Farrel yang berada di samping tidak ingin menunda waktu lagi. Dia langsung merangkul pinggang Wira, lalu meminta Wira untuk melepaskan biksu botak itu. Sekarang, yang terpenting adalah mereka harus segera kabur.Wira melihat Farrel sekilas, lalu melepaskan tangan Farrel dengan lembut. Setelah itu, dia meraih tangan Farrel dan membawanya pergi.Sesudah Wira dan Farrel pergi, biksu botak pun terjatuh di lantai. Kejadian tadi sungguh mengerikan. Pria itu hampir saja merenggut nyawanya!Sementara itu, Ayu merasa lega saat melihat Farrel pergi. Dia berharap Wira bisa membawa Farrel meninggalkan tempat yang kacau ini dan tidak akan kembali lagi. Ayu sendiri tumbuh besar bersama Farrel dan Ciputra. Jadi, Raja tidak akan memperlakukan Ayu dengan kejam. Paling-paling, Ayu hanya diberi hukuman ringan.Wira dan Farrel terus berlari. Namun, makin banyak prajurit kerajaan yang mengepung mereka. Sepertinya, Ciputra sudah tahu bahwa Wira datang untuk menyelamatkan Farrel. Jadi, Ciputra sengaja mengut
Para prajurit memakai baju zirah, mereka juga memegang perisai dan tombak. Semua prajurit ini terlihat garang.Sementara itu, Wira hanya memakai baju biasa dan memegang pistol. Tidak mungkin dia bisa berhasil melawan ratusan prajurit ini. Saat Wira bertarung dengan para prajurit, dia terus melirik ke samping. Dia harus mencari jalan lain, lalu membawa Farrel pergi.Namun, keempat jalan yang bisa mereka lalui sudah diblokir oleh para prajurit. Sepertinya, mereka hanya bisa melewati atap. Masalahnya, Farrel tidak menguasai teknik bela diri. Wira harus menggendong Farrel untuk melompat ke atas atap. Kalau begitu, kekuatan Wira akan terpengaruh.Kedua belah pihak terus bersitegang. Pistol Wira sangat hebat, setiap tembakannya langsung menghabisi beberapa prajurit. Para prajurit tidak tahu berapa banyak peluru yang tersisa di pistol Wira, jadi mereka tidak berani bertindak gegabah dan membahayakan keselamatan mereka.Kasim juga tidak menyangka sekarang Wira menjadi begitu hebat. Kasim berka
Baru puluhan menit saja, pasukan-pasukan kerajaan itu sudah berhasil dihabisi mereka, hanya tersisa seorang kasim yang tertegun di tempatnya."Semua orang di depan sudah kita tangani," pamer Danu kepada Wira dengan senang."Bagus sekali. Kalau begitu, kita segera pergi!"Wira langsung meraih Farrel ke sisinya, lalu mengajak yang lainnya meninggalkan istana bersama-sama. Hari ini mereka sudah berhasil menyelamatkan Farrel, tetapi mereka masih harus merencanakan langkah selanjutnya. Musuh di sepanjang jalan sudah ditangani oleh Julian dan yang lainnya, sehingga tidak ada hambatan lagi saat mereka keluar dan segera meninggalkan istana.Saat melihat dirinya makin menjauh dari gerbang istana, perasaan di hati Farrel campur aduk. Bukan hanya Wira, bahkan dia juga tidak mengerti mengapa masalah bisa menjadi kacau seperti ini. Apakah kelak dia hanya bisa bertemu dengan kakaknya lagi di pertempuran?"Tuan, kita pergi ke mana sekarang?"Setelah keluar dari istana, hal pertama yang mereka lakukan
