Alena mengajak Devin untuk mengecek kandungannya yang sudah memasuki usia tujuh bulan, dimana perut Alena yang semakin membesar dan terkadang dia sangat kesusahan dengan perutnya yang sudah besar itu. Akan tetapi Devin selalu menjadi suami siap siaga, dia tidak ingin melihat Alena kenapa-napa dan jika terjadi sesuatu yang buruk maka dia yang akan merasa bersalah. Alena yang duduk di ruang keluarga sambil menunggu Devin turun, dia memainkan hpnya, namun tiba-tiba saja bel rumahnya berbunyi. Alena segera membukakan pintunya, dan saat pintu sudah terbuka dengan lebar, Alena dapat melihat siapa yang datang.“Selamat pagi,” ucap Sandra dengan senyum lebarnya.“Ya, pagi juga. Ada apa ya? Kenapa kamu datang kemari?” tanya Alena.Dengan masih tersenyum manisnya dan tidak sadar diri Sandra langsung masuk ke dalam rumah tanpa menunggu izin dari Alena lebih dulu, dan saat itu juga Sandra menoleh lalu berkata, “Tentu saja aku ingin menemui tuan, aku ingin meminta pertanggung jawaban,” ucapnya.Al
Devin sampai di kamarnya, dia melihat Alena sedang tidur dengan membelakanginya. Devin berjalan dengan pelan, dia ingin menjelaskannya pada Alena jika semuanya itu tidak benar, dia tidak mungkin melakukan hal bodoh yang justru akn kehilangannya. Devin duduk di tepi ranjang, dia menatap punggung Alena, dimana dia bisa melihat Alena sedang menangis terisak.“Honey, kamu jangan salah paham. Apa yang dikatakan Sandra itu semuanya bohong, percayalah padaku,” ucapku.Aku mendekati Alena dimana dia semakin terisak karena tangisannya yag semakin dapat kudengar dan itu membuatku semakin sakit, sungguh aku tidak bisa melihat Alena menangis, aku langsung memeluk erat tubuh Alena.“Sttss, honey. Please, aku mohon kamu jangan menangis lagi, kamu percaya padaku bukan? Aku hanya mencintai kamu selamanya dan tidak mungkin melakukan itu pada wanita lain, buat apa aku melakukan itu sedangkan aku memiliki istri cantik, bahkan dia sangat menggoda,” ucapku, aku mencoba menghibur istriku agar dia tidak men
Austin membawa Sandra ke rumahnya, dimana rumah itu hanya ada dia saja. Keluarga Austin berada di Hamburg, di sini Austin sebenarnya hanya sementara waktu saja, namun karena Sandra dia rela membeli rumah ini dimana Sandra juga akan tinggal di sini. Austin tidak akan membiarkan Sandra berulah lagi, apa lagi tadi dia dengar dari mulut Devin dan Alena, bukankah Sandra sudah sangat keterlaluan dan tidak bisa di maafkan. Akan tetapi apa daya Austin, dirinya tidak bisa berbuat kasar pada Sandra, dia bahakan juga tidak mau sampai terjadi kenapa-napa dengan janin yang ada di perut Sandra. “Lebih baik kamu istirahat di sini, aku akan pergi sebentar,” ucap Austin, bahkan tatapannya yang sangat marah pada Sandra, akan tetapi dia hanya bisa meredamnya. “Tunggu! Kenapa kamu membawaku ke sini? Lebih baik aku kembali ke apartemenku,” ucap Sandra, bahkan dia juga sudah beranjak dari duduknya dan berjalan keluar kamar. Tangan Austin segera mencekal tangan Sandra, agar dia tidak pergi dari sini, “Ka
