Tidak terasa kandungan Alena yang sudah memasuki usia tiga bulan membuatnya semakin manja pada Devin. Bahkan Devin yang sering kali kewalahan menuruti permintaan sang istri yang terkadang suka aneh-aneh dan jika tidak dituruti maka Alena akan marah padanya bahkan bisa mendiamkan Devin selama seminggu lebih dan itu pernah terjadi sehingga membuat Devin sengsara. Seperti pagi ini Alena yang membangunkan Devin hanya untuk meminta nasi goreng buatan Devin, entah kenapa perut Alena tiba-tiba sangat lapar sekali. Alena tahu jika Devin tidur belum lama tapi perutnya juga sangat lapar sekali dan dia ingin makan nasi saat ini. Dengan sabar Alena tetap membangunkan Devin, namun Devin belum juga bangun bahkan hanya deheman saja yang Alena dengar.“Sayang, ayo bangun,” ucap Alena sambil menggoyang-goyangkan badan Devin.“Hmm ... honey, aku masih mengantuk, bisa enggak buatnya nanti saja,” ucap Devin dengan matanya yang masih terpejam.“Tapi aku maunya sekarang,” ucap Alena dengan sedikit berteria
Malam ini Devin mengajak Sandra dan Evan untuk lembur, namun sayangnya Evan harus kembali lebih dulu karena ada pekerjaan yang lebih penting dan saat ini Sandra bersama dengannya. Bahkan sesekali Sandra juga berani meliriknya, bahkan Sandra juga sesekali memamerkan miliknya agar aku tergoda. Akan tetapi aku sama sekali tidak tertarik dengan itu, aku bahkan merasa tidak nyaman dan bahkan ingin sekali aku melempar Sandra saat ini juga keluar gedung kalau saja pekerjaanku saat ini banyak. Aku mengmbuskan nafas kasarku dan beranjak dari dudukku dan berjalan ingin keluar ruangan sebentar karena jujur saja aku merasa suntuk.“Tuan, mau kemana?” tanya Sandra.“Aku ingin keluar sebentar, dan kamu tolong segera selesaikan pekerjaan kamu. Jika sudah selesai maka kamu boleh segera pulang,” ucapku.Saat itu juga aku kembali melangkahkan kaki namun lagi-lagi Sandra mencekal tanganku dengan kuat, sehingga aku menoleh ke arahnya dan menatap cekalan tangan Sandra, saat itu juga Sandra langsung mel
Setelah menunggu sekitar satu jam kini orang yang telah di tunggu oleh Devin pun datang dan kini tepat berada di hadapan Snadra. Dimana seorang lelaki yang menatapnya dengan penuh kemarahan dan yang pasti penuh gairah dan Sandra juga tidak akan bisa membayangkan bagaimana nansibnya nanti.“Bagaimana? Kamu pasti bahagia bukan? Aku menyiapkannya untukmu Sandra,” ucap Devin tersenyum, begitu juga orang yang berada di samping Devin.“Aku memberimu hadiah Austin, jadi nanti kamu harus memberiku sesuatu,” ucap Devin.Ya, lelaki itu adalah Austin mantan bos Sandra dulu, dan dia juga pernah melakukan hubungan ingtim beberapa kali. Devin tahu semua ini karena dia memang menyelidiki sekretaris liciknya ini, karena Sandra akan melakukan segala hal untuk mendapatkan kehidupan yang jauh lebih baik, namun sialnya kali ini Sandra salah orang dan dia juga akan jatuh kembali ke tangan Austin.“Bahkan aku juga sangat senang bekerjasama dengan kamu Devin,” ucap Austin tersenyum, begitu juga dengan D
