Share

Bab 104

Penulis: SaljuHitam1505
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-01 15:04:29

Nora menatap ke arah hutan yang gelap, napasnya teratur namun penuh semangat. "Waktunya telah tiba. Kita tidak akan mundur. Kita harus menghadapi ini, Kenzo."

"Ayo kita lakukan. Jika Reyna ada di sini, kita akan menemukannya."

Nora merasakan getaran di sakunya. Ia mengeluarkan ponselnya dan melihat nama Ayah di layar. Dengan sedikit keraguan, ia mengangkat telepon.

"Nora, kami semua mendukungmu," suara Ayahnya terdengar tenang namun tegas, "Reyna telah melampaui batas. Dia tidak hanya mengkhianati kita, tapi juga merusak kehormatan keluarga. Kau tahu apa yang harus dilakukan."

Suara Bundanya kemudian terdengar, lembut namun penuh kepastian, "Kami percaya padamu, Nak. Ini bukan lagi soal pribadi, tapi soal keluarga. Jika kau ragu, ingatlah betapa Reyna telah membuat kita terluka."

Nora menggenggam ponselnya lebih erat, menghirup napas dalam-dalam, dan menatap Kenzo. "Ayah dan Bunda telah berbicara. Semua mendukung kita," katanya, matanya berbinar dengan tekad yang baru.

Kenzo mengangg
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Perjalanan Dimensi Waktu Istri Mafia    Bab 105

    "Hahaha!" Nora tertawa terbahak-bahak dengan menatap Reyna tajam. Ekspresi bengis terpampang jelas di wajah cantiknya. "Aku bahkan tak tahu apakah aku bisa benar-benar memaafkanmu, Reyna,"Di depan Reyna, Nora berdiri tegak. Gadis itu mengambil sebuah botol berisi racun di dalam saku jaketnya. Sorot mata Nora tampak dingin, seperti cahaya remang yang memantul di permukaan cairan berbahaya itu. Dia terlihat tak berperasaan, wajahnya menyiratkan kekecewaan yang mendalam. "Minum ini, Reyna," perintahnya dengan suara datar, seolah mengabaikan rasa takut yang terpancar dari Reyna. "Jika kau memang menyesal, buktikan padaku."Reyna menatap botol itu, mulutnya terasa kering. "Kak, tolong… jangan lakukan ini!" ucapnya, suara penuh kepanikan. "Kita bisa menyelesaikannya dengan cara lain. Ingat Kak! Kita pernah menjadi saudara!"Nora mengangkat bahu, senyum sinis menghiasi wajahnya. "Saudara? Aakah kau benar-benar percaya bahwa kita masih bisa menjadi saudara lagi setelah semua yang kau lak

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-01
  • Perjalanan Dimensi Waktu Istri Mafia    Bab 1

    "Reyna sedang apa?" suara Reyna, adik kandungnya membuat langkah Nora terhenti. "Ahh ... Kakak, pelan-pelan." "Ssttt, jangan terlalu keras, nanti kakakmu mendengar suara percintaan kita," Deg! Jantung Nora berdetak kencang dan hatinya berdenyut ngilu saat mendengar suara suaminya, Gian, berada di dalam sana. "Kakak nakal, sih." Suara Reyna terdengar manja, lalu terdengar pula suara cekikikan disertai dengan desahan dan erangan yang tak pantas dilakukan antara seorang kakak adik ipar. "Kamu ini begitu cantik, Baby ... yahh ... seperti itu." Tak tahan, Nora mendekatkan diri ke arah pintu dan menarik nafas berusaha mengontrol emosi yang akan meluap. Dia tahu betul apa yang sedang terjadi diantara mereka. Brak!! Kaki Nora yang tengah terasa sakit menendang pintu dengan sekuat tenaga sehingga menyebabkan pintu itu terbuka lebar, menampakkan Gian dan Reyna sedang melakukan penyatuan tanpa busana di atas ranjang. "Apa yang kalian lakukan?!" teriaknya nyalang dengan suara yang terden

