada yang bisa mengenali Thalia sehingga kemunculannya tidak menimbulkan keributan apa pun.Thalia berbicara sendiri, "Wira, aku nggak akan melupakanmu. Tunggu saja pembalasanku. Suatu hari nanti, aku pasti akan mencarimu lagi dan membuatmu bersujud kepadaku. Biar kamu tahu apa akibatnya kalau menyinggungku."Setelah itu, Thalia terus menyusuri gang tersebut. Wira sanga

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1869

    Zulfan yang diberi pelajaran oleh Wira tadi membawa sekelompok pengawal untuk mengepung Wira dan Biantara. Sementara itu, Biantara memandang Wira dengan ekspresi bingung. Seingatnya, dia tidak pernah melihat Zulfan. Kenapa Zulfan tiba-tiba mencari masalah dengan mereka? Apa Zulfan memang ingin melawan Wira?Namun, Wira baru sampai di Kota Limaran. Kenapa dia sudah mempunyai musuh? Wira tidak menjelaskan kepada Biantara. Dia menatap Zulfan sembari berujar dengan dingin, "Aku malas meladenimu. Cepat pergi! Kalau nggak, kamu tanggung sendiri akibatnya."Mendengar ucapan Wira, Zulfan sama sekali tidak takut. Dia malah tertawa, lalu menunjuk Wira sambil menggeleng dan membalas, "Kamu bodoh, ya? Beraninya kamu sok hebat di tempat ini! Aku ini anggota Keluarga Abizar! Selain 3 keluarga besar lainnya di Kota Limaran, pejabat tinggi sekalipun harus menghormatiku. Kamu pikir kamu siapa?"Ekspresi Biantara berubah drastis. Hampir tidak ada orang yang berani berbicara seperti itu kepada Wira. Zulf

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1870

    Zulfan berjanji, "Asalkan kamu mau melepaskanku, aku akan memberimu semua uang ini. Anggap saja sebagai permohonan maafku."Wira mencibir, apa Zulfan mengira uang bisa menyelesaikan segalanya? Kemudian, Wira menendang pergelangan tangan Zulfan sehingga uang-uang itu bertebaran. Semua orang yang menonton keramaian segera maju untuk merebut uang itu. Suasananya sangat ramai! Zulfan merasa sakit hati karena uangnya diambil oleh orang-orang.Biantara bertanya seraya mengernyit, "Tuan, gimana dengan Zulfan?"Wira menyahut dengan dingin, "Bawa dia ke kediaman Keluarga Abizar. Aku mau lihat Aariz itu sehebat apa. Bisa-bisanya dia membiarkan anaknya bertindak semena-mena di Kota Limaran!"Jika Wira tidak datang ke Kota Limaran, dia tidak akan mengurus masalah seperti ini. Namun, sekarang Wira sudah datang ke Kota Limaran dan kota ini juga merupakan wilayah kekuasaannya. Tentu saja, Wira tidak akan melepaskan orang-orang yang bertindak semena-mena seperti Zulfan.Zulfan berkeringat dingin. Asal

Bab terbaru

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2714

    Penampilan Kaffa dan Shafa memang membuat orang sulit untuk percaya Wira bisa memberikan orang-orang itu cukup uang untuk membeli beras.Wira melanjutkan, "Kalian semua mungkin masih belum tahu, ada kantin umum yang khusus untuk para korban bencana dia Provinsi Lowala. Asalkan kalian pergi makan di sana setiap harinya, setidaknya masalah makanan kalian bisa terselesaikan. Meskipun aku benar-benar nggak bisa memberi kalian makanan, kalian juga nggak akan mati kelaparan begitu kalian masuk ke Provinsi Lowala.""Soal tempat tinggal, aku yakin kelak itu juga akan perlahan-lahan terselesaikan. Kehidupan kalian pasti akan membaik."Sebelum datang ke sini, Wira sudah mendengar dari Lucy bahwa situasi di Provinsi Lowala tidak separah yang dibayangkannya.Osmaro dan yang lainnya bisa mengendalikan situasinya dalam waktu singkat dan bahkan mencegah pemberontakan karena mereka menyediakan cukup banyak persediaan makanan dan tempat perlindungan bagi para korban bencana juga. Kebutuhan makanan dan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2713

