Share

Bab 1592

Penulis: Arif
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
Saat ini sudah malam dan memang ada orang yang berjaga. Namun, gerakan beberapa orang ini sangat cepat sehingga dalam sekejap saja mereka sudah tiba di depan tenda besar. Antares membuat sebuah lubang di tenda besar itu menggunakan pisau. Setelah memastikan Prabu memang ada di dalam tenda besar itu, dia melambaikan tangannya kepada beberapa orang di belakangnya dan berbisik, "Ayo mulai!"

Tanpa ragu-ragu, semuanya langsung memasuki tenda besar itu.

Sementara itu, Prabu yang sedang duduk di dalam tenda besar tiba-tiba membuka matanya, lalu secara refleks mengeluarkan sebuah pedang dari belakangnya dan bangkit berdiri sambil menatap beberapa orang yang masuk itu. "Siapa kalian? Berani-beraninya menyelinap masuk ke dalam tendaku! Kalian cari mati ya?"

Semua orang saling memandang sebentar dan tidak memedulikan perkataan Prabu. Setelah itu, mereka langsung menyerang ke arahnya dengan cepat, jelas siap untuk merenggut nyawanya.

"Pengawal!"

Setelah berteriak, Prabu segera bersiap untuk melawa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1593

    Antares sudah pernah mendengar kabar tentang Wira. Bagaimanapun juga, saat itu Wira sudah membuat kegemparan di Sekte Langit. Wira bahkan memenangkan sayembara mencari jodoh dan membawa pulang seorang wanita cantik. Kejadian itu cukup menggegerkan pada saat itu. Sekte Langit dan Sekte Gunung adalah dua sekte yang saling berlawanan, tetapi mereka saling memata-matai. Oleh karena itu, semua tindakan Wira tentu saja tidak bisa lolos dari mata mereka."Kenapa kamu ikut campur dalam urusan dua kerajaan ini?" kata Antares sambil mengernyitkan alisnya.Dengan adanya Wira yang tiba-tiba bertindak, berarti upaya pembunuhan Antares dan yang lainnya hari ini mungkin harus dibatalkan, karena mereka tidak memiliki peluang untuk berhasil. Bagaimanapun juga, kekuatan Wira ini sangat luar biasa."Malah aku yang harus bertanya kepadamu. Kenapa orang-orang dari Sekte Gunung ikut campur dalam urusan dua kerajaan ini? Sepertinya hal ini nggak sesuai dengan peraturan, 'kan? Lagi pula, kamu jelas-jelas adal

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1594

    "Wira, kejadian hari ini nggak berakhir di sini saja! Aku akan memberi tahu semua orang di Sekte Gunung tentang semua tindakanmu, mereka pasti nggak akan membiarkanmu begitu saja. Kamu sudah memilih untuk bertindak seperti ini, jadi bersiaplah untuk mati!"Melihat orang-orang di sekitar satu per satu sudah mulai terjatuh, Antares juga tidak berani berlama-lama di sana. Setelah mengatakan perkataan itu, dia segera menerobos ke arah kerumunan. Kemampuannya jelas jauh lebih unggul dibandingkan beberapa orang di belakangnya. Dia berhasil langsung keluar dari kepungan kerumunan dengan menggunakan gerakannya yang aneh. Namun, meskipun begitu, dia tetap dipenuhi dengan luka."Tuan Wira, kenapa kamu nggak turun tangan untuk menahannya? Kalau orang itu berhasil kembali, dia pasti akan melaporkan hal-hal ini kepada atasannya. Pada saat itu, kamu akan menjadi musuh mereka, 'kan?"Prabu buru-buru berbicara dengan Wira. Dia tentu saja ingin memanfaatkan bantuan Wira untuk memusnahkan para ahli bela

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1595

    Ishan merasa khawatir karena tetap tidak ada kabar dari Antares. Apakah terjadi perubahan? Dalam sekejap, dia menjadi gelisah. Dia terus mondar-mandir dan tidak bisa membuat keputusan apakah mereka harus menyerang kota. Bukan hanya reputasinya akan hancur jika dia membuat keputusan yang salah, para pasukan di sekitarnya pun akan terluka parah. Dia tidak bisa membayangkan konsekuensinya, bayaran yang harus ditanggungnya jauh melampaui kemampuannya. Itulah alasannya hal ini menjadi begitu rumit."Jenderal, ada orang yang datang!" Ada seorang wakil jenderal yang tiba-tiba berlari ke hadapan Ishan dan buru-buru berbicara dengan ekspresi yang terlihat aneh.Ishan juga tertegun sejenak. Mendengar ada seseorang yang datang, hatinya merasa ada firasat buruk. Sebelum Antares bertindak, dia sudah berunding dengan Antares. Jika berhasil, Antares akan memberikan sinyal dengan kembang api dan dia akan memimpin pasukan untuk menyerang. Namun, ada seseorang yang tiba-tiba datang melapor, berarti tel

