Share

Bab 1884

Penulis: Arif
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
Wira menatap Huben dan bertanya. Dia juga mendengar beberapa informasi tentang Kota Limaran dari Biantara, tetapi hanya sedikit. Ada empat keluarga besar di Kota Limaran, termasuk Keluarga Abizar dan Keluarga Oesman. Meskipun kedua keluarga itu bukan keluarga yang terbesar, mereka juga memiliki posisi yang penting di Kota Limaran.

"Apa Tuan tahu tentang bisnis Keluarga Oesman?" tanya Huben.

"Dari laporan Biantara, Keluarga Oesman terlibat dalam bisnis transportasi darat. Konon, kepala Keluarga Oesman, Raju, membangun bisnisnya dari sebuah gerobak saja, lalu terus berkembang menjadi bisnis besar seperti sekarang ini."

Setelah mengatakan itu, Wira tiba-tiba menepuk kepalanya dan segera menyadari hal yang sudah diabaikannya yaitu bisnis transportasi darat. Setelah proyek hidrolik selesai, mereka akan kehilangan keuntungan mereka. Oleh karena itu, mereka memang orang yang paling ingin menghancurkan proyek ini.

"Tuan Huben benar-benar cerdas!" tambah Wira dengan cepat.

Huben menggelengkan k
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1885

    "Kalau nggak mau mati, cepat minggir." Wira menatap kedua pengawal di depannya itu dengan dingin sambil meniup asap hitam yang keluar dari senapannya.Setelah saling memandang, kedua pengawal itu segera memberi jalan kepada Wira dan tidak berani terus menghalanginya lagi. Mereka tidak pernah melihat senjata tersembunyi yang begitu hebat. Jika tertembak, mungkin nyawa mereka akan hilang.Wira dan Huben melangkah masuk ke kediaman Keluarga Oesman dengan santai. Dalam sekejap, mereka sudah berada di dalam halaman kediaman itu.Suara di luar gerbang sudah menyebabkan keributan, sehingga satu per satu anggota Keluarga Oesman berkumpul. Saat ini, mereka sedang berada di halaman dengan ekspresi yang sangat muram. Wira dan Huben juga sudah dikelilingi mereka."Panggil kepala keluarga kalian keluar untuk bertemu denganku," kata Wira dengan tenang.Beberapa saat kemudian, semua orang yang berada di tempat itu mulai mundur dan terlihat seorang pria yang mengenakan jubah sutra keluar dari kerumuna

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1886

    Raju sudah bertemu banyak tokoh besar sehingga jauh lebih peka. Ketika Raju masih memikirkan semua ini, Wira tiba-tiba menjulurkan tangan dan menepuk bahunya. Tindakan ini sontak membuat kakak beradik Keluarga Oesman kesal."Sialan, cepat singkirkan tanganmu darinya!" Seto terkenal pemarah. Di Kota Limaran, semua orang tahu karakternya. Para keturunan 3 keluarga besar bahkan tidak berani melawannya secara terang-terangan. Bagaimanapun, Seto bukan hanya galak, tetapi juga kuat. Orang biasa akan sulit untuk mendekatinya."Kamu benar-benar nggak mengenalku?" tanya Wira sembari menatap Raju lekat-lekat. Meskipun nada bicaranya terdengar tidak acuh, tekanan yang dirasakan lawan bicaranya justru begitu kuat.Raju tanpa sadar menggeleng. Dia terus berpikir apakah dirinya pernah melihat Wira atau tidak. Akan tetapi, dia benar-benar tidak merasa dirinya pernah bertemu dengan Wira."Keluarga Oesman benar-benar sombong. Orang yang nggak tahu apa-apa mungkin mengira Kota Limaran ini sudah menjadi

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1887

    Sayangnya, Aariz sama sekali tidak memedulikannya, melainkan berlari ke hadapan Wira dengan cepat dan memasang ekspresi menyanjung.Ini adalah kesempatan besar baginya. Asalkan berhasil mendekatkan hubungan dengan Wira, Aariz yakin Keluarga Abizar bisa menjatuhkan Keluarga Oesman. Lagi pula, tindakan Keluarga Oesman ini sudah keterlaluan."Aariz, kamu nggak mendengar ucapan ayahku? Untuk apa berpura-pura tuli di sini?" tegur Seto saat melihat Aariz bersikap tidak sopan kepada ayahnya.Huben yang berdiri di samping Wira hampir tertawa melihat situasi ini. Aariz dan Raju sama-sama merupakan genius. Mereka mengandalkan kemampuan sendiri untuk membangun industri keluarga besar masing-masing, bahkan mengukuhkan posisi mereka di Kota Limaran.Sayangnya, keturunan keduanya tidak memiliki kemampuan seperti mereka. Bahkan, bisa dibilang keturunan mereka benar-benar tidak berguna!"Seto, aku biasanya sangat bersabar padamu. Tapi, kamu malah menegur ayahku seperti ini? Benar-benar kurang ajar! Ha

