Hal seperti ini tentu tidak boleh terjadi. Arham telah menyukai Julian, jadi tidak akan membiarkan pria lain mendapatkannya!Itu sebabnya, Arham datang untuk mencari tahu hari ini. Alhasil, dia langsung diprovokasi oleh Wira. Pria ini bahkan tidak memberi hormat saat bertemu dengannya, benar-benar tidak sopan. Wira tidak pantas untuk Julian!Setelah meninggalkan kediaman Keluarga Triaji, Arham mengganti pakaian dan memakai topeng. Dia berencana untuk membunuh Wira dengan tangannya sendiri.Tanpa diduga, kemampuan bela diri Wira ternyata begitu hebat. Pertarungan mereka cukup sengit, bahkan Wira hampir melukainya beberapa kali. Pada akhirnya, Julian sampai datang membantu. Agar tidak ketahuan, Arham pun memutuskan untuk kabur."Sialan, jelas-jelas hanya manusia biasa, kenapa malah merasa diri sendiri pantas mendekati wanita suci?" maki Arham sembari membanting barang-barang di kamarnya. Suara berisik ini pun menarik perhatian ayahnya."Putraku, apa yang terjadi? Aku dengar kamu baru pul
Sesudah Juan mengumumkan peraturan, Wira berdiri di tengah arena, lalu satu per satu pemuda naik ke panggung."Ternyata kamu Wira, kelihatannya biasa-biasa saja. Tapi, kenapa ada aroma aneh di tubuhmu, ya?""Aroma apa, Kak?""Tentu saja aroma busuk dari dunia fana, hahaha!"Orang-orang ini tidak peduli dengan identitas Wira. Mereka mentertawakannya dengan lancang.Wira pun menatap mereka dengan ekspresi datar. Sesudah melirik sekilas semua lawannya, dia kira-kira bisa memastikan bahwa basis kultivasi mereka adalah asterik awal, hampir sama dengannya.Hanya saja, ada seseorang yang membuat Wira agak khawatir, yaitu pria yang memakai topeng. Dia tidak bisa menilai basis kultivasi pria itu. Apakah itu artinya basis kultivasinya di atas Wira?Akan tetapi, 8 keluarga terbesar beserta Juan telah mengumumkan bahwa yang boleh berpartisipasi hanya mereka yang basis kultivasinya hampir setara dengan Wira. Jadi, seharusnya tidak akan muncul kesalahan rendahan seperti ini.Wira mendongak menatap H
Kedelapan orang itu saling menghibur, seolah-olah memberi tahu diri sendiri bahwa Wira sama sekali tidak menakutkan.Faktanya, mereka sudah tahu bahwa kemampuan Wira jauh lebih hebat dari yang mereka bayangkan. Mungkin karena masih ada sayembara, Wira pun menyembunyikan kekuatan aslinya.Tampak 4 orang menyerang Wira dari berbagai sisi, bahkan ada seseorang yang ingin menyerangnya dari atas. Pemuda itu meloncat, lalu mengubah posisi dan mengarahkan pedangnya ke kepala Wira.Melihat ini, Wira mengambil tongkatnya dan memutarkannya di pinggang sekali. Dia pun berhasil mengalahkan 4 orang yang mengepungnya, yang berarti hanya tersisa orang di atas sana.Wira berkelebat ke samping, lalu menggunakan tongkat untuk menopang tubuhnya dan menendang ke atas."Aduh!""Argh, sakit sekali!"Kelima orang itu berteriak kesakitan, mereka merasa tulang di sekujur tubuh telah remuk. Wira ini benar-benar kejam. Mereka tidak menyangka dia akan menyerang tanpa belas kasihan sedikit pun.Ketika melihat keli