Semakin hari kandungan Alena yang sudah memasuki delapan bulan membuat Devin semakin wapada apa yang dilakukan oleh sang istri, dimana Devin selalu berhati-hati dan menjaga Alena. Devin juga bertambah posesif pada Alena, bahkan Alena juga tidak boleh melakukan apa pun, dan Devin juga selalu menemani Alena berjalan kecil selama tiga puluh menit. Pagi ini Devin dan Alena masih bermalas-malasan di atas ranjang, karena keadaan cuaca di luar sedang hujan dan hawanya sangat dingin, Alena bahkan memeluk tubuh Devin karena merasa kedinginan.“Apa kamu sudah bangun honey?” tanya Devin dengan khas suara seraknya bangun tidur, sedangkan Alena hanya menganggukan kepalanya dan melepaskan pelukan pada Devin.Alena menatap wajah suaminya yang masih memejamkan matanya, dimana sekitar rahang Devin tumbuh bulu-bulu halus, mungkin karena Devin belum sempat mencukurnya, namun ketampanan Devin juga tidak hilang begitu saja dengan tumbuhnya bulu-bulu halus membuat Devin semakin seksi.“Apa yang sedang kamu
Hubungan mereka yang semakin serius membuat Evan secepatnya mengikat Alice dengan mereka bertunangan lebih dahulu dan pertunangannya akan diadakan besok malam. Pertunangan mereka akan di adakan di rumah Devin dan Alena, memang ini semua keinginan Devin, karena bagaimana juga mereka adalah keluarga Alice. Bahkan berita pertunangan Alice dan Evan ini sudah tersebar di kalangan karyawan Devin, dan membuat mantan Evan dengar, namun seorang Katty, dia sudah tidak peduli dengan semua itu. Baginya Evan adalah masa lalunya dan hari-harinya kini sudah di isi oleh seorang lelaki bernama Gladwin yang dikenalnya melalui aplikasi dating beberapa bulan yang lalu. “Pagi Katt,” ucap Evan, yang baru saja datang dan dia pun membawa undangan agar Katty datang ke pesta pertunangannya dengan Alice. “Apa ini? Kamu mengundangku?” tanya Katty sambil menatap Evan. “Tentu saja, dan aku harap kamu bisa datang,” ucapnya. Katty tersenyum kecil dan berkata, “Baiklah, nanti aku akan datang. Oh, iya, aku tidak m
Selama dua minggu sudah Sandra terkurung di kamar ini, kamar yang begitu luas dan banyak barang-barang mewah dan dirinya juga tidak bisa membayangkan harganya. Sandra hanya memikirkan bagaimana dia bisa kabur di sini dan terbebas dari Austin, dia sangat membenci Austin, dia ingin sekali membunuh Austin namun dia tidak sanggup, akan tetapi dengan tenaganya yang saat ini, Sandra sangat tidak mampu. Usia kandungannya yang terbilang masih dini membuatnya sering mengalami mual dan terkadang rasa pusing yang menghampirinya, bahkan makanan yang dia makan saja selalu dia buang, di sini juga yang merawatnya adalah Austin namun dia sangat benci dengan kedatangan Austin, namun sialnya dia juga tidak ingin di tinggal pergi jauh oleh Austin pikirannya dan tubuhnya tidak sesuai dengan apa yang dia inginkan. Seperti pagi ini Sandra hanya bisa berbaring di ranjang setelah tadi bangun dia memuntahkan isi perutnya, beruntung saja pagi tadi Austin masih di rumah jadi tahu kondisi Sandra. Austin membant
Wajah Alice yang sedari tadi tersenyum, bahkan wajahnya yang terlihat begitu sangat cerah dan bahagia. Bagaimana tidak, jika malam ini adalah hari bahagia dia bersama dengan Evan, mereka berdua akan melangsungkan pertunangan. Sungguh Alice juga tidak akan menyangka jika hubungannya dengan Evan akan berjalan dengan cepat, dimana awalnya dia harus merasakan sakit karena dulu Evan masih berhubungan dengan sang mantan namun mulai malam ini dan seterusnya Evan adalah miliknya seutuhnya.“Adikku malam ini sangat cantik sekali,” ucap Alena yang baru saja masuk ke dalam kamar Alice.Alice menoleh ke arah Alena dan dia juga tersenyum, “Eonie, terima kasih atas pujiannya,” ucapnya, sedangkan Alena duduk di tepi ranjang dan menatap Alice sebentar.“Eonie, bahagia. Melihat kamu dan Evan malam ini akan bertunangan, eonie harap pernikahan kali jangan di kasih jarak lama karena nantinya tidak bagus,” ucap Alena.“Ya, eonie. Nanti aku akan tanyakan pada Evan dan aku harap hubunganku bersama denga