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1596

    "Apa kamu ingin bermusuhan dengan Kerajaan Beluana?" Ishan pernah bertemu dengan Wira sebelumnya, juga tahu hubungan Ciputra dengan Wira. Begitu mendengar ucapan Wira, amarah seketika berkecamuk dalam hati Ishan.Kemenangan awalnya sudah di depan mata mereka, tetapi semuanya dikacaukan oleh Wira. Bagaimana Ishan harus melaporkannya kepada Ciputra?"Seluruh anggota Sekte Gunung adalah ahli bela diri, mereka berbeda dengan kita. Mereka nggak seharusnya ikut campur dalam masalah antar negara! Meskipun nggak ada aturan tertulis, biar kuperjelas dulu, jika orang Sekte Gunung berani turun ke medan tempur lagi, aku akan langsung berpihak pada Kerajaan Nuala.""Kamu seharusnya tahu kalau aku juga punya pasukan elite. Selain itu, aku pasti bisa mengendalikan situasi perang. Sekte Gunung memang hebat, tapi ada Sekte Langit di belakangku. Kalian punya ahli bela diri, kami juga punya!" ucap Wira dengan nada datar. Dia terlihat sama sekali tidak takut pada Ishan.Lagi pula, selain memiliki Sekte La

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1597

    "Kita berlebihan? Sebenarnya, semua ini juga untuk melindungi diri kita sendiri." Wira mendongak memandang bulan, lalu meneruskan dengan nada datar, "Orang Sekte Gunung pasti merencanakan sesuatu, kita hanya belum tahu apa-apa.""Itu sebabnya, mereka berkolusi dengan Ciputra. Bukan hanya membantunya menduduki takhta, tapi juga menyuruhnya mengerahkan pasukan untuk menyerang Kerajaan Nuala. Semua ini sudah pasti tindakan mereka.""Sebaiknya orang dunia persilatan nggak ikut campur dalam masalah kerajaan. Kalau mereka berhasil menguasai istana, akibatnya akan sangat fatal. Selain itu, kita sudah termasuk anggota Sekte Langit. Meskipun kurang menyukai anggota-anggotanya, ada Julian yang berada di sisi kita. Kita nggak boleh membuatnya sedih," jelas Wira.Wira telah mempertimbangkan semuanya dengan baik. Selain itu, dia adalah orang yang sangat teliti sehingga tidak akan membiarkan hal-hal tak terduga terjadi. Begitu sesuatu terlepas dari kendalinya, dia akan merasa sangat tidak nyaman."R

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1598

    "Lagi-lagi kita nggak bisa tidur malam ini. Tanpa Wira, mungkin kita semua sudah mati sekarang," ucap Prabu kepada para jenderal di depannya.Antares diam-diam memasuki markas, targetnya sudah pasti Prabu, tetapi para jenderal ini juga bisa terbunuh.Jika dipikirkan, memang sangat mengerikan. Bagaimanapun, mereka sudah melihat kehebatan para ahli bela diri Sekte Gunung itu. Kekuatan orang-orang itu memang tidak biasa.Apabila Wira tidak membocorkan informasi, kerugian yang mereka derita hari ini sudah pasti sangat besar. Selain itu, seluruh pasukan Kerajaan Nuala hanya akan dikuasai oleh Kerajaan Beluana!Ini adalah bagian yang paling menakutkan! Prabu memiliki 100.000 pasukan elite, entah bagaimana jika pasukan ini jatuh ke tangan Kerajaan Beluana!Para jenderal itu mengangguk mendengar perkataan Prabu. Kemudian, mereka mulai mengutarakan pendapat masing-masing."Kita harus memberi tahu Raja hal ini supaya Raja memberikan hadiah. Tapi, hanya Wira yang pantas mendapatkannya untuk sekar