Hanya dengan mengerahkan sedikit kekuatan, pria bertopeng itu berhasil mendorong Wira. Wira terdorong beberapa meter sebelum akhirnya berhasil berdiri dengan stabil. Saat ini, dia tampak terengah-engah.Ternyata pria bertopeng ini menyembunyikan kekuatannya sejak tadi. Tanpa perlu diragukan, basis kultivasi pria ini sudah pasti setingkat di atas Wira!Namun, semua orang masih terlihat tenang seperti biasa, bahkan Juan tidak menyadari hal ini. Ini karena si pria bertopeng tidak mengerahkan kekuatan sesungguhnya dan berusaha menyembunyikan sebisa mungkin.Apabila ketahuan, Juan mungkin sudah mendiskualifikasinya dari kompetisi. Saat berikutnya, pria itu sontak muncul di samping Wira sebelum Wira sempat bereaksi. Dia langsung menendang perut Wira hingga membuatnya terhempas.Serangan yang berturut-turut ini membuat Wira tidak bisa berdiri dengan stabil. Dengan bantuan tongkatnya, dia mencoba untuk berdiri lagi. Sayangnya, setiap kali dia berhasil berdiri, pria itu akan langsung mengempask
Namun, agar tidak memengaruhi hasil pertandingan ini, Wira memutuskan untuk bertanya kepada Juan terlebih dahulu."Tentu saja, kamu boleh menggunakan cara apa pun untuk menang," sahut Juan. Wira pun merasa tenang mendengarnya. Dia menggunakan tongkatnya untuk menyingkirkan pedang Arham."Wira, kamu konyol sekali. Kamu kira bisa menang dariku jika menggunakan senjata rahasia? Basis kultivasi kita jelas berbeda. Aku lebih tinggi setingkat darimu!" ujar Arham dengan angkuh. Dia pun menaruh pedangnya di atas bahu.Wira tidak menghiraukannya. Dia langsung melemparkan tongkat tersebut ke samping. Melihat ini, Arham bertanya, "Kenapa membuang senjatamu? Kamu mau menyerah karena merasa sudah pasti kalah, ya? Kalau kamu bersujud dan memohon ampun, aku baru akan mengampunimu."Arham mengira Wira benar-benar berniat menyerah. Tanpa disangka, Wira menggerakkan lehernya sedikit, lalu meregangkan kakinya, seperti orang yang ingin menyerang dengan tangan kosong.Arham tidak memahami tujuannya. Apa ya
Lubang tersebut bukan lubang biasa, karena terdapat sedikit asap putih yang terbang keluar. Ini artinya, Wira menggunakan sesuatu yang panas untuk melelehkan bilah pedangnya?"Senjata rahasia apa yang kamu gunakan? Kenapa tanganku sampai sakit?" tanya Arham sembari mencoba mengangkat pedangnya lagi. Namun, setiap kali diangkat, Wira pasti akan menjatuhkannya lagi.Arham akhirnya tidak tahan lagi dengan guncangan yang dirasakan tangannya. Sementara itu, Toriq yang duduk di atas merasa sangat cemas karena posisi putranya kurang unggul sekarang.Jika situasi ini terus berlanjut, Wira bisa saja membunuh putranya. Bagaimanapun, putranya sudah mempermainkan Wira barusan."Aku rasa Wira sudah menang kali ini, gimana kalau kita hentikan pertandingannya saja?" tanya Toriq yang mencoba mencairkan suasana.Hasto mendengus dingin dan menimpali, "Mana boleh semudah itu? Musuh belum meminta ampun atau tergeletak tak berdaya, Wira juga belum mengempaskannya keluar dari arena. Kalau dihentikan begitu
Arham tidak punya pilihan selain mengakui hasil pertandingan ini. Ekspresinya pun tampak suram saat berkata demikian.Wira menyimpan pistolnya dan berjalan ke tengah arena. Dia menatap Juan serta 8 kepala keluarga, lalu memberi hormat."Pertandingan telah berakhir, aku sudah mengalahkan kesepuluh lawan," ucap Wira dengan lantang. Sementara itu, Arham melemparkan topengnya dengan berang dan menuruni panggung. Sebelum pergi, dia tidak lupa untuk memelototi Wira.Jangan harap Arham akan melupakan dendam ini. Dia pasti akan mencari cara untuk memberi Wira pelajaran. Kalaupun Wira telah memenangkan ketiga pertandingan, Arham yakin dia tidak akan bisa mendapatkan apa pun saat sayembara. Bagaimanapun, masih banyak yang lebih hebat darinya!"Luar biasa, Wira memang genius langka. Kalau begitu, aku secara resmi mengumumkan bahwa Wira lolos!" seru Juan yang telah berdiri dari tempat duduknya.Wira pun mengangguk, lalu menatap Julian yang duduk di samping Juan dan tersenyum. Julian tentu paham ba
