"Yang Mulia, apa kita harus menarik mundur pasukan atau ...," tanya Ishan yang menatap Ciputra sambil menunggu jawabannya.Setelah ragu-ragu sejenak, Ciputra mengernyit sembari membalas, "Jangan dulu. Kamu kembali saja ke markas dan atur pasukanmu.""Aku tahu kamu sudah kalah sekali, tapi pantang menyerah. Aku yakin kamu akan menang pada pertarungan selanjutnya. Meskipun ini karena campur tangan Wira dan banyak menteri yang nggak senang dengan hasil ini, aku tetap menghormatimu. Jadi, semoga kamu nggak membuatku kecewa lagi."Ishan mengangguk mendengarnya. Tatapannya dipenuhi rasa bersyukur. Tidak peduli apa pendapat para menteri itu, yang terpenting adalah Ciputra selalu berada di pihaknya. Adapun yang lainnya, dia tidak peduli. Kemudian, Ishan berpamitan dan kembali ke markasnya."Wira, sebaiknya kamu nggak membuatku terlalu kesulitan. Sekarang aku sudah menjadi penguasa. Kalau keuntungan kerajaanku terancam, aku nggak akan mengampunimu. Apalagi, aku punya Sekte Gunung yang menyokong
"Baik."Di saat kedua orang itu sedang berbincang, terdengar suara langkah kaki dari luar. Selanjutnya, terlihat Wulan, dan ketiga wanita lainnya masuk. "Suamiku, kamu sedang siap-siap mau keluar?" tanya Wulan memulai pembicaraan.Saat melewati kamar Julian tadi, mereka mendengar suara kedua orang itu sedang berbincang. Oleh karena itu, mereka masuk ke kamarnya. Wira tidak ingin merahasiakan apa pun dari istri-istrinya, sehingga dia hanya mengangguk sambil tersenyum dan memberi penjelasan."Benar, kami berdua mau bersiap-siap pergi ke sekte Gunung. Tapi sebelum itu, aku harus membawanya pulang dulu. Karena terburu-buru pergi saat itu, Sekte Gunung dan Sekte Langit masih ada banyak hal yang belum diselesaikan. Jadi, kali ini kami harus pulang dulu."Di antara semua ini, masih ada hal yang belum diceritakannya, yaitu mengenai masalah dua kerajaan. Sekarang Wira sudah yakin bahwa semua masalah ini berkaitan anggota Sekte Gunung. Selain itu, Sekte Gunung juga mengutus ahli untuk membantu C
"Tenang saja, bahkan kalau harus mati sekalipun, aku akan tetap melindungi istri cantikmu itu," kata Biantara sambil merangkul pundak Wira dan tertawa.Wira memutar bola matanya terhadap Biantara. "Dasar, bisa nggak kamu jangan bicara sembarangan? Kenapa selalu saja mengungkit mati? Bawa sial tahu?"Wira yang baru saja hendak berangkat, tentu saja tidak bisa senang saat mendengar ucapan Biantara. Sementara itu, Danu dan Doddy tertawa canggung merespons keduanya. Biantara hanya menggaruk kepalanya. Melihat Wira yang marah, dia buru-buru menimpali, "Aku hanya bercanda, kok. Kenapa dianggap serius?"Meskipun berkata demikian, hati Biantara tetap merasa nyaman. Sebab, Wira menasihatinya dengan tulus karena benar-benar menganggapnya sebagai saudara."Sudahlah, semuanya sudah kuinstruksikan dengan baik. Aku nggak mau banyak omong kosong lagi dengan kalian. Kalian semua adalah sahabatku, aku nggak sembarangan percaya pada orang, aku hanya percaya pada kalian tanpa syarat."Mendengar ucapan Wi