    "Pakaiannya juga cukup bagus, sepertinya dia juga orang kaya. Dia nggak mungkin akan menipu kita, 'kan?"Melihat penampilan Wira, semua orang mulai goyah. Dalam situasi seperti ini, tidak ada makanan sama saja kehilangan harga diri. Mereka harus segera mencari makanan untuk bertahan hidup.Namun, orang-orang berpikir mereka juga harus menghemat tenaga mereka. Sudah kekurangan makanan setiap harinya pun masih harus melakukan banyak pekerjaan, bahkan manusia besi juga tidak akan tahan. Sekarang Wira memberikan mereka makanan gratis, mereka tentu saja tidak akan menolaknya."Aku percaya dengan kata-kata Tuan ini. Tuan ini terlihat sangat serius, jelas bukan orang yang akan menipu kita. Lagi pula, jumlah kita banyak. Kalau nanti kita nggak mendapat makanan, kita bisa langsung menyerangnya. Masa kita yang sebanyak ini nggak bisa mengalahkan dia seorang?" kata seorang pria paruh baya yang keluar dari kerumunan dan langsung mengangkat tangannya.Tak lama kemudian, banyak orang yang mulai mele

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2712

    "Mereka semua datang ke sini bersama orang kaya di desa," jelas Sahim.Tadi Sahim dan yang lainnya sudah siap untuk membantu orang-orang itu, tetapi mereka menjadi enggan untuk ikut campur setelah mengetahui kenyataannya. Orang-orang itu sendiri yang sukarela membawa barang-barang itu, mereka yang akan mendapat masalah jika bersikeras membantu.Lagi pula, pihak yang satunya bersedia bekerja dan pihak yang satunya lagi bersedia memberi, pada dasarnya ini hanya transaksi bisnis."Kenapa berhenti?" Saat Sahim melaporkan situasinya pada Wira, terdengar suara dengan nada kesal dari dalam kereta itu. Tak lama kemudian, seorang pria keluar dari kereta dan langsung menatap orang-orang di sekitarnya."Apa lagi yang bisa kalian lakukan di sini? Bentar lagi kita akan tiba di kota. Setelah masuk ke sana, aku akan memberikan tujuh kilogram beras pada kalian sesuai kesepakatan. Kalau kalian terus membuang-buang waktu di sini, kalian nggak akan mendapatkan apa-apa," lanjut pria itu.Wira pun menatap

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2711

    Melihat pemandangan di depan, Wira merasa sakit kepala. Apakah mereka menganggapnya sebagai orang yang sangat baik? "Kalian bahkan nggak tahu apa yang kulakukan, tapi langsung ingin mengikutiku. Kalian nggak takut aku akan membahayakan kalian?"Semua orang langsung menggelengkan kepala.Terutama Sahim, dia adalah orang pertama yang berkata, "Aku percaya dengan kepribadian Tuan. Penampilan Tuan terlihat begitu rapi, sama sekali nggak seperti orang jahat. Lagi pula, nggak ada orang lagi yang lebih jahat dari kami di dunia ini, 'kan? Aku juga percaya kelak aku pasti akan berguna kalau kami mengikuti Tuan. Aku pasti bisa mewujudkan semua ambisiku."Wira pun tersenyum dan bertanya-tanya apa ambisi orang ini. Dengan penampilan yang buruk, Sahim ini memberikan kesan yang buruk dan terlihat seperti orang jahat.Namun, setelah Wira pikirkan lagi, membiarkan orang-orang ini mengikutinya juga bukan pilihan yang buruk. Setidaknya mereka bisa melakukan beberapa hal sesuai kemampuan mereka dan tidak

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2710

    Dengan kemampuan para menteri hebat ini, mereka pasti bisa meyakinkan para rakyat. Itu sebabnya, tidak ada keributan yang terjadi."Kak, rupanya kamu orang Provinsi Lowala. Dari aksenmu, aku nggak bisa menilai asal-usulmu," ucap Shafa sambil menatap Wira."Aku bukan dari Provinsi Lowala. Aku cuma tinggal lebih lama di sini. Makanya, aku nggak punya aksen seperti mereka," sahut Wira.Sebenarnya tidak ada perbedaan besar pada aksen para penduduk di sembilan provinsi, kecuali yang berasal dari etnis minoritas. Sementara itu, Wira bukan berasal dari dunia ini sehingga aksennya tentu berbeda. Bagaimana mungkin mereka bisa menebak asal usulnya?Shafa bertanya, "Kalau begitu, kamu dari mana?""Rumahku sangat jauh dari sini. Sepertinya aku nggak bakal pernah bisa pulang lagi." Wira menggeleng sambil menghela napas.Wira sendiri sudah lupa dirinya sudah berapa lama dirinya berada di sini. Selain itu, dia tidak pernah menemukan jalan pulang.Namun, harus diakui bahwa kehidupan di sini sangat bai

