Share

Bab 1877

Penulis: Arif
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
"Kamu benar-benar orang yang licik dan nggak tahu malu!" Bagaimana mungkin Thalia tidak mengerti maksud di balik perkataan Wira. Dia langsung terkejut hingga wajahnya pucat dan segera berteriak. Meskipun dia tinggal di rumah pelacur, dia hanya menjual bakatnya. Dia selalu menjaga kesucian dirinya dan tidak pernah membiarkan pria mana pun menyentuhnya. Namun tak disangka, Wira malah menggunakan hal ini untuk mengancamnya, sungguh sangat keji. Mengapa sebelumnya dia tidak menyadari Wira adalah orang yang begitu keji?

"Kamu nggak pantas menjadi penguasa kerajaan! Dasar bajingan berengsek! Bunuh saja aku! Mempermalukan wanita seperti ini, apa kamu masih menganggap dirimu seorang pria sejati? Kalau kabar ini tersebar, nggak baik untuk reputasimu juga, 'kan?" teriak Thalia secara terus-menerus, berusaha sebisa mungkin untuk mengubah pemikiran Wira.

Sayangnya, Wira malah tidak menunjukkan ekspresi apa pun dan berkata sambil menyilangkan lengannya, "Menghadapi orang yang berbeda, tentu saja ha
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1878

    Dalam sekejap, Wira memerintah agen jaringan mata-matanya mundur ke samping terlebih dahulu, lalu dia berjongkok di depan Thalia.Wira tersenyum dan berkata dengan tegas, "Apa kamu pikir kamu berhak untuk bernegosiasi persyaratan denganku? Sekarang kamu sudah kutangkap. Asalkan kamu melakukan apa yang kuminta, aku akan menjamin keselamatanmu dan juga melindungimu agar nggak ditindas orang lain. Tapi, kalau kamu masih berani bernegosiasi persyaratan denganku, kamu akan lihat seberapa kejam diriku. Jangan salahkan aku nggak memperingatkanmu. Begitu kamu menyentuh batasanku, kesabaranku akan menghilang dan kamu sudah bisa menebak akibatnya. Kamu pasti akan menyesal."Melihat tatapan Wira yang tulus, Thalia hanya ingin membunuhnya. Mengapa dia bisa berurusan dengan setan ini? Sungguh sial!"Baiklah. Kamu setidaknya lepaskan aku dulu. Kamu mengurungku di jaring seperti ini, aku merasa sangat nggak nyaman," kata Thalia sambil mengernyitkan alis.Wira mengambil sebuah pisau dari agen jaringan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1879

    "Aku akan memberitahumu, kenapa harus begitu kasar padaku? Aku ini seorang wanita, apa kamu nggak bisa lebih lembut terhadapku?"Setelah mengatakan itu, Thalia mengalihkan pandangannya pada Wira dan berkata dengan gaya yang menawan, "Apa kamu tahu di wilayah barat ada sebuah kota yang disebut Kota Hantu?""Kota Hantu?" Wira menggelengkan kepala karena dia belum pernah mendengar nama kota ini, tetapi dia menoleh ke arah Biantara yang berada di sampingnya. Sebagai kepala jaringan mata-mata, Biantara menguasai semua informasi di dunia ini. Jika Biantara pun tidak tahu tempat ini, berarti tempat ini memang sangat terpencil. Tentu saja ada kemungkinan yang lain juga, yaitu Thalia sengaja menipu mereka dan semua ini hanya tipuan belaka.Biantara berjalan ke samping Wira dan berbisik, "Aku tahu Kota Hantu ini. Dulu kota ini bukan bernama Kota Hantu dan punya namanya sendiri. Beberapa tahun lalu, ada banyak orang yang mati kelaparan di sana dan ada rumor bahwa mereka sering mendengar tangisan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1880

    "Semuanya harus lebih waspada."Biantara menganggukkan kepala."Oh ya. Kali ini kamu pergi ke Kota Hantu juga harus lebih hati-hati. Kata-kata Thalia boleh dipercaya, tapi nggak boleh percaya sepenuhnya. Kota Hantu mungkin benar-benar bukan tempat yang aman. Kalau ada masalah yang sulit, ingat diskusi denganku dan jangan bertindak gegabah," instruksi Wira pada Biantara. Biantara adalah tangan kanannya, dia tentu saja tidak ingin ada masalah terjadi padanya. Jika tidak, dia juga akan merasa gelisah.Pada sore itu, Biantara langsung pergi ke Kota Hantu, sedangkan Wira kembali ke tempat tinggalnya.Melihat kedatangan Wira, Wulan yang sudah menunggu lama langsung mendekat sambil tersenyum ceria, lalu memeluk tangan Wira dan berkata, "Aku sudah dengar kesibukanmu selama dua hari ini. Apa kamu akan mencari seorang istri lagi?"Ekspresi Wira langsung menjadi canggung. Siapa yang begitu kepo sampai memberi tahu Wulan semua hal ini? Namun, dia pergi ke tempat pelacur bukan untuk dirinya sendiri

