Sekitar pukul 12.00 malam Jenny kembali ke apartemen dengan mengendarai mobilnya sendiri, awalnya Arbian ingin mengantarkannya namun Jenny menolaknya. Jenny yang sedikit berjalan sempoyongan tapi masih bisa mengendalikannya membuat Arbian sedikit cemas.
“Thank you, sudah menemani malam ini,” ucap Jenny kepada Arbian yang ingin membantu berjalan karena Jenny tadi hampir jatuh.
“Ya, sama – sama, lain kali kamu bisa datang ke sini kembali,” ucap Arbian.
Jenny hanya tersenyum dan mengangguk, lalu melanjutkan jalannya keluar dari club malam, dengan di antarkan oleh Arbian sampai parkiran.
Arbian melambaikan tangannya saat Jenny melajukan mobilnya, Arbian menatap mobil Jenny yang sudah menghilang jauh. Arbian tersenyum kecil, malam ini dirinya bisa menemukan wanita cantik dan yang pasti tak membosankan buat dia.
“Aku pasti bisa mendapatkanmu,”
Pagi ini Alena dan yang lain bersiap untuk pergi ke Busan, mereka akan menginap di sana selama dua hari, Alena sengaja melakukan ini karena ingin mengajak Kaendra untuk liburan.“Alice gimana ada yang ketinggalan atau kurang apa?” tanya Alena kepada Alice tentang persiapan untuk anaknya.“Nggak ada nona semuanya udah lengkap,” ucap Alice sambil mengandeng Kaendra yang berusia lima tahun itu.“Baiklah, kalau begitu kamu segera naik mobil bersama dengan Kaendra,” ucapnya sedangkan Alena menyuruh sang sopir untuk memasukkan barang bawaannya ke bagasi mobil.Alena masuk ke dalam untuk mencari eomma dan appanya.“Eomma, appa kalian dimana,” teriak Alena di ruang tamu.“Di belakang rumah sayang,” ucap Sahira dengan berteriak.Alena pun mencari mereka ke belakang dan ternyata benar mere
Sampai di Busan Alena dan yang lainnya langsung masuk ke dalam villa. Hari juga sudah mulai siang, Alena juga menyuruh seorang pelayan yang ada di villa untuk memasakkan makan siang.“Kaendra sama Alice masuk kamar, mama mau masuk ke kamar dulu karena ada beberapa kerjaan yang mama harus kirimkan ke klien, nanti kalau habis makan siang kita jalan – jalan,” ucap Alena.Kaendra hanya mengangguk dan tersenyum kepada mamanya, Kaendra selalu mengerti akan kesibukkan mamanya jadi Kaendra tak akan menyusahkan mamanya.“Ayo tuan kecil kita masuk ke dalam kamar untuk istrirahat,” ajak Alice mengandeng tangan kecil Kaendra.Alena langsung menaruh tas dan melepaskan heelsnya, Alena duduk di meja belajar lalu membuka laptopnya untuk mengirimkan beberapa file penting ke kliennya.Membutuhkan waktu sekitar satu jam Alena berada di depan laptopnya. Alena sudah sele
Devin mengajak mereka untuk pergi jalan – jalan di sekitar villa sambil mengendong Kaendra, sambil berjalan pelan Devin selalu mengajak anaknya berbicara banyak hal, sedangkan Alena hanya diam saja semenjak tadi, begitu dengan Alice yang canggung dengan suasana saat ini.“Ayah, nanti kita bakal tinggal bersama kan?” tanya Kaendra menatap Devin.“Tentu sayang, ayah akan tinggal denganmu dan mama,” ucap Devin tersenyum.Kaendra tersenyum dan memeluk ayahnya kembali, dan Devin menoleh ke belakang untuk melihat Alena yang dari tadi tak berbicara.“Sayang, kamu kenapa hanya diam?” tanya Devin sambil menghentikan jalannya.“Nggak, aku nggak apa – apa,” ucap Alena dingin.Devin hanya menyungingkan senyumnya lalu menurunkan Kaendra dari gendongannya.“Alice, tolong kamu bawa Kaendr