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1599

    Di istana Kerajaan Beluana."Apa katamu? Kamu yakin dia Wira? Dia berani ikut campur urusan kedua kerajaan?" Ishan telah melaporkan semuanya kepada Ciputra. Begitu mendengarnya, ekspresi Ciputra pun menjadi sangat masam.Ini karena Ciputra tidak menduga Wira akan ikut campur dalam masalah ini, bahkan melukai orang Sekte Gunung! Tindakan ini sama saja dengan melawannya! Mana mungkin Ciputra bisa menerima semua ini!"Ya, aku yakin. Aku pernah bertemu Wira sebelumnya. Dia juga memberitahuku identitasnya, bahkan menjelaskan pro dan kontra yang ada. Dia turun tangan karena orang Sekte Gunung terlibat dalam pertempuran ini. Selain itu, dia sepertinya sangat membenci Sekte Gunung.""Yang Mulia, apa yang harus kita lakukan selanjutnya? Aku nggak yakin dengan pemikiran Wira, tapi kalau dia bekerja sama dengan Kerajaan Nuala, akibatnya pasti akan sangat fatal!" jelas Ishan.Ciputra pun mulai merenungkan masalah ini. Untuk sesaat, dia tidak tahu harus bagaimana. Saat ini, terdengar suara langkah

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1600

    "Yang Mulia, apa kita harus menarik mundur pasukan atau ...," tanya Ishan yang menatap Ciputra sambil menunggu jawabannya.Setelah ragu-ragu sejenak, Ciputra mengernyit sembari membalas, "Jangan dulu. Kamu kembali saja ke markas dan atur pasukanmu.""Aku tahu kamu sudah kalah sekali, tapi pantang menyerah. Aku yakin kamu akan menang pada pertarungan selanjutnya. Meskipun ini karena campur tangan Wira dan banyak menteri yang nggak senang dengan hasil ini, aku tetap menghormatimu. Jadi, semoga kamu nggak membuatku kecewa lagi."Ishan mengangguk mendengarnya. Tatapannya dipenuhi rasa bersyukur. Tidak peduli apa pendapat para menteri itu, yang terpenting adalah Ciputra selalu berada di pihaknya. Adapun yang lainnya, dia tidak peduli. Kemudian, Ishan berpamitan dan kembali ke markasnya."Wira, sebaiknya kamu nggak membuatku terlalu kesulitan. Sekarang aku sudah menjadi penguasa. Kalau keuntungan kerajaanku terancam, aku nggak akan mengampunimu. Apalagi, aku punya Sekte Gunung yang menyokong

Bab terbaru

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2718

    Selama tetap mengikuti Wira, Kaffa yakin kehidupannya dan adiknya akan terjamin."Kenapa masih belum pergi? Kamu kira kami sedang bercanda denganmu?" kata penjaga yang tadi berbicara itu dengan kesal. Jika bukan karena Danu sudah memerintahkan untuk harus bersikap rendah hati dan sopan pada orang-orang, mereka sudah memukul Kaffa dengan tongkat. Jelas Kaffa ini hanya seorang pengemis pun berani datang menemui Danu, sungguh tidak tahu diri.Kaffa kembali berkata, "Kalau kalian nggak mengizinkan aku bertemu dengan Jenderal Danu, nggak masalah. Tapi, tolong serahkan benda ini pada Jenderal Danu. Kalau Jenderal Danu ingin bertemu denganku setelah melihat benda ini, kalian baru bawa aku masuk. Bagaimana? Tapi, kalau Jenderal Danu nggak ingin bertemu denganku, aku nggak akan tinggal di sini lagi. Bagaimana menurut kalian?"Meskipun para penjaga itu tidak mengizinkannya masuk, Kaffa merasa dia tetap harus menunjukkan benda ini pada Danu. Dia juga tidak tahu apakah benda ini berguna atau tidak

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2717

    Setelah mengatakan itu, Wira menatap Kaffa yang berdiri di belakangnya. Dia mengeluarkan sebuah liontin giok dan diam-diam menyerahkannya ke tangan Kaffa, lalu berbisik, "Kamu ambil liontin giok ini dan pergi mencari orang yang bernama Danu di dalam kota. Danu sangat terkenal di sana, jadi kamu hanya perlu bertanya pada orang-orang di sana saja. Kamu pasti akan menemukannya.""Aku akan menjaga adikmu dan nggak akan membiarkan sesuatu terjadi padanya."Kaffa mengenakan pakaian biasa dan terlihat seperti pengemis. Ditambah lagi, situasi di sekitar sedang kacau dan jaraknya yang lebih jauh dari Wira, sehingga orang-orang sulit untuk mengenalinya. Situasi ini justru menguntungkan, setidaknya dia bisa memanfaatkan situasinya untuk mencari celah dan pergi meminta bantuan dari Danu.Setelah ragu sejenak dan melihat Shafa yang menganggukkan kepala, Kaffa menggertakkan giginya dan berkata, "Kalau begitu, maaf merepotkan Kak Wira."Setelah mengatakan itu, Kaffa diam-diam pergi dari sana.Sementa

