Share

Bab 1379

Author: Arif
Setelah mengatakan itu, Hasto langsung menjentik jarinya dan sebuah energi memelesat keluar. Pada saat ini, energi itu langsung menembus lempengan batu di sampingnya.

Ketiga orang yang melihat kejadian itu menjadi tercengang. Hanya dengan menjentikkan jarinya dengan lembut saja sudah bisa menembus lempengan batu. Jika energi itu mengenai kepala seseorang, bukankah kepala orang itu akan langsung hancur berkeping-keping?

"Ini adalah cara untuk melepaskan energi internal. Energi itu bukan hanya bisa digunakan di dalam tubuh, tapi bisa melepaskannya ke luar tubuh juga. Mengenai seberapa jauh jaraknya dan kuatnya energi itu, itu tergantung dengan tahapan asteriknya. Secara teori, energi internal asterik puncak yang paling kuat, tapi ada beberapa genius yang berada di asterik menengah saja sudah bisa menandingi asterik puncak dengan bakat alami mereka. Hal ini jarang terjadi."

Setelah mengatakan itu, Hasto tersenyum dan memandang ke arah ketiga orang itu. "Apa kalian mengerti yang kukatakan
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Kaugnay na kabanata

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1380

    "Seperti niat pedang dan niat membunuh. Tingkatan itu sangat sulit. Ada beberapa orang yang bahkan seumur hidup pun nggak berhasil menerobos ke tingkatan itu. Ada beberapa orang juga tiba-tiba mendapat pencerahan dan langsung masuk ke tingkatan itu. Di tingkatan dewata ini, yang diuji adalah bakat dan pemahamannya."Setelah mengatakan itu, Hasto melambaikan tangannya dan Pedang Treksha di tangan Danu langsung bergetar, lalu sebuah energi menarik Pedang Treksha itu ke tangannya. "Ini ... yang dimaksud niat!"Selesai mengatakan itu, Hasto menjentik pedangnya dengan lembut dan pedang itu pun langsung meraung dengan keras. Sebuah energi pedang yang dahsyat pun langsung meledak. "Inilah ... yang disebut niat tekad membunuh."Selesai mengatakan itu, Hasto bergerak, lalu tiba-tiba mengeluarkan serangan. Dalam sekejap, serangan ini memancarkan energi pedang sejauh puluhan meter dan langsung terlihat sebuah jurang yang sangat dalam di tanah.Hal itu benar-benar menggetarkan hati mereka. Seranga

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1381

    Hasto membawa Wira keluar, lalu menuju ke gunung tandus di seberang yang sangat luas. Setelah berdiri di puncak gunung, Hasto menarik napas dalam-dalam dan menatap Wira dengan cemas."Kamu tahu aku akan mengajakmu mengobrol, tapi apa tahu hal yang ingin kubahas?" tanya Hasto.Wira mengangguk sembari menjawab, "Menjelaskan keterampilan bela diri kepada kami. Kamu pasti ingin kami menempuh jalur bela diri. Selain itu, kamu melenyapkan Faksi Alam karena teknik bela diri itu, 'kan?"Begitu ucapan ini dilontarkan, mata Hasto berbinar-binar. Dia tertawa dan menyahut, "Hahaha, Wira, kamu memang cerdas. Kamu orang paling cerdas yang pernah kutemui. Ya, Faksi Alam mengincarmu memang karena teknik bela diri itu."Wira menarik napas dalam-dalam. Dugaannya benar, sepertinya ada yang salah dengan kitab rahasia bela diri itu.Hasto menatap Wira sembari berucap dengan serius, "Wira, sebenarnya aku ingin memberitahumu, aku telah menipumu. Aku memberimu kitab itu karena keegoisanku. Tindakanku ini bisa

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1382

    "Aku sendiri nggak bisa meramalmu, jadi ... aku merasa ini sudah takdirnya," jelas Hasto. Sesudah itu, dia menarik napas dalam-dalam.Sejujurnya, Hasto hanya mencoba-coba waktu itu. Dia tidak menduga Wira akan berhasil berkultivasi. Itu artinya, Julian mungkin bisa diselamatkan!"Rupanya begitu." Wira mengangguk. Dia meneruskan, "Jadi, Sekte Langit ingin membunuhku karena aku mempelajari teknik itu. Mereka takut aku menjadi kuat?""Tapi, masa mereka sebodoh itu? Kalau aku benar-benar kuat, bukankah mereka yang diuntungkan? Apalagi, aku berteman denganmu dan Julian. Bukankah teman seharusnya membantu teman? Untuk apa mereka membunuhku?" tanya Wira.Wira sungguh kebingungan, apa hanya karena dia berlatih teknik bela diri Sekte Langit? Jika bertukar posisi, dia pasti akan memenangkan hati orang itu supaya berdiri di pihaknya. Bagaimanapun, orang itu sudah pasti genius langka.Hasto tersenyum sambil menyahut, "Benar, tapi itu bukan alasan utama mereka ingin membunuhmu. Kamu memang sudah be