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1881

    Pada pukul tiga subuh, Wira dan Wulan masih berbaring di tempat tidur saat terdengar suara ketukan pintu yang tergesa-gesa dari luar."Tuan, ada masalah besar! Cepat keluar!" kata Yusup dengan nada cemas dan terus mengetuk pintu kamar. Biasanya, dia adalah orang yang berhati-hati dan selalu mempertimbangkan segalanya dengan cermat. Inilah yang membuatnya dianggap lemah dan tidak berguna, sehingga Kota Limaran tidak diurus dengan baik dan empat keluarga besar juga mendominasinya. Sekarang dia inisiatif mencari Wira begitu pagi dan mengganggu tidurnya, berarti pasti ada masalah besar yang terjadi.Wira merenggangkan pinggangnya dan mengenakan pakaiannya, lalu membuka pintu kamar dan menatap Yusup. Melihat ekspresi Yusup yang cemas, dia menggelengkan kepala dan berkata, "Apa langit sudah runtuh ya?"Bagaimanapun juga, Yusup pernah menjabat sebagai gubernur Kota Limaran, ekspresinya tentu saja harus tenang dalam situasi apa pun. Jika tidak, dia tidak akan bisa mengendalikan situasinya saat

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1882

    Jelas hanya sebuah omong kosong. Kepercayaan terhadap dewa ini hanya kepercayaan spiritual manusia saja. Dewa itu ada jika seseorang memercayainya dan sebaliknya. Semua yang ada di dunia ini memiliki dasar ilmiah dan logikanya sendiri. Jika dewa itu benar-benar ada dan memiliki kekuatan seperti ini, mengapa ada begitu banyak pengungsi di seluruh dunia?"Omong kosong!" marah Wira yang membuat Yusup segera berhenti berbicara lebih lanjut."Ini pasti ulah seseorang. Mungkin juga, benar-benar ada wabah yang menyebar, jadi situasinya menjadi seperti sekarang ini. Kita akan bahas lagi setelah aku tiba di sana." Setelah mengatakan itu, Wira memejamkan matanya dan tidak berbicara dengan Yusup lagi agar tidak emosi.Sementara itu, Yusup merasa bingung. Dia sudah pernah mendengar tentang berbagai penyakit, tetapi belum pernah mendengar tentang wabah. Apakah wabah ini sangat langka? Melihat Wira tidak memedulikannya lagi, dia menyeka keringat dingin di keningnya, lalu tidak berani berbicara lagi

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1883

    "Menurutku, dalam situasi seperti ini, yang pertama harus kita pikirkan adalah kepentingan siapa yang akan terpengaruh setelah kita membuat proyek hidrolik ini. Kalau nggak ada kerugiannya, orang itu nggak akan melakukan hal ini. Dengan begini, kita akan segera menemukan arah yang tepat."Huben memang orang berbakat yang diinginkan semua orang. Setelah mendengar perkataannya, Wira langsung mendapat sebuah pencerahan."Begini saja. Sekarang kita bagi menjadi dua langkah. Pertama, aku akan menyuruh Yusup untuk menyelidiki semalam siapa yang diam-diam mendekati sumur. Dengan begitu, kita bisa segera mengetahui keberadaan pelakunya dan mendapatkan informasi darinya. Kedua, kita juga harus pergi ke kota untuk menyelidiki siapa yang dirugikan oleh proyek ini agar bisa segera menemukan arah yang tepat. Sekarang, yang paling penting adalah menenangkan hati rakyat. Kalau kita nggak bisa memberi sebuah jawaban yang puas, mungkin mereka akan pakai cerita kuil dewa itu untuk mogok kerja. Ini hanya