Julian begitu terharu mendengarnya. Dia langsung memeluk lengan Wira dan mendekap ke pelukannya. Pada saat ini, dia benar-benar merasakan kebahagiaan yang tidak pernah dirasakannya sebelumnya. Alangkah indahnya jika waktu bisa berhenti di detik ini juga.Dengan begitu, tidak akan ada lagi kesedihan dan kegembiraan di dunia ini. Yang ada hanya kedua orang yang saling mencintai. Ini juga termasuk hal yang sangat membahagiakan di dunia ini!Setelah menempuh perjalanan selama 1 hari 1 malam, kedua orang itu akhirnya kembali ke Sekte Langit. Saat mengetahui Wira dan Julian pulang, Arham yang telah mendapat kabar itu, lantas menunggu di depan pintu masuk Sekte Langit. Saat melihat sosok mereka berdua, dia buru-buru menyambutnya.Sebelumnya, dia memang selalu bertentangan dengan Wira. Namun, itu hanya karena dia merasa tidak puas terhadap Wira. Akan tetapi, setelah berinteraksi dengannya beberapa kali, keduanya sudah menjadi teman, dan bahkan jadi sahabat yang lumayan akrab."Kukira bakal lam
Bahkan nada bicaranya pun berubah. Jelas sekali, Juna mulai tidak senang.Di sisi lain, meskipun Wira sudah melihat perubahannya, dia tetap tidak terlalu memedulikannya. Sebaliknya, Wira malah berkata sambil tertawa, "Itu semua karena Sekte Gunung sudah ada pergerakan baru. Mereka bahkan ikut campur dalam masalah dua kerajaan besar.""Aku khawatir mereka ada rencana tersembunyi di balik semua ini. Jadi, kita sebaiknya nggak usah terus berhubungan dengan mereka. Lebih baik kalau kita bermusuhan langsung saja dengan mereka. Bagaimana pendapat Tuan?"Usai bicara, tatapan Wira kembali pada Juna. Meskipun Juna duduk di ketinggian, Wira tetap tidak terlihat gentar ataupun cemas sama sekali saat menghadapinya. Lagi pula, selama ini dia memang tidak terikat dengan siapa pun, lantas apa yang perlu ditakutkannya?Juna malah berkata dengan wajah serius, "Apa bukti dari ucapanmu itu?"Hal seperti ini tidak boleh dikatakan sembarangan. Jika tidak, ini akan menimbulkan kekacauan di kedua sekte. Jika
Wira tidak ragu-ragu sama sekali dan langsung menganggukkan kepalanya. Hanya ini jalan satu-satunya untuk saat ini."Kalau begitu, aku tunggu kabar darimu. Tapi, kamu harus beri aku jawaban secepatnya. Kalau masalahnya sudah di luar kendali, itu bukan lagi sesuatu yang bisa kamu atasi sendiri." Setelah melontarkan perkataan tersebut, Wira pun keluar bersama Julian.Sementara itu, duduk di singgasananya sambil merenung. Sebelumnya, dia memang tidak percaya dengan ucapan Wira. Seperti yang dikatakannya, Sekte Gunung dan Langit ditempati oleh para ahli bela diri. Selain itu, bertahun-tahun yang lalu mereka telah mencapai kesepakatan untuk tidak ikut campur dalam hal duniawi. Tujuannya adalah agar tidak merusak keseimbangan di dunia ini.Mereka memang tidak punya kekuatan yang sakti, tapi bagaimanapun, semua orang-orang ini adalah ahli bela diri. Tentu saja mereka akan lebih hebat dari manusia biasanya. Jika bergabung dalam peperangan, bahkan puluhan tentara yang menyerang sekaligus pun t
Ditambah lagi akan membuat keputusan besar sekarang, tentu saja mereka harus bersatu! Anggota Keluarga Ghanim malah tertawa terbahak-bahak. Semua orang memusatkan perhatian padanya karena tidak mengerti dengan maksudnya."Aku malah merasa Wira belum tentu sedang menipu kita. Sepertinya kalian yang menipu diri sendiri, 'kan? Apa kalian nggak tahu posisi Antares di Sekte Gunung? Sampai kapan pun, dia nggak akan meninggalkan Sekte Gunung!""Jadi, semua perbuatannya bisa mewakilkan Sekte Gunung. Kini dia sudah membawa sekelompok ahli bela diri memasuki Kerajaan Beluana, apa ini masih belum cukup menjelaskan semuanya? Jelas sekali Sekte Gunung punya rencana tersembunyi!""Yang paling membuatku merasa lucu adalah, Wira datang jauh-jauh untuk memberikan informasi pada kita agar kita bisa mempersiapkan diri lebih awal, atau bahkan merebut kesempatan. Tapi kalian malah nggak percaya niat baik orang dan bahkan menuduhnya menyebar fitnah di sini? Aku benar-benar nggak ingin jadi rekan kalian!"Me
