Sampai di Busan Alena dan yang lainnya langsung masuk ke dalam villa. Hari juga sudah mulai siang, Alena juga menyuruh seorang pelayan yang ada di villa untuk memasakkan makan siang.
“Kaendra sama Alice masuk kamar, mama mau masuk ke kamar dulu karena ada beberapa kerjaan yang mama harus kirimkan ke klien, nanti kalau habis makan siang kita jalan – jalan,” ucap Alena.
Kaendra hanya mengangguk dan tersenyum kepada mamanya, Kaendra selalu mengerti akan kesibukkan mamanya jadi Kaendra tak akan menyusahkan mamanya.
“Ayo tuan kecil kita masuk ke dalam kamar untuk istrirahat,” ajak Alice mengandeng tangan kecil Kaendra.
Alena langsung menaruh tas dan melepaskan heelsnya, Alena duduk di meja belajar lalu membuka laptopnya untuk mengirimkan beberapa file penting ke kliennya.
Membutuhkan waktu sekitar satu jam Alena berada di depan laptopnya. Alena sudah sele
Devin mengajak mereka untuk pergi jalan – jalan di sekitar villa sambil mengendong Kaendra, sambil berjalan pelan Devin selalu mengajak anaknya berbicara banyak hal, sedangkan Alena hanya diam saja semenjak tadi, begitu dengan Alice yang canggung dengan suasana saat ini.“Ayah, nanti kita bakal tinggal bersama kan?” tanya Kaendra menatap Devin.“Tentu sayang, ayah akan tinggal denganmu dan mama,” ucap Devin tersenyum.Kaendra tersenyum dan memeluk ayahnya kembali, dan Devin menoleh ke belakang untuk melihat Alena yang dari tadi tak berbicara.“Sayang, kamu kenapa hanya diam?” tanya Devin sambil menghentikan jalannya.“Nggak, aku nggak apa – apa,” ucap Alena dingin.Devin hanya menyungingkan senyumnya lalu menurunkan Kaendra dari gendongannya.“Alice, tolong kamu bawa Kaendr
Devin mengajak Alena untuk keluar sebentar mencari udara segar, Devin juga menyuruh Evan merubah villanya menjafi tempat yang romantis.“Kita mau kemana?” tanya Alena menoleh ke Devin.“Hanya mencari udara segar, apa kamu mau makan sesuatu di depan sana ada restoran,” ucap Devin.“Tidak, aku masih kenyang,” ucap Alena sambil mengedarkan pandangannya ke arah lain.“Kalau begitu ayo kita ke suatu tempat,” ajak Devin sambil mengandeng tangan Alena, Devin hanya ingin berdua saja dengan Alena menghabiskan waktu bersama.Devin membawa Alena ke tempat pemandian air panas dan tempat itu sudah di booking oleh Devin jadi tidak ada orang di dalamnya dan hanya mereka berdua saja.“Kenapa kamu mengajakku ke sini Dev?” tanya Alena bingung.Devin tersenyum, lalu memegang ke dua bahu Alena,&rdqu
Mereka sudah sampai di villa yang baru dan lebih luas dari sebelumnya, Devin membukakan pintu untuk Alena dan Alena pun keluar dan matanya melihat – lihat sekitaran villa yang jauh beda dengan yang ia sewa dan villa yang Devin sewa sebelumnya.“Ini villa siapa?” tanya Alena menoleh ke Devin.“Villa milik kita, aku baru saja membelinya tadi dengan menyuruh Evan,” ucapnya dengan santai.“Hah! Memang dasar hobi benget habis – habisin uang,” ucap Alena dengan sebal.“Kamu nggak perlu takut sayang aku bakal jatuh miskin, bahkan kekayaanku juga nggak akan habis tujuh turunan,” ucap Devin dengan sumbang.Alena hanya melirik Devin tak suka jika terlalu memarmekan kekayaannya,” ya, ya ,ya aku tahu itu, terus kenapa kamu mengajakku ke sini, gimana kalau Kaendra dan Alice cariin aku karena nggak balik – balik,” uc
Devin kembali ke kamar untuk menemui Alena dan mengajaknya untuk pergi ke halaman belakang. Saat sudah berada di dalam kamar Devin melihat Alena dengan wajahnya yang terlihat marah dan menatapnya tajam.Namun Devin tetap saja berjalan dengan santai mendekati Alena,” sayang, ayo kita keluar,” ajak Devin yang kini duduk di samping Alena.Alena masih diam saja tak memperdulikan keberadaan Devin di sampingnya.“Sayang,” ucap Devin menoleh.Alena masih menatap Devin dengan tajam,” kenapa kamu tak menjawab teleponku?” tanya Alena.“Maaf sayag tadi aku sedang bekerja jadi nggak bisa angkat telepon dari kamu,” ucap Devin.“Lalu kenapa kamu mengunciku dari kamar?” tanya Alena kembali.Devin tersenyum devil,” itu karena aku tak mau kamu kabur dari ku lagi sayang,” ucapnya santai.Alena mendengus kesal dan menyilangkan kedua tangannya di depan dada.“Samp
