Share

Bab 1372

Author: Arif
Waktu itu, Wira juga pergi ke ibu kota Kerajaan Nuala sendirian untuk menyelamatkan Doddy. Sekarang dia dalam bahaya, tidak ada seorang pun dari saudara-saudara ini yang mundur. Dia merasa ini saja sudah cukup. Sulit untuk menemukan sahabat sejati di hidup ini, sehingga dia sangat bersyukur bisa memiliki begitu banyak saudara.

Setelah memutuskan hal ini, Wira menemui ketiga orang itu dan langsung menanyakan lokasi Faksi Alam.

Ketiga orang itu tertegun sejenak, lalu berkata, "Tuan Wira, kamu ingin pergi ke Faksi Alam? Bukankah ... ini sama saja mencari mati?"

Mendengar perkataan itu, Wira tersenyum dan berkata dengan tenang, "Kalau aku nggak bilang aku adalah Wira, siapa yang akan tahu? Lagi pula, kalian bisa datang ke Dusun Darmadi karena kalian tahu aku ada di sini, 'kan? Kalau aku nggak ada di sini, ke mana lagi mereka akan mencariku?"

Setelah Wira selesai berbicara, ketiga orang itu menganggukkan kepalanya. Jika Wira tidak mengungkapkan identitasnya sendiri, mereka benar-benar tidak
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1373

    Wira tentu saja memiliki alasannya sendiri saat mengambil langkah itu. Bagaimanapun juga, Faksi Alam akan segera mengetahui kedatangan mereka. Jika kali ini rencananya gagal, mereka akan melakukan tindakan selanjutnya dan situasi Dusun Darmadi akan menjadi sangat berbahaya. Oleh karena itu, dia harus meninggalkan cukup ahli untuk menjamin keamanan Dusun Darmadi.Saat Wira dan yang lainnya sudah berangkat, Wulan, Dian, dan Dewina merasa sangat khawatir. Namun, mereka juga tahu ini adalah hal yang tidak bisa dihindari. Situasi saat ini membuat mereka tidak memiliki cara untuk mundur lagi. Oleh karena itu, saat keadaannya mendesak, mereka pun hanya bisa mengambil risiko untuk menghadapinya."Kak Wulan, suami pasti akan kembali dengan selamat, 'kan?" Pada saat itu, Dian berbicara dengan tatapan dipenuhi dengan kecemasan.Dewina menggigit bibirnya sendiri. Hatinya juga merasa cemas seperti Dian, tetapi tidak mengatakannya. Dia lebih memahami kekuatan para ahli bela diri, sehingga dia lebih

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1374

    "Sudah seharian menunggu tapi tetap nggak ada yang keluar, ini benar-benar terlalu tenang!" Woody yang menatap Faksi Alam dari kejauhan langsung mengernyitkan alisnya.Mendengar perkataan itu, teman di sampingnya akhirnya berkata, "Faksi Alam memang selalu seperti ini, jarang sekali ada orang yang masuk dan keluar. Entah tempat seperti apa sebenarnya di dalam faksi ini. Kak Woody, menurutmu ... apa tempat ini benar-benar sangat berbahaya seperti yang dikatakan Bos?"Pemuda itu bertanya karena sangat penasaran.Mendengar perkataan itu, Woody menganggukkan kepalanya."Jangan ragu dengan penilaian bos. Kalau dia bilang begitu, pasti benar!" kata Woody dengan tatapan yang semangat.Kemudian, mereka pun mulai piknik."Woody, tempat ini memang bagus, pemandangannya sangat ini. Makanan hari ini juga lezat, terutama daging panggang ini. Setiap kali makan, aku selalu sangat menyukainya."Untuk mengundang para pemuda kaya ke tempat ini, Woody sengaja menyiapkan banyak makanan lezat."Makanan lez

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1375

    Setelah mengetuk pintu dan tidak ada reaksi, Woody mengernyitkan alisnya dan langsung merasa frustrasi. Entah apa yang sedang terjadi di dalam, mengapa tidak ada yang membuka pintu? Pada akhirnya, Woody menarik napas dalam-dalam.Setelah mempertimbangkannya sejenak, Woody bersiap untuk masuk untuk melihat-lihat. Namun pada saat itu, angin sepoi-sepoi bertiup dan langsung membuatnya tertegun sejenak. Dalam keheningan itu, dia mencium bau amis darah dan langsung mengernyitkan alisnya. "Bau amis darah! Meski samar-samar, tapi ada bau anyir."Setelah Woody mengatakan itu, dia langsung melompat ke udara dan mendarat di halaman itu. Namun begitu masuk, ekspresinya langsung berubah. Dia melihat setidaknya ada 20 hingga 30 mayat di depannya. Dia segera memeriksanya dan hasilnya membuatnya lebih merinding. Orang-orang itu sudah mati, tetapi cara mereka mati sangat aneh. Setiap orang memiliki tanda merah di tengah kening mereka. Hanya ada beberapa orang yang mengalami pendarahan cukup banyak dan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1376

