Para prajurit memakai baju zirah, mereka juga memegang perisai dan tombak. Semua prajurit ini terlihat garang.Sementara itu, Wira hanya memakai baju biasa dan memegang pistol. Tidak mungkin dia bisa berhasil melawan ratusan prajurit ini. Saat Wira bertarung dengan para prajurit, dia terus melirik ke samping. Dia harus mencari jalan lain, lalu membawa Farrel pergi.Namun, keempat jalan yang bisa mereka lalui sudah diblokir oleh para prajurit. Sepertinya, mereka hanya bisa melewati atap. Masalahnya, Farrel tidak menguasai teknik bela diri. Wira harus menggendong Farrel untuk melompat ke atas atap. Kalau begitu, kekuatan Wira akan terpengaruh.Kedua belah pihak terus bersitegang. Pistol Wira sangat hebat, setiap tembakannya langsung menghabisi beberapa prajurit. Para prajurit tidak tahu berapa banyak peluru yang tersisa di pistol Wira, jadi mereka tidak berani bertindak gegabah dan membahayakan keselamatan mereka.Kasim juga tidak menyangka sekarang Wira menjadi begitu hebat. Kasim berka
Baru puluhan menit saja, pasukan-pasukan kerajaan itu sudah berhasil dihabisi mereka, hanya tersisa seorang kasim yang tertegun di tempatnya."Semua orang di depan sudah kita tangani," pamer Danu kepada Wira dengan senang."Bagus sekali. Kalau begitu, kita segera pergi!"Wira langsung meraih Farrel ke sisinya, lalu mengajak yang lainnya meninggalkan istana bersama-sama. Hari ini mereka sudah berhasil menyelamatkan Farrel, tetapi mereka masih harus merencanakan langkah selanjutnya. Musuh di sepanjang jalan sudah ditangani oleh Julian dan yang lainnya, sehingga tidak ada hambatan lagi saat mereka keluar dan segera meninggalkan istana.Saat melihat dirinya makin menjauh dari gerbang istana, perasaan di hati Farrel campur aduk. Bukan hanya Wira, bahkan dia juga tidak mengerti mengapa masalah bisa menjadi kacau seperti ini. Apakah kelak dia hanya bisa bertemu dengan kakaknya lagi di pertempuran?"Tuan, kita pergi ke mana sekarang?"Setelah keluar dari istana, hal pertama yang mereka lakukan
Mendengar suara jeritan di luar, hati Ciputra tidak merasakan apa pun. Saat ini, dia hanya ingin segera menemukan Farrel.Setelah kasim itu diseret keluar, hanya tersisa Ciputra di dalam aula. Kemudian, dua pria tua berjubah hitam itu keluar dari tirai belakang."Raja, halnya sudah seperti ini, Anda nggak boleh berbelaskasihan lagi, kebaikan hati Anda akan menjadi kekejaman bagi kita. Kalau hal tentang Sekte Gunung membantu Raja ini ketahuan orang, Anda juga nggak akan lepas dari masalah ini."Meskipun perkataan kedua pria tua berjubah hitam itu terdengar sangat menghormati Ciputra, sebenarnya mereka hanya memperlakukannya sebagai alat saja.Saat mendengar mereka ingin menyerang Wira, Ciputra secara refleks menolak. Bagaimanapun juga, Wira dan dia adalah sahabat karib. Mereka telah melewati banyak hal bersama sebelumnya, dia tidak bisa membunuh Wira hanya karena alasan ini."Aku sudah mengatakan hal ini sebelumnya, 'kan? Aku nggak mungkin mencelakainya. Dia sangat berharga bagiku dan t
