Alena menjalani harinya dengan di sibukkan oleh pekerjaan di perusahaan, terkadang untuk bermain dengan Kaendra saja tak bisa karena dirinya selalu pulang larut malam dan Kaendra sudah tertidur.
Seperti malam ini Alena harus pulang larut malam lagj karena harus lembur.
“Nona apa tak sebaiknya nona pulang dan di lanjutkan besok pagi saja,” ucap Kalista sekretaris baru Alena.
“Tidak Ta, aku harus selesaikan malam ini juga, biar besok ganti dengan yang lainnya,” ucap Alena yang sibuk dengan berkas – berkasnya.
“Baik nona, kalau begitu biar saya buatkan kopi untuk nona,” ucap Kalista sambil membungkukkan badannya, lalu keluar ruangan meninggakan Alena sendiri.
Alena memang ingin membuat perusahaan appanya lebih terkenal ke luar negera lain sehingga banyak menjalin kerjasama.
Kalista kembali masuk ke dalam ruangan Alena de
Pagi ini Alena bangun siang karena semalam pulang sudah jam 03.00 kst, sudah menjelang pagi. Kebetulan hari ini weekend, Alena ingin menghabiskan waktunya dengan istirahat.Alena turun dari ranjang langsung berjalam menuju kamar mandi untuk menyegarkan badannya, sebenarnya ia masih ingin melanjutkan tidurnya karena masih mengantuk.“Arrgghh! Sial badan aku jadi sakit semua,” ucapnya sambil berkaca yang ada di kamar mandi.Alena lalu melepas baju tidur, berjalan ke bawah shower dan menyalakan air hangat agar badannya lebih terasa baikkan.“Hah! Sudah lama aku tidak merasakan kerja secapek ini,” ucap Alena kembali sambil mengusap wajahnya yang terkena guyuran air.Selesai mandi Alena keluar dengan menggunakan bathrobe dengan rambutnya di gulung dengan handuk agar cepat kering di keringkan dengan hairdayer.Tokk tokk tokk“Masuk,” ucap Alena dengan berteriak.Pintu terbuka dan menampakkan Alice
“Pagi ma,” ucap Kaendra yang sudah duduk sambil meminum susunya.“Pagi juga sayang, nenek sama kakek kemana?” tanya Alena mencium ke dua pipi Kaendra.“Mereka pergj keluar dari pagi nona, Alice juga nggak tahu mau kemana soalnya juga nggak bilang,” ucap Alice.Alena hanya mengangguk mengerti, Alena duduk di samping Kaendra sambil mengambil roti dan di olesi dengan selai coklat.Setelah selesai sarapan Alena mengajak Kaendra untuk bermain di halaman belakang dekat dengan kolam renang, seperti biasa jika hari minggu Alena tak sibuk maka akan menemani anaknya bermain.“Alice, gimana dengan rencana kamu?” tanya Alena menoleh ke Alice yang berada di samping Kaendra.“Iya nona, Alice baru mendaftar ke university dan Alice juga di terima mungkin besok sudah mulai masuk,” ucap Alice senang.
Seperti biasa setiap pagi Devin bangun dan bersiap untuk pergi ke perusahaannya yang ada di Seoul. Devin baru meresmikan perusahaan barunya dalam satu tahun di Seoul, sebenarnya di Korea juga ada anak perusahaan milik ayahnya, namun Devin ingin mendirikan perusahaan dari jerih payahnya sendiri, walaupun nantinya akan memimpin dua perusahaan.“Tuan, apa sudah siap untuk pergi ke kantor?” tanya Evan yang sedang berdiri di samping Devin.Devin baru saja menyelesaikan sarapannya yang telah di siapkan oleh bibi tadi.“Sudah, ayo kita berangkat, oh iya, Evan gimana dengan berkas yang aku suruh kemarin?” tanya Devin menoleh ke Evan.“Semuanya sudah beres tuan, dan kita tinggal mengirimkan berkas itu untuk menjalin kerjasama,” ucap Evan.“Tapi kamu nggak salah buat nama perusahaan kita yang barukan?” tanya Devin memastikan kembali.&
