Share

Perjalanan Dimensi Waktu Istri Mafia
Perjalanan Dimensi Waktu Istri Mafia
Penulis: SaljuHitam1505

Bab 1

Penulis: SaljuHitam1505
last update Terakhir Diperbarui: 2024-02-26 08:52:31

"Reyna sedang apa?" suara Reyna, adik kandungnya membuat langkah Nora terhenti.

"Ahh ... Kakak, pelan-pelan."

"Ssttt, jangan terlalu keras, nanti kakakmu mendengar suara percintaan kita,"

Deg!

Jantung Nora berdetak kencang dan hatinya berdenyut ngilu saat mendengar suara suaminya, Gian, berada di dalam sana.

"Kakak nakal, sih." Suara Reyna terdengar manja, lalu terdengar pula suara cekikikan disertai dengan desahan dan erangan yang tak pantas dilakukan antara seorang kakak adik ipar.

"Kamu ini begitu cantik, Baby ... yahh ... seperti itu."

Tak tahan, Nora mendekatkan diri ke arah pintu dan menarik nafas berusaha mengontrol emosi yang akan meluap. Dia tahu betul apa yang sedang terjadi diantara mereka.

Brak!!

Kaki Nora yang tengah terasa sakit menendang pintu dengan sekuat tenaga sehingga menyebabkan pintu itu terbuka lebar, menampakkan Gian dan Reyna sedang melakukan penyatuan tanpa busana di atas ranjang.

"Apa yang kalian lakukan?!" teriaknya nyalang dengan suara yang terdengar kering karena ia memang tengah sakit.

"Apa matamu buta?!" seru Gian dan berdecak tak suka saat kegiatannya terganggu. Mereka berdua saling melepaskan diri.

"Kau!" tunjuknya pada Reyna yang sudah menitikkan air mata dan menunduk.

"Wanita murahan!" ucapnya dengan menahan sesak di dada. Gian dan Reyna berselingkuh dibelakangnya. Bahkan, disaat kondisinya kian parah karena penyakit leukimia yang ia derita, mereka tetap bercinta tanpa mengenal situasi dan waktu.

"Jangan menghinanya, Nora!" bentak Gian.

Suami Nora itu bangkit dari ranjang dan meraih celana boxer miliknya yang tergeletak di lantai, lalu memakainya.

"Kenapa? Kenyataannya begitu, kan?!" tantangnya

"Aku tak menyangka kamu bisa melakukan hal menjijikkan di belakangku!" Nora benar-benar marah dan melangkah maju mendekati adiknya.

Plak!

Ia melayangkan satu tamparan pada pipi Reyna. Membuat wajah wanita itu menoleh ke samping. Rambutnya masih acak-acakan, tetapi ia tak melepaskan selimut yang membungkus tubuh polosnya.

"Dasar adik tak tahu malu! Di mana otakmu diletakkan, hah!? Apa kau sudah gila?!" serunya.

"Beraninya kau menampar orang yang kucintai!" seru Gian merasa tak terima dengan apa yang Nora lakukan.

Nora menoleh pada suaminya. "Dia pantas mendapatkannya!"

"Dia sedang mengandung anakku! Tidak seperti dirimu yang mandul! Kita sudah menikah hampir 5 tahun, tetapi kau belum juga memberikanku keturunan!"

"Dan asal kau tahu, kami melakukannya atas dasar sama-sama suka! Camkan itu!"

Bagai disambar petir yang dahsyat, ia begitu terkejut saat mendengar suaminya berkata demikian. "Sejak kapan, hah?! Sejak kapan kalian bermain api di belakangku?!" tanyanya.

"Apakah itu penting bagimu?" Gian balik bertanya dengan menatap Nora datar.

"Tentu saja! Kenapa aku begitu bodoh baru mengetahui hal menjijikkan yang kalian lakukan di belakangku! Aku tak menyangka suami dan adikku melakukan hal yang benar-benar menjijikkan! Seperti binatang!"

"Jaga ucapanmu!" sentaknya.