"Orang yang di dalam dengarkan baik-baik! Kalian sudah kami kepung. Kalau mengerti, segera keluar!""Segera keluar! Jangan sampai kami robohkan tempat ini. Kalau sudah bertindak, kami nggak tahu batasan lagi.""Dunia ini sungguh kumuh."Para ahli bela diri itu terus berteriak di luar dan Wira tentu saja mendengar perkataan mereka. Danu dan Doddy marah dan ingin keluar untuk melawan mereka, tetapi Wira menghentikan keduanya."Jangan tergesa-gesa. Kalian tunggu di sini dulu, aku keluar untuk bertemu mereka. Tampaknya kultivasi mereka nggak rendah, kalian mungkin bukan tandingan mereka."Wira berpikir Danu, Doddy, dan Julian sudah banyak membantunya, sehingga dia tidak ingin mereka berada dalam bahaya lagi. Oleh karena itu, dia memutuskan untuk menghadapi orang-orang itu sendirian.Awalnya, Danu dan Doddy tidak setuju, tetapi orang-orang di luar itu makin angkuh dan mengganggu bisnis hot pot. Mereka tidak bisa melawan perkataan Wira, sehingga mereka membiarkan Wira pergi sendirian. Namun
Setelah selesai berbicara, Julian langsung meloncat ke bawah melalui jendela dan memanfaatkan karung di samping untuk mendarat di lantai dengan stabil."Tuan, aku akan membantumu."Sekarang kultivasi Julian dan Wira sama, sehingga kekuatan mereka meningkat jika keduanya bekerja sama. Wira memang tidak ingin Julian terlibat, tetapi situasinya sudah seperti ini dan dia tidak punya pilihan lain."Kamu pasti Gadis Suci dari Sekte Langit, 'kan? Benar-benar tak disangka, Gadis Suci dari Sekte Langit malah menikah dengan pria dari dunia luar.""Aku pikir Gadis Suci dari Sekte Langit begitu mulia, ternyata malah menikah dengan pria sembarangan. Fisik Bulan Dinginmu sudah sembuh? Apa kamu puas dengan malam pertamamu?"Wira berpikir mengapa orang-orang ini bisa tahu Julian adalah gadis suci dari Sekte Langit, karena tidak ada yang tahu tentang hal ini lagi selain Wira dan yang lainnya. Ini juga pertama kalinya mereka bertemu. Apakah Ciputra yang memberi tahu hal ini kepada mereka?Mendengar peng
Setelah mendengar jawaban itu, ekspresi Hasto menjadi serius. Dia benar-benar tidak menyangka orang dari Sekte Gunung ini berani sekali terlibat dalam urusan kerajaan. Apakah mereka lupa dengan kesepakatan mereka sebelumnya?Orang di depan itu masih terus memohon ampun, tetapi Hasto tidak ingin membiarkan orang ini tetap hidup. Bagaimanapun juga, semua orang di Sekte Gunung ini jahat. Mereka sudah melupakan kesepakatan sebelumnya dan sengaja datang ke kerajaan untuk mengacaukan situasinya.Dalam sekejap, pedang memotong tenggorokan dan ahli bela diri itu langsung mati, menunjukkan kemampuan Hasto yang sangat luar biasa. Setelah menyelesaikan semua orang itu, dia kembali ke hadapan Wira dan Julian."Kenapa sudah terjadi hal yang begitu besar baru bilang padaku?"Ekspresi Hasto terlihat serius. Bagaimanapun juga, hal ini berhubungan dengan Sekte Gunung, Sekte Langit, dan dunia luar, sehingga tidak boleh ditunda."Guru, kami juga baru tahu tentang hal ini dan butuh waktu beberapa hari unt
"Farrel, kamu nggak perlu takut, nggak ada orang kakakmu di sini. Kalau ada yang ingin kamu katakan, katakan saja dengan berani. Kita pasti akan menolongmu!""Benar. Farrel, kamu anggap saja kami ini temanmu, katakan saja dengan berani.""Nona, kamu nggak perlu takut. Apa yang sebenarnya mereka lakukan di istana, kamu katakan dengan cermat. Kita pasti akan menolongmu."Semuanya mengira Farrel ketakutan, sehingga tidak berani mengungkapkan kebenarannya dan mereka semua mengelilinginya untuk menghiburnya. Namun, ekspresi Farrel tetap terlihat bingung, karena dia benar-benar tidak tahu. Jika tahu, dia pasti sudah mengatakannya."Aku benar-benar minta maaf. Kalau aku tahu, aku pasti akan mengatakannya. Tapi, aku juga nggak mengerti kenapa Kakak mengurungku."Farrel mengangkat kepalanya dengan ekspresi tegas. Dia benar-benar tidak berbohong, dia mengatakan yang sebenarnya. Hal ini mengejutkan semua orang di ruangan. Seorang putri malah dikurung dengan tanpa alasan. Mungkin saja ada alasanny