Alena terbangun dari tidurnya karena mendengar suara kicauan burung di luar, wajar saja ada burung karena villa milik Devin ini dekat dengan hutan dan pemndangannya juga sangat indah.Alena menoleh ke samping yang ternyata ada Devin yang juga ikut tidur satu ranjang dengannya. Semalam Alena memang meninggalkan Devin sendirian di sofa ruang tamu dan Alena juga langsung tertidur setelah selesai dengan runtinitas malamnya.“Hah! Dasar Devin, kenapa harus tidur di sini,” ucapnya dalam hati.Alena turun dari ranjangnya menuju kamar mandi, Alena melepas semua pakaian dan menyalakan shower dengan air dingin.Guyuran air yang membasahi tubuh Alena membuatnya jadi lebih segar dan menenangkan pikirannya.Tak butuh lama Alena keluar kamar mandi menggunakan bathrobe dan satu handuk yang mengulung di kepalanya. Alena mencari bajunya di dalam koper yang ia bawa, Alena juga mengeluarkan semua alat make up dan skincare runtinnya.Devin yang mend
Alena dan Devin sudah sampai di suatu gempat yang tak jauh dari jalan setapak yang orang – orang lalui saat masuk ke hutan. Di sana ada bangunan villa yang tak jauh berbeda dengan villa yang Devin miliki, mungkinkah itu juga villa milik Devin? Alena hanya bertanya dengan dirinya sendiri dan terus ikut berjalam mengikuti langkah Devin.“Bagaimana, apa kamu suka?” tanya Devin menoleh ke Alena.“Ini villa milikmu?” tanya Alena balik.Devin hanya mengangguk, lalu menarik tangan Alena kembali untuk mengajaknya masuk ke dalam villa.“Devin, lepasin sakit tangan aku,” ucapnya sambil menarik tangannya dari gengaman tangan Devin.“Lagian kamu ngapain ngajak aku ke sini segala,” ucap Alena sebal.“Bukannya aku tadi sudah bilang,” ucap Devin lalu mendekati Alena hingga tubuh mereka tak ada jarak satu sama
Devin melepaskan pagutannya dan tersenyum kepada Alena,” bagaimana?” tanya Devin dengan menaik turunkan alisnya.Alena masih diam sambil mengatur nafasnya kembali normal, namun lagi – lagi Devin kembali memagut bibir Alena yang menurutnya sangat mengoda dan manis.Tak sampai di situ saja tangan Devin juga tak tinggal diam, tangan Devin terus bergerilya di tubuh Alena dan kini jemari Devin memainkan bagian sensitif Alena.“Aaaa … Devin lep ____,” belum juga selesai Alena berbicara Devin membungkamnya kembali dengan ciumannya.Devin berusaha melepaskan baju Alena dan berhasil, Devin melempasrkan ke sembarang arah dan Devin juga melepaskan dalam Alena lalu membuangnya.Devin sangat mengagumi apa yang ada di tubuh Alena, ada yang berubah di milik Alena yang kini semakin berisi dan besar Devin lalu melumatnya dan yang tangan satunya meremasnya, Alena ingin mengakhiri ini tapi tubuh Alena tak bisa bohong dirinya menik
Alena keluar dari kamar mandi sudah rapi, lalu berjalan ke meja rias untuk make up, sedangkan Devin yang sudah terbangun sibuk dengan hpnya, entah mungkin masalah pekerjaan.Devin menoleh ke Alena dan tersenyum tipis,” kenapa nggak bangunin aku,” ucap Devin.“Kamu tidurnya pules jadi aku nggak berani bangunin, sudah sekarang lebih baik kamu segera mandi, lalu kita kembali ke villa. Aku nggak mau nanti Kaendra mencari aku sampai nangis,” ucap Alena memperingati.“Kenapa kita harus kembali sekarang? Ini juga sudah malam, bagaimana kalau kita melanjutkannya saja dan pulang besok pagi, dan soal anak kita Kaendra pasti dia tahu dan nggak akan nyariin kita,” ucap Devin sambil tersenyum miring.Alene memutar tubuhnya dan menatap tajam Devin, namum Devin hanya tersenyum dengan devil sambil menaik turunkan alisnya.“Kenapa? Apa kamu takut besok pagi nggak akan bisa jalan?” tanya Devin dengan masih wajah polosnya tanpa dosa.“Devin, bisa n