Pada saat ini, Wira membawa Julian dan Arham untuk minum arak di kedai. Tadinya dia mengira tidak akan ada waktu untuk mengobrol dengan sahabatnya ini, tapi karena Juna menyuruhnya untuk menunggu, Wira pun jadi sempat untuk minum arak."Tuan yang bernama Wira, bukan? Tuan Juna yang mengutusku kemari. Saat ini delapan keluarga besar sudah menunggu kedatanganmu di aula. Mohon Tuan Wira ikut kami ke sana," kata dua orang pemuda berpakaian putih di depan mejanya. Meski tutur katanya sangat sopan, nada bicaranya terdengar seperti meremehkannya.Jelas sekali, mereka sama sekali tidak menganggap Wira. Hanya saja, cukup wajar jika dipikir-pikir. Bagaimanapun, mereka adalah ahli bela diri. Meski usianya lebih muda, statusnya sudah berada di atas Wira dan kelompoknya. Bagi ahli bela diri seperti mereka, rakyat jelata seperti Wira hanyalah cecunguk yang tak berguna. Mereka sangat merendahkan Wira dan yang lainnya.Jika bukan karena diperintahkan Juna, mereka bahkan enggan memedulikan Wira."Terny
Jika Wira pergi ke wilayah suku di utara itu sendirian, Lucy merasa hal itu tidak ada gunanya. Wira memang sangat dicintai para rakyat di sembilan provinsi ini, tetapi Wira tidak memiliki kekuasaan ataupun pengaruh di wilayah tandus dan wilayah suku-suku di utara. Tidak ada orang yang akan menghargai perintah Wira.Wira berkata sambil menggelengkan kepala, "Kita saja yang pergi. Danu dan Doddy terus memintaku mengerahkan pasukan untuk menyerang Ciputra. Aku memang punya pemikiran seperti itu, tapi Tuan Osmaro, Tuan Huben, dan yang lainnya juga memikirkan keadaanku. Mereka hanya ingin kubu kita bisa berkembang dengan stabil.""Jadi, kalau aku membawa pasukan ke wilayah suku-suku di utara, takutnya situasinya akan sulit untuk dikendalikan."Masing-masing pihak memiliki alasan mereka tersendiri. Namun, Wira sangat memahami apa yang sedang dipikirkan Huben dan yang lainnya.Setelah bencana banjir melanda, rakyat di sembilan provinsi hidup sengsara. Terutama para rakyat di Kerajaan Beluana
"Tuan." Pada saat itu, tiba-tiba terdengar suara yang familier di telinga Wira dan Lucy mendekatinya."Aku baru saja menerima surat minta tolong dari Bobby lagi. Di surat ini, dia bilang dia sudah hampir nggak bisa bertahan lagi. Menurutmu, apa kita harus pergi ke sana untuk menolong Bobby?" kata Lucy.Seharian ini, Lucy juga sangat sibuk karena dia terus mengatur ulang struktur di Paviliun Langit. Selanjutnya, paviliun ini bukan hanya menjadi mata Wira dan mengendalikan semua informasi di seluruh negeri, mereka juga akan menjalankan tugas pembunuhan diam-diam dari Wira.Bagi Lucy dan anggota lainnya, ini adalah sebuah tantangan yang baru juga. Oleh karena itu, orang-orang yang akan bergabung dengan Paviliun Langit juga harus melewati seleksi yang sangat ketat. Dengan begitu, hanya orang-orang yang benar-benar berbakat yang terpilih."Dia sudah meminta bantuan lagi? Secepat ini?" tanya Wira yang tersadar kembali sambil mengernyitkan alisnya."Benar. Aku dengar beberapa suku lainnya tib