"Bukankah yang aku katakan itu benar? Adikku itu seorang wanita yang amat menjijikkan! Pelacur! Jalang!"

"Jangan menghina wanita yang kucintai lagi! Atau kurobek mulutmu!"

Plak!

Brengsek!

Kepalanya tertoleh ke samping. Tangannya memegangi pipi yang terasa panas. Sudut bibir sebelah kanan juga sobek akibat tamparan keras yang dilayangkan oleh Gian. Ia menatap jijik pada dua manusia itu.

"Apa tidak ada wanita lain selain adikku itu? Lebih baik aku melihatmu berselingkuh dengan para pelacur hina di luaran sana dari pada melihatmu berselingkuh dengan adikku sendiri, Gian!"

Gian tak bergeming. Dirinya justru mengelus bahu Reyna dan saling berpelukan.

"Kau pria paling brengsek yang takkan kumaafkan seumur hidupku!"

Plak!

Nora menampar suaminya dengan dada yang terasa sangat sakit. Lalu, ia memaksakan diri keluar.

....

"Kau!?" teriak Nora saat melihat Reyna tiba-tiba masuk ke dalam kamarnya. Namun, dia justru tersenyum. Di tanganya juga membawakan sebuah mangkuk berisikan bubur yang asapnya masih mengepul.

"Kakak sedang apa?," ucapnya lembut.

"Diam kau! Mau apa kau kemari! hah!?" seru Nora dari atas tempat tidur. Ia sudah tak memiliki tenaga lagi. Sakitnya kian bertambah parah saat melihat apa yang dilakukan dua orang tadi.

Dia berjalan mendekat dan mendudukkan tubuhnya di samping Nora. Ia hanya bisa menatap tajam karena tubuhnya sangat lemas.

"Em, maafkan aku kakak, sungguh, aku tak bermaksud mengkhianatimu. Aku, aku telah melakukan kesalahan besar, aku menyesal kak," ucapnya seraya menundukkan kepala. Terlihat, ada air mata juga yang mengalir di pipinya.

Nora tersenyum mengejek. "Setelah kau bercinta dengan suamiku? Aku tak percaya!"

"Aku benar-benar menyesal kak, maka dari itu, aku ingin meminta maaf padamu. Ini, aku buatkan bubur spesial untukmu. Meskipun kau tahu aku tak pandai memasak, tetapi, aku telah belajar membuatnya demi dirimu,"

Benarkah itu? Nora melirik mangkuk berisi bubur di tangannya yang terlihat enak. Aromanya pun cukup menggoda. Nora tak melihat kebohongan di wajahnya Reyna. Bolehkah ia mempercayainya sekali lagi? Tetapi, hatinya terasa berat.

"Sungguh kak, aku menyesal ...." air mata yang mengalir di pipi Reyna membuat Nora merasa gundah.

"Ayo kakak makan dulu, meskipun kakak membenciku, kakak tak boleh membenci makanan. Akan aku bantu," ucapnya, Kemudian Reyna membantu Nora makan dengan menyuapinya. Sementara Nora tak menolak akan hal itu tanpa sedikitpun merasa curiga.

"Kakak mau memaafkan aku kan?" tanya Reyna setelah buburnya habis.

Nora mengangguk dengan berat hati.

"Terima kasih ..., kak Nora memang sangat baik," ucapnya. Lalu ia memeluk Nora.

"Dan karena kebaikanmu itu, kau menjadi bodoh," bisiknya membuat Nora sangat terkejut. Reyna melepaskan pelukannya dan tersenyum mengejek.

"Apa maksudmu?" tanya Nora. Reyna langsung pergi keluar tanpa menjawab.

Tiba-tiba, sekujur tubuh Nora terasa panas seolah organ dalam tubuhnya terbakar. "Uhuk!" darah segar keluar dari mulut. Lalu, tubuhnya kejang-kejang dan bergetar hebat. Sial! Apakah ia telah diracuni? Kenapa ia begitu bodoh?

Bubur itu! ia yakin racun telah dicampurkan di dalamnya! Nafasnya mulai tak beraturan dan terasa berat sekali.