Ada suasana misterius yang perlahan-lahan muncul di antara keduanya. Julian duluan menyadari hal ini sehingga buru-buru mengalihkan pandangan. Akan tetapi, wajah merahnya jelas tidak bisa berbohong.Juan berjalan ke luar karena mendengar suara. Ketika melihat keduanya begitu dekat, dia juga tidak mengatakan apa pun.Juan awalnya khawatir Julian tidak menyukai pria yang berhasil mempelajari Teknik Matahari Besar. Namun, situasi sekarang sangat bagus. Putrinya bukan hanya menyukai pria itu, tetapi pria itu juga sangat berbakat. Semua aspek yang dimiliki Wira sangat bagus, kecuali dia memiliki 3 istri.Bisa atau tidaknya Wira menikahi Julian, semuanya tergantung pada hasil ujian terakhirnya. Setelah mengantar Julian kembali ke kamar, Wira juga kembali ke kamarnya sendiri.Keesokan pagi, begitu langit terang, Wira sudah mendengar suara ketukan pintu. Tampak seorang pelayan wanita yang tidak pernah ditemuinya."Tuan, selamat pagi. Aku pelayan Wanita Suci. Beliau memintamu menemuinya dan men
Dalam satu bulan terakhir, banyak hal telah terjadi.Osman secara sukarela menyerahkan segel kerajaan kepada Wira, sekaligus menyerahkan kendali atas Kerajaan Nuala. Dengan jatuhnya Kerajaan Nuala ke tangan Wira, negeri ini akhirnya benar-benar bersatu dan Wira menjadi kaisar di dunia!Hari itu menjadi hari perayaan bagi seluruh negeri! Kota utama di Provinsi Yonggu pun ditetapkan sebagai ibu kota baru.Sementara itu untuk suku utara, Wira menunjuk seseorang untuk mengambil alih kepemimpinan. Wilayah Kerajaan Agrel tetap damai karena Ararya dan Kresna menjalankan tugas mereka dengan baik.....Meskipun Wira telah menjadi kaisar, dia tetap memilih untuk tidak terlibat langsung dalam urusan pemerintahan, menyerahkan segala urusan istana kepada orang-orang kepercayaannya.Osmaro dan para menteri lainnya tetap sibuk mengatur negeri. Sedangkan Danu, Doddy, Nafis, dan lainnya kini menjadi jenderal besar yang menjaga berbagai wilayah, bahkan Agha juga mendapatkan posisi yang sama.Di sisi lai
"Itu bukan urusanmu." Nafis menatap Baris dengan dingin. "Penggal kepalanya dan bawa pulang untuk kaisar kita!"Begitu perintah itu dilontarkan, Agha langsung bergerak.Baris bahkan tidak sempat memberikan perlawanan. Dalam sekejap, tubuhnya sudah tergeletak di atas genangan darah. Dengan demikian, suku utara sepenuhnya jatuh ke tangan Wira.Pasukan yang dipimpin oleh Nafis pun tetap tinggal untuk memastikan tidak ada lagi pergerakan dari suku utara......Tiga hari berlalu, Wira dan Trenggi memimpin pasukan mereka hingga berhasil mengepung Senia di depan gerbang suku utara.Namun, gerbang itu sudah tertutup rapat. Yang berjaga tidak lain adalah Ararya serta Kresna. Saat melihat pemandangan ini, Senia langsung menyadari bahwa Wira sudah lama menjalin kerja sama dengan Ararya dan Kresna, bahkan telah menyiapkan jebakan besar untuknya!Di medan pertempuran, Senia menoleh ke pasukannya yang tersisa. Dulu, dia begitu berambisi dan berani. Kini, hanya kelelahan dan kekalahan yang tersisa di
