Share

Bab 1373

Author: Arif
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56
Wira tentu saja memiliki alasannya sendiri saat mengambil langkah itu. Bagaimanapun juga, Faksi Alam akan segera mengetahui kedatangan mereka. Jika kali ini rencananya gagal, mereka akan melakukan tindakan selanjutnya dan situasi Dusun Darmadi akan menjadi sangat berbahaya. Oleh karena itu, dia harus meninggalkan cukup ahli untuk menjamin keamanan Dusun Darmadi.

Saat Wira dan yang lainnya sudah berangkat, Wulan, Dian, dan Dewina merasa sangat khawatir. Namun, mereka juga tahu ini adalah hal yang tidak bisa dihindari. Situasi saat ini membuat mereka tidak memiliki cara untuk mundur lagi. Oleh karena itu, saat keadaannya mendesak, mereka pun hanya bisa mengambil risiko untuk menghadapinya.

"Kak Wulan, suami pasti akan kembali dengan selamat, 'kan?" Pada saat itu, Dian berbicara dengan tatapan dipenuhi dengan kecemasan.

Dewina menggigit bibirnya sendiri. Hatinya juga merasa cemas seperti Dian, tetapi tidak mengatakannya. Dia lebih memahami kekuatan para ahli bela diri, sehingga dia lebih
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1374

    "Sudah seharian menunggu tapi tetap nggak ada yang keluar, ini benar-benar terlalu tenang!" Woody yang menatap Faksi Alam dari kejauhan langsung mengernyitkan alisnya.Mendengar perkataan itu, teman di sampingnya akhirnya berkata, "Faksi Alam memang selalu seperti ini, jarang sekali ada orang yang masuk dan keluar. Entah tempat seperti apa sebenarnya di dalam faksi ini. Kak Woody, menurutmu ... apa tempat ini benar-benar sangat berbahaya seperti yang dikatakan Bos?"Pemuda itu bertanya karena sangat penasaran.Mendengar perkataan itu, Woody menganggukkan kepalanya."Jangan ragu dengan penilaian bos. Kalau dia bilang begitu, pasti benar!" kata Woody dengan tatapan yang semangat.Kemudian, mereka pun mulai piknik."Woody, tempat ini memang bagus, pemandangannya sangat ini. Makanan hari ini juga lezat, terutama daging panggang ini. Setiap kali makan, aku selalu sangat menyukainya."Untuk mengundang para pemuda kaya ke tempat ini, Woody sengaja menyiapkan banyak makanan lezat."Makanan lez

    Last Updated : 2024-10-29
  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1375

    Setelah mengetuk pintu dan tidak ada reaksi, Woody mengernyitkan alisnya dan langsung merasa frustrasi. Entah apa yang sedang terjadi di dalam, mengapa tidak ada yang membuka pintu? Pada akhirnya, Woody menarik napas dalam-dalam.Setelah mempertimbangkannya sejenak, Woody bersiap untuk masuk untuk melihat-lihat. Namun pada saat itu, angin sepoi-sepoi bertiup dan langsung membuatnya tertegun sejenak. Dalam keheningan itu, dia mencium bau amis darah dan langsung mengernyitkan alisnya. "Bau amis darah! Meski samar-samar, tapi ada bau anyir."Setelah Woody mengatakan itu, dia langsung melompat ke udara dan mendarat di halaman itu. Namun begitu masuk, ekspresinya langsung berubah. Dia melihat setidaknya ada 20 hingga 30 mayat di depannya. Dia segera memeriksanya dan hasilnya membuatnya lebih merinding. Orang-orang itu sudah mati, tetapi cara mereka mati sangat aneh. Setiap orang memiliki tanda merah di tengah kening mereka. Hanya ada beberapa orang yang mengalami pendarahan cukup banyak dan

    Last Updated : 2024-10-29
  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1376

    Mendengar perkataan itu, Woody tanpa ragu-ragu langsung berkata, "Untuk mengelabui orang dan nggak dicurigai orang saat mendekati Faksi Alam, aku sengaja pergi mencari pemandangan yang bagus di sekitarnya. Jadi, aku mengundang beberapa pemuda kaya yang biasanya dekat denganku untuk pergi piknik bersama. Pada pertengahan, dagingnya sudah nggak cukup karena aku sengaja membawa lebih sedikit agar punya kesempatan pergi membeli daging. Nggak ada tempat lain di daerah belantara seperti itu, jadi aku mengusulkan untuk pergi membeli dagingnya di Faksi Alam."Mendengar perkataan itu, mata Biantara bersinar dan langsung menganggukkan kepalanya. "Bocah, idemu bagus juga. Benar-benar sulit ditebak orang. Sekelompok pemabuk membeli daging, nggak ada yang akan curiga. Apalagi, mereka adalah pemuda kaya yang terkenal di kota, bagus! Lanjutkan ceritamu."Biantara tidak bisa menahan dirinya untuk memberikan pujian kepada Woody.Mendengar perkataan itu, Woody melanjutkan, "Setelah itu, aku pergi membel