"T-tolong," ucapnya dengan susah payah.

Dari pintu muncul Gian dengan tatapan datarnya. Nora menatap memohon padanya dengan maksud meminta bantuan. Namun tak lama, muncul Reyna dengan seringai jahatnya.

"Kalian ak-kan menyesal! Aku tak terima! A-aku akan mem-membalas kalian! De-dengan leh-lebih kejam!" Nora memaksakan diri untuk berbicara. Rasa dendam dan rasa tak terima sangat besar dalam hatinya.

Ia berharap masih bisa bertahan hidup untuk membalaskan perbuatan mereka berdua. Tetapi, sepertinya sudah tak bisa.

Tubuhnya semakin bergetar hebat disertai dengan nafas yang mulai tersendat-sendat. Mulutnya mengeluarkan busa. Lalu, ia merasakan dingin mulai menjalar dari ujung kaki dan berjalan sampai di tenggorokan. Nafasnya terhenti.

Seketika, semuanya gelap.

"Hahh!"

Seorang gadis terbangun dari tidurnya dengan nafas tersengal-sengal. Keringat dingin mengucur deras. Pandangannya mengedar melihat area kamar.

Gadis itu menghela nafas panjang.

"Bukan! Tadi itu bukan mimpi!"

Masih teringat jelas saat racun itu bereaksi dan bagaimana sakitnya meregang nyawa.

"Nora! Bangun! Hari ini kamu wisuda!"

Gadis itu dengan cepat mencari ponselnya saat mendengar suara milik sang bunda. Ia menahan nafasnya sesaat.

~

Komen (5)
goodnovel comment avatar
Muhamad Iqbal
awas lu klo kagak baca,dosa! gw tampol lu
goodnovel comment avatar
Muhamad Iqbal
jangan lupa di baca ya ,wajib!
goodnovel comment avatar
Muhamad Iqbal
semoga selalu dalam lindungan Allah SWT amiinnn
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Perjalanan Dimensi Waktu Istri Mafia    Bab 2

    "ini gila!" kata Nora. Dirinya belum sepenuhnya percaya pada apa yang ia alami. mengulang waktu? "Aku takkan mengulangi kebodohanku dimasa lalu! Sampai kapanpun aku takkan memaafkan perbuatan mereka!" Pungkasnya seraya menggenggam selimut. Tapi dirinya bersyukur. Mungkin saja dirinya diberikan kehidupan kedua ini agar dia tak merasakan sakit lagi. Dirinya juga akhirnya mengetahui jika Gian bukanlah sosok pria yang pantas ia hargai dan pertahankanJika ia kembali di waktu saat ia wisuda, maka artinya Reyna masih berada di Negeri seberang. Ia akan pulang saat aku menikah dan bertepatan dengan kelulusan sekolahnya. "Nora! Bangun!" sebuah teriakan kembali terdengar dari luar kamar. "Iya, Bunda! Nora sudah bangun!" jawabnya berteriak. "Aku akan segera memutuskan hubungan dengan pria bajingan itu! Jangan sampai aku kembali menjadi istrinya!" putusnya. Kemudian Nora bergegas untuk bersiap-siap menghadiri prosesi wisudanya yang diadakan di kampusnya. Beberapa saat setelah berbagai pros

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-26
  • Perjalanan Dimensi Waktu Istri Mafia    Bab 3

    BRAK! Tubuh Nora ambruk sesaat setelah ia ditabrak oleh sebuah mobil yang melaju. Tubuhnya terguling-guling di atas aspal. Sungguh, tubuhnya terasa remuk redam. Jantungnya berdetak tak karuan. Sebelum ia memejamkan matanya, ia melihat sesosok pria tak asing yang turun dari mobil dan mengangkat tubuhnya. Pria itu menatap tajam pada sosok dalam gendongannya. Sedikit merasa kesal karena ia sudah memberikan peringatan kepada seorang gadis yang ia tabrak ini. Namun saat ia melihat dari belakang gadis ini terdapat sebuah mobil yang mengejarnya, ia akhirnya tahu sebab gadis ini berlari dengan tergesa-gesa. Tanpa pikir panjang, pria itu memasukkan tubuh Nora kedalam mobilnya. Membawa Nora bersamanya. Setelah mobilnya melaju, pandangan pria itu bertambah tajam setelah melihat banyak mobil berwarna hitam mengejarnya dari belakang. "Sial!" umpatnya. Pria itu mengendarai mobilnya dengan cepat seiring dengan bertambahnya jumlah mobil yang mengejarnya. Sesekali matanya melirik Nora untuk meli