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2709

    Kaffa tidak menyahut. Dia tidak percaya pada omongan para perampok ini. Penjahat selamanya adalah penjahat!Ini sama seperti orang baik. Tidak peduli apa yang terjadi, mereka tidak akan pernah tunduk pada kejahatan, apalagi mencelakai orang.Namun, karena Wira telah berbicara demikian, Kaffa tidak berani membantah lagi. Hanya saja, dia masih merasa agak enggan.Nyawa mereka semua ada di tangan Wira. Kaffa merasa agak takut setelah melihat Wira membunuh Jaguar tadi. Jika menyinggung Wira, nasibnya mungkin akan sama dengan Jaguar.Apalagi, Kaffa masih punya adik. Apa pun yang terjadi, dia harus memastikan keselamatan Shafa. Sekalipun nyawa taruhannya, dia tetap harus melindungi Shafa."Siapa namamu? Kulihat kamu sangat pintar bicara dan pintar menilai situasi," tanya Wira kepada pria berwajah tirus itu.Pria itu bergegas menghampiri Wira, lalu menyeka keringat dinginnya sambil memperkenalkan diri, "Namaku Sahim.""Sahim? Oke, aku sudah ingat." Wira mengangguk.Ketika melihat Wira berinis

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2708

    Tidak ada yang gratis di dunia ini. Kini, seseorang yang begitu kuat dan punya kuasa tiba-tiba muncul di hadapan mereka. Hal ini tentu membuat mereka merasa curiga."Letakkan senjata kalian sekarang juga! Kalau ada yang berani macam-macam, jangan salahkan aku mengambil tindakan," ancam Wira dengan dingin.Semua orang bertatapan. Tidak ada yang berani ragu sedikit pun. Mereka buru-buru melempar golok mereka ke samping.Di mana mereka, Wira tidak ada bedanya dengan malaikat maut. Jika terus berbasa-basi dengan Wira, takutnya mereka semua akan mati di sini. Tidak ada yang ingin mati!Sekalipun profesi mereka adalah perampok, mereka melakukannya hanya untuk bertahan hidup.Saat berikutnya, para perampok itu berlutut. Pria berwajah tirus itu berkata, "Kak Jaguar sudah mati. Mulai sekarang, kami akan mengikutimu! Kamu adalah bos kami! Kami nggak akan menentang perintahmu, sekalipun nyawa taruhannya!"Semua orang buru-buru menyatakan sikap mereka. Wira tersenyum dingin, lalu berujar, "Kalau b

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2707

    "Kamu yakin besi di tanganmu itu bisa membunuhku? Kamu kira kami bakal takut?" Jaguar menatap Wira dengan tidak acuh. Orang-orang di belakangnya sontak tertawa, merasa nyali Wira terlalu besar.Jumlah mereka terlalu banyak. Sekalipun Wira dan kedua anak itu bernyawa sembilan, mereka tetap tidak akan bisa melawan. Sepertinya, Wira ketakutan hingga menjadi bodoh."Tuan muda kaya yang dimanjakan sejak kecil memang begini. Mereka nggak bisa menilai situasi dengan baik. Kalau begitu, gimana kalau kita bunuh saja mereka?" usul pria berwajah tirus itu."Kulihat kedua anak di belakangnya itu bukan dari keluarga kaya. Kita bunuh saja mereka supaya tuan muda ini tahu semenakutkan apa kematian. Dengan begini, dia nggak bakal berani bersikap sombong lagi."Kaffa dan Shafa sontak terkesiap. Jika mereka dibawa ke markas perampok, setidaknya mereka bisa mencari kesempatan untuk kabur. Namun, jika mati di sini, bukankah usaha mereka untuk bertahan hidup akan sia-sia? Mereka tidak ingin mati!""Gadis i

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2706

    Begitu ucapan ini dilontarkan, orang-orang segera bersorak untuk menyetujuinya. Semua orang memaki Wira, membuat Wira terdengar seperti pendosa besar.Wira merasa kecewa. Dia mengusahakan yang terbaik untuk para rakyat, tetapi kebaikannya tidak diterima dan orang-orang bahkan menghinanya.Sebelum Wira bersuara, Kaffa tiba-tiba maju dan berkata dengan lantang, "Omong kosong apa yang kalian bicarakan? Tuan Wira sangat baik pada kita! Jalur perairan sangat menguntungkan bagi para rakyat. Semuanya mendapat keuntungan.""Bencana ini bisa terjadi juga karena ada orang yang melakukan korupsi. Orang-orang itu pasti memakai bahan yang murah. Ini bukan salah Tuan Wira!""Memangnya kalian nggak merasa bersalah menghinanya seperti ini? Jangan lupa. Kalau Tuan Wira nggak membuat kesepakatan dengan kerajaan lain, kita nggak bakal melewati kehidupan damai sekarang!"Wira cukup terkejut melihat keberanian Kaffa. Pemuda ini makin menarik saja. Dia tidak melupakan kebaikan orang lain. Sepertinya, Kaffa

DMCA.com Protection Status