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-26
  • Perjalanan Dimensi Waktu Istri Mafia    Bab 2

    "ini gila!" kata Nora. Dirinya belum sepenuhnya percaya pada apa yang ia alami. mengulang waktu? "Aku takkan mengulangi kebodohanku dimasa lalu! Sampai kapanpun aku takkan memaafkan perbuatan mereka!" Pungkasnya seraya menggenggam selimut. Tapi dirinya bersyukur. Mungkin saja dirinya diberikan kehidupan kedua ini agar dia tak merasakan sakit lagi. Dirinya juga akhirnya mengetahui jika Gian bukanlah sosok pria yang pantas ia hargai dan pertahankanJika ia kembali di waktu saat ia wisuda, maka artinya Reyna masih berada di Negeri seberang. Ia akan pulang saat aku menikah dan bertepatan dengan kelulusan sekolahnya. "Nora! Bangun!" sebuah teriakan kembali terdengar dari luar kamar. "Iya, Bunda! Nora sudah bangun!" jawabnya berteriak. "Aku akan segera memutuskan hubungan dengan pria bajingan itu! Jangan sampai aku kembali menjadi istrinya!" putusnya. Kemudian Nora bergegas untuk bersiap-siap menghadiri prosesi wisudanya yang diadakan di kampusnya. Beberapa saat setelah berbagai pros

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-26
  • Perjalanan Dimensi Waktu Istri Mafia    Bab 3

    BRAK! Tubuh Nora ambruk sesaat setelah ia ditabrak oleh sebuah mobil yang melaju. Tubuhnya terguling-guling di atas aspal. Sungguh, tubuhnya terasa remuk redam. Jantungnya berdetak tak karuan. Sebelum ia memejamkan matanya, ia melihat sesosok pria tak asing yang turun dari mobil dan mengangkat tubuhnya. Pria itu menatap tajam pada sosok dalam gendongannya. Sedikit merasa kesal karena ia sudah memberikan peringatan kepada seorang gadis yang ia tabrak ini. Namun saat ia melihat dari belakang gadis ini terdapat sebuah mobil yang mengejarnya, ia akhirnya tahu sebab gadis ini berlari dengan tergesa-gesa. Tanpa pikir panjang, pria itu memasukkan tubuh Nora kedalam mobilnya. Membawa Nora bersamanya. Setelah mobilnya melaju, pandangan pria itu bertambah tajam setelah melihat banyak mobil berwarna hitam mengejarnya dari belakang. "Sial!" umpatnya. Pria itu mengendarai mobilnya dengan cepat seiring dengan bertambahnya jumlah mobil yang mengejarnya. Sesekali matanya melirik Nora untuk meli

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-26
  • Perjalanan Dimensi Waktu Istri Mafia    Bab 4

    "Apa yang sedang kalian lakukan!?" teriak sebuah suara dari pintu utama. Membuat kedua manusia berbeda jenis itu saling menjauhkan diri. Nora menoleh ke arah pintu. Di sana, terdapat seorang pria paruh baya dengan setelan jaz kantornya sedang berjalan menuju ke arahnya. Setelah sampai, pria itu duduk di sofa seberang. Menatap mereka berdua dengan tatapan mengintimidasi. Lain dengan Nora yang merasa sedikit terintimidasi dengan pria di depannya ini, pria yang duduk di sampingnya justru terlihat jengah. "Dia kekasihmu?" tanya pria tersebut dengan pandangan menelisik saat sudah duduk dengan tegap. "Buk-" "Benar Daddy! Jadi, putra kita tak menyukai sesama jenis!" omongan pria yang bernama Kenzo itu terpotong oleh sang Mommy. "Benarkah? Itu sebuah kabar yang bagus!" Ejek pria paruh baya itu seraya menyilangkan satu kakinya. "Ah, gadis manis, perkenalkan. Aku Adenna Antarez. Mommy dari Kenzo." ucap wanita itu. Kemudian ia menghampiri suaminya dengan membawa sebuah stelan baju simple