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-26
  • Perjalanan Dimensi Waktu Istri Mafia    Bab 4

    "Apa yang sedang kalian lakukan!?" teriak sebuah suara dari pintu utama. Membuat kedua manusia berbeda jenis itu saling menjauhkan diri. Nora menoleh ke arah pintu. Di sana, terdapat seorang pria paruh baya dengan setelan jaz kantornya sedang berjalan menuju ke arahnya. Setelah sampai, pria itu duduk di sofa seberang. Menatap mereka berdua dengan tatapan mengintimidasi. Lain dengan Nora yang merasa sedikit terintimidasi dengan pria di depannya ini, pria yang duduk di sampingnya justru terlihat jengah. "Dia kekasihmu?" tanya pria tersebut dengan pandangan menelisik saat sudah duduk dengan tegap. "Buk-" "Benar Daddy! Jadi, putra kita tak menyukai sesama jenis!" omongan pria yang bernama Kenzo itu terpotong oleh sang Mommy. "Benarkah? Itu sebuah kabar yang bagus!" Ejek pria paruh baya itu seraya menyilangkan satu kakinya. "Ah, gadis manis, perkenalkan. Aku Adenna Antarez. Mommy dari Kenzo." ucap wanita itu. Kemudian ia menghampiri suaminya dengan membawa sebuah stelan baju simple

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-26
  • Perjalanan Dimensi Waktu Istri Mafia    Bab 5

    "Aku sudah menjadi istri seorang Kenzo Albar Antarez?" gumam Nora. Kini, di sebuah ballroom hotel yang disewa oleh keluarga Nora dan Kenzo, tengah diadakan sebuah pesta besar-besaran setelah berlangsungnya prosesi pernikahan antara Kenzo dan Nora. Seminggu setelah kejadian di mana Nora melarikan diri, keduanya sepakat untuk menikah secepatnya. Dan tepat di hari ini, mereka berusaha telah resmi menjadi sepasang suami istri.Kenzo, pria itu tengah dikerumuni oleh para partner bisnisnya yang hadir. Begitu juga dengan Nora yang sedang asyik bercerita dengan teman-temannya. Suasana meriah sangat terasa saat diiringi oleh musik dari penyanyi ternama yang turut diundang hadir untuk memeriahkan pesta pernikahan ini. "Kau mengatakan tak ingin cepat menikah! Tapi lihat sekarang, kau justru mendahuluiku. Saat kau tinggal bersama suamimu, aku akan sendirian nanti. Hm, Tapi, apakah kau benar-benar yakin?" tanya Angel. Ia adalah teman dekat Nora semenjak masa SMA. "Tidak apa-apa, kurasa pilihan

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-26
  • Perjalanan Dimensi Waktu Istri Mafia    Bab 6

    "Kenapa kau begitu cantik baby?" tanya Gian, sebelah alisnya terangkat. Sementara tangan pria itu berangsur mengelus pipi mulus Nora. Nora memalingkan wajahnya hanya untuk menghindari sentuhan Gian. "Lepaskan aku, berengsek!" Nora berusaha melepas ikatan tambang tebal yang melilit tubuhnya. Nahas, sekuat apa pun gerakannya tak mampu melepas jeratan. Gian tertawa mengejek seraya berjalan ke arah sofa di hadapan Nora. Lalu, ia duduk di sana dengan menyilangkan kakinya. "Berusahalah sekuat tenaga baby, paling tidak pergelangan tanganmu yang akan putus nanti," kelakarnya. Gian menatap Nora yang terduduk di atas ranjang king size miliknya. "Salahmu sendiri meninggalkanku begitu saja!" Gian mulai murka. Melihatnya Nora hanya mampu menatap pria itu penuh rasa benci. Bagaimana bisa di masa lalu dirinya begitu mencintai pria gila penuh obsesi ini? Ia tak habis pikir. "Kenapa kau membawaku kemari sialan?!" tanya Nora, emosinya memuncak. "Kenapa kata-katamu itu kasar sekali baby? S

