"Siapa sebenarnya yang datang? Aku dengar orang itu bahkan memukul orang kita. Ternyata masih ada orang yang berani meremehkan Keluarga Abizar di Kota Limaran ini. Sungguh aneh!" Seiring dengan suara langkah kaki yang tergesa-gesa, seorang pria paruh baya tiba di aula dengan sekelompok orang di belakangnya yang pasti adalah para pengawal dari Keluarga Abizar. Sementara itu, pria yang berdiri di barisan paling depan adalah kepala Keluarga Abizar, Aariz.Ekspresi Aariz menjadi muram saat melihat tubuh Zulfan dan berkata dengan dingin, "Lihat dirimu yang babak belur ini, kamu pasti ditindas di luar sana lagi, 'kan? Tapi, kamu nggak bilang kamu adalah putraku ya? Sekarang ada orang yang berani menyentuhmu, berarti dia sudah menghina Keluarga Abizar!"Saat mengatakan beberapa kata itu, ekspresi Aariz menjadi sangat muram.Zulfan tanpa sadar menatap Wira yang berada di sampingnya, tetapi dia tetap tidak berani bernapas."Sepertinya kamu yang sudah memukulnya, 'kan?" kata Aariz dengan dingin
Wira berkata dengan tenang, "Izinkan aku memperkenalkan diriku, aku adalah Wira."Begitu mendengar nama itu, Aariz langsung menarik napas. Setelah mundur beberapa langkah dengan terhuyung-huyung, dia baru berkata, "Apa kamu adalah Wira yang kupikirkan itu?"Zulfan yang mendengar dari samping juga merasa bingung karena dia baru pertama kali ini melihat ayahnya begitu khawatir. Siapa sebenarnya Wira ini? Dia tidak mengenal Wira, tetapi tidak berarti Aariz tidak jelas."Harusnya nggak ada orang lain yang bernama itu lagi di dunia ini, 'kan?" kata Wira dengan tenang."Gubrak!"Sesaat kemudian, Aariz langsung berlutut di lantai dan segera berkata, "Saya minta maaf sudah tidak sopan. Saya benar-benar tidak menyangka Anda akan datang ke kediaman sederhana ini. Saya sudah mendengar kabar Anda telah tiba di Kota Limaran dan sedang bersiap-siap untuk menghubungi Gubernur karena berharap bisa bertemu dengan Anda. Tapi nggak disangka, saya malah bertemu dengan Anda. Anda benar-benar luar biasa sep
"Hari ini saya akan memberi sebuah penjelasan kepada Tuan, saya pasti akan membuat Anda puas!"Saat pisau akan menyentuh tangannya, Zulfan mendengar ada suara nyaring di telinganya, lalu sebuah peluru langsung menembak pisau itu. Pisau yang terbuat dari baja hitam itu pun langsung hancur menjadi dua.Mata semua orang yang berada di ruangan itu membelalak dan ekspresi mereka terlihat tidak percaya apa yang telah mereka lihat. Senjata tersembunyi mengerikan apa sebenarnya ini sampai bisa menghancurkan baja hitam? Jika tidak melihatnya secara langsung, mereka mungkin tidak akan percaya saat ada seseorang yang membahas kejadian ini pada mereka.Wira menyapu debu dari tangannya dan tersenyum, lalu berkata dengan tenang, "Kamu nggak perlu omong kosong denganku. Nggak perlu juga membuat adegan berdarah ini di depanku, aku nggak suka melihat adegan kotor seperti itu."Aariz segera menganggukkan kepala, lalu membuang pisau di tangannya dan kembali ke samping Wira. Meskipun Keluarga Abizar adala