Memang benar apa yang dikatakan Wira. Sebelumnya, Ciputra memperlakukan Farrel dengan sangat baik, pasti ada alasannya mengapa kepribadian Ciputra langsung berubah drastis dalam semalam.Semua orang merasa sangat terkejut karena tidak menyangka Wira akan berpikir sejauh itu. Mereka semua pun tidak terpikirkan bahwa ada rahasia yang sulit diungkapkan di balik tindakan Ciputra. Bagaimanapun juga, mereka dilahirkan di keluarga raja. Tidak mungkin tidak memiliki ambisi dan tunduk pada seseorang begitu saja. Namun sekarang, sepertinya Ciputra mungkin pengecualian."Ternyata seperti ini. Mungkin Ciputra sekarang juga sangat menderita. Dia terpaksa mengurung adiknya dan sekarang harus berpura-pura terlihat kejam.""Danu selalu mengagumi orang seperti ini. Kalau kelak Ciputra dalam masalah dan minta tolong kepada kita, Bos harus menolongnya ya."Awalnya semua orang tidak mengerti mengapa Ciputra melakukan hal ini, tetapi mereka mulai mengerti setelah mendengar penjelasan Wira.Mendengar perkat
Setelah melihat Wira yang duduk di dalam sel, Danu merasa hatinya sakit dan berteriak, "Cepat buka pintu sel ini! Kalian benar-benar berani sekali. Bahkan kakakku juga kalian berani tangkap?"Bukan hanya Adianto yang langsung tercengang begitu mendengar perkataan itu, semua orang yang berada di sana juga begitu. Danu adalah jenderal yang terkenal dan berkuasa. Di seluruh Provinsi Lowala, tidak ada yang bisa menandinginya dan bahkan tidak ada yang berani mengganggunya. Orang yang dipanggilnya kakak tentu saja adalah Wira.Adianto tidak berani percaya dengan apa yang didengarnya, tetapi kenyataannya sudah ada di depan matanya. Setelah menelan ludah, dia segera membuka pintu sel dan inisiatif masuk ke dalamnya. Dia hanya menundukkan kepala karena tidak berani menatap Wira dan berkata, "Tuan, sebelumnya aku nggak tahu apa-apa dan sudah menyinggungmu.""Aku mohon Tuan bisa memaafkanku, jangan menghukumku. Aku nggak akan mengulanginya lagi kelak."Pada saat ini, Adianto benar-benar ketakutan
"Menurutku, ini ide yang bagus. Kalau begitu, kita lakukan sesuai keinginanmu. Aku akan pergi memberi tahu rekan-rekanku di luar biar mereka membantuku memberi pelajaran pada anak ini. Sejujurnya, aku juga kesal dengan anak ini," kata Adianto sambil tersenyum sinis, lalu bersiap pergi bersama Ruben.Adianto memang tidak bisa langsung memutuskan semua hal yang ada di penjara bawah tanah, dia tetap harus melaporkannya pada atasannya. Namun, jabatannya lebih tinggi daripada orang-orang yang ada di sana. Jika kerabatnya ingin masuk ke kota, semua juga pasti akan melewatinya. Oleh karena itu, dia tentu saja memiliki pengaruh tertentu.Namun, saat baru saja berbalik, Adianto dan Ruben melihat ada sekelompok orang mendekat. Terutama saat melihat orang yang berdiri di paling depan, Adianto langsung tertegun dan tidak tahu harus berbuat apa."Saudaraku, ada apa?" tanya Ruben dengan ekspresi bingung."Aku nggak salah lihat, 'kan? Kenapa Jenderal Danu tiba-tiba datang ke penjara bawah tanah? Buka