Saat ini Devin sedang menemani Alena untuk cek kandungan, Alena dan Devin sangat senang melihat buah hati mereka berkembang dengan baik, bahkan kandungan Alena juga sangat baik-baik saja. Akan tetapi Alena juga tidak boleh banyak pikiran yang akan membuatnya setres, selain itu juga Alena tidak boleh capek atau pun mengangkat yang berat-berat. Devin yang sedari tadi sangat terlihat bahagia dan berkali-kali mencium Alena. Setelah menebus obat yang di resepkan oleh dokter, Devin mengajak Alena untuk makan siang bersama di restoran yang dekat dengan rumah sakit.Devin melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang, sedangkan tangannya yang satunya memegang tangan Alena dengan erat, bahkan dia juga sesekali mencium punggung tangan Alena. “Honey, aku sangat bahagia,” ucapnya tersenyum.“Aku juga sayang,” ucap Alena, bahkan kali ini Alena yang mencium pipi Devin.Devin menoleh dan tersenyum pada Alena, dia juga tidak sabar menunggu kelahiran anak ke dua mereka. Setelah sekian lama Devin menantik
Malam ini Sandra sedang duduk sendirian, dia sedang berada di club malam. Sandra sudah menghabiskan satu botol wine dengan kadar alkohol yang cukup tinggi, dirinya sedang memikirkan banyak cara untuk mendapatkan Devin jatuh ke pelukannya. Namun itu sepertinya hanya sia-sia saja karena kini dirinya sedang di awasi oleh Austin, dimana dia tidak bisa bergerak dengan bebas. Sungguh, Sandra saat ini pikirannya sedang banyak, sampai-sampai dirinya tidak bisa berpikir dengan jernih sama sekali.“Sialan!” umpat Sandra, andai saja Austin tidak mengacaukan rencananya pasti dirinya masih bekerja dengan Devin. Namun saat ini dirinya sudah di pecat dan kecil kemungkinan untuk melakukan semuanya.“Arrgghh! Aku benci Austin!” teriak Sandra.Sambil mengacak-acak rambutnya yang kini berantakan, bahkan penampilan Sandra yang sudah tidak rapi lagi. Di mana malam ini Sandra mengenakan rok pendek dan baju crop dengan tali kecil di lengannya, bahkan lekuk tubuhnya yang terlihat sangat jelas bisa menggun
Hari ini Devin mengajak keluarga berlibur ke Busan, mereka ingin menghabiskan waktu selama seminggu di Busan. Ini memang sudah di rencanakan Devin beberapa hari yang lalu, bahkan keluarganya pun juga setuju, termasuk Alice dan Evan juga ikut. Bahkan Devin juga sudah memesan kamar hotel di Busan untuk satu minggu, dimana Devin memesan hotel yang terbaik di Busan. Mereka memilih naik pesawat untuk sampai di Busan karena lebih cepat, tentu saja Devin juga sudah menyiapkan mobil untuk nantinya menuju hotel, karena dirinya tidak ingin terjadi apa-apa pada Alena.Sampai di bandara Busan, Devin langsung mengajak mereka semua menuju parkiran dimana sudah ada sang sopir yang menunggu. Mereka sangat bahagia karena bisa berlibur bersama, karena pada dasarnya mereka terlalu sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Devin yang saat ini masih menggandeng erat tangan Alena, padahal sedari tadi Alena selalu di sampingnya dan tidak pernah jauh dari Devin.“Sayang,” ucap Alena.“Hmm,” hanya deheman yang
Evan mengajak Alice untuk jalan-jalan mencari udara malam hari di Busan, bagi keduanya hari ini hari yang paling sangat indah dimana mereka bisa menghabiskan waktu bersama selama satu minggu, karena pada hari biasanya waktu mereka terhalang karena pekerjaan. Mereka masih ingin berpacaran dan belum memikirkan untuk ke jenjang pernikahan. Evan menggandeng tangan Alice dengan erat, udara malam ini kebetulan dingin dan beruntung saja mereka memakai baju tebal.“Baby,” panggil Evan.Saat itu juga Alice menoleh ke arah Evan, tentu saja dengan senyum Alice yang membuatnya semakin jatuh cinta dengan Alice. Ya, senyum Alice yang begitu membuatnya semakin cantik dan menggemaskan bagi Evan.“Ya, kenapa?” tanya Alice.“Aku bahagia bisa menghabiskan waktu bersama denganmu, apa lagi satu minggu,” ucap Evan.Begitu juga dengan Alice yang menganggukan kepalanya dan berkata, “Ya, dan aku sangat berterima kasih pada oppa karena mengajak kami liburan.”“Aku rasa oppa kamu sedang kemasukan hantu sehingga