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1884

    Wira menatap Huben dan bertanya. Dia juga mendengar beberapa informasi tentang Kota Limaran dari Biantara, tetapi hanya sedikit. Ada empat keluarga besar di Kota Limaran, termasuk Keluarga Abizar dan Keluarga Oesman. Meskipun kedua keluarga itu bukan keluarga yang terbesar, mereka juga memiliki posisi yang penting di Kota Limaran."Apa Tuan tahu tentang bisnis Keluarga Oesman?" tanya Huben."Dari laporan Biantara, Keluarga Oesman terlibat dalam bisnis transportasi darat. Konon, kepala Keluarga Oesman, Raju, membangun bisnisnya dari sebuah gerobak saja, lalu terus berkembang menjadi bisnis besar seperti sekarang ini."Setelah mengatakan itu, Wira tiba-tiba menepuk kepalanya dan segera menyadari hal yang sudah diabaikannya yaitu bisnis transportasi darat. Setelah proyek hidrolik selesai, mereka akan kehilangan keuntungan mereka. Oleh karena itu, mereka memang orang yang paling ingin menghancurkan proyek ini."Tuan Huben benar-benar cerdas!" tambah Wira dengan cepat.Huben menggelengkan k

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1885

    "Kalau nggak mau mati, cepat minggir." Wira menatap kedua pengawal di depannya itu dengan dingin sambil meniup asap hitam yang keluar dari senapannya.Setelah saling memandang, kedua pengawal itu segera memberi jalan kepada Wira dan tidak berani terus menghalanginya lagi. Mereka tidak pernah melihat senjata tersembunyi yang begitu hebat. Jika tertembak, mungkin nyawa mereka akan hilang.Wira dan Huben melangkah masuk ke kediaman Keluarga Oesman dengan santai. Dalam sekejap, mereka sudah berada di dalam halaman kediaman itu.Suara di luar gerbang sudah menyebabkan keributan, sehingga satu per satu anggota Keluarga Oesman berkumpul. Saat ini, mereka sedang berada di halaman dengan ekspresi yang sangat muram. Wira dan Huben juga sudah dikelilingi mereka."Panggil kepala keluarga kalian keluar untuk bertemu denganku," kata Wira dengan tenang.Beberapa saat kemudian, semua orang yang berada di tempat itu mulai mundur dan terlihat seorang pria yang mengenakan jubah sutra keluar dari kerumuna

Bab terbaru

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2714

    Penampilan Kaffa dan Shafa memang membuat orang sulit untuk percaya Wira bisa memberikan orang-orang itu cukup uang untuk membeli beras.Wira melanjutkan, "Kalian semua mungkin masih belum tahu, ada kantin umum yang khusus untuk para korban bencana dia Provinsi Lowala. Asalkan kalian pergi makan di sana setiap harinya, setidaknya masalah makanan kalian bisa terselesaikan. Meskipun aku benar-benar nggak bisa memberi kalian makanan, kalian juga nggak akan mati kelaparan begitu kalian masuk ke Provinsi Lowala.""Soal tempat tinggal, aku yakin kelak itu juga akan perlahan-lahan terselesaikan. Kehidupan kalian pasti akan membaik."Sebelum datang ke sini, Wira sudah mendengar dari Lucy bahwa situasi di Provinsi Lowala tidak separah yang dibayangkannya.Osmaro dan yang lainnya bisa mengendalikan situasinya dalam waktu singkat dan bahkan mencegah pemberontakan karena mereka menyediakan cukup banyak persediaan makanan dan tempat perlindungan bagi para korban bencana juga. Kebutuhan makanan dan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2713

    "Pakaiannya juga cukup bagus, sepertinya dia juga orang kaya. Dia nggak mungkin akan menipu kita, 'kan?"Melihat penampilan Wira, semua orang mulai goyah. Dalam situasi seperti ini, tidak ada makanan sama saja kehilangan harga diri. Mereka harus segera mencari makanan untuk bertahan hidup.Namun, orang-orang berpikir mereka juga harus menghemat tenaga mereka. Sudah kekurangan makanan setiap harinya pun masih harus melakukan banyak pekerjaan, bahkan manusia besi juga tidak akan tahan. Sekarang Wira memberikan mereka makanan gratis, mereka tentu saja tidak akan menolaknya."Aku percaya dengan kata-kata Tuan ini. Tuan ini terlihat sangat serius, jelas bukan orang yang akan menipu kita. Lagi pula, jumlah kita banyak. Kalau nanti kita nggak mendapat makanan, kita bisa langsung menyerangnya. Masa kita yang sebanyak ini nggak bisa mengalahkan dia seorang?" kata seorang pria paruh baya yang keluar dari kerumunan dan langsung mengangkat tangannya.Tak lama kemudian, banyak orang yang mulai mele