Malam ini Jenny berada di club malam sendirian, kembalinya pulang dari kantor diri langsung menuju ke club malam bukannya pulang ke apartemen.“Hah! Sial! Kenapa semuanya harus begini,” ucapnya sedikit keras hingga beberapa orang yang di club itu melihat ke arah Jenny.Namun Jenny tak menghiraukannya, Jenny meneguk wine yang tadi dirinya pesan. Jenny hanya duduk sendirian di sofa dan tak ada yang duduk di sofa hanya Jenny saja.“Cantik, seksi, sangat mengoda,” ucap pria yang sedari tadi memperhatikan Jenny.Pria itu berjalan mendekat ke Jenny, pria itu tersenyum tipis sambil di tangannya membawa satu gelas wine.“Boleh duduk di sini?” tanya pria itu.Jenny hanya menoleh ke pria itu lalu mengangguk tanpa menjawabnya. Pria itu duduk tepat duduk di samping Jenny dan meletakkan gelas di meja.“Arbian,
Sekitar pukul 12.00 malam Jenny kembali ke apartemen dengan mengendarai mobilnya sendiri, awalnya Arbian ingin mengantarkannya namun Jenny menolaknya. Jenny yang sedikit berjalan sempoyongan tapi masih bisa mengendalikannya membuat Arbian sedikit cemas.“Thank you, sudah menemani malam ini,” ucap Jenny kepada Arbian yang ingin membantu berjalan karena Jenny tadi hampir jatuh.“Ya, sama – sama, lain kali kamu bisa datang ke sini kembali,” ucap Arbian.Jenny hanya tersenyum dan mengangguk, lalu melanjutkan jalannya keluar dari club malam, dengan di antarkan oleh Arbian sampai parkiran.Arbian melambaikan tangannya saat Jenny melajukan mobilnya, Arbian menatap mobil Jenny yang sudah menghilang jauh. Arbian tersenyum kecil, malam ini dirinya bisa menemukan wanita cantik dan yang pasti tak membosankan buat dia.“Aku pasti bisa mendapatkanmu,”
Pagi ini Alena dan yang lain bersiap untuk pergi ke Busan, mereka akan menginap di sana selama dua hari, Alena sengaja melakukan ini karena ingin mengajak Kaendra untuk liburan.“Alice gimana ada yang ketinggalan atau kurang apa?” tanya Alena kepada Alice tentang persiapan untuk anaknya.“Nggak ada nona semuanya udah lengkap,” ucap Alice sambil mengandeng Kaendra yang berusia lima tahun itu.“Baiklah, kalau begitu kamu segera naik mobil bersama dengan Kaendra,” ucapnya sedangkan Alena menyuruh sang sopir untuk memasukkan barang bawaannya ke bagasi mobil.Alena masuk ke dalam untuk mencari eomma dan appanya.“Eomma, appa kalian dimana,” teriak Alena di ruang tamu.“Di belakang rumah sayang,” ucap Sahira dengan berteriak.Alena pun mencari mereka ke belakang dan ternyata benar mere
Sampai di Busan Alena dan yang lainnya langsung masuk ke dalam villa. Hari juga sudah mulai siang, Alena juga menyuruh seorang pelayan yang ada di villa untuk memasakkan makan siang.“Kaendra sama Alice masuk kamar, mama mau masuk ke kamar dulu karena ada beberapa kerjaan yang mama harus kirimkan ke klien, nanti kalau habis makan siang kita jalan – jalan,” ucap Alena.Kaendra hanya mengangguk dan tersenyum kepada mamanya, Kaendra selalu mengerti akan kesibukkan mamanya jadi Kaendra tak akan menyusahkan mamanya.“Ayo tuan kecil kita masuk ke dalam kamar untuk istrirahat,” ajak Alice mengandeng tangan kecil Kaendra.Alena langsung menaruh tas dan melepaskan heelsnya, Alena duduk di meja belajar lalu membuka laptopnya untuk mengirimkan beberapa file penting ke kliennya.Membutuhkan waktu sekitar satu jam Alena berada di depan laptopnya. Alena sudah sele
Devin mengajak mereka untuk pergi jalan – jalan di sekitar villa sambil mengendong Kaendra, sambil berjalan pelan Devin selalu mengajak anaknya berbicara banyak hal, sedangkan Alena hanya diam saja semenjak tadi, begitu dengan Alice yang canggung dengan suasana saat ini.“Ayah, nanti kita bakal tinggal bersama kan?” tanya Kaendra menatap Devin.“Tentu sayang, ayah akan tinggal denganmu dan mama,” ucap Devin tersenyum.Kaendra tersenyum dan memeluk ayahnya kembali, dan Devin menoleh ke belakang untuk melihat Alena yang dari tadi tak berbicara.“Sayang, kamu kenapa hanya diam?” tanya Devin sambil menghentikan jalannya.“Nggak, aku nggak apa – apa,” ucap Alena dingin.Devin hanya menyungingkan senyumnya lalu menurunkan Kaendra dari gendongannya.“Alice, tolong kamu bawa Kaendr