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-20
  • Perjalanan Dimensi Waktu Istri Mafia    Bab 7

    "Mau pergi ke mana, baby?" Nora tersentak saat mendengar suara Gian berbisik di telinganya. Nora membalikkan badannya, menemukan sang mantan kekasihnya menatap tajam. "Pintar juga kau bisa terlepas." Gian terkekeh. Perlahan pria itu berjalan mendekati Nora. Jantung Nora berdegup kencang. Ia menggigit bibir bawahnya sembari memejamkan mata yang malah di mata Gian nampak menggoda. "Dan kunci itu, kau begitu hati-hati saat mengambilnya baby," ujar Gian. Nora mengernyit. Bagaimana Gian bisa tahu? Atau jangan-jangan pria itu telah terbangun saat ia mencoba mengambil kunci tadi? Seakan mendengar racauan Nora, Gian bersuara, "Saat aku tertidur, aku kira mendengar suara seekor tikus. Ternyata memang terdapat seekor tikus kecil sedang menyelinap untuk mencuri kunci." Setelahnya Gian terkekeh. Nora mencebik, dia tak suka disamakan dengan tikus. Sementara itu, Gian kembali melangkahkan kaki mendekatinya. "Jangan mendekat!" perintah Nora. Gian tertawa. "Apakah kau t

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-21
  • Perjalanan Dimensi Waktu Istri Mafia    Bab 8

    "Sudah kukatakan kau takkan bisa terlepas dariku, baby." Gian bersuara tepat di telinga Nora, membuat tubuh Gadis itu langsung menegang. Bulu-bulu kuduknya serasa berdiri semua. Perlahan tangan Gian mulai mendekap tubuh Nora dari belakang. Lalu dengan cepat ia mengeluarkan sebuah suntikan berisi sebuah cairan bius. Jlep! Jarum suntikan itu menancap di tengkuk Nora. Nora bisa merasakan sesuatu mulai mengalir dalam tubuhnya. Dalam hitungan detik tubuhnya ambruk tak sadarkan diri. Selepasnya, Gian langsung membawa Nora dalam gendongannya. "Kau hanya milikku baby," gumam Gian. Pria itu menatap wajah cantik Nora dengan jarak yang sangat dekat. "Pergi ke markas sekarang!" titahnya pada seluruh anak buah yang ada dan. Mereka mengangguk serempak dan segera menjalankan tugas. Menyiapkan mobil sedan hitam dan mengendarainya menuju markas. Begitu pula dengan Gian, ia memasukkan Nora ke dalam mobilnya dan mendudukkan tubuhnya di kursi samping kemudi. Kala Gian memasangkan sabuk p

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-22
  • Perjalanan Dimensi Waktu Istri Mafia    Bab 9

    "Awss, di mana aku?" Nora meringis. Ia baru saja terbangun dan mendapati kaki serta tangan yang telah terikat sebuah rantai. Sementara posisi tubuhnya terlentang membentuk huruf X. Pandangannya menjelajah ke sekeliling ruangan, nampak desain serba coklat keemasan. Kamarnya terlihat nyaman untuk dihuni. Namun, tidak untuk Nora. "Kenapa aku bisa berada disini?" lirih Nora, "diikat lagi?" lanjutnya setelah menyadari bahwa kini ia disandera kembali oleh Gian. "Dasar obsesi gila!" maki Nora. Dia mencoba menggerak-gerakkan kedua tangan dan kakinya. Nahas, percuma. Tidak ada yang berubah kecuali kulitnya terasa panas dan perih akibat tergesek rantai besi. Nora tak menyerah. Ia terus berusaha menggerakkan tangan dan kakinya berharap setidaknya rantai yang mengikatnya akan terputus. Gerakan itu menimbulkan suara gemerincing dan mengakibatkan pergelangannya semakin terluka. Nora menghela napas kasar. Dia menengadahkan kepalanya ke arah langit-langit kamar. Usahanya gagal dan sia-s