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2712

    "Mereka semua datang ke sini bersama orang kaya di desa," jelas Sahim.Tadi Sahim dan yang lainnya sudah siap untuk membantu orang-orang itu, tetapi mereka menjadi enggan untuk ikut campur setelah mengetahui kenyataannya. Orang-orang itu sendiri yang sukarela membawa barang-barang itu, mereka yang akan mendapat masalah jika bersikeras membantu.Lagi pula, pihak yang satunya bersedia bekerja dan pihak yang satunya lagi bersedia memberi, pada dasarnya ini hanya transaksi bisnis."Kenapa berhenti?" Saat Sahim melaporkan situasinya pada Wira, terdengar suara dengan nada kesal dari dalam kereta itu. Tak lama kemudian, seorang pria keluar dari kereta dan langsung menatap orang-orang di sekitarnya."Apa lagi yang bisa kalian lakukan di sini? Bentar lagi kita akan tiba di kota. Setelah masuk ke sana, aku akan memberikan tujuh kilogram beras pada kalian sesuai kesepakatan. Kalau kalian terus membuang-buang waktu di sini, kalian nggak akan mendapatkan apa-apa," lanjut pria itu.Wira pun menatap

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2711

    Melihat pemandangan di depan, Wira merasa sakit kepala. Apakah mereka menganggapnya sebagai orang yang sangat baik? "Kalian bahkan nggak tahu apa yang kulakukan, tapi langsung ingin mengikutiku. Kalian nggak takut aku akan membahayakan kalian?"Semua orang langsung menggelengkan kepala.Terutama Sahim, dia adalah orang pertama yang berkata, "Aku percaya dengan kepribadian Tuan. Penampilan Tuan terlihat begitu rapi, sama sekali nggak seperti orang jahat. Lagi pula, nggak ada orang lagi yang lebih jahat dari kami di dunia ini, 'kan? Aku juga percaya kelak aku pasti akan berguna kalau kami mengikuti Tuan. Aku pasti bisa mewujudkan semua ambisiku."Wira pun tersenyum dan bertanya-tanya apa ambisi orang ini. Dengan penampilan yang buruk, Sahim ini memberikan kesan yang buruk dan terlihat seperti orang jahat.Namun, setelah Wira pikirkan lagi, membiarkan orang-orang ini mengikutinya juga bukan pilihan yang buruk. Setidaknya mereka bisa melakukan beberapa hal sesuai kemampuan mereka dan tidak

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2710

    Dengan kemampuan para menteri hebat ini, mereka pasti bisa meyakinkan para rakyat. Itu sebabnya, tidak ada keributan yang terjadi."Kak, rupanya kamu orang Provinsi Lowala. Dari aksenmu, aku nggak bisa menilai asal-usulmu," ucap Shafa sambil menatap Wira."Aku bukan dari Provinsi Lowala. Aku cuma tinggal lebih lama di sini. Makanya, aku nggak punya aksen seperti mereka," sahut Wira.Sebenarnya tidak ada perbedaan besar pada aksen para penduduk di sembilan provinsi, kecuali yang berasal dari etnis minoritas. Sementara itu, Wira bukan berasal dari dunia ini sehingga aksennya tentu berbeda. Bagaimana mungkin mereka bisa menebak asal usulnya?Shafa bertanya, "Kalau begitu, kamu dari mana?""Rumahku sangat jauh dari sini. Sepertinya aku nggak bakal pernah bisa pulang lagi." Wira menggeleng sambil menghela napas.Wira sendiri sudah lupa dirinya sudah berapa lama dirinya berada di sini. Selain itu, dia tidak pernah menemukan jalan pulang.Namun, harus diakui bahwa kehidupan di sini sangat bai