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2716

    Wira bertanya-tanya apakah Lucy sudah memberi tahu orang-orang di Provinsi Lowala tentang situasinya, sehingga para prajurit ini datang untuk menjemputnya."Tuan Ruben, akhirnya kamu datang juga. Aku dengar kamu menghadapi beberapa masalah di sini, jadi aku sengaja datang ke sini untuk melihatnya. Kelihatannya situasimu memang seperti yang mereka katakan, benar-benar ada orang nggak tahu diri yang berani mencari masalah denganmu," kata pria yang menunggang kuda dengan nada dingin sambil menatap Wira."Siapa kamu ini? Kamu tahu siapa pria yang berdiri di depanmu ini? Dia adalah Tuan Ruben yang sangat terkenal. Lihatlah dirimu ini, masih berani melawan Tuan Ruben? Cepat tangkap preman ini," lanjut pria itu.Seiring perintah dari pria yang menunggang kuda itu, para prajurit langsung maju dan segera mengepung Wira dan yang lainnya.Sahim langsung ketakutan sampai kakinya lemas. Sejak zaman dahulu, rakyat takut pada prajurit sudah menjadi situasi yang wajar. Saat teringat dengan semua tinda

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2715

    "Baiklah. Aku percaya perkataan Tuan ini, jadi aku akan ikut dia ke kota dan melihatnya sendiri," kata pria paruh baya itu lagi dan menjadi orang pertama yang mendukung Wira.Melihat ada yang mulai goyah, yang lainnya juga segera mendukung Wira. Dalam sekejap, banyak orang yang sudah berdiri di belakang Wira.Sementara itu, hanya tersisa sebagian korban bencana yang berdiri di pihak pria gemuk itu, selain beberapa pengawalnya. Namun, hanya dengan orang-orang ini saja, jelas tidak akan cukup untuk mengangkat semua makanan dan hartanya ke dalam kota."Sialan, kamu ini sengaja membuat keributan, 'kan?" kata pria gemuk itu dengan nada dingin dan menatap Wira sambil mengernyitkan alis. Semua rencananya sudah matang, hanya tinggal menyelesaikannya saja. Namun, Wira yang tidak tahu diri ini tiba-tiba muncul dan mengacaukan segalanya. Siapa pun yang menghadapi situasi seperti ini pasti akan marah.Wira malah tersenyum. "Semua yang kukatakan ini benaran, kenapa kamu begitu marah?""Dasar bereng

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2714

    Penampilan Kaffa dan Shafa memang membuat orang sulit untuk percaya Wira bisa memberikan orang-orang itu cukup uang untuk membeli beras.Wira melanjutkan, "Kalian semua mungkin masih belum tahu, ada kantin umum yang khusus untuk para korban bencana dia Provinsi Lowala. Asalkan kalian pergi makan di sana setiap harinya, setidaknya masalah makanan kalian bisa terselesaikan. Meskipun aku benar-benar nggak bisa memberi kalian makanan, kalian juga nggak akan mati kelaparan begitu kalian masuk ke Provinsi Lowala.""Soal tempat tinggal, aku yakin kelak itu juga akan perlahan-lahan terselesaikan. Kehidupan kalian pasti akan membaik."Sebelum datang ke sini, Wira sudah mendengar dari Lucy bahwa situasi di Provinsi Lowala tidak separah yang dibayangkannya.Osmaro dan yang lainnya bisa mengendalikan situasinya dalam waktu singkat dan bahkan mencegah pemberontakan karena mereka menyediakan cukup banyak persediaan makanan dan tempat perlindungan bagi para korban bencana juga. Kebutuhan makanan dan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2713