Wira akhirnya tersenyum dengan puas dan berkata dengan tenang, "Kalau begitu, aku juga nggak akan terus mempersulit kalian lagi. Kelak ajari putramu dengan baik. Kalau aku tahu dia masih berani sewenang-wenang, aku bukan hanya akan memberinya pelajaran saja. Aku juga nggak akan melepaskanmu. Anak bisa membuat kesalahan karena ayahnya tidak mengajarinya, kamu harusnya mengerti maksud perkataan ini, 'kan?"Aariz segera menganggukkan kepala. Meskipun harus mengeluarkan bayaran yang besar agar Wira bisa pergi dari rumahnya, tidak masalah baginya. Mengenai putranya itu, kelak dia pasti akan mengajarinya dengan baik agar tidak terjadi kejadian yang sama lagi.Tak lama kemudian, Wira dan Biantara sudah meninggalkan Keluarga Abizar, sedangkan Aariz dan Zulfan mengantar keduanya sampai ke pintu. Setelah sosok keduanya tidak terlihat lagi, Aariz baru berbalik dan menatap Zulfan, lalu langsung menendang dada Zulfan. Setelah Zulfan mundur dengan terhuyung-huyung beberapa langkah, dia memukul dan m
"Tuan, apa kita nggak terlalu memanjakan mereka? Menurutku, tadi harusnya kita memanfaatkan kesempatan itu untuk memberi pelajaran pada keluarga besar itu," kata Biantara yang berada di samping Wira sambil mengernyitkan alis. Dia tidak menyangka Wira akan menghentikan tindakan Aazir. Orang seperti Zulfan harus diberi pelajaran keras agar bisa diingat dan kelak tidak berani sembarangan menindas orang lain lagi.Wira malah menggelengkan kepala dan berkata, "Masalahnya nggak seburuk itu. Aku memang nggak suka dengan tindakan Keluarga Abazir, tapi kali ini kita sudah memperingatkan mereka. Jadi, kelak harusnya nggak akan terjadi kejadian yang sama lagi. Lagi pula, mereka juga akan membagikan makanan kepada warga sekitar, bisa dianggap perbuatan baik juga. Tapi, kalau kita mendesak mereka hingga akhir, mereka hanya akan menjadi putus asa dan itu nggak akan menguntungkan siapa pun."Wira bisa mencapai posisi hari ini semuanya berkat kecerdasan dan kebijaksanaannya, semua ini bukan sebuah keb
"Aku ingin lihat apa dia akan bungkam atau trikku yang berhasil." Meskipun Thalia adalah seorang yatim piatu, Wira juga harus mencari cara untuk membuka mulut Thalia. Dia tidak akan menyerah sampai mencapai tujuannya. Dalam sekejap, dia dan Biantara sudah menuju ke luar kota.Di depan kuil kota, Thalia sedang duduk di depan api unggun untuk menghangatkan diri dan juga memikirkan rencana selanjutnya. Dia bisa datang ke Kota Limaran ini karena perintah dari para atasan di Aliran Kegelapan untuk berbaur dengan musuh agar bisa menyusup ke dalam Provinsi Lowala dengan lancar.Para pengikut Aliran Kegelapan akhirnya menyusup ke wilayah Wira bukan hanya karena wilayahnya lebih kecil, tetapi terlebih lagi karena Wira sulit untuk dihadapi dan sangat cerdas. Begitu Wira mengetahui jejak mereka, Wira akan mengikuti jejak itu dan akan membawa masalah besar bagi mereka. Kenyataannya memang seperti itu. Wira baru saja menyelidiki jejak pengikut aliran mereka, tak disangka Wira sudah langsung menemuk
"Kamu benar-benar orang yang licik dan nggak tahu malu!" Bagaimana mungkin Thalia tidak mengerti maksud di balik perkataan Wira. Dia langsung terkejut hingga wajahnya pucat dan segera berteriak. Meskipun dia tinggal di rumah pelacur, dia hanya menjual bakatnya. Dia selalu menjaga kesucian dirinya dan tidak pernah membiarkan pria mana pun menyentuhnya. Namun tak disangka, Wira malah menggunakan hal ini untuk mengancamnya, sungguh sangat keji. Mengapa sebelumnya dia tidak menyadari Wira adalah orang yang begitu keji?"Kamu nggak pantas menjadi penguasa kerajaan! Dasar bajingan berengsek! Bunuh saja aku! Mempermalukan wanita seperti ini, apa kamu masih menganggap dirimu seorang pria sejati? Kalau kabar ini tersebar, nggak baik untuk reputasimu juga, 'kan?" teriak Thalia secara terus-menerus, berusaha sebisa mungkin untuk mengubah pemikiran Wira.Sayangnya, Wira malah tidak menunjukkan ekspresi apa pun dan berkata sambil menyilangkan lengannya, "Menghadapi orang yang berbeda, tentu saja ha
