Sore hari yang begitu cerah, sore ini Sandra sedang duduk sendirian. Dia sedang duduk di bangku taman sendirian, entah apa yang dia lakukan disni yang pasti dia hanya ingin menghirup udara segar. Sudah selama satu minggu dia tidak pernah keluar dari apartemennya, bahkan sehari-harinya dia hanya menghabiskan waktu tidur, nonton, atau mengerjakan yang bisa kerjakan di dalam apartemen, bahkan untuk makan saja Sandra lebih memilih delivery. Selain itu Austin juga sempat datang ke apartemennya namun dia tidak membukakan pintu apartemennya sama sekali, bahkan telepon dari Austin dia tak menjawabnya.Sandra melamun, menatap ke depan lurus, entah apa yang dia pikirkan saat ini. Yang pasti keinginannya untuk mendapatkan Devin tidak akan terhenti begitu saja, sedang untuk urusannya dengan Austin, dia akan mengalihkan perhatiannya agar terkecoh dan saat itulah rencananya akan berhasil.“Karena aku yakin, jika semuanya akan berjalan dengan lancar dan sesuai rencanaku. Aku Sandra yang tidak mudah
Seperti biasa Devin selalu meluangkan waktunya untuk bersama dengan istrinya, dimana sedang hamil besar. Perut Alena yang sudah membesar dan sudah menginjak 5 bulan membuatnya selalu waspada karena tidak ingin terjadi apa-apa dengan anak yang berada di dalam kandungan Alena. Malam ini Devin membuatkan makanan kesukaan Alena, karena dia meminta untuk di buatkan, lelah? Iya memang, namun Devin tidak mau menunjukkan rasa lelahnya karena dia yakin jika Alena juga sangat lelah apa lagi membawa badanya bersama dengan anak yang berada di dalam perutnya. “Honey, mau aku buatkan susunya sekalian?” tanya Devin. Alena hanya mengangguk dan segera memakan masakan Devin, kehamilannya membuatnya makan banyak, padahal kalau di rasa dia juga sudah ikut malam tadi namun kini dia cepat merasa lapar. Dengan di temani Devin di sampingnya, Alena sesekali juga menyuapinya suaminya yang sangat dia cintai. “Habis ini kita langsung istirahat ya,” ajak Devin, dan lagi-lagi Alena hanya mengangguk. Kehidupan
Setelah menunggu beberapa hari akhirnya dia mendapatkan pekerjaan, dia menjadi sekretaris Devin. Katty sangat beruntung karena sahabat terbaiknya itu memberikan pekerjaan, namun sialnya kenapa dia harus bertemu dengan Evan yang ternyata dia juga bekerja di kantor Devin, bahkan saat ini Evan yang sedang menjelaskan semuanya padaku, sungguh bukan ini yang dia mau. Memang dia sempat menelepon Evan untuk mencarikan pekerjaan namun bukan satu kantor dengannya, karena jujur saja dia belum bisa move on seratus persen.“Katty, kamu mengerti apa yang aku jelaskan tadi bukan?” tanya Evan, karena dia juga sadar bahwa sedari tadi Sandra melamun.“Ah, iya. Aku mengerti, tapi jika nanti aku menemui kesulitan apa aku boleh bertanya lagi?” tanya Katty balik.Saat itu Evan tersenyum sambil menganggukan kepalanya dan berkata, “Tentu saja Kat, kamu busa meneleponmu kapan kamu mau, karena aku juga tidak selalu berada di sini.”“Hm, baiklah. Terima kasih Evan,” ucap Katty.Saat itu juga Evan langsung meni
Sore ini Katty langsung kembali ke apartemennya dengan cepat, saat dia baru saja sampai di lobby, dia di panggil oleh security dan memberikannya dia dua paper bag dimana di paper bag itu terdapat tulisan dimana nama brand yang sangat terkenal dan mahal sekali. Jujur saja Katty langsung menerima itu, karena dia tahu siapa pengirimnya, Katty bisa memastikan siapa pengirimnya, yaitu lelaki tadi malam yang mengirimkan chat padanya, bahkan nanti malam Katty juga akan bertemu dengannya. Katty langsung masuk ke dalam lift menuju lantai atas dimana apartemennya berada, di dalam lift Katty sedikit membuka paper bag yang berisika high heels dan gaun untuk bertemu dengan lelaki itu, Katty menghela nafas panjangnya dan keluar dari dalam lift yang sudah terbuka. Katty menjatuhkan badannya di atas ranjang, dia melihat jam melalui jam tangan yang melingkar di tangannya, waktu sudah menunjukkan pukul 06.00kst. Katty pun beranjak dari tidurnya, dia harus segera membersihkan badannya. Karena malam ini