    Mendengar perkataan itu, Woody tanpa ragu-ragu langsung berkata, "Untuk mengelabui orang dan nggak dicurigai orang saat mendekati Faksi Alam, aku sengaja pergi mencari pemandangan yang bagus di sekitarnya. Jadi, aku mengundang beberapa pemuda kaya yang biasanya dekat denganku untuk pergi piknik bersama. Pada pertengahan, dagingnya sudah nggak cukup karena aku sengaja membawa lebih sedikit agar punya kesempatan pergi membeli daging. Nggak ada tempat lain di daerah belantara seperti itu, jadi aku mengusulkan untuk pergi membeli dagingnya di Faksi Alam."Mendengar perkataan itu, mata Biantara bersinar dan langsung menganggukkan kepalanya. "Bocah, idemu bagus juga. Benar-benar sulit ditebak orang. Sekelompok pemabuk membeli daging, nggak ada yang akan curiga. Apalagi, mereka adalah pemuda kaya yang terkenal di kota, bagus! Lanjutkan ceritamu."Biantara tidak bisa menahan dirinya untuk memberikan pujian kepada Woody.Mendengar perkataan itu, Woody melanjutkan, "Setelah itu, aku pergi membel

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1377

    Setelah Wira selesai berbicara, beberapa orang itu segera bergerak menuju Faksi Alam. Sepanjang perjalanan, Woody terus memimpin jalan di depan, sedangkan Wira dan yang lainnya mengikuti di belakang. Tak lama kemudian, mereka tiba di Faksi Alam dan langsung berjalan masuk ke dalam. Mereka langsung terkejut, karena memang halaman itu dipenuhi mayat di mana-mana.Faksi Alam ini sangat terpencil. Jika terjadi pertarungan, mungkin tidak ada orang yang akan mengetahuinya. Namun, metode pembunuhan ini terlalu brutal hingga membuat Wira merasa ngeri.Orang-orang di faksi ini pasti ahli bela diri, karena ada yang memegang pedang dan senjata api. Bisa dibilang, ada berbagai jenis senjata yang mereka gunakan. Situasi di sekitar juga sangat kacau. Namun saat dia memeriksa para korban itu, memang ada titik merah di tengah kening mereka dan ada juga yang dipukuli hingga organ dalamnya hancur. Ini menunjukkan perbedaan tingkat kekuatan para korban. Yang lemah pasti langsung mati dengan satu pukulan,

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1378

    Biksu Baju Hijau bisa membunuh begitu banyak orang sendirian dan bahkan kebanyakan dadri korbannya itu tewas dalam satu serangan. Sehebat apa sebenarnya orang ini?"Biksu Baju Hijau, bolehkah aku tahu kenapa kamu membunuh mereka?" kata Wira dengan tergesa-gesa.Mendengar pertanyaan itu, Biksu Baju Hijau akhirnya berkata, "Jangan panggil aku Biksu Baju Hijau. Namaku Hasto, kelak kamu panggil Kak Hasto saja. Jangan panggil biksu, seolah-olah aku ini benar-benar biksu saja."Setelah mengatakan itu, Hasto kembali berkata, "Nanti aku akan memberitahumu kenapa aku bunuh mereka. Untuk saat ini, aku akan beri tahu kalian hal lain dulu. Hal ini tentang bela diri."Begitu mendengar perkataan itu, Wira dan yang lainnya tertegun. Mereka berpikir apa hubungannya ini dengan bela diri? Namun mereka tidak mengatakan apa-apa, melainkan hanya mendengar saja.Saat ini, Hasto berdiri, lalu perlahan-lahan mulai berkata, "Perjalanan tentang bela diri ini panjang, sangat berhubungan dengan bakat dan ketekun