Sandra tidak akan pernah membayangkan jika hari ini dirinya akan menikah dengan Austin, bahkan dia juga tidak tahu semua persiapan yang telah di siapkan Austin dengan baik, yang Sandra tahu hari ini dia duduk di meja rias dan dirinya di rias dengan sangat cantik. Untuk gaun yang dia gunakan untuk pernikahannya saja Sandra juga tidak pernah memilihnya sendiri dan bisa di pastikan ini semua memang pilihan Austin, jujur saja aku juga sudah bisa kabur dari sini dan aku juga harus melakukan pernikahan ini, dimana aku tidak pernah menginginkan pernikahan ini terjadi. “Nona, apa baik-baik saja? Kenapa nona menangis?” tanya salah satu wanita yang sedang meriasku. Aku segera menggelengkan kepalaku dan berkata, “Tidak, aku tidak kenapa-napa, hanya saja aku sangat bahagia hari ini karena bisa menikah dengan seorang yang aku cintai,” ucapnya bohong dan tentu saja dalam hati Sandra sangat membenci Austin, karena dia memaksa kehendaknya sendiri. Saat ini Sandra sudah selesai berhias, dan dia mas
Hari ini Alice dan Evan kembali ke Seoul, mereka kembali ke rumah Alena dan Devin, sebenarnya Evan sudah menyiapkan apartemen dan rumah, nantinya Alice tinggal memilih mau tinggal dimana, itu semua terserah Alice. Akan tetapi saat ini Alice dan Evan ke rumah Alena dan Devin karena Alice sudah diberitahu oleh Alena jika mama dan adiknya tinggal di rumahnya, saat itu juga Alice langsung kaget bahkan dia juga ingin cepat sampai di rumah, entah kenapa dia sangat khawatir mengetahui mama dan adik tirinya berada di sana. Alice langsung masuk ke dalam rumah diikuti oleh Evan di belakangnya, Alice langsung mencari keberadaan Alena.“Eonie!” teriak Alice.Alena yang merasa di panggil namanya langsung berjalan ke sumber suara, dan dia melihat Alice yang berada di ruang keluarga langsung menghampirinya. “Kenapa kamu teriak-teriak Alice?”Alice pun tersenyum langsung memeluk Alena dengan erat, “Aku merindukan eonie.”“kamu baru satu bulan meninggal eonie, dan bahkan kita juga saling bertukar
Alice dan Evan saat ini berada di Tokyo, mereka berdua sedang berjalan-jalan dan mereka berdua juga akan makanan khas Jepang. Alice sangat bahagia saat ini, dirinya bisa memiliki Evan untuk selamanya, walau pun di awal dia harus merasakan sakit hati dan terkadan dia juga harus bertengkar dengan Evan dan pertengkaran mereka juga tidak jelas karena memang semuanya diawali oleh Alice yang marah lebih dulu tanpa Evan tahu.Evan menggandeng tangen Alice dengan erat, dia tidak ingin terpisah jauh dari Alice, dia ingin selalu berada di samping Alice. “Sayang masih lamakah?” tanya Alice pada Evan, mereka berjalan sudah jalan sedikit jauh, Alice merasa sedikit lelah saja karena memang dia sudah lama tidak berjalan jauh.“Sedikit lagi baby, kamu sudah sangat lelah?” tanya Evan.“Aniyo, hanya saja aku sudah lapar,” ucapnya dan tentu saja Alice berbohong, sedangkan Evan hanya tersenyum dan mengajak jalan Alice lebih cepat agar cepat sampai.Akhirnya mereka sampai di restoran Jepang, mereka duduk