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1888

    Seketika, Raju merasa kedua kakinya melemas. Dia kehilangan keseimbangan sehingga berlutut ke tanah."Ka ... kamu Wira!" Meskipun tidak pernah bertemu, Raju tahu bahwa Wira memiliki senjata rahasia. Hanya Wira yang memiliki senjata seperti itu.Raju akhirnya mengerti alasan Keluarga Abizar buru-buru kemari untuk menyanjung. Ternyata, ini karena mereka ingin meninggalkan kesan baik di hati Wira. Raju ingin sekali menampar diri sendiri, kenapa dirinya bisa sebodoh ini?"Bocah, apa yang kamu pegang itu? Petasan, ya?" Seto tidak memperhatikan perubahan ekspresi ayahnya sehingga masih berani bertanya dengan lancang.Begitu mendengarnya, sebagian besar anggota Keluarga Oesman pun tertawa. Wira bergumam lirih, "Kalian akan menangis sebentar lagi.""Kurang ajar! Tutup mulut busukmu itu! Cepat berlutut dan minta maaf kepada Tuan Wira!" Raju sontak membentak Seto. Bagaimana bisa dia punya putra sebodoh ini? Apa Seto tidak bisa melihat bahwa dirinya telah berlutut? Bocah ini masih berani bicara l

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1889

    "Lokasi konstruksi? Aku nggak ngerti maksud Tuan ...." Raju jelas merasa bersalah.Wira berkata dengan tidak acuh, "Sudahlah, kamu nggak perlu berpura-pura bodoh lagi di depanku. Keluarga Oesman berkecimpung di bidang transportasi. Begitu proyek hidrolik selesai, keuntungan keluarga kalian pasti akan terdampak. Jadi, setelah kupikir-pikir, masalah ini sudah pasti berkaitan dengan kalian. Kalaupun bukan kamu, pasti kedua anakmu."Sejumlah besar pekerja tiba-tiba jatuh sakit di lokasi konstruksi sehingga pekerjaan terhambat. Wira bahkan harus menghabiskan banyak uang. Bagaimana bisa dia menerima semua ini?Meskipun Huben mengatakan bahwa eksistensi 4 keluarga besar ini bisa saling menyeimbangi, Wira tidak akan mengampuni Keluarga Oesman begitu saja. Mereka tetap harus menanggung akibatnya kalau memang bersalah."Aku akan bertanya pada mereka sekarang. Tapi, aku yakin keturunan Keluarga Oesman nggak akan melakukan hal seperti itu. Aku akan segera kembali." Setelah mengatakan itu, Raju lan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1890

    "Kalian yakin bukan kalian pelakunya?" tanya Wira sambil mengamati Raju dengan saksama."Aku bersumpah, masalah ini nggak ada kaitannya dengan Keluarga Oesman. Meskipun nggak tahu Tuan datang ke Kota Limaran, semua orang tahu bahwa proyek itu diputuskan oleh Tuan. Siapa yang berani menentang?" jelas Raju segera.Sementara itu, kakak beradik itu tidak berani berbicara. Mereka sudah mengetahui identitas Wira, tidak mungkin berani bersikap lancang lagi di hadapannya.Hanya dengan satu perintah dari Wira, pria ini bisa memerintahkan semua orang di Provinsi Lowala. Meskipun keluarga mereka termasuk hebat di Kota Limaran, mereka hanya akan mati jika melawan Wira."Masih berani bilang nggak ada kaitan dengan kalian? Kamu berani bersumpah dengan kebohongan? Pantas saja, bisnis Keluarga Oesman kalian menjadi makin besar sekarang." Tiba-tiba, terdengar suara familier dari luar. Terlihat pula Biantara yang berjalan masuk.Amarah Seto telah berkecamuk sejak tadi. Ketika dia ingin berbicara, Sarno