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2709

    Kaffa tidak menyahut. Dia tidak percaya pada omongan para perampok ini. Penjahat selamanya adalah penjahat!Ini sama seperti orang baik. Tidak peduli apa yang terjadi, mereka tidak akan pernah tunduk pada kejahatan, apalagi mencelakai orang.Namun, karena Wira telah berbicara demikian, Kaffa tidak berani membantah lagi. Hanya saja, dia masih merasa agak enggan.Nyawa mereka semua ada di tangan Wira. Kaffa merasa agak takut setelah melihat Wira membunuh Jaguar tadi. Jika menyinggung Wira, nasibnya mungkin akan sama dengan Jaguar.Apalagi, Kaffa masih punya adik. Apa pun yang terjadi, dia harus memastikan keselamatan Shafa. Sekalipun nyawa taruhannya, dia tetap harus melindungi Shafa."Siapa namamu? Kulihat kamu sangat pintar bicara dan pintar menilai situasi," tanya Wira kepada pria berwajah tirus itu.Pria itu bergegas menghampiri Wira, lalu menyeka keringat dinginnya sambil memperkenalkan diri, "Namaku Sahim.""Sahim? Oke, aku sudah ingat." Wira mengangguk.Ketika melihat Wira berinis

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2708

    Tidak ada yang gratis di dunia ini. Kini, seseorang yang begitu kuat dan punya kuasa tiba-tiba muncul di hadapan mereka. Hal ini tentu membuat mereka merasa curiga."Letakkan senjata kalian sekarang juga! Kalau ada yang berani macam-macam, jangan salahkan aku mengambil tindakan," ancam Wira dengan dingin.Semua orang bertatapan. Tidak ada yang berani ragu sedikit pun. Mereka buru-buru melempar golok mereka ke samping.Di mana mereka, Wira tidak ada bedanya dengan malaikat maut. Jika terus berbasa-basi dengan Wira, takutnya mereka semua akan mati di sini. Tidak ada yang ingin mati!Sekalipun profesi mereka adalah perampok, mereka melakukannya hanya untuk bertahan hidup.Saat berikutnya, para perampok itu berlutut. Pria berwajah tirus itu berkata, "Kak Jaguar sudah mati. Mulai sekarang, kami akan mengikutimu! Kamu adalah bos kami! Kami nggak akan menentang perintahmu, sekalipun nyawa taruhannya!"Semua orang buru-buru menyatakan sikap mereka. Wira tersenyum dingin, lalu berujar, "Kalau b

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2707

    "Kamu yakin besi di tanganmu itu bisa membunuhku? Kamu kira kami bakal takut?" Jaguar menatap Wira dengan tidak acuh. Orang-orang di belakangnya sontak tertawa, merasa nyali Wira terlalu besar.Jumlah mereka terlalu banyak. Sekalipun Wira dan kedua anak itu bernyawa sembilan, mereka tetap tidak akan bisa melawan. Sepertinya, Wira ketakutan hingga menjadi bodoh."Tuan muda kaya yang dimanjakan sejak kecil memang begini. Mereka nggak bisa menilai situasi dengan baik. Kalau begitu, gimana kalau kita bunuh saja mereka?" usul pria berwajah tirus itu."Kulihat kedua anak di belakangnya itu bukan dari keluarga kaya. Kita bunuh saja mereka supaya tuan muda ini tahu semenakutkan apa kematian. Dengan begini, dia nggak bakal berani bersikap sombong lagi."Kaffa dan Shafa sontak terkesiap. Jika mereka dibawa ke markas perampok, setidaknya mereka bisa mencari kesempatan untuk kabur. Namun, jika mati di sini, bukankah usaha mereka untuk bertahan hidup akan sia-sia? Mereka tidak ingin mati!""Gadis i

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2706

    Begitu ucapan ini dilontarkan, orang-orang segera bersorak untuk menyetujuinya. Semua orang memaki Wira, membuat Wira terdengar seperti pendosa besar.Wira merasa kecewa. Dia mengusahakan yang terbaik untuk para rakyat, tetapi kebaikannya tidak diterima dan orang-orang bahkan menghinanya.Sebelum Wira bersuara, Kaffa tiba-tiba maju dan berkata dengan lantang, "Omong kosong apa yang kalian bicarakan? Tuan Wira sangat baik pada kita! Jalur perairan sangat menguntungkan bagi para rakyat. Semuanya mendapat keuntungan.""Bencana ini bisa terjadi juga karena ada orang yang melakukan korupsi. Orang-orang itu pasti memakai bahan yang murah. Ini bukan salah Tuan Wira!""Memangnya kalian nggak merasa bersalah menghinanya seperti ini? Jangan lupa. Kalau Tuan Wira nggak membuat kesepakatan dengan kerajaan lain, kita nggak bakal melewati kehidupan damai sekarang!"Wira cukup terkejut melihat keberanian Kaffa. Pemuda ini makin menarik saja. Dia tidak melupakan kebaikan orang lain. Sepertinya, Kaffa

DMCA.com Protection Status