Malam ini Mareta dan Sania keluar rumah secara diam-diam agar penghuni rumah ini tidak melihat mereka, mereka bahakan berjalan mengendap-endap agar tidak diketahui oleh pelaya atau pun bodyguard karena kalau sampai ketahuan rencana bisa gagal semuanya hanya kecerobohan mereka. Akhirnya mereka pun sampai di depan pagar dan langsung masuk ke dalam taksi untuk mengantarkan mereka ke club malam, karena memang mala mini mereka akan bersenang-senang.“Kita mau kemana ma?’ tanya Sania.Mareta menoleh dan hanya tersenyum, “Nanti kamu juga akan tahu dan kamu juga akan menikmatinya, dan selanjutnya kamu harus terbiasa dengan kehidupan seperti itu Sania karena kehidupan seperti itulah yang nantinya kamu memiliki banyak uang.”Sungguh Sania tidak mengerti akan maksud sang mama, namun tetap saja dia menuruti perkataan mamanya, dirinya tidak ingin berdosa dengan membantah perkataan mamanya, dirinya ingin menjadi anak baik untuk mama, sedari kecil dia hanya hidup bersama dengan mama saja. Bahkan san
Pagi ini Sania dan Mareta datang ke rumah Alena dan Devin, mereka berencana untuk berpura-pura mencari keberadaan Alice yang ternyata tinggal di rumah mereka, mereka juga akan mengaku sebagai keluarga Alice yang selama ini Alice menghilang dan hanya mengirimkan uang saja ke mereka. Mereka berencana ingin tinggal bersama Alice nantinya dan itu memang sudah rencana Mareta dari awal, dia bahkan juga menyuruh Sania nantinya untuk mendekati Evan agar rumah tangganya mengalami sedikit perpecahan.Mereka sudah berada di depan pintu rumah Alena dan Devin, bahkan mereka juga memencet bel pintu rumah Alena dan Devin. Sampai akhirnya pintu terbuka dan memperlihatkan seorang pelayan.“Maaf mencari siapa ya?” tanya seorang pelayan wanita.“Saya mau mencari Alice, apa benar dia tinggal di sini? Saya mama dan ini adik Alice,” ucapnya.“Oh, nona Alice. kalau begitu silahkan masuk lebih dulu,” ucap pelayan wanita, bahkan pelayan itu juga menyuruh Mareta dan Sania untuk duduk lebih dulu, pelayan itu me
Hari ini adalah hari bahagia dimana Alice akan menikah bersama dengan Evan, pernikahan mereka memang dipercepat lebih awal. Mereka sudah sepakat dengan keputusan mereka jika mereka sudah siap, bahkan mama dan adik tiri Alice pun juga menghadiri pernikahan ini, sebenarnya dipernikahan ini mereka adalah orang yang tidak terlalu menyukainya. Bahkan mereka juga berpikir akan merencanakan suatu hal yang nantinya rumah tangga akan penuh dengan huru-hara dan mereka berdua sudah menantikannya.“Alice, aku bahkan tidak akan pernah menyangka jika kamu akan menikah secepat ini, dan nanti siapa uang akan mengurus perusahaan?” tanya Alena, dirinya baru saja masuk ke kamar Alice yang sedang di make up, Alena membawa anaknya yang masih bayi itu dalam gendongannya.Alice hanya bisa tersenyum melihat eonienya yang sedang merajuk, “Eonie enggak perlu khawatir, bukankah masih ada oppa dan nantinya aku juga hanya akan sebentar saja bulan madunya dan kembali bekerja.”Alena segera menggelengkan kepalanya,
Dua bulan sudah atas kelahiran anak kedua Alena dan Devin, bahkan kini Devin yang sudah aktif kembali bekerja di kantor dan terkadang dia pulang malam karena banyak pekerjaan yang harus dia kerjakan di kantor. Bahkan dia juga hanya tertidur beberapa jam karena anaknya menangis di malam hari yang terkadang dia tidak ingin membangunkan Alena, dia merasa kasihan pada Alena karena telah mengurus anaknya seharian.Seperti mala mini Devin menggendong anaknya dan menyusuinya, ya, bahkan Devin kini sudah pandai melakukan semuanya, seperti membuat susu untuk anaknya. Devin tersenyum saat melihat anaknya tertidur dan tidak menangis lagi, Devin menidurkan anaknya kembali di tempat tidurnya. Sedangkan Devin berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan badannya terlebih dahulu dan istirahat.Saat Devin naik ke atas ranjang dan memeluk Alena membuatnya terusik dan Alena pun terbangun. "Dev, kamu baru pulang ya?""Sudah dari tadi honey, maafkan aku jika aku membangunkan dirimu," ucapnya.Alena pun mem