Devin mengajak Alena untuk keluar sebentar mencari udara segar, Devin juga menyuruh Evan merubah villanya menjafi tempat yang romantis.“Kita mau kemana?” tanya Alena menoleh ke Devin.“Hanya mencari udara segar, apa kamu mau makan sesuatu di depan sana ada restoran,” ucap Devin.“Tidak, aku masih kenyang,” ucap Alena sambil mengedarkan pandangannya ke arah lain.“Kalau begitu ayo kita ke suatu tempat,” ajak Devin sambil mengandeng tangan Alena, Devin hanya ingin berdua saja dengan Alena menghabiskan waktu bersama.Devin membawa Alena ke tempat pemandian air panas dan tempat itu sudah di booking oleh Devin jadi tidak ada orang di dalamnya dan hanya mereka berdua saja.“Kenapa kamu mengajakku ke sini Dev?” tanya Alena bingung.Devin tersenyum, lalu memegang ke dua bahu Alena,&rdqu
Mereka sudah sampai di villa yang baru dan lebih luas dari sebelumnya, Devin membukakan pintu untuk Alena dan Alena pun keluar dan matanya melihat – lihat sekitaran villa yang jauh beda dengan yang ia sewa dan villa yang Devin sewa sebelumnya.“Ini villa siapa?” tanya Alena menoleh ke Devin.“Villa milik kita, aku baru saja membelinya tadi dengan menyuruh Evan,” ucapnya dengan santai.“Hah! Memang dasar hobi benget habis – habisin uang,” ucap Alena dengan sebal.“Kamu nggak perlu takut sayang aku bakal jatuh miskin, bahkan kekayaanku juga nggak akan habis tujuh turunan,” ucap Devin dengan sumbang.Alena hanya melirik Devin tak suka jika terlalu memarmekan kekayaannya,” ya, ya ,ya aku tahu itu, terus kenapa kamu mengajakku ke sini, gimana kalau Kaendra dan Alice cariin aku karena nggak balik – balik,” uc
Devin kembali ke kamar untuk menemui Alena dan mengajaknya untuk pergi ke halaman belakang. Saat sudah berada di dalam kamar Devin melihat Alena dengan wajahnya yang terlihat marah dan menatapnya tajam.Namun Devin tetap saja berjalan dengan santai mendekati Alena,” sayang, ayo kita keluar,” ajak Devin yang kini duduk di samping Alena.Alena masih diam saja tak memperdulikan keberadaan Devin di sampingnya.“Sayang,” ucap Devin menoleh.Alena masih menatap Devin dengan tajam,” kenapa kamu tak menjawab teleponku?” tanya Alena.“Maaf sayag tadi aku sedang bekerja jadi nggak bisa angkat telepon dari kamu,” ucap Devin.“Lalu kenapa kamu mengunciku dari kamar?” tanya Alena kembali.Devin tersenyum devil,” itu karena aku tak mau kamu kabur dari ku lagi sayang,” ucapnya santai.Alena mendengus kesal dan menyilangkan kedua tangannya di depan dada.“Samp
Alena terbangun dari tidurnya karena mendengar suara kicauan burung di luar, wajar saja ada burung karena villa milik Devin ini dekat dengan hutan dan pemndangannya juga sangat indah.Alena menoleh ke samping yang ternyata ada Devin yang juga ikut tidur satu ranjang dengannya. Semalam Alena memang meninggalkan Devin sendirian di sofa ruang tamu dan Alena juga langsung tertidur setelah selesai dengan runtinitas malamnya.“Hah! Dasar Devin, kenapa harus tidur di sini,” ucapnya dalam hati.Alena turun dari ranjangnya menuju kamar mandi, Alena melepas semua pakaian dan menyalakan shower dengan air dingin.Guyuran air yang membasahi tubuh Alena membuatnya jadi lebih segar dan menenangkan pikirannya.Tak butuh lama Alena keluar kamar mandi menggunakan bathrobe dan satu handuk yang mengulung di kepalanya. Alena mencari bajunya di dalam koper yang ia bawa, Alena juga mengeluarkan semua alat make up dan skincare runtinnya.Devin yang mend