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-26
  • Perjalanan Dimensi Waktu Istri Mafia    Bab 5

    "Aku sudah menjadi istri seorang Kenzo Albar Antarez?" gumam Nora. Kini, di sebuah ballroom hotel yang disewa oleh keluarga Nora dan Kenzo, tengah diadakan sebuah pesta besar-besaran setelah berlangsungnya prosesi pernikahan antara Kenzo dan Nora. Seminggu setelah kejadian di mana Nora melarikan diri, keduanya sepakat untuk menikah secepatnya. Dan tepat di hari ini, mereka berusaha telah resmi menjadi sepasang suami istri.Kenzo, pria itu tengah dikerumuni oleh para partner bisnisnya yang hadir. Begitu juga dengan Nora yang sedang asyik bercerita dengan teman-temannya. Suasana meriah sangat terasa saat diiringi oleh musik dari penyanyi ternama yang turut diundang hadir untuk memeriahkan pesta pernikahan ini. "Kau mengatakan tak ingin cepat menikah! Tapi lihat sekarang, kau justru mendahuluiku. Saat kau tinggal bersama suamimu, aku akan sendirian nanti. Hm, Tapi, apakah kau benar-benar yakin?" tanya Angel. Ia adalah teman dekat Nora semenjak masa SMA. "Tidak apa-apa, kurasa pilihan

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-26
  • Perjalanan Dimensi Waktu Istri Mafia    Bab 6

    "Kenapa kau begitu cantik baby?" tanya Gian, sebelah alisnya terangkat. Sementara tangan pria itu berangsur mengelus pipi mulus Nora. Nora memalingkan wajahnya hanya untuk menghindari sentuhan Gian. "Lepaskan aku, berengsek!" Nora berusaha melepas ikatan tambang tebal yang melilit tubuhnya. Nahas, sekuat apa pun gerakannya tak mampu melepas jeratan. Gian tertawa mengejek seraya berjalan ke arah sofa di hadapan Nora. Lalu, ia duduk di sana dengan menyilangkan kakinya. "Berusahalah sekuat tenaga baby, paling tidak pergelangan tanganmu yang akan putus nanti," kelakarnya. Gian menatap Nora yang terduduk di atas ranjang king size miliknya. "Salahmu sendiri meninggalkanku begitu saja!" Gian mulai murka. Melihatnya Nora hanya mampu menatap pria itu penuh rasa benci. Bagaimana bisa di masa lalu dirinya begitu mencintai pria gila penuh obsesi ini? Ia tak habis pikir. "Kenapa kau membawaku kemari sialan?!" tanya Nora, emosinya memuncak. "Kenapa kata-katamu itu kasar sekali baby? S

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-20
  • Perjalanan Dimensi Waktu Istri Mafia    Bab 7

    "Mau pergi ke mana, baby?" Nora tersentak saat mendengar suara Gian berbisik di telinganya. Nora membalikkan badannya, menemukan sang mantan kekasihnya menatap tajam. "Pintar juga kau bisa terlepas." Gian terkekeh. Perlahan pria itu berjalan mendekati Nora. Jantung Nora berdegup kencang. Ia menggigit bibir bawahnya sembari memejamkan mata yang malah di mata Gian nampak menggoda. "Dan kunci itu, kau begitu hati-hati saat mengambilnya baby," ujar Gian. Nora mengernyit. Bagaimana Gian bisa tahu? Atau jangan-jangan pria itu telah terbangun saat ia mencoba mengambil kunci tadi? Seakan mendengar racauan Nora, Gian bersuara, "Saat aku tertidur, aku kira mendengar suara seekor tikus. Ternyata memang terdapat seekor tikus kecil sedang menyelinap untuk mencuri kunci." Setelahnya Gian terkekeh. Nora mencebik, dia tak suka disamakan dengan tikus. Sementara itu, Gian kembali melangkahkan kaki mendekatinya. "Jangan mendekat!" perintah Nora. Gian tertawa. "Apakah kau t