Mendengar suara jeritan di luar, hati Ciputra tidak merasakan apa pun. Saat ini, dia hanya ingin segera menemukan Farrel.Setelah kasim itu diseret keluar, hanya tersisa Ciputra di dalam aula. Kemudian, dua pria tua berjubah hitam itu keluar dari tirai belakang."Raja, halnya sudah seperti ini, Anda nggak boleh berbelaskasihan lagi, kebaikan hati Anda akan menjadi kekejaman bagi kita. Kalau hal tentang Sekte Gunung membantu Raja ini ketahuan orang, Anda juga nggak akan lepas dari masalah ini."Meskipun perkataan kedua pria tua berjubah hitam itu terdengar sangat menghormati Ciputra, sebenarnya mereka hanya memperlakukannya sebagai alat saja.Saat mendengar mereka ingin menyerang Wira, Ciputra secara refleks menolak. Bagaimanapun juga, Wira dan dia adalah sahabat karib. Mereka telah melewati banyak hal bersama sebelumnya, dia tidak bisa membunuh Wira hanya karena alasan ini."Aku sudah mengatakan hal ini sebelumnya, 'kan? Aku nggak mungkin mencelakainya. Dia sangat berharga bagiku dan t
"Orang yang di dalam dengarkan baik-baik! Kalian sudah kami kepung. Kalau mengerti, segera keluar!""Segera keluar! Jangan sampai kami robohkan tempat ini. Kalau sudah bertindak, kami nggak tahu batasan lagi.""Dunia ini sungguh kumuh."Para ahli bela diri itu terus berteriak di luar dan Wira tentu saja mendengar perkataan mereka. Danu dan Doddy marah dan ingin keluar untuk melawan mereka, tetapi Wira menghentikan keduanya."Jangan tergesa-gesa. Kalian tunggu di sini dulu, aku keluar untuk bertemu mereka. Tampaknya kultivasi mereka nggak rendah, kalian mungkin bukan tandingan mereka."Wira berpikir Danu, Doddy, dan Julian sudah banyak membantunya, sehingga dia tidak ingin mereka berada dalam bahaya lagi. Oleh karena itu, dia memutuskan untuk menghadapi orang-orang itu sendirian.Awalnya, Danu dan Doddy tidak setuju, tetapi orang-orang di luar itu makin angkuh dan mengganggu bisnis hot pot. Mereka tidak bisa melawan perkataan Wira, sehingga mereka membiarkan Wira pergi sendirian. Namun
Setelah selesai berbicara, Julian langsung meloncat ke bawah melalui jendela dan memanfaatkan karung di samping untuk mendarat di lantai dengan stabil."Tuan, aku akan membantumu."Sekarang kultivasi Julian dan Wira sama, sehingga kekuatan mereka meningkat jika keduanya bekerja sama. Wira memang tidak ingin Julian terlibat, tetapi situasinya sudah seperti ini dan dia tidak punya pilihan lain."Kamu pasti Gadis Suci dari Sekte Langit, 'kan? Benar-benar tak disangka, Gadis Suci dari Sekte Langit malah menikah dengan pria dari dunia luar.""Aku pikir Gadis Suci dari Sekte Langit begitu mulia, ternyata malah menikah dengan pria sembarangan. Fisik Bulan Dinginmu sudah sembuh? Apa kamu puas dengan malam pertamamu?"Wira berpikir mengapa orang-orang ini bisa tahu Julian adalah gadis suci dari Sekte Langit, karena tidak ada yang tahu tentang hal ini lagi selain Wira dan yang lainnya. Ini juga pertama kalinya mereka bertemu. Apakah Ciputra yang memberi tahu hal ini kepada mereka?Mendengar peng
Setelah mendengar jawaban itu, ekspresi Hasto menjadi serius. Dia benar-benar tidak menyangka orang dari Sekte Gunung ini berani sekali terlibat dalam urusan kerajaan. Apakah mereka lupa dengan kesepakatan mereka sebelumnya?Orang di depan itu masih terus memohon ampun, tetapi Hasto tidak ingin membiarkan orang ini tetap hidup. Bagaimanapun juga, semua orang di Sekte Gunung ini jahat. Mereka sudah melupakan kesepakatan sebelumnya dan sengaja datang ke kerajaan untuk mengacaukan situasinya.Dalam sekejap, pedang memotong tenggorokan dan ahli bela diri itu langsung mati, menunjukkan kemampuan Hasto yang sangat luar biasa. Setelah menyelesaikan semua orang itu, dia kembali ke hadapan Wira dan Julian."Kenapa sudah terjadi hal yang begitu besar baru bilang padaku?"Ekspresi Hasto terlihat serius. Bagaimanapun juga, hal ini berhubungan dengan Sekte Gunung, Sekte Langit, dan dunia luar, sehingga tidak boleh ditunda."Guru, kami juga baru tahu tentang hal ini dan butuh waktu beberapa hari unt