Saat ini Katty bersama dengan Gladwin sedang duduk di taman melihat banyak orang yang sedang melakukan aktivitas weekend mereka dengan olahraga atau hanya berjalan kaki bersama dengan keluarga atau pasangan mereka. Begitu juga yang dilakukan oleh Katty dan Gladwin, mereka saat ini sedang beristirahat di tempat duduk yang sudah di sediakan di taman.“Terima kasih sudah mau menemaniku,” ucap Gladwin menoleh kea rah Katty, sedanglkan Katty hanya tersenyum tanpa menoleh kearah Gladwin. Tatapan lurus ke depan melihat sepasang kekasih yang sedang bergandengan tangan dan sesekali mereka melakukan ciuman dan itu terlihat sangat romantis sekali.“Aku baru kali ini dekat dengan wanita yang bahkan bisa aku ajak kemana saja, karena biasanya aku hanya menggunakan mereka menemaniku di atas ranjang. Aku lelaki brengsek bukan?” tanya Gladwin pada Katty.Katty segera menggelengkan kepalanya dan di berkata, “Aniyo, bukankah itu sudah hal wajar Glad, nanti kalau lelaki sudah mendapatkan wanita yang di c
Mereka sungguh bahagia dengan kelahiran anak kedua mereka, dimana anak mereka terlihat sangat sehat dan menggemaskan, bahkan Kaendra sering berantem dengan Devin karena ingin menggendong adiknya. Kaendra adalah tipe anak yang cuek dan lebih menghabiskan waktunya dengan kesendiriannya, namun saat kelahiran adiknya dia lebih memilih menghabiskan waktu bersama dengan adiknya, sudah dua hari ini Kaendra selalu menemani adiknya dan ujung-ujungnya berantem dengan Devin. Alena hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat kelakuan anak dan papanya, kalau sudah berantem tidak bisa di pisahkan.Alena sudah kembali ke rumahnya, saat ini rumahnya ramai dengan orang tua dan mertuanya, mereka sedang berkumpul untuk melihat cucu mereka. “Sayang, aku mau makan masakan kamu, kamu mau masakin buat aku,” ucap Alena. Devin sedari tadi yang sedang bermain dengan anaknya kini pun dia segera beranjak dan berjalan mendekati Alena, “Kamu mau makan apa honey?” “Hm, bagaimana kalau ramyeon, aku ingin sekali maka
Pulang dari rumah sakit Evan mengajak Alice untuk kembali ke apartemennya lebih dulu, akan tetapi Evan di apartemennya tidak akan lama, dia akan kembali ke kantor untuk mengurus pekerjaannya. Sedangkan Alice memang akan ke apartemen Evan dan menunggu Evan sampai sore nanti, lalu malamnya mereka akan makan malam bersama. Walau mereka sering di sibukkan dengan pekerjaan akan tetapi mereka akan tetap meluangkan waktu untuk bersama, “Aku sempat merasa cemburu saat kamu tadi bertemu denganmu.” “Kenapa? Bukankah aku sudah menjadi milikmu dan selamanya juga akan menjadi milikmu baby,” ucap Evan, dengan satu tanganya mengusap punggung tangan Alena lalu menciumnya. “Entahlah, hanya saja aku merasa takut,” ucapnya kembali, Alice hanya takut, bagaimana nantinya jika Evan akan kembali pada mantanya, padahal mereka sudah bertunangan dan sebentar lagi akan menikah. “Sudahlah, janagan memikirkan hal yang tidak-tidak karena selamanya aku akan menjadi milikmu selamanya,” ucap Evan, karena dia tidak