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1383

    Wira sungguh tercengang mendengarnya. Teknik Ganda? Apa-apaan ini? Siapa yang bisa menduga akan hal ini?Wira berkata, "Jangan bercanda. Teknik Ganda? Julian punya status mulia di Sekte Langit, dia berasal dari Keluarga Triaji. Mana mungkin aku berani macam-macam dengannya."Hasto menyahut, "Kamu atau aku yang lebih memahami Julian? Biar kuberi tahu kabar baik, memang aku yang membunuh orang-orang itu, tapi Julian mengaku diri sendiri yang melakukannya. Selain itu, sebenarnya dia yang menyuruhku membunuh mereka."Wira makin terkejut. Dia sontak memekik, "Apa? Kamu bilang apa? Bagaimana mungkin?" Julian jelas adalah wanita cerdas, kenapa malah melakukan hal seperti ini? Sungguh tidak bisa dimengerti."Julian punya perasaan untukmu. Dia melakukan semua ini tentu demi dirimu. Kamu pernah berpikir kenapa Julian kembali ke kediaman Keluarga Triaji dan mengaku sebagai pembunuh?" tanya Hasto.Wira menggeleng. Dia sama sekali tidak memahami Sekte Langit, begitu juga situasi di sana. Jadi, dia

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1384

    Apa maksudnya? Apakah akan terjadi perselisihan internal?"Sepertinya kamu sudah bisa menebaknya. Sekte Langit dan Sekte Gunung mungkin akan memulai pertarungan berdarah seperti ribuan tahun lalu," ucap Hasto dengan ekspresi masam.Pertarungan seperti ini terlalu sadis dan menyedihkan. Pada akhirnya, kedua belah pihak akan sama-sama menderita kerugian. Jika tidak, tidak akan ada perbedaan antara Sekte Langit dan Sekte Gunung pada ribuan tahun lalu."Aku jelas-jelas menyerahkan kitab itu dengan sangat rahasia, seharusnya nggak ada yang tahu. Jadi, aku sendiri juga bingung kenapa bisa ketahuan," ujar Hasto.Masalah ini bagaikan batu besar yang menimpa dadanya, membuatnya merasa sesak napas. Dia tahu tindakan ini akan menempatkan Wira dalam bahaya sehingga sangat berhati-hati.Hasto awalnya ingin Wira diam-diam berlatih, lalu membinanya sampai tahap asterik. Setelah itu, dia akan diam-diam menyatukan Wira dengan Julian supaya hawa dingin di tubuh Julian bisa diredakan.Hasto jelas telah m

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1385

    Hasto melanjutkan, "Meskipun Keluarga Triaji adalah keluarga pemimpin, mereka nggak punya keturunan berbakat selama beberapa tahun ini. Perselisihan internal juga sangat parah. Semua pria Keluarga Triaji sangat serakah.""Julian adalah anak baik, juga muridku. Aku tentu berharap dia mendapatkan yang terbaik. Bahkan, aku ingin dia keluar dari Sekte Langit. Tapi, dengan statusnya itu, jelas nggak mudah baginya untuk keluar begitu saja.""Selain itu, dia dihadapkan dengan 2 masalah, yaitu Fisik Bulan Dingin dan pertarungan Sekte Langit dengan Sekte Gunung. Jika berhasil melewati keduanya, aku akan membantunya membebaskan diri agar bisa hidup bebas. Sayangnya, ini bukan hal sepele."Wira bertanya dengan penasaran, "Bagaimana dengan wanita dari Keluarga Barack itu? Dia seorang genius?"Hasto merenung sejenak, lalu mengangguk dan membalas, "Ya, Rossa memang berbakat sejak kecil. Tapi, Julian bilang Sekte Gunung mengutus orang untuk membunuhnya. Itu artinya, seharusnya ada masalah yang terjad