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-21

Bab terbaru

  • Perjalanan Dimensi Waktu Istri Mafia    Bab 105

    "Hahaha!" Nora tertawa terbahak-bahak dengan menatap Reyna tajam. Ekspresi bengis terpampang jelas di wajah cantiknya. "Aku bahkan tak tahu apakah aku bisa benar-benar memaafkanmu, Reyna,"Di depan Reyna, Nora berdiri tegak. Gadis itu mengambil sebuah botol berisi racun di dalam saku jaketnya. Sorot mata Nora tampak dingin, seperti cahaya remang yang memantul di permukaan cairan berbahaya itu. Dia terlihat tak berperasaan, wajahnya menyiratkan kekecewaan yang mendalam. "Minum ini, Reyna," perintahnya dengan suara datar, seolah mengabaikan rasa takut yang terpancar dari Reyna. "Jika kau memang menyesal, buktikan padaku."Reyna menatap botol itu, mulutnya terasa kering. "Kak, tolong… jangan lakukan ini!" ucapnya, suara penuh kepanikan. "Kita bisa menyelesaikannya dengan cara lain. Ingat Kak! Kita pernah menjadi saudara!"Nora mengangkat bahu, senyum sinis menghiasi wajahnya. "Saudara? Aakah kau benar-benar percaya bahwa kita masih bisa menjadi saudara lagi setelah semua yang kau lak

  • Perjalanan Dimensi Waktu Istri Mafia    Bab 104

    Nora menatap ke arah hutan yang gelap, napasnya teratur namun penuh semangat. "Waktunya telah tiba. Kita tidak akan mundur. Kita harus menghadapi ini, Kenzo." "Ayo kita lakukan. Jika Reyna ada di sini, kita akan menemukannya."Nora merasakan getaran di sakunya. Ia mengeluarkan ponselnya dan melihat nama Ayah di layar. Dengan sedikit keraguan, ia mengangkat telepon."Nora, kami semua mendukungmu," suara Ayahnya terdengar tenang namun tegas, "Reyna telah melampaui batas. Dia tidak hanya mengkhianati kita, tapi juga merusak kehormatan keluarga. Kau tahu apa yang harus dilakukan."Suara Bundanya kemudian terdengar, lembut namun penuh kepastian, "Kami percaya padamu, Nak. Ini bukan lagi soal pribadi, tapi soal keluarga. Jika kau ragu, ingatlah betapa Reyna telah membuat kita terluka."Nora menggenggam ponselnya lebih erat, menghirup napas dalam-dalam, dan menatap Kenzo. "Ayah dan Bunda telah berbicara. Semua mendukung kita," katanya, matanya berbinar dengan tekad yang baru.Kenzo mengangg

  • Perjalanan Dimensi Waktu Istri Mafia    Bab 103

    "Ken!" Nora menatap Kenzo yang juga tengah menatapnya saat ini. Gadis itu menyibak rambutnya yang berkeringat. Keheningan di dalam markas segera pecah menjadi sorakan kegembiraan. Para anggota mafia, yang sebelumnya tegang menyaksikan pertarungan, kini bersorak merayakan kemenangan Nora atas Gian. Suara tawa dan teriakan penuh semangat menggema di seluruh ruangan, menandakan bahwa mereka telah berhasil mengalahkan musuh yang selama ini menjadi ancaman bagi mereka."Untuk Nyonya Nora!" teriak salah satu anggota, mengangkat senjata dengan penuh semangat. Suara tepuk tangan dan sorakan lainnya menyusul, menyebar dengan cepat seperti api. "Dia telah menyelamatkan kita semua!"Kenzo berdiri di samping Nora, wajahnya menampakkan kepuasan dan kebanggaan. Ia mengamati sekeliling, menyaksikan bagaimana para anggotanya merayakan keberhasilan itu. "Kita tidak boleh berpuas diri!”" Kenzo mengangkat suaranya di atas keributan. "Kemenangan ini bukanlah akhir. Masih ada tugas penting yang menunggu