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1891

    Biantara sengaja melakukan gerakan tangan menyayat leher. Asalkan Wira memberi perintah, dia akan membunuh Raju tanpa ragu sedikit pun. Bagaimanapun, Biantara sangat membenci perbuatan Raju yang hendak menyalahkan orang lain atas kesalahannya sendiri. Hal ini sudah melampaui batas toleransinya."Sudahlah, maafkan saja dia kali ini," ujar Wira. Raju yang merasa gembira pun mengangguk. Akan tetapi, Wira meneruskan, "Tapi, hukuman tetap berlaku. Keluarga Oesman harus mengeluarkan uang untuk menenangkan rakyat. Selain itu, kalian harus memberikan 10 uang emas kepada para pekerja yang sakit parah. Nominal ini seharusnya nggak banyak, 'kan?"Sepuluh uang emas. Raju menjilat bibirnya yang kering. Uang ini jelas bukan jumlah yang kecil. Akan tetapi, jika dibandingkan dengan nyawa seluruh keluarganya, Raju tentu tidak akan keberatan. Jadi, setelah ragu-ragu sejenak, dia memaksakan diri untuk menyetujuinya. "Baik.""Oke, segera suruh bawahanmu persiapkan uang itu. Kemudian, ikut aku ke lokasi ko

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1892

    "Semuanya." Wira tiba-tiba mengangkat tangan untuk menenangkan massa. Kemudian, dia menatap Raju dan berkata, "Karena semua sudah berkumpul di sini, sebaiknya kamu cepat bagikan uang itu. Jangan sampai mereka menunggu terlalu lama."Meskipun Raju menyayangkan uangnya, ini adalah perintah dari Wira. Seto dan Sarno maju untuk membagikan uang.Wira menyunggingkan senyuman puas. Metode ini cukup baik dalam mengatasi masalah. Jika tidak, Wira yang harus mengeluarkan sejumlah besar uang itu.Selain itu, jika Wira gagal menemukan orang yang meracuni para pekerja dan gagal menemukan penawarnya, semua orang akan makin ketakutan. Bahkan, mungkin ada yang akan mati di lokasi konstruksi.Hal ini akan berdampak buruk bagi proyek ini. Bukan hanya reputasinya yang akan tercoreng, tetapi orang-orang juga tidak akan berani bekerja di sini lagi. Untungnya, situasi sekarang tidak seburuk itu. Wira sampai merasa dirinya harus berterima kasih kepada Raju.Satu jam kemudian, uang emas selesai dibagikan dan

Bab terbaru

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2714

    Penampilan Kaffa dan Shafa memang membuat orang sulit untuk percaya Wira bisa memberikan orang-orang itu cukup uang untuk membeli beras.Wira melanjutkan, "Kalian semua mungkin masih belum tahu, ada kantin umum yang khusus untuk para korban bencana dia Provinsi Lowala. Asalkan kalian pergi makan di sana setiap harinya, setidaknya masalah makanan kalian bisa terselesaikan. Meskipun aku benar-benar nggak bisa memberi kalian makanan, kalian juga nggak akan mati kelaparan begitu kalian masuk ke Provinsi Lowala.""Soal tempat tinggal, aku yakin kelak itu juga akan perlahan-lahan terselesaikan. Kehidupan kalian pasti akan membaik."Sebelum datang ke sini, Wira sudah mendengar dari Lucy bahwa situasi di Provinsi Lowala tidak separah yang dibayangkannya.Osmaro dan yang lainnya bisa mengendalikan situasinya dalam waktu singkat dan bahkan mencegah pemberontakan karena mereka menyediakan cukup banyak persediaan makanan dan tempat perlindungan bagi para korban bencana juga. Kebutuhan makanan dan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2713

    "Pakaiannya juga cukup bagus, sepertinya dia juga orang kaya. Dia nggak mungkin akan menipu kita, 'kan?"Melihat penampilan Wira, semua orang mulai goyah. Dalam situasi seperti ini, tidak ada makanan sama saja kehilangan harga diri. Mereka harus segera mencari makanan untuk bertahan hidup.Namun, orang-orang berpikir mereka juga harus menghemat tenaga mereka. Sudah kekurangan makanan setiap harinya pun masih harus melakukan banyak pekerjaan, bahkan manusia besi juga tidak akan tahan. Sekarang Wira memberikan mereka makanan gratis, mereka tentu saja tidak akan menolaknya."Aku percaya dengan kata-kata Tuan ini. Tuan ini terlihat sangat serius, jelas bukan orang yang akan menipu kita. Lagi pula, jumlah kita banyak. Kalau nanti kita nggak mendapat makanan, kita bisa langsung menyerangnya. Masa kita yang sebanyak ini nggak bisa mengalahkan dia seorang?" kata seorang pria paruh baya yang keluar dari kerumunan dan langsung mengangkat tangannya.Tak lama kemudian, banyak orang yang mulai mele

