“Apa tuan akan mengikuti saya terus?” tanya Sandra, bahkan kali ini Sandra juga menatap Austin dengan tatapan tajam, seakan memang Sandra menunjukkan ketidaksukanya pada Austin di apartemennya.“Why? Apa kamu akan terus menolakku San? Aku sangat serius dengan ucapanku,” ucap Austin, dia tidak marah saat Sandra mengusirnya, dan dengan beraninya Sandra juga menatapnya seperti itu.“Saya mohon tuan, lebih baik anda kembali. Bahkan saya meminta dengan tuan sangat hormat,” ucap Sandra.Namun Austin menggelengkan kepalannya, dia juga tersenyum. Austin juga berjalan mendekati Sandra agar lebih dekat lagi. “Please, Sandra,” mohon Austin.Akan tetapi tetap saja Sandra menolak Austin saat ini dan dia lebih memilih memasukkan sandi untuk masuk ke dalam apartemennya, bahkan Austin juga ikut masuk ke dalam. Sandra berusaha mengusir Austin namun apa daya dia tidak bisa melawan tenaga Austin yang jauh lebih kuat darinya. Sehingga Sandra jauh lebih mengalah dia duduk di sofa sambil melepaskan high he
Tidak terasa kandungan Alena yang sudah memasuki usia tiga bulan membuatnya semakin manja pada Devin. Bahkan Devin yang sering kali kewalahan menuruti permintaan sang istri yang terkadang suka aneh-aneh dan jika tidak dituruti maka Alena akan marah padanya bahkan bisa mendiamkan Devin selama seminggu lebih dan itu pernah terjadi sehingga membuat Devin sengsara. Seperti pagi ini Alena yang membangunkan Devin hanya untuk meminta nasi goreng buatan Devin, entah kenapa perut Alena tiba-tiba sangat lapar sekali. Alena tahu jika Devin tidur belum lama tapi perutnya juga sangat lapar sekali dan dia ingin makan nasi saat ini. Dengan sabar Alena tetap membangunkan Devin, namun Devin belum juga bangun bahkan hanya deheman saja yang Alena dengar.“Sayang, ayo bangun,” ucap Alena sambil menggoyang-goyangkan badan Devin.“Hmm ... honey, aku masih mengantuk, bisa enggak buatnya nanti saja,” ucap Devin dengan matanya yang masih terpejam.“Tapi aku maunya sekarang,” ucap Alena dengan sedikit berteria
Malam ini Devin mengajak Sandra dan Evan untuk lembur, namun sayangnya Evan harus kembali lebih dulu karena ada pekerjaan yang lebih penting dan saat ini Sandra bersama dengannya. Bahkan sesekali Sandra juga berani meliriknya, bahkan Sandra juga sesekali memamerkan miliknya agar aku tergoda. Akan tetapi aku sama sekali tidak tertarik dengan itu, aku bahkan merasa tidak nyaman dan bahkan ingin sekali aku melempar Sandra saat ini juga keluar gedung kalau saja pekerjaanku saat ini banyak. Aku mengmbuskan nafas kasarku dan beranjak dari dudukku dan berjalan ingin keluar ruangan sebentar karena jujur saja aku merasa suntuk.“Tuan, mau kemana?” tanya Sandra.“Aku ingin keluar sebentar, dan kamu tolong segera selesaikan pekerjaan kamu. Jika sudah selesai maka kamu boleh segera pulang,” ucapku.Saat itu juga aku kembali melangkahkan kaki namun lagi-lagi Sandra mencekal tanganku dengan kuat, sehingga aku menoleh ke arahnya dan menatap cekalan tangan Sandra, saat itu juga Sandra langsung mel
Setelah menunggu sekitar satu jam kini orang yang telah di tunggu oleh Devin pun datang dan kini tepat berada di hadapan Snadra. Dimana seorang lelaki yang menatapnya dengan penuh kemarahan dan yang pasti penuh gairah dan Sandra juga tidak akan bisa membayangkan bagaimana nansibnya nanti.“Bagaimana? Kamu pasti bahagia bukan? Aku menyiapkannya untukmu Sandra,” ucap Devin tersenyum, begitu juga orang yang berada di samping Devin.“Aku memberimu hadiah Austin, jadi nanti kamu harus memberiku sesuatu,” ucap Devin.Ya, lelaki itu adalah Austin mantan bos Sandra dulu, dan dia juga pernah melakukan hubungan ingtim beberapa kali. Devin tahu semua ini karena dia memang menyelidiki sekretaris liciknya ini, karena Sandra akan melakukan segala hal untuk mendapatkan kehidupan yang jauh lebih baik, namun sialnya kali ini Sandra salah orang dan dia juga akan jatuh kembali ke tangan Austin.“Bahkan aku juga sangat senang bekerjasama dengan kamu Devin,” ucap Austin tersenyum, begitu juga dengan D
