Malam ini mereka berdua sedang menikmati makan malam di restoran mewah yang sudah ditentukan oleh Evan. Malam ini Alice juga mengenakan gaun yang dibelikan oleh Evan, bahkan Evan juga menjemput dan menunggunya lama di rumah saat Alice sedang bersiap untuk pergi bersama dengan Evan.“Terima kasih untuk makan malamnya,” ucap Alice, menatap Evan.“Kamu tidak perlu berterima kasih Alice, aku sengaja melakukannya. Aku mau malam ini menjadi malam yang spesial untuk kita berdua,” ucap Evan tersenyum, bahkan dia juga meraih tangan Alice lalu mencium punggung tangannya dengan lembut.Alice terpaku dengan apa yang dilakukan malam ini oleh Evan, entah apa yang terjadi pada Evan malam ini sungguh membuat Alice begitu senang diperlakukannya manis seperti ini.“Alice,” panggil Evan.“Ya, kenapa?” tanya Alice yang tersadar dari lamunannya.“Aku ingin malam ini kamu menjadi kekasihku, jika bisa menjadi teman hidupku sampai maut memisahkannya,” ucap Evan.“A-apa? Apa a-aku tidak salah mendengar
Hari ini Alena memang sengaja ikut Devin untuk pergi ke kantor Devin. Alena melakukan ini hanya ingin tahu interaksi antara Devin dan Sandra, entah sejak kapan dirinya jadi penasaran dan tidak mempercayai Devin. Alena duduk di sofa sambil menyalakan laptopnya, dia ingin mengerjakan beberapa pekerjaan yang belum sempat dia kerjakan. Bahkan sesekali dia juga melirik keluar dan dia juga mendapati Sandra yang sedari tadi menatapinya, dalam hati Alena hanya bisa bersabar, andai saja ini bukan di kantor suaminya maka Alena bisa menegur Sandra atau mungkin memberikan Sandra umpatan.“Apa dia setiap hari pekerjaannya seperti itu?” tanya Alena dalam hati, dia langsung menggelengkan kepalanya dan kembali fokus pada pekerjaannya, dia hanya ingin berpikir positif saja.Waktu berjalan dengan cepat dan kini saatnya makan siang tiba, Alena yang masih sibuk dengan laptopnya di kagetkan Devin yang sudah berada di sampingnya.“Honey, kamu makan di restoran apa di sini saja? Biar aku suruh Sandra yang m
Pagi yang cerah, begitu juga untuk Alice. Di mana pagi ini dia akan pergi bersama dengan Evan, mereka hanya akan pergi jalan-jalan saja sebenarnya namun bagi Alice sangat menyenangkan, apa lagi kini dengan hubungan yang berbeda. Alice meminum secangkir kopi yang dia buat tadi, saat ini dia sedang duduk santai di pinggir kolam. Lagi pula ini juga masih terlalu pagi dan lebih baik nanti saja bersiapnya, dengan di temani sandwich buatannya, Alice memakannya dengan penuh senyum dan bahagia dalam hatinya.“Apa aku enggak salah lihat? Kamu senyum-senyum sendiri seperti orang gila,” ucap Alena yang baru saja datang dengan membawa segelas susu untuk ibu hamil.Alice hanya tersenyum. “Eonie, bikin kaget saja. Aku masih sehat eonie, enggak gila. Bagaimana keadaan janin eonie?” tanya Alice.Alena duduk di samping Alice sambil meletakkan susunya di meja. “Baik, tidak ada masalah dan dokter juga menyuruh eonie makan-makanan yang sehat,” ucap Alena.“Syukurlah eonie, aku senang mendengarkannya,” uc
Sebagai seorang sekretaris Sandra memang harus rajin, dia harus datang lebih dulu dan membersihkan ruangan tuannya, bahkan dia juga menyiapkan air minum untuk Devin dan yang lainnya. Sandra juga harus membuat jadwal setiap harinya yang di tulis di ipad yang dia bawa kemana saja, dan nantinya akan di sampaikan kepada Devin. Beberapa bulan bekerja di perusahaan milik tuannya, Sandra masih melangkah belum jauh, karena untuk menaklukkan tuannya sungguh tidak mudah. Apa lagi sang istri yang datang hampir tiap hari, bahkan Sandra juga sudah mendengar jika istri tuannya sedang hamil, seharusnya ini memang kesempatan Sandra bukan? Sandra bisa mencelakai istri tuannya agar mengalami keguguran dan bisa jadi tuanya nanti akan membenci Alena dan menceraikannya.“Pagi San,” sapa Evan yang baru saja datang.Sandra pun menundukkan kepalanya dan dia juga tersenyum pada Evan. “Pagi juga tuan Evan, ada apa tuan ke sini pagi-pagi?” tanya Sandra.“Aa, itu tadi tuan Devin menyuruhku untuk mengambil bebera