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2712

    "Mereka semua datang ke sini bersama orang kaya di desa," jelas Sahim.Tadi Sahim dan yang lainnya sudah siap untuk membantu orang-orang itu, tetapi mereka menjadi enggan untuk ikut campur setelah mengetahui kenyataannya. Orang-orang itu sendiri yang sukarela membawa barang-barang itu, mereka yang akan mendapat masalah jika bersikeras membantu.Lagi pula, pihak yang satunya bersedia bekerja dan pihak yang satunya lagi bersedia memberi, pada dasarnya ini hanya transaksi bisnis."Kenapa berhenti?" Saat Sahim melaporkan situasinya pada Wira, terdengar suara dengan nada kesal dari dalam kereta itu. Tak lama kemudian, seorang pria keluar dari kereta dan langsung menatap orang-orang di sekitarnya."Apa lagi yang bisa kalian lakukan di sini? Bentar lagi kita akan tiba di kota. Setelah masuk ke sana, aku akan memberikan tujuh kilogram beras pada kalian sesuai kesepakatan. Kalau kalian terus membuang-buang waktu di sini, kalian nggak akan mendapatkan apa-apa," lanjut pria itu.Wira pun menatap

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2711

    Melihat pemandangan di depan, Wira merasa sakit kepala. Apakah mereka menganggapnya sebagai orang yang sangat baik? "Kalian bahkan nggak tahu apa yang kulakukan, tapi langsung ingin mengikutiku. Kalian nggak takut aku akan membahayakan kalian?"Semua orang langsung menggelengkan kepala.Terutama Sahim, dia adalah orang pertama yang berkata, "Aku percaya dengan kepribadian Tuan. Penampilan Tuan terlihat begitu rapi, sama sekali nggak seperti orang jahat. Lagi pula, nggak ada orang lagi yang lebih jahat dari kami di dunia ini, 'kan? Aku juga percaya kelak aku pasti akan berguna kalau kami mengikuti Tuan. Aku pasti bisa mewujudkan semua ambisiku."Wira pun tersenyum dan bertanya-tanya apa ambisi orang ini. Dengan penampilan yang buruk, Sahim ini memberikan kesan yang buruk dan terlihat seperti orang jahat.Namun, setelah Wira pikirkan lagi, membiarkan orang-orang ini mengikutinya juga bukan pilihan yang buruk. Setidaknya mereka bisa melakukan beberapa hal sesuai kemampuan mereka dan tidak

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2710

    Dengan kemampuan para menteri hebat ini, mereka pasti bisa meyakinkan para rakyat. Itu sebabnya, tidak ada keributan yang terjadi."Kak, rupanya kamu orang Provinsi Lowala. Dari aksenmu, aku nggak bisa menilai asal-usulmu," ucap Shafa sambil menatap Wira."Aku bukan dari Provinsi Lowala. Aku cuma tinggal lebih lama di sini. Makanya, aku nggak punya aksen seperti mereka," sahut Wira.Sebenarnya tidak ada perbedaan besar pada aksen para penduduk di sembilan provinsi, kecuali yang berasal dari etnis minoritas. Sementara itu, Wira bukan berasal dari dunia ini sehingga aksennya tentu berbeda. Bagaimana mungkin mereka bisa menebak asal usulnya?Shafa bertanya, "Kalau begitu, kamu dari mana?""Rumahku sangat jauh dari sini. Sepertinya aku nggak bakal pernah bisa pulang lagi." Wira menggeleng sambil menghela napas.Wira sendiri sudah lupa dirinya sudah berapa lama dirinya berada di sini. Selain itu, dia tidak pernah menemukan jalan pulang.Namun, harus diakui bahwa kehidupan di sini sangat bai