"Aku akan memikirkan masalah ini dengan baik. Soal apa kita akan berperang melawan Wira atau nggak, nanti aku akan memberi tahu kalian keputusanku," kata Ciputra.Berhubung Ciputra sudah membuat keputusannya, Alzam dan Zuhri hanya bisa saling memandang sambil tersenyum dan berjalan keluar dari istana.Di luar istana.Alzam menghentikan langkah Zuhri dan perlahan-lahan berkata, "Kamu juga sudah menyadarinya, 'kan? Raja sudah membuat keputusannya, sepertinya kali ini dia memang bersiap untuk bertarung mati-matian dengan Wira."Zuhri mengangkat bahunya dengan santau dan tersenyum sinis. "Aku justru merasa sekarang adalah waktu yang tepat untuk melawan Wira. Lagi pula, kondisi internal kerajaan kita memang sudah kacau dan banyak pihak yang sudah berencana untuk membuat keributan. Aku dengar mereka sudah membentuk pasukan sipil dan bahkan sudah berkembang sampai puluhan ribu orang.""Kalau membiarkan mereka terus berkembang, mungkin posisi Raja juga akan terancam. Lebih baik kita berperang
Alzam segera berkata, "Raja, masalah ini harus dipertimbangkan dengan matang. Kamu benar-benar berniat untuk berperang melawan Wira? Sekarang kondisi internal kerajaan kita sedang kacau. Para rakyat hidup sengsara dan banyak di antara mereka yang sudah menjadi perampok karena bencana banjir ini. Beberapa daerah bahkan sudah menekan mereka dengan kekuatan militer.""Kalau kita berperang melawan Wira sebelum masalah internal kerajaan ini selesai, kita mungkin akan menjadi senjata bagi pihak lain. Aku lihat Senia ini punya niat tersembunyi, dia jelas ingin memanfaatkan kita."Setelah Harraz berpihak pada Wira, Alzam menjadi satu-satunya pejabat pemerintah yang berkuasa. Di Kerajaan Beluana ini, posisi perdana menteri kiri dan kanan pun sudah dihapus karena sekarang hanya tersisa satu perdana menteri saja. Posisinya menjadi makin tinggi dan Ciputra akan membahas semua keputusan besar dengannya."Apa maksudmu?" tanya Ciputra sambil menatap Alzam.Alzam menjelaskan, "Raja, lokasi wilayah tan
"Kamu tentu saja akan menjadi pemimpin dari Paviliun Langit ini. Delapan divisi jaringan mata-mata juga nggak akan berubah, hanya namanya saja yang diganti menjadi delapan divisi Paviliun Langit. Soal ketua divisinya, kamu saja yang memilihnya. Tenang saja. Aku membentuk Paviliun Langit bukan untuk melemahkan kekuatanmu, tapi ingin memperluas pengaruhmu," jelas Wira.Jaringan mata-mata hanya sebuah organisasi intelijen saja, sehingga Wira ingin membentuk Paviliun Langit. Paviliun ini bukan hanya bisa membantunya mengumpulkan informasi, tetapi bisa menjalankan tugas lainnya seperti membunuh diam-diam juga. Kini, dunia sudah kacau dan beban yang dipikulnya akan makin berat. Lucy tentu saja harus memikul tanggung jawab yang lebih besar juga."Baik. Semuanya akan dijalankan sesuai perintah Tuan. Aku akan segera mengurusnya," jawab Lucy dengan segera. Wira bisa memercayainya bukan hanya karena kesetiaannya, tetapi karena kemampuannya dalam menjalankan tugas juga. Di saat seperti ini, dia ti
Di surat yang dikirimkan Bobby sudah dijelaskan bahwa saat ini terjadi perubahan besar di berbagai suku di utara. Suku-suku yang awalnya masih dikendalikannya, kini muncul para pengkhianat yang sedang berperang melawannya. Ditambah lagi, beberapa suku besar lainnya juga mulai mengerahkan pasukan mereka, sehingga posisinya makin berbahaya. Dia pun terpaksa meminta bantuan pada Wira.Orang yang bisa segera membantu Bobby sebenarnya adalah Osman karena lokasi Kerajaan Beluana lebih dekat dengan wilayah suku utara. Dalam waktu dua hari dua malam saja, pasukan mereka sudah bisa tiba di sana dan keduanya bekerja sama dalam pertempuran itu.Namun, hubungan Bobby dan Osman tidak begitu baik. Saat itu Osman bisa membantunya juga berkat pengaruh dari Wira. Jika tidak, Osman tidak mungkin memedulikan urusannya. Kali ini, dia juga hanya bisa kembali meminta bantuan dari Wira, berharap Wira bisa membantunya menenangkan kekacauan di wilayah suku utara ini.Agha dan Nafis yang berdiri di belakang Wir