    Last Updated : 2024-10-29
  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1377

    Setelah Wira selesai berbicara, beberapa orang itu segera bergerak menuju Faksi Alam. Sepanjang perjalanan, Woody terus memimpin jalan di depan, sedangkan Wira dan yang lainnya mengikuti di belakang. Tak lama kemudian, mereka tiba di Faksi Alam dan langsung berjalan masuk ke dalam. Mereka langsung terkejut, karena memang halaman itu dipenuhi mayat di mana-mana.Faksi Alam ini sangat terpencil. Jika terjadi pertarungan, mungkin tidak ada orang yang akan mengetahuinya. Namun, metode pembunuhan ini terlalu brutal hingga membuat Wira merasa ngeri.Orang-orang di faksi ini pasti ahli bela diri, karena ada yang memegang pedang dan senjata api. Bisa dibilang, ada berbagai jenis senjata yang mereka gunakan. Situasi di sekitar juga sangat kacau. Namun saat dia memeriksa para korban itu, memang ada titik merah di tengah kening mereka dan ada juga yang dipukuli hingga organ dalamnya hancur. Ini menunjukkan perbedaan tingkat kekuatan para korban. Yang lemah pasti langsung mati dengan satu pukulan,

    Last Updated : 2024-10-29
  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1378

    Biksu Baju Hijau bisa membunuh begitu banyak orang sendirian dan bahkan kebanyakan dadri korbannya itu tewas dalam satu serangan. Sehebat apa sebenarnya orang ini?"Biksu Baju Hijau, bolehkah aku tahu kenapa kamu membunuh mereka?" kata Wira dengan tergesa-gesa.Mendengar pertanyaan itu, Biksu Baju Hijau akhirnya berkata, "Jangan panggil aku Biksu Baju Hijau. Namaku Hasto, kelak kamu panggil Kak Hasto saja. Jangan panggil biksu, seolah-olah aku ini benar-benar biksu saja."Setelah mengatakan itu, Hasto kembali berkata, "Nanti aku akan memberitahumu kenapa aku bunuh mereka. Untuk saat ini, aku akan beri tahu kalian hal lain dulu. Hal ini tentang bela diri."Begitu mendengar perkataan itu, Wira dan yang lainnya tertegun. Mereka berpikir apa hubungannya ini dengan bela diri? Namun mereka tidak mengatakan apa-apa, melainkan hanya mendengar saja.Saat ini, Hasto berdiri, lalu perlahan-lahan mulai berkata, "Perjalanan tentang bela diri ini panjang, sangat berhubungan dengan bakat dan ketekun

    Last Updated : 2024-10-29
  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1379

    Setelah mengatakan itu, Hasto langsung menjentik jarinya dan sebuah energi memelesat keluar. Pada saat ini, energi itu langsung menembus lempengan batu di sampingnya.Ketiga orang yang melihat kejadian itu menjadi tercengang. Hanya dengan menjentikkan jarinya dengan lembut saja sudah bisa menembus lempengan batu. Jika energi itu mengenai kepala seseorang, bukankah kepala orang itu akan langsung hancur berkeping-keping?"Ini adalah cara untuk melepaskan energi internal. Energi itu bukan hanya bisa digunakan di dalam tubuh, tapi bisa melepaskannya ke luar tubuh juga. Mengenai seberapa jauh jaraknya dan kuatnya energi itu, itu tergantung dengan tahapan asteriknya. Secara teori, energi internal asterik puncak yang paling kuat, tapi ada beberapa genius yang berada di asterik menengah saja sudah bisa menandingi asterik puncak dengan bakat alami mereka. Hal ini jarang terjadi."Setelah mengatakan itu, Hasto tersenyum dan memandang ke arah ketiga orang itu. "Apa kalian mengerti yang kukatakan

    Last Updated : 2024-10-29
  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1380