Alena dan Devin sudah sampai di suatu gempat yang tak jauh dari jalan setapak yang orang – orang lalui saat masuk ke hutan. Di sana ada bangunan villa yang tak jauh berbeda dengan villa yang Devin miliki, mungkinkah itu juga villa milik Devin? Alena hanya bertanya dengan dirinya sendiri dan terus ikut berjalam mengikuti langkah Devin.“Bagaimana, apa kamu suka?” tanya Devin menoleh ke Alena.“Ini villa milikmu?” tanya Alena balik.Devin hanya mengangguk, lalu menarik tangan Alena kembali untuk mengajaknya masuk ke dalam villa.“Devin, lepasin sakit tangan aku,” ucapnya sambil menarik tangannya dari gengaman tangan Devin.“Lagian kamu ngapain ngajak aku ke sini segala,” ucap Alena sebal.“Bukannya aku tadi sudah bilang,” ucap Devin lalu mendekati Alena hingga tubuh mereka tak ada jarak satu sama
Hari ini Alice dan Evan kembali ke Seoul, mereka kembali ke rumah Alena dan Devin, sebenarnya Evan sudah menyiapkan apartemen dan rumah, nantinya Alice tinggal memilih mau tinggal dimana, itu semua terserah Alice. Akan tetapi saat ini Alice dan Evan ke rumah Alena dan Devin karena Alice sudah diberitahu oleh Alena jika mama dan adiknya tinggal di rumahnya, saat itu juga Alice langsung kaget bahkan dia juga ingin cepat sampai di rumah, entah kenapa dia sangat khawatir mengetahui mama dan adik tirinya berada di sana. Alice langsung masuk ke dalam rumah diikuti oleh Evan di belakangnya, Alice langsung mencari keberadaan Alena.“Eonie!” teriak Alice.Alena yang merasa di panggil namanya langsung berjalan ke sumber suara, dan dia melihat Alice yang berada di ruang keluarga langsung menghampirinya. “Kenapa kamu teriak-teriak Alice?”Alice pun tersenyum langsung memeluk Alena dengan erat, “Aku merindukan eonie.”“kamu baru satu bulan meninggal eonie, dan bahkan kita juga saling bertukar
Alice dan Evan saat ini berada di Tokyo, mereka berdua sedang berjalan-jalan dan mereka berdua juga akan makanan khas Jepang. Alice sangat bahagia saat ini, dirinya bisa memiliki Evan untuk selamanya, walau pun di awal dia harus merasakan sakit hati dan terkadan dia juga harus bertengkar dengan Evan dan pertengkaran mereka juga tidak jelas karena memang semuanya diawali oleh Alice yang marah lebih dulu tanpa Evan tahu.Evan menggandeng tangen Alice dengan erat, dia tidak ingin terpisah jauh dari Alice, dia ingin selalu berada di samping Alice. “Sayang masih lamakah?” tanya Alice pada Evan, mereka berjalan sudah jalan sedikit jauh, Alice merasa sedikit lelah saja karena memang dia sudah lama tidak berjalan jauh.“Sedikit lagi baby, kamu sudah sangat lelah?” tanya Evan.“Aniyo, hanya saja aku sudah lapar,” ucapnya dan tentu saja Alice berbohong, sedangkan Evan hanya tersenyum dan mengajak jalan Alice lebih cepat agar cepat sampai.Akhirnya mereka sampai di restoran Jepang, mereka duduk