“Apa tuan akan mengikuti saya terus?” tanya Sandra, bahkan kali ini Sandra juga menatap Austin dengan tatapan tajam, seakan memang Sandra menunjukkan ketidaksukanya pada Austin di apartemennya.“Why? Apa kamu akan terus menolakku San? Aku sangat serius dengan ucapanku,” ucap Austin, dia tidak marah saat Sandra mengusirnya, dan dengan beraninya Sandra juga menatapnya seperti itu.“Saya mohon tuan, lebih baik anda kembali. Bahkan saya meminta dengan tuan sangat hormat,” ucap Sandra.Namun Austin menggelengkan kepalannya, dia juga tersenyum. Austin juga berjalan mendekati Sandra agar lebih dekat lagi. “Please, Sandra,” mohon Austin.Akan tetapi tetap saja Sandra menolak Austin saat ini dan dia lebih memilih memasukkan sandi untuk masuk ke dalam apartemennya, bahkan Austin juga ikut masuk ke dalam. Sandra berusaha mengusir Austin namun apa daya dia tidak bisa melawan tenaga Austin yang jauh lebih kuat darinya. Sehingga Sandra jauh lebih mengalah dia duduk di sofa sambil melepaskan high he
Tidak terasa kandungan Alena yang sudah memasuki usia tiga bulan membuatnya semakin manja pada Devin. Bahkan Devin yang sering kali kewalahan menuruti permintaan sang istri yang terkadang suka aneh-aneh dan jika tidak dituruti maka Alena akan marah padanya bahkan bisa mendiamkan Devin selama seminggu lebih dan itu pernah terjadi sehingga membuat Devin sengsara. Seperti pagi ini Alena yang membangunkan Devin hanya untuk meminta nasi goreng buatan Devin, entah kenapa perut Alena tiba-tiba sangat lapar sekali. Alena tahu jika Devin tidur belum lama tapi perutnya juga sangat lapar sekali dan dia ingin makan nasi saat ini. Dengan sabar Alena tetap membangunkan Devin, namun Devin belum juga bangun bahkan hanya deheman saja yang Alena dengar.“Sayang, ayo bangun,” ucap Alena sambil menggoyang-goyangkan badan Devin.“Hmm ... honey, aku masih mengantuk, bisa enggak buatnya nanti saja,” ucap Devin dengan matanya yang masih terpejam.“Tapi aku maunya sekarang,” ucap Alena dengan sedikit berteria
Malam ini Devin mengajak Sandra dan Evan untuk lembur, namun sayangnya Evan harus kembali lebih dulu karena ada pekerjaan yang lebih penting dan saat ini Sandra bersama dengannya. Bahkan sesekali Sandra juga berani meliriknya, bahkan Sandra juga sesekali memamerkan miliknya agar aku tergoda. Akan tetapi aku sama sekali tidak tertarik dengan itu, aku bahkan merasa tidak nyaman dan bahkan ingin sekali aku melempar Sandra saat ini juga keluar gedung kalau saja pekerjaanku saat ini banyak. Aku mengmbuskan nafas kasarku dan beranjak dari dudukku dan berjalan ingin keluar ruangan sebentar karena jujur saja aku merasa suntuk.“Tuan, mau kemana?” tanya Sandra.“Aku ingin keluar sebentar, dan kamu tolong segera selesaikan pekerjaan kamu. Jika sudah selesai maka kamu boleh segera pulang,” ucapku.Saat itu juga aku kembali melangkahkan kaki namun lagi-lagi Sandra mencekal tanganku dengan kuat, sehingga aku menoleh ke arahnya dan menatap cekalan tangan Sandra, saat itu juga Sandra langsung mel