    "Seperti niat pedang dan niat membunuh. Tingkatan itu sangat sulit. Ada beberapa orang yang bahkan seumur hidup pun nggak berhasil menerobos ke tingkatan itu. Ada beberapa orang juga tiba-tiba mendapat pencerahan dan langsung masuk ke tingkatan itu. Di tingkatan dewata ini, yang diuji adalah bakat dan pemahamannya."Setelah mengatakan itu, Hasto melambaikan tangannya dan Pedang Treksha di tangan Danu langsung bergetar, lalu sebuah energi menarik Pedang Treksha itu ke tangannya. "Ini ... yang dimaksud niat!"Selesai mengatakan itu, Hasto menjentik pedangnya dengan lembut dan pedang itu pun langsung meraung dengan keras. Sebuah energi pedang yang dahsyat pun langsung meledak. "Inilah ... yang disebut niat tekad membunuh."Selesai mengatakan itu, Hasto bergerak, lalu tiba-tiba mengeluarkan serangan. Dalam sekejap, serangan ini memancarkan energi pedang sejauh puluhan meter dan langsung terlihat sebuah jurang yang sangat dalam di tanah.Hal itu benar-benar menggetarkan hati mereka. Seranga

    Last Updated : 2024-10-29
  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1381

    Hasto membawa Wira keluar, lalu menuju ke gunung tandus di seberang yang sangat luas. Setelah berdiri di puncak gunung, Hasto menarik napas dalam-dalam dan menatap Wira dengan cemas."Kamu tahu aku akan mengajakmu mengobrol, tapi apa tahu hal yang ingin kubahas?" tanya Hasto.Wira mengangguk sembari menjawab, "Menjelaskan keterampilan bela diri kepada kami. Kamu pasti ingin kami menempuh jalur bela diri. Selain itu, kamu melenyapkan Faksi Alam karena teknik bela diri itu, 'kan?"Begitu ucapan ini dilontarkan, mata Hasto berbinar-binar. Dia tertawa dan menyahut, "Hahaha, Wira, kamu memang cerdas. Kamu orang paling cerdas yang pernah kutemui. Ya, Faksi Alam mengincarmu memang karena teknik bela diri itu."Wira menarik napas dalam-dalam. Dugaannya benar, sepertinya ada yang salah dengan kitab rahasia bela diri itu.Hasto menatap Wira sembari berucap dengan serius, "Wira, sebenarnya aku ingin memberitahumu, aku telah menipumu. Aku memberimu kitab itu karena keegoisanku. Tindakanku ini bisa

    Last Updated : 2024-10-29

Latest chapter

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2722

    Setelah melihat Wira yang duduk di dalam sel, Danu merasa hatinya sakit dan berteriak, "Cepat buka pintu sel ini! Kalian benar-benar berani sekali. Bahkan kakakku juga kalian berani tangkap?"Bukan hanya Adianto yang langsung tercengang begitu mendengar perkataan itu, semua orang yang berada di sana juga begitu. Danu adalah jenderal yang terkenal dan berkuasa. Di seluruh Provinsi Lowala, tidak ada yang bisa menandinginya dan bahkan tidak ada yang berani mengganggunya. Orang yang dipanggilnya kakak tentu saja adalah Wira.Adianto tidak berani percaya dengan apa yang didengarnya, tetapi kenyataannya sudah ada di depan matanya. Setelah menelan ludah, dia segera membuka pintu sel dan inisiatif masuk ke dalamnya. Dia hanya menundukkan kepala karena tidak berani menatap Wira dan berkata, "Tuan, sebelumnya aku nggak tahu apa-apa dan sudah menyinggungmu.""Aku mohon Tuan bisa memaafkanku, jangan menghukumku. Aku nggak akan mengulanginya lagi kelak."Pada saat ini, Adianto benar-benar ketakutan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2721

    "Menurutku, ini ide yang bagus. Kalau begitu, kita lakukan sesuai keinginanmu. Aku akan pergi memberi tahu rekan-rekanku di luar biar mereka membantuku memberi pelajaran pada anak ini. Sejujurnya, aku juga kesal dengan anak ini," kata Adianto sambil tersenyum sinis, lalu bersiap pergi bersama Ruben.Adianto memang tidak bisa langsung memutuskan semua hal yang ada di penjara bawah tanah, dia tetap harus melaporkannya pada atasannya. Namun, jabatannya lebih tinggi daripada orang-orang yang ada di sana. Jika kerabatnya ingin masuk ke kota, semua juga pasti akan melewatinya. Oleh karena itu, dia tentu saja memiliki pengaruh tertentu.Namun, saat baru saja berbalik, Adianto dan Ruben melihat ada sekelompok orang mendekat. Terutama saat melihat orang yang berdiri di paling depan, Adianto langsung tertegun dan tidak tahu harus berbuat apa."Saudaraku, ada apa?" tanya Ruben dengan ekspresi bingung."Aku nggak salah lihat, 'kan? Kenapa Jenderal Danu tiba-tiba datang ke penjara bawah tanah? Buka