Malam ini Mareta dan Sania keluar rumah secara diam-diam agar penghuni rumah ini tidak melihat mereka, mereka bahakan berjalan mengendap-endap agar tidak diketahui oleh pelaya atau pun bodyguard karena kalau sampai ketahuan rencana bisa gagal semuanya hanya kecerobohan mereka. Akhirnya mereka pun sampai di depan pagar dan langsung masuk ke dalam taksi untuk mengantarkan mereka ke club malam, karena memang mala mini mereka akan bersenang-senang.“Kita mau kemana ma?’ tanya Sania.Mareta menoleh dan hanya tersenyum, “Nanti kamu juga akan tahu dan kamu juga akan menikmatinya, dan selanjutnya kamu harus terbiasa dengan kehidupan seperti itu Sania karena kehidupan seperti itulah yang nantinya kamu memiliki banyak uang.”Sungguh Sania tidak mengerti akan maksud sang mama, namun tetap saja dia menuruti perkataan mamanya, dirinya tidak ingin berdosa dengan membantah perkataan mamanya, dirinya ingin menjadi anak baik untuk mama, sedari kecil dia hanya hidup bersama dengan mama saja. Bahkan san
Pagi ini Sania dan Mareta datang ke rumah Alena dan Devin, mereka berencana untuk berpura-pura mencari keberadaan Alice yang ternyata tinggal di rumah mereka, mereka juga akan mengaku sebagai keluarga Alice yang selama ini Alice menghilang dan hanya mengirimkan uang saja ke mereka. Mereka berencana ingin tinggal bersama Alice nantinya dan itu memang sudah rencana Mareta dari awal, dia bahkan juga menyuruh Sania nantinya untuk mendekati Evan agar rumah tangganya mengalami sedikit perpecahan.Mereka sudah berada di depan pintu rumah Alena dan Devin, bahkan mereka juga memencet bel pintu rumah Alena dan Devin. Sampai akhirnya pintu terbuka dan memperlihatkan seorang pelayan.“Maaf mencari siapa ya?” tanya seorang pelayan wanita.“Saya mau mencari Alice, apa benar dia tinggal di sini? Saya mama dan ini adik Alice,” ucapnya.“Oh, nona Alice. kalau begitu silahkan masuk lebih dulu,” ucap pelayan wanita, bahkan pelayan itu juga menyuruh Mareta dan Sania untuk duduk lebih dulu, pelayan itu me
Hari ini adalah hari bahagia dimana Alice akan menikah bersama dengan Evan, pernikahan mereka memang dipercepat lebih awal. Mereka sudah sepakat dengan keputusan mereka jika mereka sudah siap, bahkan mama dan adik tiri Alice pun juga menghadiri pernikahan ini, sebenarnya dipernikahan ini mereka adalah orang yang tidak terlalu menyukainya. Bahkan mereka juga berpikir akan merencanakan suatu hal yang nantinya rumah tangga akan penuh dengan huru-hara dan mereka berdua sudah menantikannya.“Alice, aku bahkan tidak akan pernah menyangka jika kamu akan menikah secepat ini, dan nanti siapa uang akan mengurus perusahaan?” tanya Alena, dirinya baru saja masuk ke kamar Alice yang sedang di make up, Alena membawa anaknya yang masih bayi itu dalam gendongannya.Alice hanya bisa tersenyum melihat eonienya yang sedang merajuk, “Eonie enggak perlu khawatir, bukankah masih ada oppa dan nantinya aku juga hanya akan sebentar saja bulan madunya dan kembali bekerja.”Alena segera menggelengkan kepalanya,
Dua bulan sudah atas kelahiran anak kedua Alena dan Devin, bahkan kini Devin yang sudah aktif kembali bekerja di kantor dan terkadang dia pulang malam karena banyak pekerjaan yang harus dia kerjakan di kantor. Bahkan dia juga hanya tertidur beberapa jam karena anaknya menangis di malam hari yang terkadang dia tidak ingin membangunkan Alena, dia merasa kasihan pada Alena karena telah mengurus anaknya seharian.Seperti mala mini Devin menggendong anaknya dan menyusuinya, ya, bahkan Devin kini sudah pandai melakukan semuanya, seperti membuat susu untuk anaknya. Devin tersenyum saat melihat anaknya tertidur dan tidak menangis lagi, Devin menidurkan anaknya kembali di tempat tidurnya. Sedangkan Devin berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan badannya terlebih dahulu dan istirahat.Saat Devin naik ke atas ranjang dan memeluk Alena membuatnya terusik dan Alena pun terbangun. "Dev, kamu baru pulang ya?""Sudah dari tadi honey, maafkan aku jika aku membangunkan dirimu," ucapnya.Alena pun mem