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-23

Bab terbaru

  • Perjalanan Dimensi Waktu Istri Mafia    Bab 105

    "Hahaha!" Nora tertawa terbahak-bahak dengan menatap Reyna tajam. Ekspresi bengis terpampang jelas di wajah cantiknya. "Aku bahkan tak tahu apakah aku bisa benar-benar memaafkanmu, Reyna,"Di depan Reyna, Nora berdiri tegak. Gadis itu mengambil sebuah botol berisi racun di dalam saku jaketnya. Sorot mata Nora tampak dingin, seperti cahaya remang yang memantul di permukaan cairan berbahaya itu. Dia terlihat tak berperasaan, wajahnya menyiratkan kekecewaan yang mendalam. "Minum ini, Reyna," perintahnya dengan suara datar, seolah mengabaikan rasa takut yang terpancar dari Reyna. "Jika kau memang menyesal, buktikan padaku."Reyna menatap botol itu, mulutnya terasa kering. "Kak, tolong… jangan lakukan ini!" ucapnya, suara penuh kepanikan. "Kita bisa menyelesaikannya dengan cara lain. Ingat Kak! Kita pernah menjadi saudara!"Nora mengangkat bahu, senyum sinis menghiasi wajahnya. "Saudara? Aakah kau benar-benar percaya bahwa kita masih bisa menjadi saudara lagi setelah semua yang kau lak

  • Perjalanan Dimensi Waktu Istri Mafia    Bab 104

    Nora menatap ke arah hutan yang gelap, napasnya teratur namun penuh semangat. "Waktunya telah tiba. Kita tidak akan mundur. Kita harus menghadapi ini, Kenzo." "Ayo kita lakukan. Jika Reyna ada di sini, kita akan menemukannya."Nora merasakan getaran di sakunya. Ia mengeluarkan ponselnya dan melihat nama Ayah di layar. Dengan sedikit keraguan, ia mengangkat telepon."Nora, kami semua mendukungmu," suara Ayahnya terdengar tenang namun tegas, "Reyna telah melampaui batas. Dia tidak hanya mengkhianati kita, tapi juga merusak kehormatan keluarga. Kau tahu apa yang harus dilakukan."Suara Bundanya kemudian terdengar, lembut namun penuh kepastian, "Kami percaya padamu, Nak. Ini bukan lagi soal pribadi, tapi soal keluarga. Jika kau ragu, ingatlah betapa Reyna telah membuat kita terluka."Nora menggenggam ponselnya lebih erat, menghirup napas dalam-dalam, dan menatap Kenzo. "Ayah dan Bunda telah berbicara. Semua mendukung kita," katanya, matanya berbinar dengan tekad yang baru.Kenzo mengangg

  • Perjalanan Dimensi Waktu Istri Mafia    Bab 103

    "Ken!" Nora menatap Kenzo yang juga tengah menatapnya saat ini. Gadis itu menyibak rambutnya yang berkeringat. Keheningan di dalam markas segera pecah menjadi sorakan kegembiraan. Para anggota mafia, yang sebelumnya tegang menyaksikan pertarungan, kini bersorak merayakan kemenangan Nora atas Gian. Suara tawa dan teriakan penuh semangat menggema di seluruh ruangan, menandakan bahwa mereka telah berhasil mengalahkan musuh yang selama ini menjadi ancaman bagi mereka."Untuk Nyonya Nora!" teriak salah satu anggota, mengangkat senjata dengan penuh semangat. Suara tepuk tangan dan sorakan lainnya menyusul, menyebar dengan cepat seperti api. "Dia telah menyelamatkan kita semua!"Kenzo berdiri di samping Nora, wajahnya menampakkan kepuasan dan kebanggaan. Ia mengamati sekeliling, menyaksikan bagaimana para anggotanya merayakan keberhasilan itu. "Kita tidak boleh berpuas diri!”" Kenzo mengangkat suaranya di atas keributan. "Kemenangan ini bukanlah akhir. Masih ada tugas penting yang menunggu