  • Perjalanan Dimensi Waktu Istri Mafia    Bab 102

    "Mulai sekarang, kita bergerak. Temukan Reyna, hidup atau mati."Para anggota mafia mulai bergerak cepat, mengambil posisi dan menjalankan perintah. Nora berdiri di samping Kenzo, matanya bersinar penuh ambisi dan kebencian. Dalam hatinya, ia tahu ini adalah akhir dari perseteruannya dengan Reyna. Tapi kali ini, ia tidak hanya akan menang—ia akan memastikan Reyna tak pernah kembali.Ketegangan di dalam markas Kenzo tiba-tiba memuncak ketika suara deru mesin mobil dan suara langkah kaki berat terdengar mendekat. Pintu masuk utama dibuka dengan paksa, dan rombongan mafia yang dipimpin oleh Gian melangkah masuk dengan agresif. Mereka mengenakan pakaian gelap, wajah tertutup oleh masker, menunjukkan bahwa mereka datang untuk bertarung. Gian, sosok tinggi besar dengan tatapan menakutkan, berdiri di depan kelompoknya. Senyumnya penuh tantangan saat ia melihat ke arah Kenzo dan anggota mafia yang berkumpul. "Kenzo," ia menyapa dengan nada mengejek. "Dengar, malam ini aku akan mengambil kemb

  • Perjalanan Dimensi Waktu Istri Mafia    Bab 101

    "Ck! Aku takkan membiarkan Nora hidup lebih lama! Besok. Yah, Besok. Aku akan mengakhiri semuanya. Aku akan melenyapkannya dan merebut Kak Kenzo!" .... Di sebuah ruang bawah tanah yang gelap dan lembap, markas mafia yang dipimpin oleh Kenzo dipenuhi dengan para anggotanya yang berkumpul di tengah malam. Lampu-lampu redup memancarkan cahaya kekuningan, menerangi wajah-wajah tegang dan bersiap. Meja kayu panjang di tengah ruangan dipenuhi peta, dokumen, dan foto-foto Reyna. Suara berisik dari para anggota mafia yang berbicara dan mengasah senjata memenuhi ruangan, menciptakan suasana tegang yang tak terelakkan. Kenzo berdiri di depan semua orang, tubuhnya tegak, mata tajamnya memandang serius pada anak buahnya yang berjumlah puluhan. Ia mengenakan setelan hitam yang rapi, wajahnya dingin, penuh ketegasan. Rambut hitamnya tersisir rapi, namun aura di sekelilingnya memancarkan bahaya yang tak bisa disangkal. Di tangannya, sebuah pistol berlapis perak tergenggam erat. "Reyna tidak bis

  • Perjalanan Dimensi Waktu Istri Mafia    Bab 100

    Nora berhenti sejenak di depan pintu, memandang Sam dengan senyum tipis di wajahnya. "Kamu baik-baik saja, Sam?"Sontak, Sam mengangukkan kepalanya sebagai jawaban. "Aku baik-baik saja, Nyonya," jawabnya. "Sebaiknya kita beristirahat sekarang. Besok pagi, kita akan melakukan pencarian untuk menemukan jalang itu. Kita akhiri saja semuanya. Aku yakin. Semua anggota keluarga kita akan merasa tenang jika benalu itu lenyap." Kenzo menajamkan matanya. .... Dalam kegelapan malam, Reyna berlari tanpa henti, menerobos ranting-ranting kasar dan daun-daun lebat di hutan yang seolah mencoba menahannya. Tubuhnya menggigil, bukan hanya karena dinginnya malam, tapi karena gemetar perasaan yang bergejolak di dalam dirinya. Tangan kirinya masih berlumuran darah Hercules, pria yang pernah begitu mencintainya. Nafasnya berat, namun ia terus berlari, seolah mencoba melarikan diri dari bayang-bayang perbuatan yang baru saja dilakukannya."Tidak ada jalan kembali," gumamnya dalam hati, matanya membara