Sore hari yang begitu cerah, sore ini Sandra sedang duduk sendirian. Dia sedang duduk di bangku taman sendirian, entah apa yang dia lakukan disni yang pasti dia hanya ingin menghirup udara segar. Sudah selama satu minggu dia tidak pernah keluar dari apartemennya, bahkan sehari-harinya dia hanya menghabiskan waktu tidur, nonton, atau mengerjakan yang bisa kerjakan di dalam apartemen, bahkan untuk makan saja Sandra lebih memilih delivery. Selain itu Austin juga sempat datang ke apartemennya namun dia tidak membukakan pintu apartemennya sama sekali, bahkan telepon dari Austin dia tak menjawabnya.Sandra melamun, menatap ke depan lurus, entah apa yang dia pikirkan saat ini. Yang pasti keinginannya untuk mendapatkan Devin tidak akan terhenti begitu saja, sedang untuk urusannya dengan Austin, dia akan mengalihkan perhatiannya agar terkecoh dan saat itulah rencananya akan berhasil.“Karena aku yakin, jika semuanya akan berjalan dengan lancar dan sesuai rencanaku. Aku Sandra yang tidak mudah
Hari ini Alice dan Evan kembali ke Seoul, mereka kembali ke rumah Alena dan Devin, sebenarnya Evan sudah menyiapkan apartemen dan rumah, nantinya Alice tinggal memilih mau tinggal dimana, itu semua terserah Alice. Akan tetapi saat ini Alice dan Evan ke rumah Alena dan Devin karena Alice sudah diberitahu oleh Alena jika mama dan adiknya tinggal di rumahnya, saat itu juga Alice langsung kaget bahkan dia juga ingin cepat sampai di rumah, entah kenapa dia sangat khawatir mengetahui mama dan adik tirinya berada di sana. Alice langsung masuk ke dalam rumah diikuti oleh Evan di belakangnya, Alice langsung mencari keberadaan Alena.“Eonie!” teriak Alice.Alena yang merasa di panggil namanya langsung berjalan ke sumber suara, dan dia melihat Alice yang berada di ruang keluarga langsung menghampirinya. “Kenapa kamu teriak-teriak Alice?”Alice pun tersenyum langsung memeluk Alena dengan erat, “Aku merindukan eonie.”“kamu baru satu bulan meninggal eonie, dan bahkan kita juga saling bertukar
Alice dan Evan saat ini berada di Tokyo, mereka berdua sedang berjalan-jalan dan mereka berdua juga akan makanan khas Jepang. Alice sangat bahagia saat ini, dirinya bisa memiliki Evan untuk selamanya, walau pun di awal dia harus merasakan sakit hati dan terkadan dia juga harus bertengkar dengan Evan dan pertengkaran mereka juga tidak jelas karena memang semuanya diawali oleh Alice yang marah lebih dulu tanpa Evan tahu.Evan menggandeng tangen Alice dengan erat, dia tidak ingin terpisah jauh dari Alice, dia ingin selalu berada di samping Alice. “Sayang masih lamakah?” tanya Alice pada Evan, mereka berjalan sudah jalan sedikit jauh, Alice merasa sedikit lelah saja karena memang dia sudah lama tidak berjalan jauh.“Sedikit lagi baby, kamu sudah sangat lelah?” tanya Evan.“Aniyo, hanya saja aku sudah lapar,” ucapnya dan tentu saja Alice berbohong, sedangkan Evan hanya tersenyum dan mengajak jalan Alice lebih cepat agar cepat sampai.Akhirnya mereka sampai di restoran Jepang, mereka duduk