  • Perjalanan Dimensi Waktu Istri Mafia    Bab 102

    "Mulai sekarang, kita bergerak. Temukan Reyna, hidup atau mati."Para anggota mafia mulai bergerak cepat, mengambil posisi dan menjalankan perintah. Nora berdiri di samping Kenzo, matanya bersinar penuh ambisi dan kebencian. Dalam hatinya, ia tahu ini adalah akhir dari perseteruannya dengan Reyna. Tapi kali ini, ia tidak hanya akan menang—ia akan memastikan Reyna tak pernah kembali.Ketegangan di dalam markas Kenzo tiba-tiba memuncak ketika suara deru mesin mobil dan suara langkah kaki berat terdengar mendekat. Pintu masuk utama dibuka dengan paksa, dan rombongan mafia yang dipimpin oleh Gian melangkah masuk dengan agresif. Mereka mengenakan pakaian gelap, wajah tertutup oleh masker, menunjukkan bahwa mereka datang untuk bertarung. Gian, sosok tinggi besar dengan tatapan menakutkan, berdiri di depan kelompoknya. Senyumnya penuh tantangan saat ia melihat ke arah Kenzo dan anggota mafia yang berkumpul. "Kenzo," ia menyapa dengan nada mengejek. "Dengar, malam ini aku akan mengambil kemb

  • Perjalanan Dimensi Waktu Istri Mafia    Bab 101

    "Ck! Aku takkan membiarkan Nora hidup lebih lama! Besok. Yah, Besok. Aku akan mengakhiri semuanya. Aku akan melenyapkannya dan merebut Kak Kenzo!" .... Di sebuah ruang bawah tanah yang gelap dan lembap, markas mafia yang dipimpin oleh Kenzo dipenuhi dengan para anggotanya yang berkumpul di tengah malam. Lampu-lampu redup memancarkan cahaya kekuningan, menerangi wajah-wajah tegang dan bersiap. Meja kayu panjang di tengah ruangan dipenuhi peta, dokumen, dan foto-foto Reyna. Suara berisik dari para anggota mafia yang berbicara dan mengasah senjata memenuhi ruangan, menciptakan suasana tegang yang tak terelakkan. Kenzo berdiri di depan semua orang, tubuhnya tegak, mata tajamnya memandang serius pada anak buahnya yang berjumlah puluhan. Ia mengenakan setelan hitam yang rapi, wajahnya dingin, penuh ketegasan. Rambut hitamnya tersisir rapi, namun aura di sekelilingnya memancarkan bahaya yang tak bisa disangkal. Di tangannya, sebuah pistol berlapis perak tergenggam erat. "Reyna tidak bis

  • Perjalanan Dimensi Waktu Istri Mafia    Bab 100

    Nora berhenti sejenak di depan pintu, memandang Sam dengan senyum tipis di wajahnya. "Kamu baik-baik saja, Sam?"Sontak, Sam mengangukkan kepalanya sebagai jawaban. "Aku baik-baik saja, Nyonya," jawabnya. "Sebaiknya kita beristirahat sekarang. Besok pagi, kita akan melakukan pencarian untuk menemukan jalang itu. Kita akhiri saja semuanya. Aku yakin. Semua anggota keluarga kita akan merasa tenang jika benalu itu lenyap." Kenzo menajamkan matanya. .... Dalam kegelapan malam, Reyna berlari tanpa henti, menerobos ranting-ranting kasar dan daun-daun lebat di hutan yang seolah mencoba menahannya. Tubuhnya menggigil, bukan hanya karena dinginnya malam, tapi karena gemetar perasaan yang bergejolak di dalam dirinya. Tangan kirinya masih berlumuran darah Hercules, pria yang pernah begitu mencintainya. Nafasnya berat, namun ia terus berlari, seolah mencoba melarikan diri dari bayang-bayang perbuatan yang baru saja dilakukannya."Tidak ada jalan kembali," gumamnya dalam hati, matanya membara