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1386

    Ini ... terlalu hebat!"Setelah mencapai tahap asterik, kamu baru bisa membantu Julian. Aku akan memberimu pelatihan keras selama 3 bulan ini. Percayalah, hanya dalam 3 bulan, kamu akan mengalami peningkatan yang sangat pesat!" ucap Hasto dengan penuh percaya diri. Dia sangat yakin dengan kemampuan sendiri, juga kemampuan Wira."Tiga bulan? Kenapa harus 3 bulan?" tanya Wira dengan agak heran. Sesuatu yang besar pasti akan terjadi setelah 3 bulan ini."Aku belum bisa memberitahumu sekarang. Sebenarnya, sebagian besar yang kukatakan hari ini adalah pesan dari Julian. Dia ingin memberitahumu secara langsung, tapi nggak punya kesempatan. Dia harus kembali ke Sekte Langit untuk menunda waktu.""Julian menyuruhku untuk membiarkanmu memilih. Kalau kamu bersedia membantunya, aku harus membantumu meningkatkan kekuatan dalam 3 bulan. Tapi kalau kamu menolak, dia juga nggak akan membencimu. Aku pun akan langsung kembali ke sisinya, sementara dia akan mengurus sisanya.""Bahkan, dia mungkin akan m

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1387

    "Mereka ... pantas mati!" ucap Julian segera. Begitu mendengarnya, orang-orang sontak terkesiap."Lancang sekali! Julian, jangan kira kamu bisa membunuh orang sesuka hati hanya karena kamu ini Wanita Suci Sekte Langit!""Benar! Pantas mati apanya? Mereka adalah anggota Sekte Langit!""Kamu malah membunuh mereka tanpa alasan! Jika masalah ini tersebar, bagaimana reputasi Sekte Langit?""Benar! Kamu seharusnya menoleransi semua anggota sekte, bukannya membantai mereka semua. Apa maksudmu ini?"Orang-orang yang duduk di bawah sibuk mengkritik dengan geram. Sementara itu, Julian pun berujar dengan tidak acuh, "Mereka telah bersikap kurang ajar padaku. Sebagai Wanita Suci sekte, aku berhak untuk membunuh mereka.""Bersikap kurang ajar? Bagaimana maksudnya?" tanya orang-orang langsung.Juna, Kepala Keluarga Triaji, pun tertegun sesaat mendengarnya. Kemudian, dia menyahut, "Julian, ceritakan apa yang terjadi."Julian menceritakan apa yang terjadi, tetapi semua itu tentu hanya tipuan. Faksi Al

Pinakabagong kabanata

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3204

    Saat ini, semua orang sudah tahu Adjie yang sebelumnya memimpin para perampok dari Desa Riwut untuk mengepung kemah pasukan utara, sehingga mereka mengakui kemampuannya. Justru karena alasan inilah, mereka ingin melihat bagaimana pendapat Adjie tentang masalah ini.Melihat banyak orang yang menatapnya, Adjie tersenyum dan berkata, "Hehe. Sebenarnya pemikiranku tentang masalah ini juga sama, nggak terlalu sulit. Kalau diperhatikan dengan saksama, pasukan utara sangat bergantung pada kavaleri. Jadi, kalau kita berhasil menghancurkan kavaleri ini, hal pertama yang akan dipikirkan mereka adalah bagaimana mencegah kehancurannya lebih lanjut."Semua orang langsung tertegun karena mereka benar-benar tidak terpikirkan hal ini.Beberapa saat kemudian, seseorang berkata dengan terkejut, "Yang kamu katakan sepertinya memang benar. Tapi, kelihatannya strategi ini juga tidak begitu menguntungkan bagi kita."Semua orang menganggukkan kepala karena mereka juga setuju dengan perkataan orang itu.Saat

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3203

    Di dalam lereng bukit yang jaraknya tidak jauh dari kemah pasukan utara di Pulau Hulu, Wira dan yang lainnya sudah menyiapkan penyergapan dan kini sedang menunggu pasukan musuh mendekat.Saat semua orang sedang menunggu dengan cemas, beberapa orang di barisan depan mengernyitkan alis. Beberapa saat kemudian, salah seorang dari mereka berlari ke arah Wira dan berkata, "Tuan, mereka sepertinya sudah mundur, kini kita sudah bisa bergerak. Tapi, dilihat dari situasinya, mereka memang cukup kuat."Mendengar kabar musuh sudah mundur, Wira pun mengernyitkan alis. Menurutnya, musuhnya ini terlalu lemah, malah tidak berniat untuk menyerang.Beberapa saat kemudian, Adjie yang berdiri di samping tersenyum dan berkata, "Tuan, sepertinya Zaki ini mulai cerdik, nggak langsung menyerang kita. Menurutku, sekarang mereka mulai membuat strategi."Wira tersenyum saat mendengar perkataan itu dan berkata, "Hehe. Ternyata begitu, tapi yang paling penting sekarang adalah kita bisa menangkap mereka. Kalau mer