Saat ini Katty bersama dengan Gladwin sedang duduk di taman melihat banyak orang yang sedang melakukan aktivitas weekend mereka dengan olahraga atau hanya berjalan kaki bersama dengan keluarga atau pasangan mereka. Begitu juga yang dilakukan oleh Katty dan Gladwin, mereka saat ini sedang beristirahat di tempat duduk yang sudah di sediakan di taman.“Terima kasih sudah mau menemaniku,” ucap Gladwin menoleh kea rah Katty, sedanglkan Katty hanya tersenyum tanpa menoleh kearah Gladwin. Tatapan lurus ke depan melihat sepasang kekasih yang sedang bergandengan tangan dan sesekali mereka melakukan ciuman dan itu terlihat sangat romantis sekali.“Aku baru kali ini dekat dengan wanita yang bahkan bisa aku ajak kemana saja, karena biasanya aku hanya menggunakan mereka menemaniku di atas ranjang. Aku lelaki brengsek bukan?” tanya Gladwin pada Katty.Katty segera menggelengkan kepalanya dan di berkata, “Aniyo, bukankah itu sudah hal wajar Glad, nanti kalau lelaki sudah mendapatkan wanita yang di c
Mereka sungguh bahagia dengan kelahiran anak kedua mereka, dimana anak mereka terlihat sangat sehat dan menggemaskan, bahkan Kaendra sering berantem dengan Devin karena ingin menggendong adiknya. Kaendra adalah tipe anak yang cuek dan lebih menghabiskan waktunya dengan kesendiriannya, namun saat kelahiran adiknya dia lebih memilih menghabiskan waktu bersama dengan adiknya, sudah dua hari ini Kaendra selalu menemani adiknya dan ujung-ujungnya berantem dengan Devin. Alena hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat kelakuan anak dan papanya, kalau sudah berantem tidak bisa di pisahkan.Alena sudah kembali ke rumahnya, saat ini rumahnya ramai dengan orang tua dan mertuanya, mereka sedang berkumpul untuk melihat cucu mereka. “Sayang, aku mau makan masakan kamu, kamu mau masakin buat aku,” ucap Alena. Devin sedari tadi yang sedang bermain dengan anaknya kini pun dia segera beranjak dan berjalan mendekati Alena, “Kamu mau makan apa honey?” “Hm, bagaimana kalau ramyeon, aku ingin sekali maka
Pulang dari rumah sakit Evan mengajak Alice untuk kembali ke apartemennya lebih dulu, akan tetapi Evan di apartemennya tidak akan lama, dia akan kembali ke kantor untuk mengurus pekerjaannya. Sedangkan Alice memang akan ke apartemen Evan dan menunggu Evan sampai sore nanti, lalu malamnya mereka akan makan malam bersama. Walau mereka sering di sibukkan dengan pekerjaan akan tetapi mereka akan tetap meluangkan waktu untuk bersama, “Aku sempat merasa cemburu saat kamu tadi bertemu denganmu.” “Kenapa? Bukankah aku sudah menjadi milikmu dan selamanya juga akan menjadi milikmu baby,” ucap Evan, dengan satu tanganya mengusap punggung tangan Alena lalu menciumnya. “Entahlah, hanya saja aku merasa takut,” ucapnya kembali, Alice hanya takut, bagaimana nantinya jika Evan akan kembali pada mantanya, padahal mereka sudah bertunangan dan sebentar lagi akan menikah. “Sudahlah, janagan memikirkan hal yang tidak-tidak karena selamanya aku akan menjadi milikmu selamanya,” ucap Evan, karena dia tidak