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1379

    Setelah mengatakan itu, Hasto langsung menjentik jarinya dan sebuah energi memelesat keluar. Pada saat ini, energi itu langsung menembus lempengan batu di sampingnya.Ketiga orang yang melihat kejadian itu menjadi tercengang. Hanya dengan menjentikkan jarinya dengan lembut saja sudah bisa menembus lempengan batu. Jika energi itu mengenai kepala seseorang, bukankah kepala orang itu akan langsung hancur berkeping-keping?"Ini adalah cara untuk melepaskan energi internal. Energi itu bukan hanya bisa digunakan di dalam tubuh, tapi bisa melepaskannya ke luar tubuh juga. Mengenai seberapa jauh jaraknya dan kuatnya energi itu, itu tergantung dengan tahapan asteriknya. Secara teori, energi internal asterik puncak yang paling kuat, tapi ada beberapa genius yang berada di asterik menengah saja sudah bisa menandingi asterik puncak dengan bakat alami mereka. Hal ini jarang terjadi."Setelah mengatakan itu, Hasto tersenyum dan memandang ke arah ketiga orang itu. "Apa kalian mengerti yang kukatakan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1380

    "Seperti niat pedang dan niat membunuh. Tingkatan itu sangat sulit. Ada beberapa orang yang bahkan seumur hidup pun nggak berhasil menerobos ke tingkatan itu. Ada beberapa orang juga tiba-tiba mendapat pencerahan dan langsung masuk ke tingkatan itu. Di tingkatan dewata ini, yang diuji adalah bakat dan pemahamannya."Setelah mengatakan itu, Hasto melambaikan tangannya dan Pedang Treksha di tangan Danu langsung bergetar, lalu sebuah energi menarik Pedang Treksha itu ke tangannya. "Ini ... yang dimaksud niat!"Selesai mengatakan itu, Hasto menjentik pedangnya dengan lembut dan pedang itu pun langsung meraung dengan keras. Sebuah energi pedang yang dahsyat pun langsung meledak. "Inilah ... yang disebut niat tekad membunuh."Selesai mengatakan itu, Hasto bergerak, lalu tiba-tiba mengeluarkan serangan. Dalam sekejap, serangan ini memancarkan energi pedang sejauh puluhan meter dan langsung terlihat sebuah jurang yang sangat dalam di tanah.Hal itu benar-benar menggetarkan hati mereka. Seranga

Latest chapter

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3204

    Saat ini, semua orang sudah tahu Adjie yang sebelumnya memimpin para perampok dari Desa Riwut untuk mengepung kemah pasukan utara, sehingga mereka mengakui kemampuannya. Justru karena alasan inilah, mereka ingin melihat bagaimana pendapat Adjie tentang masalah ini.Melihat banyak orang yang menatapnya, Adjie tersenyum dan berkata, "Hehe. Sebenarnya pemikiranku tentang masalah ini juga sama, nggak terlalu sulit. Kalau diperhatikan dengan saksama, pasukan utara sangat bergantung pada kavaleri. Jadi, kalau kita berhasil menghancurkan kavaleri ini, hal pertama yang akan dipikirkan mereka adalah bagaimana mencegah kehancurannya lebih lanjut."Semua orang langsung tertegun karena mereka benar-benar tidak terpikirkan hal ini.Beberapa saat kemudian, seseorang berkata dengan terkejut, "Yang kamu katakan sepertinya memang benar. Tapi, kelihatannya strategi ini juga tidak begitu menguntungkan bagi kita."Semua orang menganggukkan kepala karena mereka juga setuju dengan perkataan orang itu.Saat

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3203

    Di dalam lereng bukit yang jaraknya tidak jauh dari kemah pasukan utara di Pulau Hulu, Wira dan yang lainnya sudah menyiapkan penyergapan dan kini sedang menunggu pasukan musuh mendekat.Saat semua orang sedang menunggu dengan cemas, beberapa orang di barisan depan mengernyitkan alis. Beberapa saat kemudian, salah seorang dari mereka berlari ke arah Wira dan berkata, "Tuan, mereka sepertinya sudah mundur, kini kita sudah bisa bergerak. Tapi, dilihat dari situasinya, mereka memang cukup kuat."Mendengar kabar musuh sudah mundur, Wira pun mengernyitkan alis. Menurutnya, musuhnya ini terlalu lemah, malah tidak berniat untuk menyerang.Beberapa saat kemudian, Adjie yang berdiri di samping tersenyum dan berkata, "Tuan, sepertinya Zaki ini mulai cerdik, nggak langsung menyerang kita. Menurutku, sekarang mereka mulai membuat strategi."Wira tersenyum saat mendengar perkataan itu dan berkata, "Hehe. Ternyata begitu, tapi yang paling penting sekarang adalah kita bisa menangkap mereka. Kalau mer