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3202

    Melihat Zaki dan Joko begitu tidak sabar, Darsa tersenyum dan berkata, "Hehe. Cara ini memang bisa berjalan, kita hanya perlu memindahkan medan perang ke arah selatan. Dengan begitu, kita bisa langsung menahan pasukan musuh di sana."Mendengar perkataan itu, kedua orang itu tertegun sejenak. Mereka merasa rencana ini mungkin bisa berjalan dengan baik, tetapi mereka harus memastikan rencana ini tidak bermasalah terlebih dahulu.Semua orang menganggukkan kepala.Setelah berpikir sejenak, Darsa yang sepertinya teringat sesuatu pun menoleh dan berkata pada Zaki dan Joko, "Kalian pergi siapkan tali perangkap kuda sebanyak mungkin, kita akan membalas musuh dengan cara yang sama."Zaki dan Joko langsung merasa sangat bersemangat saat mendengar perintah itu. Mereka segera merespons perintah itu dan segera pergi menyiapkan tali perangkap kuda.Saat ini, hanya tersisa Darsa dan para wakil jenderal yang berada di dalam tenda. Setelah mengumpulkan mereka, Darsa berkata, "Sekarang hanya sisa kalian

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3201

    Mengingat tali jebakan kuda, Zaki langsung mengumpat, "Tuan, aku menderita kerugian besar di tangan Wira sebelumnya juga karena tali perangkap kuda ini. Kali ini aku harus membuat mereka membayar perbuatan mereka."Darsa tersenyum karena dia juga tahu kerugian yang sudah dialami Zaki, lalu berkata, "Hehe. Aku sudah mendengar tentang hal itu. Musuh memang terlalu licik. Bukan hanya memasang tali perangkap kuda, mereka juga menebar paku kuda di jalur mundur. Benar-benar licik dan kejam."Zaki menganggukkan kepala karena situasi kali ini memang cukup sulit untuk dihadapi. Jika bukan karena tali perangkap kuda, dia tidak akan kehilangan ratusan kuda perang begitu saja. Oleh karena itu, saat mendengar Darsa akan menggunakan tali perangkap kuda, dia langsung menganggukkan kepala dengan sangat bersemangat.Joko yang berada di samping berkata, "Kalau hanya mengandalkan tali perangkap kuda, dampaknya nggak terlalu besar. Musuh akan menyerang dari atas bukit dan melewati pintu masuk lembah. Kala

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3200

    Mendengar kata dari selatan ke utara, Zaki dan Joko langsung tertegun dan kembali melihat peta di depan mereka.Setelah mengamati petanya dari sudut pandang berbeda, Zaki langsung terkejut sampai keringat dinginnya mengalir dan berkata dengan pelan, "Aku mengerti sekarang. Kalau tebakanku benar, mereka akan memblokir kita sepenuhnya di wilayah utara kalau mereka berhasil merebut Gunung Linang ini. Dengan begitu, seluruh wilayah dari Gunung Linang ke selatan akan dikuasai Wira."Mendengar perkataan itu, Darsa tersenyum.Setelah mendengar analisis Zaki, Joko yang berdiri di samping juga akhirnya mengerti situasinya dan berkata, "Ternyata begitu. Kalau begitu, selama pasukan Wira belum berhasil merebut Pulau Hulu dan bergerak ke Gunung Linang, mereka akan terus menyerang kita, 'kan?"Mendengar perkataan itu, semua orang tersenyum.Sementara itu, Darsa menganggukkan kepala dan berkata, "Benar. Sekarang mereka sudah menggunakan rencana saluran air dan kavaleri untuk menyerang kita pun masih