"Aku mengerti. Melihat situasinya nggak beres, jadi kakakmu langsung pergi, 'kan? Orang bilang suami istri yang selalu bersama pun akan berpisah saat menghadapi bahaya, ternyata kakak adik pun seperti ini," sindir Sahim.Shafa malah tidak berbicara dan menjelaskan apa pun juga. Dia sebenarnya sudah menyadarinya saat tadi Wira berbicara dengan Kaffa. Wira bisa duduk di sini dengan begitu tenang pasti karena sudah memberikan tugas pada Kaffa. Kalau begitu, mengapa dia harus khawatir?Selain itu, Shafa tahu betul kebaikan kakaknya terhadapnya melebihi siapa pun. Oleh karena itu, dia merasa tidak perlu menjelaskan apa pun pada orang lain."Tutup mulutmu," kata Wira dengan kesal.Sahim langsung tidak berani berbicara lagi.Tepat pada saat itu, Ruben dan Adianto datang dan langsung berdiri di depan pintu sel."Sekarang kamu sudah tahu kekuatanku, 'kan? Tadi aku sebenarnya nggak ingin menyusahkan kalian dan menyuruh kalian cepat pergi, tapi kalian nggak mau dengar. Kalian malah mengusir para
Kaffa menyadari liontin giok ini memang berguna. Setelah mendengar perkataan Danu, dia tidak ragu-ragu dan langsung berkata, "Tuan Wira yang memberiku liontin giok ini sudah ditangkap kepala penjaga gerbang kota ke penjara bawah tanah. Jenderal Danu, cepat selamatkan dia."Kepala penjaga gerbang kota memang memiliki kekuasaan, tetapi kekuasaan itu masih kalah jauh jika dibandingkan dengan Danu. Kaffa merasa lebih yakin lagi, kali ini Wira dan adiknya pasti akan selamat.Swish.Mendengar perkataan Kaffa, ekspresi Danu langsung menjadi sangat muram dan napasnya pun menjadi terengah-engah. "Mereka berani menangkap kakakku? Benar-benar nggak tahu diri!"Setelah memaki sebentar, Danu langsung melambaikan tangan pada kedua penjaga di belakangnya. "Segera kumpulkan orang dan ikut aku ke penjara bawah tanah!"Tak lama kemudian, semua orang sudah siap dan berangkat menuju penjara bawah tanah.Kaffa juga segera mengikuti mereka. Dia ingin menyelamatkan adiknya dengan tangannya sendiri dan berter
Selama tetap mengikuti Wira, Kaffa yakin kehidupannya dan adiknya akan terjamin."Kenapa masih belum pergi? Kamu kira kami sedang bercanda denganmu?" kata penjaga yang tadi berbicara itu dengan kesal. Jika bukan karena Danu sudah memerintahkan untuk harus bersikap rendah hati dan sopan pada orang-orang, mereka sudah memukul Kaffa dengan tongkat. Jelas Kaffa ini hanya seorang pengemis pun berani datang menemui Danu, sungguh tidak tahu diri.Kaffa kembali berkata, "Kalau kalian nggak mengizinkan aku bertemu dengan Jenderal Danu, nggak masalah. Tapi, tolong serahkan benda ini pada Jenderal Danu. Kalau Jenderal Danu ingin bertemu denganku setelah melihat benda ini, kalian baru bawa aku masuk. Bagaimana? Tapi, kalau Jenderal Danu nggak ingin bertemu denganku, aku nggak akan tinggal di sini lagi. Bagaimana menurut kalian?"Meskipun para penjaga itu tidak mengizinkannya masuk, Kaffa merasa dia tetap harus menunjukkan benda ini pada Danu. Dia juga tidak tahu apakah benda ini berguna atau tidak
Setelah mengatakan itu, Wira menatap Kaffa yang berdiri di belakangnya. Dia mengeluarkan sebuah liontin giok dan diam-diam menyerahkannya ke tangan Kaffa, lalu berbisik, "Kamu ambil liontin giok ini dan pergi mencari orang yang bernama Danu di dalam kota. Danu sangat terkenal di sana, jadi kamu hanya perlu bertanya pada orang-orang di sana saja. Kamu pasti akan menemukannya.""Aku akan menjaga adikmu dan nggak akan membiarkan sesuatu terjadi padanya."Kaffa mengenakan pakaian biasa dan terlihat seperti pengemis. Ditambah lagi, situasi di sekitar sedang kacau dan jaraknya yang lebih jauh dari Wira, sehingga orang-orang sulit untuk mengenalinya. Situasi ini justru menguntungkan, setidaknya dia bisa memanfaatkan situasinya untuk mencari celah dan pergi meminta bantuan dari Danu.Setelah ragu sejenak dan melihat Shafa yang menganggukkan kepala, Kaffa menggertakkan giginya dan berkata, "Kalau begitu, maaf merepotkan Kak Wira."Setelah mengatakan itu, Kaffa diam-diam pergi dari sana.Sementa