Setelah menunggu sekitar satu jam kini orang yang telah di tunggu oleh Devin pun datang dan kini tepat berada di hadapan Snadra. Dimana seorang lelaki yang menatapnya dengan penuh kemarahan dan yang pasti penuh gairah dan Sandra juga tidak akan bisa membayangkan bagaimana nansibnya nanti.“Bagaimana? Kamu pasti bahagia bukan? Aku menyiapkannya untukmu Sandra,” ucap Devin tersenyum, begitu juga orang yang berada di samping Devin.“Aku memberimu hadiah Austin, jadi nanti kamu harus memberiku sesuatu,” ucap Devin.Ya, lelaki itu adalah Austin mantan bos Sandra dulu, dan dia juga pernah melakukan hubungan ingtim beberapa kali. Devin tahu semua ini karena dia memang menyelidiki sekretaris liciknya ini, karena Sandra akan melakukan segala hal untuk mendapatkan kehidupan yang jauh lebih baik, namun sialnya kali ini Sandra salah orang dan dia juga akan jatuh kembali ke tangan Austin.“Bahkan aku juga sangat senang bekerjasama dengan kamu Devin,” ucap Austin tersenyum, begitu juga dengan D
Hari ini Alice dan Evan kembali ke Seoul, mereka kembali ke rumah Alena dan Devin, sebenarnya Evan sudah menyiapkan apartemen dan rumah, nantinya Alice tinggal memilih mau tinggal dimana, itu semua terserah Alice. Akan tetapi saat ini Alice dan Evan ke rumah Alena dan Devin karena Alice sudah diberitahu oleh Alena jika mama dan adiknya tinggal di rumahnya, saat itu juga Alice langsung kaget bahkan dia juga ingin cepat sampai di rumah, entah kenapa dia sangat khawatir mengetahui mama dan adik tirinya berada di sana. Alice langsung masuk ke dalam rumah diikuti oleh Evan di belakangnya, Alice langsung mencari keberadaan Alena.“Eonie!” teriak Alice.Alena yang merasa di panggil namanya langsung berjalan ke sumber suara, dan dia melihat Alice yang berada di ruang keluarga langsung menghampirinya. “Kenapa kamu teriak-teriak Alice?”Alice pun tersenyum langsung memeluk Alena dengan erat, “Aku merindukan eonie.”“kamu baru satu bulan meninggal eonie, dan bahkan kita juga saling bertukar
Alice dan Evan saat ini berada di Tokyo, mereka berdua sedang berjalan-jalan dan mereka berdua juga akan makanan khas Jepang. Alice sangat bahagia saat ini, dirinya bisa memiliki Evan untuk selamanya, walau pun di awal dia harus merasakan sakit hati dan terkadan dia juga harus bertengkar dengan Evan dan pertengkaran mereka juga tidak jelas karena memang semuanya diawali oleh Alice yang marah lebih dulu tanpa Evan tahu.Evan menggandeng tangen Alice dengan erat, dia tidak ingin terpisah jauh dari Alice, dia ingin selalu berada di samping Alice. “Sayang masih lamakah?” tanya Alice pada Evan, mereka berjalan sudah jalan sedikit jauh, Alice merasa sedikit lelah saja karena memang dia sudah lama tidak berjalan jauh.“Sedikit lagi baby, kamu sudah sangat lelah?” tanya Evan.“Aniyo, hanya saja aku sudah lapar,” ucapnya dan tentu saja Alice berbohong, sedangkan Evan hanya tersenyum dan mengajak jalan Alice lebih cepat agar cepat sampai.Akhirnya mereka sampai di restoran Jepang, mereka duduk
Malam ini Mareta dan Sania keluar rumah secara diam-diam agar penghuni rumah ini tidak melihat mereka, mereka bahakan berjalan mengendap-endap agar tidak diketahui oleh pelaya atau pun bodyguard karena kalau sampai ketahuan rencana bisa gagal semuanya hanya kecerobohan mereka. Akhirnya mereka pun sampai di depan pagar dan langsung masuk ke dalam taksi untuk mengantarkan mereka ke club malam, karena memang mala mini mereka akan bersenang-senang.“Kita mau kemana ma?’ tanya Sania.Mareta menoleh dan hanya tersenyum, “Nanti kamu juga akan tahu dan kamu juga akan menikmatinya, dan selanjutnya kamu harus terbiasa dengan kehidupan seperti itu Sania karena kehidupan seperti itulah yang nantinya kamu memiliki banyak uang.”Sungguh Sania tidak mengerti akan maksud sang mama, namun tetap saja dia menuruti perkataan mamanya, dirinya tidak ingin berdosa dengan membantah perkataan mamanya, dirinya ingin menjadi anak baik untuk mama, sedari kecil dia hanya hidup bersama dengan mama saja. Bahkan san