Dalam sekejap, Wira memerintah agen jaringan mata-matanya mundur ke samping terlebih dahulu, lalu dia berjongkok di depan Thalia.Wira tersenyum dan berkata dengan tegas, "Apa kamu pikir kamu berhak untuk bernegosiasi persyaratan denganku? Sekarang kamu sudah kutangkap. Asalkan kamu melakukan apa yang kuminta, aku akan menjamin keselamatanmu dan juga melindungimu agar nggak ditindas orang lain. Tapi, kalau kamu masih berani bernegosiasi persyaratan denganku, kamu akan lihat seberapa kejam diriku. Jangan salahkan aku nggak memperingatkanmu. Begitu kamu menyentuh batasanku, kesabaranku akan menghilang dan kamu sudah bisa menebak akibatnya. Kamu pasti akan menyesal."Melihat tatapan Wira yang tulus, Thalia hanya ingin membunuhnya. Mengapa dia bisa berurusan dengan setan ini? Sungguh sial!"Baiklah. Kamu setidaknya lepaskan aku dulu. Kamu mengurungku di jaring seperti ini, aku merasa sangat nggak nyaman," kata Thalia sambil mengernyitkan alis.Wira mengambil sebuah pisau dari agen jaringan
Dalam satu bulan terakhir, banyak hal telah terjadi.Osman secara sukarela menyerahkan segel kerajaan kepada Wira, sekaligus menyerahkan kendali atas Kerajaan Nuala. Dengan jatuhnya Kerajaan Nuala ke tangan Wira, negeri ini akhirnya benar-benar bersatu dan Wira menjadi kaisar di dunia!Hari itu menjadi hari perayaan bagi seluruh negeri! Kota utama di Provinsi Yonggu pun ditetapkan sebagai ibu kota baru.Sementara itu untuk suku utara, Wira menunjuk seseorang untuk mengambil alih kepemimpinan. Wilayah Kerajaan Agrel tetap damai karena Ararya dan Kresna menjalankan tugas mereka dengan baik.....Meskipun Wira telah menjadi kaisar, dia tetap memilih untuk tidak terlibat langsung dalam urusan pemerintahan, menyerahkan segala urusan istana kepada orang-orang kepercayaannya.Osmaro dan para menteri lainnya tetap sibuk mengatur negeri. Sedangkan Danu, Doddy, Nafis, dan lainnya kini menjadi jenderal besar yang menjaga berbagai wilayah, bahkan Agha juga mendapatkan posisi yang sama.Di sisi lai
"Itu bukan urusanmu." Nafis menatap Baris dengan dingin. "Penggal kepalanya dan bawa pulang untuk kaisar kita!"Begitu perintah itu dilontarkan, Agha langsung bergerak.Baris bahkan tidak sempat memberikan perlawanan. Dalam sekejap, tubuhnya sudah tergeletak di atas genangan darah. Dengan demikian, suku utara sepenuhnya jatuh ke tangan Wira.Pasukan yang dipimpin oleh Nafis pun tetap tinggal untuk memastikan tidak ada lagi pergerakan dari suku utara......Tiga hari berlalu, Wira dan Trenggi memimpin pasukan mereka hingga berhasil mengepung Senia di depan gerbang suku utara.Namun, gerbang itu sudah tertutup rapat. Yang berjaga tidak lain adalah Ararya serta Kresna. Saat melihat pemandangan ini, Senia langsung menyadari bahwa Wira sudah lama menjalin kerja sama dengan Ararya dan Kresna, bahkan telah menyiapkan jebakan besar untuknya!Di medan pertempuran, Senia menoleh ke pasukannya yang tersisa. Dulu, dia begitu berambisi dan berani. Kini, hanya kelelahan dan kekalahan yang tersisa di