"Farrel, kamu nggak perlu takut, nggak ada orang kakakmu di sini. Kalau ada yang ingin kamu katakan, katakan saja dengan berani. Kita pasti akan menolongmu!""Benar. Farrel, kamu anggap saja kami ini temanmu, katakan saja dengan berani.""Nona, kamu nggak perlu takut. Apa yang sebenarnya mereka lakukan di istana, kamu katakan dengan cermat. Kita pasti akan menolongmu."Semuanya mengira Farrel ketakutan, sehingga tidak berani mengungkapkan kebenarannya dan mereka semua mengelilinginya untuk menghiburnya. Namun, ekspresi Farrel tetap terlihat bingung, karena dia benar-benar tidak tahu. Jika tahu, dia pasti sudah mengatakannya."Aku benar-benar minta maaf. Kalau aku tahu, aku pasti akan mengatakannya. Tapi, aku juga nggak mengerti kenapa Kakak mengurungku."Farrel mengangkat kepalanya dengan ekspresi tegas. Dia benar-benar tidak berbohong, dia mengatakan yang sebenarnya. Hal ini mengejutkan semua orang di ruangan. Seorang putri malah dikurung dengan tanpa alasan. Mungkin saja ada alasanny
"Tuanku, akhirnya kamu pulang. Kami pikir kamu sudah nggak peduli dengan kedua provinsi ini lagi," ucap Huben terlebih dahulu dengan nada tidak puas.Bagi Wira, menjadi seorang pemimpin yang hanya memberi perintah memang mudah. Namun, semua beban dan tanggung jawab akhirnya ditanggung oleh bawahan. Siapa yang bisa merasa senang dengan itu?Apalagi, selama ini mereka tidak bisa menghubungi Wira dan hanya bisa bertahan dengan segala kemampuan yang ada.Pada hari-hari biasa, mungkin semua masih berjalan lancar tanpa banyak kendala. Namun, sejak bencana banjir melanda sembilan provinsi, masalah menjadi semakin banyak. Terlebih lagi saat membuat keputusan besar tanpa Wira sebagai pendukung utama, langkah mereka terasa begitu berat.Untungnya, semua bisa dilalui dengan baik. Namun, melihat Wira kembali, mereka tidak bisa menahan diri untuk mengungkapkan keluh kesah mereka. Mereka ingin Wira tahu betapa besar usaha dan pengorbanan mereka."Semuanya, sudah lama nggak ketemu. Aku bukan sengaja
Bagaimanapun, jika ada yang menyapanya, Wira harus membalas dengan sopan. Dalam proses itu, banyak waktu akan terbuang dan situasi seperti itu sangat merepotkan.Sebagai seseorang yang selalu rendah hati, Wira tidak suka melakukan sesuatu dengan cara yang mencolok."Tuan Wira, kapan kamu kembali?"Saat Wira sedang berjalan santai di pinggir jalan, dia mendengar seseorang memanggilnya. Dia pun menoleh, lalu menatap sosok yang mendekat.Namun, Wira hanya merasa familier dengan pria itu. Dia tidak langsung mengingat identitasnya.Melihat keraguan di mata Wira, pria itu tersenyum dan berkata, "Kamu benaran lupa padaku? Aku Sarman. Selama ini aku yang membantumu membuat senjata. Sudah ingat belum?"Mendengar itu, Wira langsung menyadari siapa pria itu dan mengangguk pelan. Sarman diterima di Dusun Darmandi karena memiliki sejumlah besar besi dingin berusia ribuan tahun.Karena besi dingin itu, Sarman meninggalkan tempat asalnya dan pergi ke Provinsi Lowala. Saat itu juga, Wira mengambil sel