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3202

    Melihat Zaki dan Joko begitu tidak sabar, Darsa tersenyum dan berkata, "Hehe. Cara ini memang bisa berjalan, kita hanya perlu memindahkan medan perang ke arah selatan. Dengan begitu, kita bisa langsung menahan pasukan musuh di sana."Mendengar perkataan itu, kedua orang itu tertegun sejenak. Mereka merasa rencana ini mungkin bisa berjalan dengan baik, tetapi mereka harus memastikan rencana ini tidak bermasalah terlebih dahulu.Semua orang menganggukkan kepala.Setelah berpikir sejenak, Darsa yang sepertinya teringat sesuatu pun menoleh dan berkata pada Zaki dan Joko, "Kalian pergi siapkan tali perangkap kuda sebanyak mungkin, kita akan membalas musuh dengan cara yang sama."Zaki dan Joko langsung merasa sangat bersemangat saat mendengar perintah itu. Mereka segera merespons perintah itu dan segera pergi menyiapkan tali perangkap kuda.Saat ini, hanya tersisa Darsa dan para wakil jenderal yang berada di dalam tenda. Setelah mengumpulkan mereka, Darsa berkata, "Sekarang hanya sisa kalian

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3201

    Mengingat tali jebakan kuda, Zaki langsung mengumpat, "Tuan, aku menderita kerugian besar di tangan Wira sebelumnya juga karena tali perangkap kuda ini. Kali ini aku harus membuat mereka membayar perbuatan mereka."Darsa tersenyum karena dia juga tahu kerugian yang sudah dialami Zaki, lalu berkata, "Hehe. Aku sudah mendengar tentang hal itu. Musuh memang terlalu licik. Bukan hanya memasang tali perangkap kuda, mereka juga menebar paku kuda di jalur mundur. Benar-benar licik dan kejam."Zaki menganggukkan kepala karena situasi kali ini memang cukup sulit untuk dihadapi. Jika bukan karena tali perangkap kuda, dia tidak akan kehilangan ratusan kuda perang begitu saja. Oleh karena itu, saat mendengar Darsa akan menggunakan tali perangkap kuda, dia langsung menganggukkan kepala dengan sangat bersemangat.Joko yang berada di samping berkata, "Kalau hanya mengandalkan tali perangkap kuda, dampaknya nggak terlalu besar. Musuh akan menyerang dari atas bukit dan melewati pintu masuk lembah. Kala

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3200

    Mendengar kata dari selatan ke utara, Zaki dan Joko langsung tertegun dan kembali melihat peta di depan mereka.Setelah mengamati petanya dari sudut pandang berbeda, Zaki langsung terkejut sampai keringat dinginnya mengalir dan berkata dengan pelan, "Aku mengerti sekarang. Kalau tebakanku benar, mereka akan memblokir kita sepenuhnya di wilayah utara kalau mereka berhasil merebut Gunung Linang ini. Dengan begitu, seluruh wilayah dari Gunung Linang ke selatan akan dikuasai Wira."Mendengar perkataan itu, Darsa tersenyum.Setelah mendengar analisis Zaki, Joko yang berdiri di samping juga akhirnya mengerti situasinya dan berkata, "Ternyata begitu. Kalau begitu, selama pasukan Wira belum berhasil merebut Pulau Hulu dan bergerak ke Gunung Linang, mereka akan terus menyerang kita, 'kan?"Mendengar perkataan itu, semua orang tersenyum.Sementara itu, Darsa menganggukkan kepala dan berkata, "Benar. Sekarang mereka sudah menggunakan rencana saluran air dan kavaleri untuk menyerang kita pun masih