"Ini adalah kesempatan terakhir kita!"Semua orang berpandangan, lalu mengangguk serempak.Begitu suara terompet serangan terdengar, Senia segera memimpin pasukannya maju, siap untuk merebut kota dengan paksa!Namun, tepat pada saat itu, terdengar seruan pertempuran dari belakang. Dalam sekejap, barisan belakang menjadi kacau balau!"Apa yang terjadi?" Senia segera menerima laporan dan menghentikan serangan."Wira tiba-tiba menyerang dari belakang! Karena nggak ada pertahanan di belakang sana, kita mengalami kerugian besar!""Selain itu, Wira dan pasukannya datang dengan persiapan matang. Kita harus mundur! Kalau kita terus bertahan di sini, seluruh pasukan bisa hancur!"Kini, mereka berada di posisi yang sangat tidak menguntungkan. Di depan ada pasukan Kerajaan Nuala, sementara di belakang ada Wira dan pasukannya.Situasi telah berbalik. Jika mereka tetap di sini, akhir mereka sudah bisa diprediksi.Senia menggertakkan giginya. Dengan wajah penuh amarah, dia berkata, "Sial! Kita terla
Para jenderal mengangguk setuju. Memang benar Kerajaan Agrel sangat luas. Jika pasukan Wira masuk, mereka akan menghadapi banyak kendala. Dengan demikian, mereka bisa bertempur melawan Wira di wilayah mereka sendiri.Meskipun rakyat sembilan provinsi sangat mendukung Wira, hal itu tidak berlaku bagi penduduk Kerajaan Agrel. Bagi mereka, Wira adalah ancaman.Jika Senia berhasil menyatukan sembilan provinsi, penduduk Kerajaan Agrel juga bisa masuk dan hidup di sana, menikmati kehidupan yang jauh lebih baik daripada sekarang.Namun, semua itu dihalangi oleh Wira. Setidaknya, begitulah cara mereka melihatnya.Jadi, jika Wira masuk ke Kerajaan Agrel untuk bertempur, hasil akhirnya sudah bisa diprediksi. Para rakyat kemungkinan besar akan membantu Senia tanpa syarat. Pada saat itu, bagaimana mungkin Wira bisa membalikkan situasi?Bahkan, ada kemungkinan besar dia akan kehilangan seluruh pasukannya!Menyadari hal ini, para prajurit semakin bersemangat. Salah satu dari mereka berkata, "Jangan
Seorang jenderal berbicara demikian. Wajahnya masih dipenuhi bercak darah. Itu adalah darah musuh.Mereka telah bertempur selama tiga hari tiga malam, tetapi belum juga melihat secercah harapan. Bantuan pun tak kunjung tiba.Jika terus bertahan di sini tanpa solusi, hasil akhirnya sudah bisa ditebak. Kota ini akan jatuh dan semua orang akan terbunuh!"Bagaimana kalau Yang Mulia membawa pasukan keluar melalui gerbang utara? Di belakang sana ada pegunungan dengan pertahanan yang paling lemah. Kalau kita kirim pasukan untuk membuka jalan, kita bisa memastikan Yang Mulia dapat melarikan diri dengan selamat!" usul salah satu prajurit.Situasi mereka memang sudah sangat kritis. Jika tidak segera mengambil keputusan, tak ada yang bisa menebak bagaimana akhirnya. Mereka semua sangat khawatir.Terlebih lagi, Osman berada di tengah-tengah mereka. Jika sang raja tewas di sini, mereka benar-benar kehilangan kesempatan terakhir untuk membalikkan keadaan.Bahkan, mungkin tak akan ada lagi orang yang
"Tenang saja, aku sudah mempersiapkan semuanya dengan matang. Sekalipun Senia memiliki kekuatan yang luar biasa, kali ini dia nggak akan bisa lolos!"Senyuman penuh percaya diri muncul di wajah Wira. Di Kerajaan Agrel, masih ada kartu truf terakhirnya, yaitu Ararya dan Kresna. Sebelum berangkat, dia telah menghubungi mereka berdua. Kemungkinan besar, mereka sudah mulai menguasai berbagai wilayah di Kerajaan Agrel saat ini.Mereka masing-masing memiliki puluhan ribu pasukan, sedangkan Senia membawa hampir semua pasukannya ke medan perang. Ini adalah kesempatan emas bagi Ararya dan Kresna.Jika Wira berhasil menekan Senia dari depan, sementara mereka berdua menguasai wilayah di belakangnya, tidak peduli seberapa hebat Senia, dia tidak mungkin bisa melarikan diri dari kehancuran.Oleh karena itu, Wira yakin hanya dengan 300.000 pasukan, dia dapat menaklukkan Senia dengan mudah. Ini bukanlah tindakan gegabah!Wira tidak pernah mengambil langkah yang tidak pasti. Jika tidak memiliki persiap