Wira terkekeh-kekeh. Dia merasakan bahwa Gina benar-benar merasa senang. Hubungan antara Gina dan Kresna serupa dengan hubungan Wira dengan Lucy, atau bahkan lebih erat lagi.Bagaimanapun, Gina dan Kresna sudah menjalin hubungan yang lebih intim. Ini adalah fakta yang tidak dapat disangkal. Sementara itu, Wira dan Lucy tidak memiliki hubungan seperti itu."Terima kasih banyak, Tuan. Aku harap aku juga bisa ikut serta saat perang dimulai. Percayalah, aku nggak akan menjadi beban bagimu.""Selain itu, aku cukup mengenal medan di Kerajaan Agrel. Aku yakin aku dapat memberi bantuan kepadamu." Gina berbicara sambil menangkupkan tangan dengan penuh hormat.Wira mengangguk sambil membalas, "Ya, aku pegang ucapanmu ini."Setelah semua diatur dengan baik, Wira segera pergi. Segalanya sudah siap. Kini, mereka tinggal menunggu waktu yang tepat.Tugas berikutnya adalah memastikan Lucy menyusupkan orang-orangnya ke Kerajaan Agrel, lalu menjalin kontak dengan kedua raja itu.Sepanjang malam, Gina ti
Di halaman belakang kediaman jenderal.Di bawah panduan Lucy, Wira segera tiba di depan sebuah ruangan.Setelah pintu diketuk, tidak lama kemudian seorang wanita keluar dari dalam ruangan. Dia adalah Gina yang sudah lama tidak terlihat.Melihat Wira, Gina segera memberi hormat kepadanya. "Salam untuk Tuan Wira."Wira tersenyum sambil mengangguk. Sambil melangkah masuk ke ruangan, dia berucap, "Nggak perlu terlalu formal.""Aku memperlakukan orang-orang di sekitar dengan cara yang sama. Aku nggak menyukai tata krama berlebihan dan nggak membutuhkan penghormatan seperti ini.""Kelak, kamu nggak perlu bersikap terlalu sopan. Anggap saja kita ini teman."Gina mengangguk, meskipun dalam hati kecilnya, dia tidak berani benar-benar bertindak seperti itu.Sebagai penguasa dua wilayah, Wira memiliki kedudukan yang setara dengan Senia, bahkan lebih tinggi dari Kresna. Bagaimana mungkin Gina berani bersikap sembrono terhadapnya?Lucy terus mengikuti di belakang Wira, berdiri diam di sisi ruangan.
Wira kembali berbicara, "Dari semua orang yang berada di sekitarku, pekerjaanmu adalah yang paling berbahaya. Mengikutimu berarti menghadapi risiko terbesar pula.""Ayahnya sudah meninggal, kita nggak bisa membiarkan anaknya menderita karena kita. Menurut pendapatku, lebih baik kirim dia ke Dusun Darmadi untuk belajar. Mungkin suatu hari nanti, dia bisa meraih gelar kehormatan. Itu adalah jalan yang lebih baik."Lucy mengangguk. "Baik, akan kulaksanakan.""Oh ya." Wira mengubah topik pembicaraan. "Apa orang-orang kita masih belum bisa menyusup ke Kerajaan Agrel?"Dalam benak Wira, terlintas bayangan Kresna. Saat ini, dia telah mencapai kesepakatan dengan Kresna dan Ararya. Jika ketiganya bersatu, mereka akan menjadi tak terkalahkan. Hari kehancuran Senia akan segera tiba.Meskipun enggan bertempur dengan Senia dalam kondisi seperti ini, semua itu dilakukan demi rakyat. Hanya dengan menghancurkan Senia, rakyat di sembilan provinsi dapat hidup damai tanpa harus kembali merasakan peperang
"Coba kupikirkan lagi," kata Wira sambil meneguk habis anggur di cangkirnya. Dia benar-benar tak tahan melihat rakyat menderita. Meskipun harus mengambil risiko, dia tidak ingin rakyatnya hidup sengsara.Semua orang saling memandang, lalu memutuskan untuk tidak melanjutkan pembicaraan tentang hal itu. Sebagai gantinya, mereka lanjut makan dan minum bersama.Wira baru saja kembali, jadi mereka tidak ingin menambah beban pikirannya. Saat ini, lebih baik menikmati momen ini dengan mabuk bersama dan mempererat persaudaraan. Itu yang paling penting untuk sekarang.Setelah beberapa gelas hingga sore hari, perjamuan akhirnya selesai. Wira minum cukup banyak, tetapi tidak mabuk. Saat ini, ia sedang berdiri bersama Lucy di depan kediaman jenderal."Kamu sudah mengurus keluarga mereka dengan baik?" tanya Wira sambil menatap Lucy.Sebelum Wira pergi ke wilayah barat, banyak anggota jaringan mata-mata yang telah diutus ke sana. Dalam insiden itu, banyak yang tewas. Bahkan Lucy hampir kehilangan ny