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3199

    Zaki menambahkan, "Benar. Tuan, setelah memenangkan pertempuran ini, Wira pasti akan langsung pergi. Dia mana mungkin melancarkan serangan kedua."Mendengarkan perkataan keduanya, Darsa tersenyum dan berkata, "Aku tentu saja sangat yakin. Apa kalian tahu kenapa Wira bisa menyerang kita?"Kedua orang itu langsung tertegun sejenak karena sebelumnya mereka memang tidak memikirkan alasan di balik serangan itu.Zaki langsung tercengang sejenak, lalu berkata, "Tuan, bukankah mereka menyerang karena ingin merebut Pulau Hulu ini? Apa mereka punya tujuan lain?"Mendengar pertanyaan itu, Darsa tersenyum. Namun, dia tidak langsung menjawab, melainkan menatap Joko dan berkata sambil tersenyum, "Menurut kalian?"Joko juga tertegun karena dia tidak menyangka Darsa akan melemparkan pertanyaan ini padanya. Setelah berpikir sejenak, dia baru menjawab, "Menurutku, Wira memang ingin merebut Pulau Hulu ini. Tapi, apa mereka ada rencana di balik ini, aku masih belum terpikirkan."Semua orang juga langsung

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3198

    Mendengar Darsa memuji dan bahkan memberikan penilaian yang sangat tinggi terhadap orang yang bernama Adjie ini, Zaki mengernyitkan alis dan berkata, "Tuan, kenapa kamu malah memuji musuh kita? Menurutku, nggak peduli siapa pun dia, tombakku ini pasti akan membunuhnya."Semua orang sudah terbiasa dengan temperamen Zaki yang buruk, sehingga kebanyakan dari mereka hanya tersenyum.Beberapa saat kemudian, Joko yang berdiri di samping pun tersenyum dan berkata, "Orang ini memang pandai menyusun strategi. Kalau tebakanku nggak salah, rencana membuka saluran air ini pasti ide dari Adjie, 'kan?"Joko menatap Guntur yang sedang berlutut saat mengatakan itu, jelas sedang bertanya pada Guntur.Setelah tertegun sejenak, Guntur baru berkata, "Benar, dia juga yang mengatur strategi penyerangan kami tadi. Tapi, kami benar-benar nggak menyangka dia bisa begitu keterlaluan sampai menjadikan orang-orang dari Desa Riwut sebagai umpan."Zaki mendengus, lalu langsung menendang Guntur dan berteriak dengan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3197

    Mendengar perkataan Darsa, semua orang menganggukkan kepala. Menurut mereka, apa yang dikatakan Darsa memang masuk akal.Pada saat itu, pintu tenda tiba-tiba terbuka dan Joko berjalan masuk. Setelah memberi salam pada Zaki, dia menatap Darsa dan berkata, "Aku sudah menangani semua perintah Tuan Darsa, sekarang tinggal menunggu laporan dari mata-mata. Kami sudah mengerahkan banyak mata-mata. Kalau ada informasi, mereka pasti akan segera melaporkannya."Mendengar laporan itu, Darsa merasa sangat puas. Dia menatap semua orang dan berkata, "Baiklah. Karena semuanya sudah diatur, sekarang kita akan menyusun rencana perang. Bisa dipastikan para perampok di Desa Riwut sudah bergabung dengan pasukan Wira. Apa kita berhasil menangkap salah satu dari mereka?"Tepat pada saat itu, salah seorang wakil jenderal yang bertugas untuk membersihkan medan perang memberi hormat dan berkata, "Tuan, sebelumnya kami memang berhasil menangkap satu tahanan. Orang ini tadinya berpura-pura mati, tapi untungnya p

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3196

    Mendengar perkataan itu, Darsa menganggukkan kepala. Melihat Joko hendak pergi, dia baru teringat sesuatu dan perlahan-lahan berkata, "Oh ya. Setelah selesai mengatur semuanya, datang lagi ke sini. Aku harus merencanakan beberapa hal lagi untuk langkah selanjutnya.""Baik!" jawab Joko.Setelah Joko pergi, Darsa mengernyitkan alis. Pada saat itu, dia melihat Zaki masuk dari luar. Dia langsung tertegun sejenak saat melihat Zaki, lalu bertanya, "Bagaimana? Pikiranmu sudah jernih?"Mendengar pertanyaan Darsa, Zaki menganggukkan kepala dan langsung berkata sambil memberi hormat, "Tuan Darsa, maaf, sebelumnya aku memang terlalu gegabah. Tapi, kali ini ada begitu banyak saudara kita yang tewas, aku benar-benar merasa nggak rela."Darsa tersenyum, lalu berkata, "Hehe. Ini bukan masalah, kita akan membalasnya lain kali. Kali ini mereka memang menang, tapi menang dan kalah adalah hal yang biasa dalam dunia peperangan. Kalau kamu putus asa dan hanya memikirkan soal balas dendam karena kekalahan k

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status