Malam ini Mareta dan Sania keluar rumah secara diam-diam agar penghuni rumah ini tidak melihat mereka, mereka bahakan berjalan mengendap-endap agar tidak diketahui oleh pelaya atau pun bodyguard karena kalau sampai ketahuan rencana bisa gagal semuanya hanya kecerobohan mereka. Akhirnya mereka pun sampai di depan pagar dan langsung masuk ke dalam taksi untuk mengantarkan mereka ke club malam, karena memang mala mini mereka akan bersenang-senang.“Kita mau kemana ma?’ tanya Sania.Mareta menoleh dan hanya tersenyum, “Nanti kamu juga akan tahu dan kamu juga akan menikmatinya, dan selanjutnya kamu harus terbiasa dengan kehidupan seperti itu Sania karena kehidupan seperti itulah yang nantinya kamu memiliki banyak uang.”Sungguh Sania tidak mengerti akan maksud sang mama, namun tetap saja dia menuruti perkataan mamanya, dirinya tidak ingin berdosa dengan membantah perkataan mamanya, dirinya ingin menjadi anak baik untuk mama, sedari kecil dia hanya hidup bersama dengan mama saja. Bahkan san
Pagi ini Sania dan Mareta datang ke rumah Alena dan Devin, mereka berencana untuk berpura-pura mencari keberadaan Alice yang ternyata tinggal di rumah mereka, mereka juga akan mengaku sebagai keluarga Alice yang selama ini Alice menghilang dan hanya mengirimkan uang saja ke mereka. Mereka berencana ingin tinggal bersama Alice nantinya dan itu memang sudah rencana Mareta dari awal, dia bahkan juga menyuruh Sania nantinya untuk mendekati Evan agar rumah tangganya mengalami sedikit perpecahan.Mereka sudah berada di depan pintu rumah Alena dan Devin, bahkan mereka juga memencet bel pintu rumah Alena dan Devin. Sampai akhirnya pintu terbuka dan memperlihatkan seorang pelayan.“Maaf mencari siapa ya?” tanya seorang pelayan wanita.“Saya mau mencari Alice, apa benar dia tinggal di sini? Saya mama dan ini adik Alice,” ucapnya.“Oh, nona Alice. kalau begitu silahkan masuk lebih dulu,” ucap pelayan wanita, bahkan pelayan itu juga menyuruh Mareta dan Sania untuk duduk lebih dulu, pelayan itu me
Hari ini adalah hari bahagia dimana Alice akan menikah bersama dengan Evan, pernikahan mereka memang dipercepat lebih awal. Mereka sudah sepakat dengan keputusan mereka jika mereka sudah siap, bahkan mama dan adik tiri Alice pun juga menghadiri pernikahan ini, sebenarnya dipernikahan ini mereka adalah orang yang tidak terlalu menyukainya. Bahkan mereka juga berpikir akan merencanakan suatu hal yang nantinya rumah tangga akan penuh dengan huru-hara dan mereka berdua sudah menantikannya.“Alice, aku bahkan tidak akan pernah menyangka jika kamu akan menikah secepat ini, dan nanti siapa uang akan mengurus perusahaan?” tanya Alena, dirinya baru saja masuk ke kamar Alice yang sedang di make up, Alena membawa anaknya yang masih bayi itu dalam gendongannya.Alice hanya bisa tersenyum melihat eonienya yang sedang merajuk, “Eonie enggak perlu khawatir, bukankah masih ada oppa dan nantinya aku juga hanya akan sebentar saja bulan madunya dan kembali bekerja.”Alena segera menggelengkan kepalanya,
Dua bulan sudah atas kelahiran anak kedua Alena dan Devin, bahkan kini Devin yang sudah aktif kembali bekerja di kantor dan terkadang dia pulang malam karena banyak pekerjaan yang harus dia kerjakan di kantor. Bahkan dia juga hanya tertidur beberapa jam karena anaknya menangis di malam hari yang terkadang dia tidak ingin membangunkan Alena, dia merasa kasihan pada Alena karena telah mengurus anaknya seharian.Seperti mala mini Devin menggendong anaknya dan menyusuinya, ya, bahkan Devin kini sudah pandai melakukan semuanya, seperti membuat susu untuk anaknya. Devin tersenyum saat melihat anaknya tertidur dan tidak menangis lagi, Devin menidurkan anaknya kembali di tempat tidurnya. Sedangkan Devin berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan badannya terlebih dahulu dan istirahat.Saat Devin naik ke atas ranjang dan memeluk Alena membuatnya terusik dan Alena pun terbangun. "Dev, kamu baru pulang ya?""Sudah dari tadi honey, maafkan aku jika aku membangunkan dirimu," ucapnya.Alena pun mem