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2709

    Kaffa tidak menyahut. Dia tidak percaya pada omongan para perampok ini. Penjahat selamanya adalah penjahat!Ini sama seperti orang baik. Tidak peduli apa yang terjadi, mereka tidak akan pernah tunduk pada kejahatan, apalagi mencelakai orang.Namun, karena Wira telah berbicara demikian, Kaffa tidak berani membantah lagi. Hanya saja, dia masih merasa agak enggan.Nyawa mereka semua ada di tangan Wira. Kaffa merasa agak takut setelah melihat Wira membunuh Jaguar tadi. Jika menyinggung Wira, nasibnya mungkin akan sama dengan Jaguar.Apalagi, Kaffa masih punya adik. Apa pun yang terjadi, dia harus memastikan keselamatan Shafa. Sekalipun nyawa taruhannya, dia tetap harus melindungi Shafa."Siapa namamu? Kulihat kamu sangat pintar bicara dan pintar menilai situasi," tanya Wira kepada pria berwajah tirus itu.Pria itu bergegas menghampiri Wira, lalu menyeka keringat dinginnya sambil memperkenalkan diri, "Namaku Sahim.""Sahim? Oke, aku sudah ingat." Wira mengangguk.Ketika melihat Wira berinis

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2708

    Tidak ada yang gratis di dunia ini. Kini, seseorang yang begitu kuat dan punya kuasa tiba-tiba muncul di hadapan mereka. Hal ini tentu membuat mereka merasa curiga."Letakkan senjata kalian sekarang juga! Kalau ada yang berani macam-macam, jangan salahkan aku mengambil tindakan," ancam Wira dengan dingin.Semua orang bertatapan. Tidak ada yang berani ragu sedikit pun. Mereka buru-buru melempar golok mereka ke samping.Di mana mereka, Wira tidak ada bedanya dengan malaikat maut. Jika terus berbasa-basi dengan Wira, takutnya mereka semua akan mati di sini. Tidak ada yang ingin mati!Sekalipun profesi mereka adalah perampok, mereka melakukannya hanya untuk bertahan hidup.Saat berikutnya, para perampok itu berlutut. Pria berwajah tirus itu berkata, "Kak Jaguar sudah mati. Mulai sekarang, kami akan mengikutimu! Kamu adalah bos kami! Kami nggak akan menentang perintahmu, sekalipun nyawa taruhannya!"Semua orang buru-buru menyatakan sikap mereka. Wira tersenyum dingin, lalu berujar, "Kalau b

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2707

    "Kamu yakin besi di tanganmu itu bisa membunuhku? Kamu kira kami bakal takut?" Jaguar menatap Wira dengan tidak acuh. Orang-orang di belakangnya sontak tertawa, merasa nyali Wira terlalu besar.Jumlah mereka terlalu banyak. Sekalipun Wira dan kedua anak itu bernyawa sembilan, mereka tetap tidak akan bisa melawan. Sepertinya, Wira ketakutan hingga menjadi bodoh."Tuan muda kaya yang dimanjakan sejak kecil memang begini. Mereka nggak bisa menilai situasi dengan baik. Kalau begitu, gimana kalau kita bunuh saja mereka?" usul pria berwajah tirus itu."Kulihat kedua anak di belakangnya itu bukan dari keluarga kaya. Kita bunuh saja mereka supaya tuan muda ini tahu semenakutkan apa kematian. Dengan begini, dia nggak bakal berani bersikap sombong lagi."Kaffa dan Shafa sontak terkesiap. Jika mereka dibawa ke markas perampok, setidaknya mereka bisa mencari kesempatan untuk kabur. Namun, jika mati di sini, bukankah usaha mereka untuk bertahan hidup akan sia-sia? Mereka tidak ingin mati!""Gadis i

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2706

    Begitu ucapan ini dilontarkan, orang-orang segera bersorak untuk menyetujuinya. Semua orang memaki Wira, membuat Wira terdengar seperti pendosa besar.Wira merasa kecewa. Dia mengusahakan yang terbaik untuk para rakyat, tetapi kebaikannya tidak diterima dan orang-orang bahkan menghinanya.Sebelum Wira bersuara, Kaffa tiba-tiba maju dan berkata dengan lantang, "Omong kosong apa yang kalian bicarakan? Tuan Wira sangat baik pada kita! Jalur perairan sangat menguntungkan bagi para rakyat. Semuanya mendapat keuntungan.""Bencana ini bisa terjadi juga karena ada orang yang melakukan korupsi. Orang-orang itu pasti memakai bahan yang murah. Ini bukan salah Tuan Wira!""Memangnya kalian nggak merasa bersalah menghinanya seperti ini? Jangan lupa. Kalau Tuan Wira nggak membuat kesepakatan dengan kerajaan lain, kita nggak bakal melewati kehidupan damai sekarang!"Wira cukup terkejut melihat keberanian Kaffa. Pemuda ini makin menarik saja. Dia tidak melupakan kebaikan orang lain. Sepertinya, Kaffa

DMCA.com Protection Status