"Kak, sekarang kamu adalah penguasa. Kami tentu perlu menunjukkan rasa hormat yang lebih padamu. Walaupun kamu nggak minta kami berlutut, tata krama yang semestinya nggak boleh diabaikan!" ujar Danu langsung.Osmaro pun mengangguk dan menambahkan, "Benar, melihat situasi saat ini, rakyat di seluruh negara sudah bersatu. Ditambah lagi, rakyat di Kerajaan Beluana terlantar dan menderita.""Diperkirakan dalam waktu singkat akan terjadi pemberontakan di sana. Ketika saat itu tiba, kemungkinan besar perang akan kembali pecah.""Kalau perang terjadi lagi, kamu pasti akan menjadi penguasa dunia ini. Itu artinya, kami harus semakin hormat padamu, 'kan?"Wira pun tertegun mendengarnya. Dia sama sekali tidak memikirkan hal itu sebelumnya. Jika bisa, Wira hanya ingin mempertahankan kondisi sekarang. Bukan karena dia tidak punya ambisi besar, melainkan dia tidak ingin rakyat kembali menderita akibat perang.Dulu Wira telah menyaksikan rakyat di sembilan provinsi hidup terlantar. Hal itu sangat men
Bahkan, Ciputra sendiri tidak pernah memiliki rencana sekejam ini!"Ya sudah. Kalau begitu, mari kita sepakati terlebih dahulu. Kita memang bisa bekerja sama, tapi aku punya satu syarat.""Kalau ingin bekerja sama, pertama-tama kita harus membunuh Osman. Ini seharusnya bukan sesuatu yang terlalu sulit, 'kan?"Osman adalah batu penghalang yang harus disingkirkan. Tidak peduli mereka akan melawan Wira atau tidak, keberadaan Osman tidak boleh terus dibiarkan!Selama Osman mati, Kerajaan Nuala akan terjerumus ke dalam kekacauan internal dan Ciputra akan mendapatkan keuntungan yang sesuai! Hal ini sama sekali tidak ada kaitannya dengan Wira!Ciputra bukanlah seseorang yang suka dirugikan. Dia sangat pintar dalam membuat kesepakatan!'Dasar licik! Pantas saja kamu bisa menjadi penguasa!' gumam Dahlan dalam hati. Namun, dia tetap berkata dengan sopan, "Baik! Semua akan dilakukan sesuai dengan instruksimu. Kamu hanya perlu menunggu kabar baik."Ciputra tertawa terbahak-bahak. "Bagus! Karena se
Selain itu, Kerajaan Nuala sempat mengalami perang saudara yang menyebabkan kerusakan besar. Jika saat itu mereka berperang melawan Wira, Ciputra tentu tidak punya kekhawatiran apa pun dan bahkan penuh percaya diri.Namun untuk sekarang, memulai perang melawan Wira adalah sesuatu yang cukup merepotkan. Selama beberapa tahun terakhir, berkat dukungan yang diberikan Wira kepada Ciputra, Kerajaan Beluana berkembang semakin baik.Hanya dengan dirinya dan Senia, sangat sulit untuk melawan Wira dan Osman sekaligus. Hasil akhirnya dapat diprediksi dengan mudah. Kekalahan adalah sesuatu yang tidak dapat dihindari.Namun, kini Ciputra tidak lagi sanggup menanggung kekalahan. Jika dirinya kalah lagi, kemungkinan besar seluruh warisannya akan hancur sia-sia. Kalaupun dirinya mengakhiri hidupnya di tempat, bagaimana dia bisa menghadapi para leluhurnya nanti?"Aku memahami kekhawatiranmu. Itu juga yang menjadi kekhawatiran terbesar ibuku. Tapi, gimana kalau kita bisa membunuh Osman?"Dahlan menyipi