    "Pakaiannya juga cukup bagus, sepertinya dia juga orang kaya. Dia nggak mungkin akan menipu kita, 'kan?"Melihat penampilan Wira, semua orang mulai goyah. Dalam situasi seperti ini, tidak ada makanan sama saja kehilangan harga diri. Mereka harus segera mencari makanan untuk bertahan hidup.Namun, orang-orang berpikir mereka juga harus menghemat tenaga mereka. Sudah kekurangan makanan setiap harinya pun masih harus melakukan banyak pekerjaan, bahkan manusia besi juga tidak akan tahan. Sekarang Wira memberikan mereka makanan gratis, mereka tentu saja tidak akan menolaknya."Aku percaya dengan kata-kata Tuan ini. Tuan ini terlihat sangat serius, jelas bukan orang yang akan menipu kita. Lagi pula, jumlah kita banyak. Kalau nanti kita nggak mendapat makanan, kita bisa langsung menyerangnya. Masa kita yang sebanyak ini nggak bisa mengalahkan dia seorang?" kata seorang pria paruh baya yang keluar dari kerumunan dan langsung mengangkat tangannya.Tak lama kemudian, banyak orang yang mulai mele

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2712

    "Mereka semua datang ke sini bersama orang kaya di desa," jelas Sahim.Tadi Sahim dan yang lainnya sudah siap untuk membantu orang-orang itu, tetapi mereka menjadi enggan untuk ikut campur setelah mengetahui kenyataannya. Orang-orang itu sendiri yang sukarela membawa barang-barang itu, mereka yang akan mendapat masalah jika bersikeras membantu.Lagi pula, pihak yang satunya bersedia bekerja dan pihak yang satunya lagi bersedia memberi, pada dasarnya ini hanya transaksi bisnis."Kenapa berhenti?" Saat Sahim melaporkan situasinya pada Wira, terdengar suara dengan nada kesal dari dalam kereta itu. Tak lama kemudian, seorang pria keluar dari kereta dan langsung menatap orang-orang di sekitarnya."Apa lagi yang bisa kalian lakukan di sini? Bentar lagi kita akan tiba di kota. Setelah masuk ke sana, aku akan memberikan tujuh kilogram beras pada kalian sesuai kesepakatan. Kalau kalian terus membuang-buang waktu di sini, kalian nggak akan mendapatkan apa-apa," lanjut pria itu.Wira pun menatap

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2711

    Melihat pemandangan di depan, Wira merasa sakit kepala. Apakah mereka menganggapnya sebagai orang yang sangat baik? "Kalian bahkan nggak tahu apa yang kulakukan, tapi langsung ingin mengikutiku. Kalian nggak takut aku akan membahayakan kalian?"Semua orang langsung menggelengkan kepala.Terutama Sahim, dia adalah orang pertama yang berkata, "Aku percaya dengan kepribadian Tuan. Penampilan Tuan terlihat begitu rapi, sama sekali nggak seperti orang jahat. Lagi pula, nggak ada orang lagi yang lebih jahat dari kami di dunia ini, 'kan? Aku juga percaya kelak aku pasti akan berguna kalau kami mengikuti Tuan. Aku pasti bisa mewujudkan semua ambisiku."Wira pun tersenyum dan bertanya-tanya apa ambisi orang ini. Dengan penampilan yang buruk, Sahim ini memberikan kesan yang buruk dan terlihat seperti orang jahat.Namun, setelah Wira pikirkan lagi, membiarkan orang-orang ini mengikutinya juga bukan pilihan yang buruk. Setidaknya mereka bisa melakukan beberapa hal sesuai kemampuan mereka dan tidak

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2710

    Dengan kemampuan para menteri hebat ini, mereka pasti bisa meyakinkan para rakyat. Itu sebabnya, tidak ada keributan yang terjadi."Kak, rupanya kamu orang Provinsi Lowala. Dari aksenmu, aku nggak bisa menilai asal-usulmu," ucap Shafa sambil menatap Wira."Aku bukan dari Provinsi Lowala. Aku cuma tinggal lebih lama di sini. Makanya, aku nggak punya aksen seperti mereka," sahut Wira.Sebenarnya tidak ada perbedaan besar pada aksen para penduduk di sembilan provinsi, kecuali yang berasal dari etnis minoritas. Sementara itu, Wira bukan berasal dari dunia ini sehingga aksennya tentu berbeda. Bagaimana mungkin mereka bisa menebak asal usulnya?Shafa bertanya, "Kalau begitu, kamu dari mana?""Rumahku sangat jauh dari sini. Sepertinya aku nggak bakal pernah bisa pulang lagi." Wira menggeleng sambil menghela napas.Wira sendiri sudah lupa dirinya sudah berapa lama dirinya berada di sini. Selain itu, dia tidak pernah menemukan jalan pulang.Namun, harus diakui bahwa kehidupan di sini sangat bai

DMCA.com Protection Status