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2720

    "Aku mengerti. Melihat situasinya nggak beres, jadi kakakmu langsung pergi, 'kan? Orang bilang suami istri yang selalu bersama pun akan berpisah saat menghadapi bahaya, ternyata kakak adik pun seperti ini," sindir Sahim.Shafa malah tidak berbicara dan menjelaskan apa pun juga. Dia sebenarnya sudah menyadarinya saat tadi Wira berbicara dengan Kaffa. Wira bisa duduk di sini dengan begitu tenang pasti karena sudah memberikan tugas pada Kaffa. Kalau begitu, mengapa dia harus khawatir?Selain itu, Shafa tahu betul kebaikan kakaknya terhadapnya melebihi siapa pun. Oleh karena itu, dia merasa tidak perlu menjelaskan apa pun pada orang lain."Tutup mulutmu," kata Wira dengan kesal.Sahim langsung tidak berani berbicara lagi.Tepat pada saat itu, Ruben dan Adianto datang dan langsung berdiri di depan pintu sel."Sekarang kamu sudah tahu kekuatanku, 'kan? Tadi aku sebenarnya nggak ingin menyusahkan kalian dan menyuruh kalian cepat pergi, tapi kalian nggak mau dengar. Kalian malah mengusir para

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2719

    Kaffa menyadari liontin giok ini memang berguna. Setelah mendengar perkataan Danu, dia tidak ragu-ragu dan langsung berkata, "Tuan Wira yang memberiku liontin giok ini sudah ditangkap kepala penjaga gerbang kota ke penjara bawah tanah. Jenderal Danu, cepat selamatkan dia."Kepala penjaga gerbang kota memang memiliki kekuasaan, tetapi kekuasaan itu masih kalah jauh jika dibandingkan dengan Danu. Kaffa merasa lebih yakin lagi, kali ini Wira dan adiknya pasti akan selamat.Swish.Mendengar perkataan Kaffa, ekspresi Danu langsung menjadi sangat muram dan napasnya pun menjadi terengah-engah. "Mereka berani menangkap kakakku? Benar-benar nggak tahu diri!"Setelah memaki sebentar, Danu langsung melambaikan tangan pada kedua penjaga di belakangnya. "Segera kumpulkan orang dan ikut aku ke penjara bawah tanah!"Tak lama kemudian, semua orang sudah siap dan berangkat menuju penjara bawah tanah.Kaffa juga segera mengikuti mereka. Dia ingin menyelamatkan adiknya dengan tangannya sendiri dan berter

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2718

    Selama tetap mengikuti Wira, Kaffa yakin kehidupannya dan adiknya akan terjamin."Kenapa masih belum pergi? Kamu kira kami sedang bercanda denganmu?" kata penjaga yang tadi berbicara itu dengan kesal. Jika bukan karena Danu sudah memerintahkan untuk harus bersikap rendah hati dan sopan pada orang-orang, mereka sudah memukul Kaffa dengan tongkat. Jelas Kaffa ini hanya seorang pengemis pun berani datang menemui Danu, sungguh tidak tahu diri.Kaffa kembali berkata, "Kalau kalian nggak mengizinkan aku bertemu dengan Jenderal Danu, nggak masalah. Tapi, tolong serahkan benda ini pada Jenderal Danu. Kalau Jenderal Danu ingin bertemu denganku setelah melihat benda ini, kalian baru bawa aku masuk. Bagaimana? Tapi, kalau Jenderal Danu nggak ingin bertemu denganku, aku nggak akan tinggal di sini lagi. Bagaimana menurut kalian?"Meskipun para penjaga itu tidak mengizinkannya masuk, Kaffa merasa dia tetap harus menunjukkan benda ini pada Danu. Dia juga tidak tahu apakah benda ini berguna atau tidak