Saat ini Devin sedang menemani Alena untuk cek kandungan, Alena dan Devin sangat senang melihat buah hati mereka berkembang dengan baik, bahkan kandungan Alena juga sangat baik-baik saja. Akan tetapi Alena juga tidak boleh banyak pikiran yang akan membuatnya setres, selain itu juga Alena tidak boleh capek atau pun mengangkat yang berat-berat. Devin yang sedari tadi sangat terlihat bahagia dan berkali-kali mencium Alena. Setelah menebus obat yang di resepkan oleh dokter, Devin mengajak Alena untuk makan siang bersama di restoran yang dekat dengan rumah sakit.Devin melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang, sedangkan tangannya yang satunya memegang tangan Alena dengan erat, bahkan dia juga sesekali mencium punggung tangan Alena. “Honey, aku sangat bahagia,” ucapnya tersenyum.“Aku juga sayang,” ucap Alena, bahkan kali ini Alena yang mencium pipi Devin.Devin menoleh dan tersenyum pada Alena, dia juga tidak sabar menunggu kelahiran anak ke dua mereka. Setelah sekian lama Devin menantik
Malam ini Sandra sedang duduk sendirian, dia sedang berada di club malam. Sandra sudah menghabiskan satu botol wine dengan kadar alkohol yang cukup tinggi, dirinya sedang memikirkan banyak cara untuk mendapatkan Devin jatuh ke pelukannya. Namun itu sepertinya hanya sia-sia saja karena kini dirinya sedang di awasi oleh Austin, dimana dia tidak bisa bergerak dengan bebas. Sungguh, Sandra saat ini pikirannya sedang banyak, sampai-sampai dirinya tidak bisa berpikir dengan jernih sama sekali.“Sialan!” umpat Sandra, andai saja Austin tidak mengacaukan rencananya pasti dirinya masih bekerja dengan Devin. Namun saat ini dirinya sudah di pecat dan kecil kemungkinan untuk melakukan semuanya.“Arrgghh! Aku benci Austin!” teriak Sandra.Sambil mengacak-acak rambutnya yang kini berantakan, bahkan penampilan Sandra yang sudah tidak rapi lagi. Di mana malam ini Sandra mengenakan rok pendek dan baju crop dengan tali kecil di lengannya, bahkan lekuk tubuhnya yang terlihat sangat jelas bisa menggun
Hari ini Devin mengajak keluarga berlibur ke Busan, mereka ingin menghabiskan waktu selama seminggu di Busan. Ini memang sudah di rencanakan Devin beberapa hari yang lalu, bahkan keluarganya pun juga setuju, termasuk Alice dan Evan juga ikut. Bahkan Devin juga sudah memesan kamar hotel di Busan untuk satu minggu, dimana Devin memesan hotel yang terbaik di Busan. Mereka memilih naik pesawat untuk sampai di Busan karena lebih cepat, tentu saja Devin juga sudah menyiapkan mobil untuk nantinya menuju hotel, karena dirinya tidak ingin terjadi apa-apa pada Alena.Sampai di bandara Busan, Devin langsung mengajak mereka semua menuju parkiran dimana sudah ada sang sopir yang menunggu. Mereka sangat bahagia karena bisa berlibur bersama, karena pada dasarnya mereka terlalu sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Devin yang saat ini masih menggandeng erat tangan Alena, padahal sedari tadi Alena selalu di sampingnya dan tidak pernah jauh dari Devin.“Sayang,” ucap Alena.“Hmm,” hanya deheman yang
Evan mengajak Alice untuk jalan-jalan mencari udara malam hari di Busan, bagi keduanya hari ini hari yang paling sangat indah dimana mereka bisa menghabiskan waktu bersama selama satu minggu, karena pada hari biasanya waktu mereka terhalang karena pekerjaan. Mereka masih ingin berpacaran dan belum memikirkan untuk ke jenjang pernikahan. Evan menggandeng tangan Alice dengan erat, udara malam ini kebetulan dingin dan beruntung saja mereka memakai baju tebal.“Baby,” panggil Evan.Saat itu juga Alice menoleh ke arah Evan, tentu saja dengan senyum Alice yang membuatnya semakin jatuh cinta dengan Alice. Ya, senyum Alice yang begitu membuatnya semakin cantik dan menggemaskan bagi Evan.“Ya, kenapa?” tanya Alice.“Aku bahagia bisa menghabiskan waktu bersama denganmu, apa lagi satu minggu,” ucap Evan.Begitu juga dengan Alice yang menganggukan kepalanya dan berkata, “Ya, dan aku sangat berterima kasih pada oppa karena mengajak kami liburan.”“Aku rasa oppa kamu sedang kemasukan hantu sehingga