"Ini adalah kesempatan terakhir kita!"Semua orang berpandangan, lalu mengangguk serempak.Begitu suara terompet serangan terdengar, Senia segera memimpin pasukannya maju, siap untuk merebut kota dengan paksa!Namun, tepat pada saat itu, terdengar seruan pertempuran dari belakang. Dalam sekejap, barisan belakang menjadi kacau balau!"Apa yang terjadi?" Senia segera menerima laporan dan menghentikan serangan."Wira tiba-tiba menyerang dari belakang! Karena nggak ada pertahanan di belakang sana, kita mengalami kerugian besar!""Selain itu, Wira dan pasukannya datang dengan persiapan matang. Kita harus mundur! Kalau kita terus bertahan di sini, seluruh pasukan bisa hancur!"Kini, mereka berada di posisi yang sangat tidak menguntungkan. Di depan ada pasukan Kerajaan Nuala, sementara di belakang ada Wira dan pasukannya.Situasi telah berbalik. Jika mereka tetap di sini, akhir mereka sudah bisa diprediksi.Senia menggertakkan giginya. Dengan wajah penuh amarah, dia berkata, "Sial! Kita terla
Para jenderal mengangguk setuju. Memang benar Kerajaan Agrel sangat luas. Jika pasukan Wira masuk, mereka akan menghadapi banyak kendala. Dengan demikian, mereka bisa bertempur melawan Wira di wilayah mereka sendiri.Meskipun rakyat sembilan provinsi sangat mendukung Wira, hal itu tidak berlaku bagi penduduk Kerajaan Agrel. Bagi mereka, Wira adalah ancaman.Jika Senia berhasil menyatukan sembilan provinsi, penduduk Kerajaan Agrel juga bisa masuk dan hidup di sana, menikmati kehidupan yang jauh lebih baik daripada sekarang.Namun, semua itu dihalangi oleh Wira. Setidaknya, begitulah cara mereka melihatnya.Jadi, jika Wira masuk ke Kerajaan Agrel untuk bertempur, hasil akhirnya sudah bisa diprediksi. Para rakyat kemungkinan besar akan membantu Senia tanpa syarat. Pada saat itu, bagaimana mungkin Wira bisa membalikkan situasi?Bahkan, ada kemungkinan besar dia akan kehilangan seluruh pasukannya!Menyadari hal ini, para prajurit semakin bersemangat. Salah satu dari mereka berkata, "Jangan
Seorang jenderal berbicara demikian. Wajahnya masih dipenuhi bercak darah. Itu adalah darah musuh.Mereka telah bertempur selama tiga hari tiga malam, tetapi belum juga melihat secercah harapan. Bantuan pun tak kunjung tiba.Jika terus bertahan di sini tanpa solusi, hasil akhirnya sudah bisa ditebak. Kota ini akan jatuh dan semua orang akan terbunuh!"Bagaimana kalau Yang Mulia membawa pasukan keluar melalui gerbang utara? Di belakang sana ada pegunungan dengan pertahanan yang paling lemah. Kalau kita kirim pasukan untuk membuka jalan, kita bisa memastikan Yang Mulia dapat melarikan diri dengan selamat!" usul salah satu prajurit.Situasi mereka memang sudah sangat kritis. Jika tidak segera mengambil keputusan, tak ada yang bisa menebak bagaimana akhirnya. Mereka semua sangat khawatir.Terlebih lagi, Osman berada di tengah-tengah mereka. Jika sang raja tewas di sini, mereka benar-benar kehilangan kesempatan terakhir untuk membalikkan keadaan.Bahkan, mungkin tak akan ada lagi orang yang
"Tenang saja, aku sudah mempersiapkan semuanya dengan matang. Sekalipun Senia memiliki kekuatan yang luar biasa, kali ini dia nggak akan bisa lolos!"Senyuman penuh percaya diri muncul di wajah Wira. Di Kerajaan Agrel, masih ada kartu truf terakhirnya, yaitu Ararya dan Kresna. Sebelum berangkat, dia telah menghubungi mereka berdua. Kemungkinan besar, mereka sudah mulai menguasai berbagai wilayah di Kerajaan Agrel saat ini.Mereka masing-masing memiliki puluhan ribu pasukan, sedangkan Senia membawa hampir semua pasukannya ke medan perang. Ini adalah kesempatan emas bagi Ararya dan Kresna.Jika Wira berhasil menekan Senia dari depan, sementara mereka berdua menguasai wilayah di belakangnya, tidak peduli seberapa hebat Senia, dia tidak mungkin bisa melarikan diri dari kehancuran.Oleh karena itu, Wira yakin hanya dengan 300.000 pasukan, dia dapat menaklukkan Senia dengan mudah. Ini bukanlah tindakan gegabah!Wira tidak pernah mengambil langkah yang tidak pasti. Jika tidak memiliki persiap