Menurut Wira, selama para pejabat sipil dan jenderal militer bekerja sama, mereka baru bisa terlepas dari hambatan dan tak terkalahkan dalam pertempuran."Kita biarkan dulu masalah ini. Kali ini aku kembali karena masih ada banyak hal yang harus diselesaikan. Soal perang dengan Kerajaan Beluana ini. Meskipun kita nggak memulai pertempurannya sekarang, sebentar lagi perangnya juga nggak akan bisa terhindar lagi," kata Wira dengan nada muram.Senia dan juga Ciputra memiliki ambisi tersendiri. Keberadaan kedua orang ini menjadi faktor yang paling labil, sehingga mereka harus disingkirkan agar kelak tidak menimbulkan ancaman. Para rakyat di seluruh negeri juga tidak perlu hidup dalam kekhawatiran dan ketakutan lagi dan dia juga tidak perlu memikirkan mereka lagi. Dia tahu makin besar kemampuannya, makin besar pula tanggung jawabnya.Nafis segera menganggukkan kepalanya. Dia selalu mematuhi perintah Wira, berbeda dengan Danu dan Doddy. Sebenarnya, dia begini karena dia sangat tahu posisinya
Wira memelototi Mahart dan berkata dengan kesal, "Kamu ini juga nggak memikirkannya baik-baik, mana mungkin aku nggak bisa mengenali istriku sendiri. Hanya berdasarkan perasaan yang kamu berikan saja, aku sudah bisa menebak kamu ini bukan Wulan. Kalau kamu berani memainkan trik seperti ini di depanku lagi, jangan salahkan aku nggak sungkan padamu."Mahart segera menganggukkan kepala dan tidak berani berbicara lagi. Semua ini adalah ide dari Agha. Jika tidak, dia tidak akan melakukan hal yang begitu bodoh."Kak Wira, apa sekarang kamu akan kembali untuk melihat para kakak ipar?" tanya Doddy yang mengalihkan topik pembicaraannya.Saat Wira baru saja hendak mengiakan, Nafis tiba-tiba mendekat dan berdiri di depan Wira."Tuan, sudah lama nggak bertemu," sapa Nafis.Setelah lama tidak bertemu, Nafis memang terlihat lebih bersemangat dan berwibawa dibandingkan sebelumnya. Auranya juga terasa lebih tajam. Saat ini, dia sudah menjadi jenderal besar di Kota Limaran dan bertanggung jawab menjaga
Namun, auranya sangat berbeda. Apa mungkin karena sudah lama tidak bertemu, jadi terasa agak asing?"Bukannya aku nggak ingin pulang, hanya saja ada urusan penting yang harus diselesaikan. Mana mungkin aku nggak merindukan kalian? Selama aku pergi, aku selalu memikirkan kalian!" sahut Wira buru-buru.Wulan yang berdiri di samping tetap memasang ekspresi dingin. "Dasar pembohong! Kalau kamu benaran merindukan kami, kamu nggak akan pergi selama itu! Semua pria memang sama saja. Kalian egois dan cuma memikirkan diri sendiri!""Sudahlah, aku malas berdebat denganmu. Sebaiknya kamu segera berkemas dan pulang untuk melihat kami!"Wira menatap Wulan untuk waktu yang cukup lama. Tiba-tiba, tatapannya menjadi dingin. Dia segera menghampiri Wulan dan mencengkeram pergelangan tangannya."Sakit," ucap Wulan secara spontan.Doddy yang melihatnya pun terkejut. Apa yang terjadi? Wira terkenal sangat menyayangi istrinya, selalu memperlakukan mereka dengan sangat baik. Kenapa tiba-tiba menjadi sekasar