Saat ini Katty bersama dengan Gladwin sedang duduk di taman melihat banyak orang yang sedang melakukan aktivitas weekend mereka dengan olahraga atau hanya berjalan kaki bersama dengan keluarga atau pasangan mereka. Begitu juga yang dilakukan oleh Katty dan Gladwin, mereka saat ini sedang beristirahat di tempat duduk yang sudah di sediakan di taman.“Terima kasih sudah mau menemaniku,” ucap Gladwin menoleh kea rah Katty, sedanglkan Katty hanya tersenyum tanpa menoleh kearah Gladwin. Tatapan lurus ke depan melihat sepasang kekasih yang sedang bergandengan tangan dan sesekali mereka melakukan ciuman dan itu terlihat sangat romantis sekali.“Aku baru kali ini dekat dengan wanita yang bahkan bisa aku ajak kemana saja, karena biasanya aku hanya menggunakan mereka menemaniku di atas ranjang. Aku lelaki brengsek bukan?” tanya Gladwin pada Katty.Katty segera menggelengkan kepalanya dan di berkata, “Aniyo, bukankah itu sudah hal wajar Glad, nanti kalau lelaki sudah mendapatkan wanita yang di c
Mereka sungguh bahagia dengan kelahiran anak kedua mereka, dimana anak mereka terlihat sangat sehat dan menggemaskan, bahkan Kaendra sering berantem dengan Devin karena ingin menggendong adiknya. Kaendra adalah tipe anak yang cuek dan lebih menghabiskan waktunya dengan kesendiriannya, namun saat kelahiran adiknya dia lebih memilih menghabiskan waktu bersama dengan adiknya, sudah dua hari ini Kaendra selalu menemani adiknya dan ujung-ujungnya berantem dengan Devin. Alena hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat kelakuan anak dan papanya, kalau sudah berantem tidak bisa di pisahkan.Alena sudah kembali ke rumahnya, saat ini rumahnya ramai dengan orang tua dan mertuanya, mereka sedang berkumpul untuk melihat cucu mereka. “Sayang, aku mau makan masakan kamu, kamu mau masakin buat aku,” ucap Alena. Devin sedari tadi yang sedang bermain dengan anaknya kini pun dia segera beranjak dan berjalan mendekati Alena, “Kamu mau makan apa honey?” “Hm, bagaimana kalau ramyeon, aku ingin sekali maka
Pulang dari rumah sakit Evan mengajak Alice untuk kembali ke apartemennya lebih dulu, akan tetapi Evan di apartemennya tidak akan lama, dia akan kembali ke kantor untuk mengurus pekerjaannya. Sedangkan Alice memang akan ke apartemen Evan dan menunggu Evan sampai sore nanti, lalu malamnya mereka akan makan malam bersama. Walau mereka sering di sibukkan dengan pekerjaan akan tetapi mereka akan tetap meluangkan waktu untuk bersama, “Aku sempat merasa cemburu saat kamu tadi bertemu denganmu.” “Kenapa? Bukankah aku sudah menjadi milikmu dan selamanya juga akan menjadi milikmu baby,” ucap Evan, dengan satu tanganya mengusap punggung tangan Alena lalu menciumnya. “Entahlah, hanya saja aku merasa takut,” ucapnya kembali, Alice hanya takut, bagaimana nantinya jika Evan akan kembali pada mantanya, padahal mereka sudah bertunangan dan sebentar lagi akan menikah. “Sudahlah, janagan memikirkan hal yang tidak-tidak karena selamanya aku akan menjadi milikmu selamanya,” ucap Evan, karena dia tidak