"Karena nggak ada urusan lain lagi, kalian semua boleh pergi istirahat." Setelah memberi perintah, Wira melambaikan tangannya kepada para pejabat, lalu berbalik menuju bagian dalam istana.Para pejabat pun segera meninggalkan ruangan.Namun, saat baru sampai di depan pintu, Wira tiba-tiba berhenti. Tatapannya tertuju pada Nafis, lalu mengaitkan jarinya. "Aku ingin membahas sesuatu secara pribadi denganmu. Ikut aku."Nafis segera mengangguk dan mengikuti Wira menuju taman istana. Di taman itu, hanya ada beberapa dayang dan kasim yang melayani Wira. Selain itu, masih ada Nafis, Agha, dan Lucy.Sementara itu, Danu dan Doddy sedang mengurus para prajurit. Meskipun tidak mengalami pertempuran besar, perjalanan jauh tetap melelahkan.Mereka perlu beristirahat sebelum menempuh perjalanan panjang untuk ekspedisi ke Kerajaan Agrel. Mereka harus memulihkan semangat juang untuk memastikan semuanya aman.Wira bukan hanya ingin memenangkan perang, tetapi juga ingin meminimalisir korban di pihaknya.
"Kita masuk."Dengan satu perintah dari Wira, seluruh pasukannya bergerak menuju ibu kota Kerajaan Beluana.Dalam sekejap, Wira dan rombongannya telah memasuki kota. Sepanjang jalan, rakyat bersorak tanpa henti. Dari reaksi mereka, bisa dilihat betapa besar pengaruh Wira di hati rakyat.Di dalam istana.Di aula utama, Nafis telah mengirim orang-orangnya untuk sepenuhnya menguasai istana. Pasukan penjaga lama telah digantikan, jadi kini tempat ini sepenuhnya berada di bawah kendali Wira.Namun, satu hal yang mengejutkan Wira adalah betapa megahnya istana Kerajaan Beluana. Ciputra benar-benar tahu bagaimana menikmati kemewahan.Di aula, banyak orang sedang berlutut. Mereka adalah para pejabat yang dulunya melayani Ciputra. Begitu mendengar Wira telah memasuki kota, mereka segera datang dengan harapan untuk menyelamatkan diri.Wira memandang mereka sekilas, lalu berkata dengan tenang, "Semuanya, silakan berdiri."Para pejabat itu segera bangkit."Saudara sekalian, meskipun Kerajaan Beluan
Saat ini, Wira duduk di atas kudanya, di depan gerbang timur ibu kota. Di hadapannya adalah Danu dan yang lainnya."Kak, sekarang kita sudah sampai di sini, kenapa masih berhenti? Aku baru saja mendengar dari Nona Lucy tentang keadaan di pihak Osman. Kabarnya, Osman sudah hampir nggak bisa bertahan lagi.""Dalam beberapa hari ke depan, kemungkinan kota itu akan jatuh ke tangan Senia. Kalau saat itu tiba dan kita baru bergerak menuju Kerajaan Nuala, Osman mungkin sudah tewas ...."Rakyat Kerajaan Nuala berjuang mati-matian untuk mempertahankan kota mereka. Ditambah lagi, para prajurit dari Kerajaan Agrel sangat kejam. Jika mereka berhasil menerobos kota, pasti akan terjadi pembantaian dan yang menderita adalah rakyat.Osman adalah sekutu mereka. Danu sejak lama sudah menganggapnya sebagai bagian dari kelompok mereka sendiri. Bagaimanapun, setelah Wira berhasil menumbangkan Ciputra, tidak akan ada yang mampu menandinginya lagi. Penyatuan seluruh negeri hanyalah masalah waktu.Lucy juga m