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3199

    Zaki menambahkan, "Benar. Tuan, setelah memenangkan pertempuran ini, Wira pasti akan langsung pergi. Dia mana mungkin melancarkan serangan kedua."Mendengarkan perkataan keduanya, Darsa tersenyum dan berkata, "Aku tentu saja sangat yakin. Apa kalian tahu kenapa Wira bisa menyerang kita?"Kedua orang itu langsung tertegun sejenak karena sebelumnya mereka memang tidak memikirkan alasan di balik serangan itu.Zaki langsung tercengang sejenak, lalu berkata, "Tuan, bukankah mereka menyerang karena ingin merebut Pulau Hulu ini? Apa mereka punya tujuan lain?"Mendengar pertanyaan itu, Darsa tersenyum. Namun, dia tidak langsung menjawab, melainkan menatap Joko dan berkata sambil tersenyum, "Menurut kalian?"Joko juga tertegun karena dia tidak menyangka Darsa akan melemparkan pertanyaan ini padanya. Setelah berpikir sejenak, dia baru menjawab, "Menurutku, Wira memang ingin merebut Pulau Hulu ini. Tapi, apa mereka ada rencana di balik ini, aku masih belum terpikirkan."Semua orang juga langsung

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3198

    Mendengar Darsa memuji dan bahkan memberikan penilaian yang sangat tinggi terhadap orang yang bernama Adjie ini, Zaki mengernyitkan alis dan berkata, "Tuan, kenapa kamu malah memuji musuh kita? Menurutku, nggak peduli siapa pun dia, tombakku ini pasti akan membunuhnya."Semua orang sudah terbiasa dengan temperamen Zaki yang buruk, sehingga kebanyakan dari mereka hanya tersenyum.Beberapa saat kemudian, Joko yang berdiri di samping pun tersenyum dan berkata, "Orang ini memang pandai menyusun strategi. Kalau tebakanku nggak salah, rencana membuka saluran air ini pasti ide dari Adjie, 'kan?"Joko menatap Guntur yang sedang berlutut saat mengatakan itu, jelas sedang bertanya pada Guntur.Setelah tertegun sejenak, Guntur baru berkata, "Benar, dia juga yang mengatur strategi penyerangan kami tadi. Tapi, kami benar-benar nggak menyangka dia bisa begitu keterlaluan sampai menjadikan orang-orang dari Desa Riwut sebagai umpan."Zaki mendengus, lalu langsung menendang Guntur dan berteriak dengan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3197

    Mendengar perkataan Darsa, semua orang menganggukkan kepala. Menurut mereka, apa yang dikatakan Darsa memang masuk akal.Pada saat itu, pintu tenda tiba-tiba terbuka dan Joko berjalan masuk. Setelah memberi salam pada Zaki, dia menatap Darsa dan berkata, "Aku sudah menangani semua perintah Tuan Darsa, sekarang tinggal menunggu laporan dari mata-mata. Kami sudah mengerahkan banyak mata-mata. Kalau ada informasi, mereka pasti akan segera melaporkannya."Mendengar laporan itu, Darsa merasa sangat puas. Dia menatap semua orang dan berkata, "Baiklah. Karena semuanya sudah diatur, sekarang kita akan menyusun rencana perang. Bisa dipastikan para perampok di Desa Riwut sudah bergabung dengan pasukan Wira. Apa kita berhasil menangkap salah satu dari mereka?"Tepat pada saat itu, salah seorang wakil jenderal yang bertugas untuk membersihkan medan perang memberi hormat dan berkata, "Tuan, sebelumnya kami memang berhasil menangkap satu tahanan. Orang ini tadinya berpura-pura mati, tapi untungnya p

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3196

    Mendengar perkataan itu, Darsa menganggukkan kepala. Melihat Joko hendak pergi, dia baru teringat sesuatu dan perlahan-lahan berkata, "Oh ya. Setelah selesai mengatur semuanya, datang lagi ke sini. Aku harus merencanakan beberapa hal lagi untuk langkah selanjutnya.""Baik!" jawab Joko.Setelah Joko pergi, Darsa mengernyitkan alis. Pada saat itu, dia melihat Zaki masuk dari luar. Dia langsung tertegun sejenak saat melihat Zaki, lalu bertanya, "Bagaimana? Pikiranmu sudah jernih?"Mendengar pertanyaan Darsa, Zaki menganggukkan kepala dan langsung berkata sambil memberi hormat, "Tuan Darsa, maaf, sebelumnya aku memang terlalu gegabah. Tapi, kali ini ada begitu banyak saudara kita yang tewas, aku benar-benar merasa nggak rela."Darsa tersenyum, lalu berkata, "Hehe. Ini bukan masalah, kita akan membalasnya lain kali. Kali ini mereka memang menang, tapi menang dan kalah adalah hal yang biasa dalam dunia peperangan. Kalau kamu putus asa dan hanya memikirkan soal balas dendam karena kekalahan k

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status