  • Perjalanan Dimensi Waktu Istri Mafia    Bab 99

    "Astaga..." "Nora!?" seru suara yang tidak asing dari belakang membuat gadis itu menolehkan kepalanya dengan cepat untuk melihat sosok yang telah memanggilnya. "Kenzo?" Nora menatap suaminya yang tiba-tiba sudah berada di sini bersama Sam. Kedua pria itu mendekat dan melihat Hercules yang masih tergeletak di atas lantai. Kenzo langsung membawa tubuh Nora ke dalam pelukannya dengan erat untuk menumpahkan rasa khawatirnya. "Kau baik-baik saja?" tanya Kenzo penuh kekhawatiran. Nora menganggukkan kepalanya sebagai jawaban. "Tapi, pria ini." Rossa menunjuk tubuh Hercules dengan tatapan dingin. "Sam, cek keadaannya!" Aroma darah yang samar menyeruak di udara, membuat perut Sam terasa mual. Hercules tergeletak tak bergerak di lantai, genangan darah tampak mulai mengering di sekitarnya.Sam mendekati tubuh itu dengan hati-hati. Wajah Hercules pucat, matanya terbuka kosong, tidak lagi bernafas. Sam berlutut, memeriksa denyut nadinya di leher, tapi seperti yang sudah ia duga, tidak ada

  • Perjalanan Dimensi Waktu Istri Mafia    Bab 98

    Sesaat kemudian, wajah Kenzo terkena lampu sorot dari sebuah mobil yang berjalan mendekat. Tak lama, mobil itu berhenti di dekatnya dan terlihatlah siapa yang mengemudikan mobil tersebut. "Tuan!" seru Sam dari dalam mobil yang mana hal itu membuat Kenzo langsung berdiri dan bergerak cepat masuk ke dalam mobil. Setelah Kenzo masuk, mobil pun kembali melaju dengan cepat membelah jalanan yang terlihat cukup senggang. ....Rossa, dengan gerak langkah hati-hati, menelusuri lorong sempit menuju apartemen Hercules yang telah dirinya ketahui. Cahaya bulan yang redup dari jendela di ujung lorong cukup memberikan penerangan baginya. Jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya, rasa dendam dan sedikit kekalutan mengisi udara di sekitarnya. Dia tahu bahwa Reyna dan pria itu sedang ada di dalam. Langkahnya semakin pelan saat dia mendekati pintu apartemen.Dengan cekatan, Rossa menyelipkan kunci cadangan yang berhasil ia peroleh dari mencari ke sekitar area pintu dan ternyata kunci itu berada

  • Perjalanan Dimensi Waktu Istri Mafia    Bab 97

    Di sisi lain, Kenzo yang berada di dalam kamar mengerjapkan matanya ketika tangannya meraba-raba ke samping dan tidak menemukan keberadaan sang istri di sampingnya. "Nora!?" panggil Kenzo dengan suara keras. "Dimana dia?" Pria itu bangun dari tidurnya dan beranjak duduk. Kepalanya menoleh ke sana kemari untuk mencari keberadaan sang Istri. Pintu kamar tertutup rapat. Pintu kamar mandi pun sama. Kenzo turun dari atas ranjang dan kemudian berjalan menuju pintu keluar. Saat ini, Kenzo telah keluar dari dalam kamar. Suasana rumah yang sepi seketika menyambutnya. Tanpa memikirkan penghuni lain akan merasa terganggu atau tidak, pria itu akhirnya berteriak. "Nora!" panggilnya yang mana hal itu membuat suaranya menggema di seluruh penjuru rumah. Kenzo dapat merasakan jantungnya berdetak lebih cepat sekarang. Ia takut terjadi sesuatu yang tidak di inginkan pada istrinya saat ini, mengingat baru saja mereka telah mengalami insiden mengerikan di area villa tersebut. Pria itu tidak tahu sa

DMCA.com Protection Status