"Karena nggak ada urusan lain lagi, kalian semua boleh pergi istirahat." Setelah memberi perintah, Wira melambaikan tangannya kepada para pejabat, lalu berbalik menuju bagian dalam istana.Para pejabat pun segera meninggalkan ruangan.Namun, saat baru sampai di depan pintu, Wira tiba-tiba berhenti. Tatapannya tertuju pada Nafis, lalu mengaitkan jarinya. "Aku ingin membahas sesuatu secara pribadi denganmu. Ikut aku."Nafis segera mengangguk dan mengikuti Wira menuju taman istana. Di taman itu, hanya ada beberapa dayang dan kasim yang melayani Wira. Selain itu, masih ada Nafis, Agha, dan Lucy.Sementara itu, Danu dan Doddy sedang mengurus para prajurit. Meskipun tidak mengalami pertempuran besar, perjalanan jauh tetap melelahkan.Mereka perlu beristirahat sebelum menempuh perjalanan panjang untuk ekspedisi ke Kerajaan Agrel. Mereka harus memulihkan semangat juang untuk memastikan semuanya aman.Wira bukan hanya ingin memenangkan perang, tetapi juga ingin meminimalisir korban di pihaknya.
"Kita masuk."Dengan satu perintah dari Wira, seluruh pasukannya bergerak menuju ibu kota Kerajaan Beluana.Dalam sekejap, Wira dan rombongannya telah memasuki kota. Sepanjang jalan, rakyat bersorak tanpa henti. Dari reaksi mereka, bisa dilihat betapa besar pengaruh Wira di hati rakyat.Di dalam istana.Di aula utama, Nafis telah mengirim orang-orangnya untuk sepenuhnya menguasai istana. Pasukan penjaga lama telah digantikan, jadi kini tempat ini sepenuhnya berada di bawah kendali Wira.Namun, satu hal yang mengejutkan Wira adalah betapa megahnya istana Kerajaan Beluana. Ciputra benar-benar tahu bagaimana menikmati kemewahan.Di aula, banyak orang sedang berlutut. Mereka adalah para pejabat yang dulunya melayani Ciputra. Begitu mendengar Wira telah memasuki kota, mereka segera datang dengan harapan untuk menyelamatkan diri.Wira memandang mereka sekilas, lalu berkata dengan tenang, "Semuanya, silakan berdiri."Para pejabat itu segera bangkit."Saudara sekalian, meskipun Kerajaan Beluan
Saat ini, Wira duduk di atas kudanya, di depan gerbang timur ibu kota. Di hadapannya adalah Danu dan yang lainnya."Kak, sekarang kita sudah sampai di sini, kenapa masih berhenti? Aku baru saja mendengar dari Nona Lucy tentang keadaan di pihak Osman. Kabarnya, Osman sudah hampir nggak bisa bertahan lagi.""Dalam beberapa hari ke depan, kemungkinan kota itu akan jatuh ke tangan Senia. Kalau saat itu tiba dan kita baru bergerak menuju Kerajaan Nuala, Osman mungkin sudah tewas ...."Rakyat Kerajaan Nuala berjuang mati-matian untuk mempertahankan kota mereka. Ditambah lagi, para prajurit dari Kerajaan Agrel sangat kejam. Jika mereka berhasil menerobos kota, pasti akan terjadi pembantaian dan yang menderita adalah rakyat.Osman adalah sekutu mereka. Danu sejak lama sudah menganggapnya sebagai bagian dari kelompok mereka sendiri. Bagaimanapun, setelah Wira berhasil menumbangkan Ciputra, tidak akan ada yang mampu menandinginya lagi. Penyatuan seluruh negeri hanyalah masalah waktu.Lucy juga m