Wira bertanya-tanya apakah Lucy sudah memberi tahu orang-orang di Provinsi Lowala tentang situasinya, sehingga para prajurit ini datang untuk menjemputnya."Tuan Ruben, akhirnya kamu datang juga. Aku dengar kamu menghadapi beberapa masalah di sini, jadi aku sengaja datang ke sini untuk melihatnya. Kelihatannya situasimu memang seperti yang mereka katakan, benar-benar ada orang nggak tahu diri yang berani mencari masalah denganmu," kata pria yang menunggang kuda dengan nada dingin sambil menatap Wira."Siapa kamu ini? Kamu tahu siapa pria yang berdiri di depanmu ini? Dia adalah Tuan Ruben yang sangat terkenal. Lihatlah dirimu ini, masih berani melawan Tuan Ruben? Cepat tangkap preman ini," lanjut pria itu.Seiring perintah dari pria yang menunggang kuda itu, para prajurit langsung maju dan segera mengepung Wira dan yang lainnya.Sahim langsung ketakutan sampai kakinya lemas. Sejak zaman dahulu, rakyat takut pada prajurit sudah menjadi situasi yang wajar. Saat teringat dengan semua tinda
"Baiklah. Aku percaya perkataan Tuan ini, jadi aku akan ikut dia ke kota dan melihatnya sendiri," kata pria paruh baya itu lagi dan menjadi orang pertama yang mendukung Wira.Melihat ada yang mulai goyah, yang lainnya juga segera mendukung Wira. Dalam sekejap, banyak orang yang sudah berdiri di belakang Wira.Sementara itu, hanya tersisa sebagian korban bencana yang berdiri di pihak pria gemuk itu, selain beberapa pengawalnya. Namun, hanya dengan orang-orang ini saja, jelas tidak akan cukup untuk mengangkat semua makanan dan hartanya ke dalam kota."Sialan, kamu ini sengaja membuat keributan, 'kan?" kata pria gemuk itu dengan nada dingin dan menatap Wira sambil mengernyitkan alis. Semua rencananya sudah matang, hanya tinggal menyelesaikannya saja. Namun, Wira yang tidak tahu diri ini tiba-tiba muncul dan mengacaukan segalanya. Siapa pun yang menghadapi situasi seperti ini pasti akan marah.Wira malah tersenyum. "Semua yang kukatakan ini benaran, kenapa kamu begitu marah?""Dasar bereng
Penampilan Kaffa dan Shafa memang membuat orang sulit untuk percaya Wira bisa memberikan orang-orang itu cukup uang untuk membeli beras.Wira melanjutkan, "Kalian semua mungkin masih belum tahu, ada kantin umum yang khusus untuk para korban bencana dia Provinsi Lowala. Asalkan kalian pergi makan di sana setiap harinya, setidaknya masalah makanan kalian bisa terselesaikan. Meskipun aku benar-benar nggak bisa memberi kalian makanan, kalian juga nggak akan mati kelaparan begitu kalian masuk ke Provinsi Lowala.""Soal tempat tinggal, aku yakin kelak itu juga akan perlahan-lahan terselesaikan. Kehidupan kalian pasti akan membaik."Sebelum datang ke sini, Wira sudah mendengar dari Lucy bahwa situasi di Provinsi Lowala tidak separah yang dibayangkannya.Osmaro dan yang lainnya bisa mengendalikan situasinya dalam waktu singkat dan bahkan mencegah pemberontakan karena mereka menyediakan cukup banyak persediaan makanan dan tempat perlindungan bagi para korban bencana juga. Kebutuhan makanan dan