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2717

    Setelah mengatakan itu, Wira menatap Kaffa yang berdiri di belakangnya. Dia mengeluarkan sebuah liontin giok dan diam-diam menyerahkannya ke tangan Kaffa, lalu berbisik, "Kamu ambil liontin giok ini dan pergi mencari orang yang bernama Danu di dalam kota. Danu sangat terkenal di sana, jadi kamu hanya perlu bertanya pada orang-orang di sana saja. Kamu pasti akan menemukannya.""Aku akan menjaga adikmu dan nggak akan membiarkan sesuatu terjadi padanya."Kaffa mengenakan pakaian biasa dan terlihat seperti pengemis. Ditambah lagi, situasi di sekitar sedang kacau dan jaraknya yang lebih jauh dari Wira, sehingga orang-orang sulit untuk mengenalinya. Situasi ini justru menguntungkan, setidaknya dia bisa memanfaatkan situasinya untuk mencari celah dan pergi meminta bantuan dari Danu.Setelah ragu sejenak dan melihat Shafa yang menganggukkan kepala, Kaffa menggertakkan giginya dan berkata, "Kalau begitu, maaf merepotkan Kak Wira."Setelah mengatakan itu, Kaffa diam-diam pergi dari sana.Sementa

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2716

    Wira bertanya-tanya apakah Lucy sudah memberi tahu orang-orang di Provinsi Lowala tentang situasinya, sehingga para prajurit ini datang untuk menjemputnya."Tuan Ruben, akhirnya kamu datang juga. Aku dengar kamu menghadapi beberapa masalah di sini, jadi aku sengaja datang ke sini untuk melihatnya. Kelihatannya situasimu memang seperti yang mereka katakan, benar-benar ada orang nggak tahu diri yang berani mencari masalah denganmu," kata pria yang menunggang kuda dengan nada dingin sambil menatap Wira."Siapa kamu ini? Kamu tahu siapa pria yang berdiri di depanmu ini? Dia adalah Tuan Ruben yang sangat terkenal. Lihatlah dirimu ini, masih berani melawan Tuan Ruben? Cepat tangkap preman ini," lanjut pria itu.Seiring perintah dari pria yang menunggang kuda itu, para prajurit langsung maju dan segera mengepung Wira dan yang lainnya.Sahim langsung ketakutan sampai kakinya lemas. Sejak zaman dahulu, rakyat takut pada prajurit sudah menjadi situasi yang wajar. Saat teringat dengan semua tinda

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2715

    "Baiklah. Aku percaya perkataan Tuan ini, jadi aku akan ikut dia ke kota dan melihatnya sendiri," kata pria paruh baya itu lagi dan menjadi orang pertama yang mendukung Wira.Melihat ada yang mulai goyah, yang lainnya juga segera mendukung Wira. Dalam sekejap, banyak orang yang sudah berdiri di belakang Wira.Sementara itu, hanya tersisa sebagian korban bencana yang berdiri di pihak pria gemuk itu, selain beberapa pengawalnya. Namun, hanya dengan orang-orang ini saja, jelas tidak akan cukup untuk mengangkat semua makanan dan hartanya ke dalam kota."Sialan, kamu ini sengaja membuat keributan, 'kan?" kata pria gemuk itu dengan nada dingin dan menatap Wira sambil mengernyitkan alis. Semua rencananya sudah matang, hanya tinggal menyelesaikannya saja. Namun, Wira yang tidak tahu diri ini tiba-tiba muncul dan mengacaukan segalanya. Siapa pun yang menghadapi situasi seperti ini pasti akan marah.Wira malah tersenyum. "Semua yang kukatakan ini benaran, kenapa kamu begitu marah?""Dasar bereng

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2714

    Penampilan Kaffa dan Shafa memang membuat orang sulit untuk percaya Wira bisa memberikan orang-orang itu cukup uang untuk membeli beras.Wira melanjutkan, "Kalian semua mungkin masih belum tahu, ada kantin umum yang khusus untuk para korban bencana dia Provinsi Lowala. Asalkan kalian pergi makan di sana setiap harinya, setidaknya masalah makanan kalian bisa terselesaikan. Meskipun aku benar-benar nggak bisa memberi kalian makanan, kalian juga nggak akan mati kelaparan begitu kalian masuk ke Provinsi Lowala.""Soal tempat tinggal, aku yakin kelak itu juga akan perlahan-lahan terselesaikan. Kehidupan kalian pasti akan membaik."Sebelum datang ke sini, Wira sudah mendengar dari Lucy bahwa situasi di Provinsi Lowala tidak separah yang dibayangkannya.Osmaro dan yang lainnya bisa mengendalikan situasinya dalam waktu singkat dan bahkan mencegah pemberontakan karena mereka menyediakan cukup banyak persediaan makanan dan tempat perlindungan bagi para korban bencana juga. Kebutuhan makanan dan

DMCA.com Protection Status