Siang ini Devin mengajak makan siang bersama di restoran kesukaan Alena, Devin sangat senang jika melihat Alena yang begitu bernafsu. Namun dia juga tetap memesan makanan sehat dan bukan sembarangan karena bagaimana juga asupan untuk Alena dan janin di dalam perut Alena harus makanan yang sehat dan bergizi. Devin yang sedari tadi hanya melihat Alena makan tanpa sadar dia hanya mengaduk-aduk makanannya sedari tadi bahkan dia belum memakannya sama sekali dan dia lebih asik melihat istrinya makan banyak, saat itu juga Alena tersadar bahwa sedari suaminya itu hanya memperhatikannya saja. “Sayang,” panggil Alena. Hingga lamunan Devin tersadar, dan berkata, “Ya, honey. Kenapa? Apa masih ada yang ingin di pesan?” tanya Devin. Alena menggelengkan kepalanya dan menatap Devin sebentar, “Kenapa kamu tidak makan kamu sayang, apa makanan di sini tidak enak?” tanya Alena balik. Devin tersenyum sambil berkata, “Enak honey, hanya saja aku sangat suka melihat makan kamu banyak,” ucapnya. Sesekali
Satu minggu sudah Gladwin tidak memberikan kabar pada Katty dan malam ini dia mengajak untuk bertemu di rumahnya, Katty baru saja mendapatkan pesan dari Gladwin, dimana nanti sopirnya akan menjemput Katty dan membawanya ke rumah Gladwin. Dengan tiba-tiba saja Gladwin menyuruh Katty untuk datang ke rumahnya dengan alasan untuk makan malam bersama, mau tidak mau Katty mengiyakan, entah kenapa dia sangat ingin bertemu dengan Gladwin, walau saat pertama mereka bertemu dan hanya melakukan ciuman bibir saja dan tidak lebih tapi itu membuat Katty sangat merindukan sosok seorang Gladwin.Katty langsung bersiap sebelum sopir Gladwin sampai di apartemenya, malam ini dia mengenakan atasan sabrina dan bawahan jeans panjang di padukan dengan sepatu, dia hanya ingin terlihat lebih santai saja dan tidak mau seperti awal bertemu dimana dia mengenakan heels dan gaun yang terlihat sangat seksi. Tidak lupa juga Katty mengenakan make up tipis di wajahnya, dia tidak mau terlihat pucat di depan Gladwin, en
“Ahh, sstts, Glad,” ucapku.“Yeah, baby kenapa? Apa aku menyakitimu?” tanya GladwinAku hanya menggelengkan kepala dan menikmati setiap permainan yang kita ciptakan, entah aku sudah keluar berapa kali. Akan tetapi kami berdua terus melakukannya lagi dan lagi, sentuhan Glad yang membuatku mudah menaikkan gairahku.Bahkan kami juga tidak peduli dengan sekitarnya, aku tahu jika di pavilion ini hanya di tutup oleh kain jika tertiup angin maka akan mudah terbuka dan memperlihatkan kami berdua apa yang sedang kita lakukan. Tapi itu tidak membuat kami takut atau yang lainnya, karena memang kami sedang mengejar kenikmatan satu sama lain, bahkan berbagai gaya kami lakukan semuanya.“Arrggh! Sial, kenapa milikmu begitu nikmat baby,” racau Gladwin yang kini semakin mempercepat permainannya.Sampai akhirnya kami pun keluar bersama, kami berdua langsung istirahat, namun Glad juga memelukku dengan erat. Entah kenapa aku juga sangat menyukainya, dan saat itu juga aku langsung memejamkan mataku.Pagi
Alena mengajak Devin untuk mengecek kandungannya yang sudah memasuki usia tujuh bulan, dimana perut Alena yang semakin membesar dan terkadang dia sangat kesusahan dengan perutnya yang sudah besar itu. Akan tetapi Devin selalu menjadi suami siap siaga, dia tidak ingin melihat Alena kenapa-napa dan jika terjadi sesuatu yang buruk maka dia yang akan merasa bersalah. Alena yang duduk di ruang keluarga sambil menunggu Devin turun, dia memainkan hpnya, namun tiba-tiba saja bel rumahnya berbunyi. Alena segera membukakan pintunya, dan saat pintu sudah terbuka dengan lebar, Alena dapat melihat siapa yang datang.“Selamat pagi,” ucap Sandra dengan senyum lebarnya.“Ya, pagi juga. Ada apa ya? Kenapa kamu datang kemari?” tanya Alena.Dengan masih tersenyum manisnya dan tidak sadar diri Sandra langsung masuk ke dalam rumah tanpa menunggu izin dari Alena lebih dulu, dan saat itu juga Sandra menoleh lalu berkata, “Tentu saja aku ingin menemui tuan, aku ingin meminta pertanggung jawaban,” ucapnya.Al