  • Perjalanan Dimensi Waktu Istri Mafia    Bab 99

    "Astaga..." "Nora!?" seru suara yang tidak asing dari belakang membuat gadis itu menolehkan kepalanya dengan cepat untuk melihat sosok yang telah memanggilnya. "Kenzo?" Nora menatap suaminya yang tiba-tiba sudah berada di sini bersama Sam. Kedua pria itu mendekat dan melihat Hercules yang masih tergeletak di atas lantai. Kenzo langsung membawa tubuh Nora ke dalam pelukannya dengan erat untuk menumpahkan rasa khawatirnya. "Kau baik-baik saja?" tanya Kenzo penuh kekhawatiran. Nora menganggukkan kepalanya sebagai jawaban. "Tapi, pria ini." Rossa menunjuk tubuh Hercules dengan tatapan dingin. "Sam, cek keadaannya!" Aroma darah yang samar menyeruak di udara, membuat perut Sam terasa mual. Hercules tergeletak tak bergerak di lantai, genangan darah tampak mulai mengering di sekitarnya.Sam mendekati tubuh itu dengan hati-hati. Wajah Hercules pucat, matanya terbuka kosong, tidak lagi bernafas. Sam berlutut, memeriksa denyut nadinya di leher, tapi seperti yang sudah ia duga, tidak ada

  • Perjalanan Dimensi Waktu Istri Mafia    Bab 98

    Sesaat kemudian, wajah Kenzo terkena lampu sorot dari sebuah mobil yang berjalan mendekat. Tak lama, mobil itu berhenti di dekatnya dan terlihatlah siapa yang mengemudikan mobil tersebut. "Tuan!" seru Sam dari dalam mobil yang mana hal itu membuat Kenzo langsung berdiri dan bergerak cepat masuk ke dalam mobil. Setelah Kenzo masuk, mobil pun kembali melaju dengan cepat membelah jalanan yang terlihat cukup senggang. ....Rossa, dengan gerak langkah hati-hati, menelusuri lorong sempit menuju apartemen Hercules yang telah dirinya ketahui. Cahaya bulan yang redup dari jendela di ujung lorong cukup memberikan penerangan baginya. Jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya, rasa dendam dan sedikit kekalutan mengisi udara di sekitarnya. Dia tahu bahwa Reyna dan pria itu sedang ada di dalam. Langkahnya semakin pelan saat dia mendekati pintu apartemen.Dengan cekatan, Rossa menyelipkan kunci cadangan yang berhasil ia peroleh dari mencari ke sekitar area pintu dan ternyata kunci itu berada

  • Perjalanan Dimensi Waktu Istri Mafia    Bab 97

    Di sisi lain, Kenzo yang berada di dalam kamar mengerjapkan matanya ketika tangannya meraba-raba ke samping dan tidak menemukan keberadaan sang istri di sampingnya. "Nora!?" panggil Kenzo dengan suara keras. "Dimana dia?" Pria itu bangun dari tidurnya dan beranjak duduk. Kepalanya menoleh ke sana kemari untuk mencari keberadaan sang Istri. Pintu kamar tertutup rapat. Pintu kamar mandi pun sama. Kenzo turun dari atas ranjang dan kemudian berjalan menuju pintu keluar. Saat ini, Kenzo telah keluar dari dalam kamar. Suasana rumah yang sepi seketika menyambutnya. Tanpa memikirkan penghuni lain akan merasa terganggu atau tidak, pria itu akhirnya berteriak. "Nora!" panggilnya yang mana hal itu membuat suaranya menggema di seluruh penjuru rumah. Kenzo dapat merasakan jantungnya berdetak lebih cepat sekarang. Ia takut terjadi sesuatu yang tidak di inginkan pada istrinya saat ini, mengingat baru saja mereka telah mengalami insiden mengerikan di area villa tersebut. Pria itu tidak tahu sa

DMCA.com Protection Status