Pagi ini Sania dan Mareta datang ke rumah Alena dan Devin, mereka berencana untuk berpura-pura mencari keberadaan Alice yang ternyata tinggal di rumah mereka, mereka juga akan mengaku sebagai keluarga Alice yang selama ini Alice menghilang dan hanya mengirimkan uang saja ke mereka. Mereka berencana ingin tinggal bersama Alice nantinya dan itu memang sudah rencana Mareta dari awal, dia bahkan juga menyuruh Sania nantinya untuk mendekati Evan agar rumah tangganya mengalami sedikit perpecahan.Mereka sudah berada di depan pintu rumah Alena dan Devin, bahkan mereka juga memencet bel pintu rumah Alena dan Devin. Sampai akhirnya pintu terbuka dan memperlihatkan seorang pelayan.“Maaf mencari siapa ya?” tanya seorang pelayan wanita.“Saya mau mencari Alice, apa benar dia tinggal di sini? Saya mama dan ini adik Alice,” ucapnya.“Oh, nona Alice. kalau begitu silahkan masuk lebih dulu,” ucap pelayan wanita, bahkan pelayan itu juga menyuruh Mareta dan Sania untuk duduk lebih dulu, pelayan itu me
Hari ini adalah hari bahagia dimana Alice akan menikah bersama dengan Evan, pernikahan mereka memang dipercepat lebih awal. Mereka sudah sepakat dengan keputusan mereka jika mereka sudah siap, bahkan mama dan adik tiri Alice pun juga menghadiri pernikahan ini, sebenarnya dipernikahan ini mereka adalah orang yang tidak terlalu menyukainya. Bahkan mereka juga berpikir akan merencanakan suatu hal yang nantinya rumah tangga akan penuh dengan huru-hara dan mereka berdua sudah menantikannya.“Alice, aku bahkan tidak akan pernah menyangka jika kamu akan menikah secepat ini, dan nanti siapa uang akan mengurus perusahaan?” tanya Alena, dirinya baru saja masuk ke kamar Alice yang sedang di make up, Alena membawa anaknya yang masih bayi itu dalam gendongannya.Alice hanya bisa tersenyum melihat eonienya yang sedang merajuk, “Eonie enggak perlu khawatir, bukankah masih ada oppa dan nantinya aku juga hanya akan sebentar saja bulan madunya dan kembali bekerja.”Alena segera menggelengkan kepalanya,
Dua bulan sudah atas kelahiran anak kedua Alena dan Devin, bahkan kini Devin yang sudah aktif kembali bekerja di kantor dan terkadang dia pulang malam karena banyak pekerjaan yang harus dia kerjakan di kantor. Bahkan dia juga hanya tertidur beberapa jam karena anaknya menangis di malam hari yang terkadang dia tidak ingin membangunkan Alena, dia merasa kasihan pada Alena karena telah mengurus anaknya seharian.Seperti mala mini Devin menggendong anaknya dan menyusuinya, ya, bahkan Devin kini sudah pandai melakukan semuanya, seperti membuat susu untuk anaknya. Devin tersenyum saat melihat anaknya tertidur dan tidak menangis lagi, Devin menidurkan anaknya kembali di tempat tidurnya. Sedangkan Devin berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan badannya terlebih dahulu dan istirahat.Saat Devin naik ke atas ranjang dan memeluk Alena membuatnya terusik dan Alena pun terbangun. "Dev, kamu baru pulang ya?""Sudah dari tadi honey, maafkan aku jika aku membangunkan dirimu," ucapnya.Alena pun mem
Saat ini Katty bersama dengan Gladwin sedang duduk di taman melihat banyak orang yang sedang melakukan aktivitas weekend mereka dengan olahraga atau hanya berjalan kaki bersama dengan keluarga atau pasangan mereka. Begitu juga yang dilakukan oleh Katty dan Gladwin, mereka saat ini sedang beristirahat di tempat duduk yang sudah di sediakan di taman.“Terima kasih sudah mau menemaniku,” ucap Gladwin menoleh kea rah Katty, sedanglkan Katty hanya tersenyum tanpa menoleh kearah Gladwin. Tatapan lurus ke depan melihat sepasang kekasih yang sedang bergandengan tangan dan sesekali mereka melakukan ciuman dan itu terlihat sangat romantis sekali.“Aku baru kali ini dekat dengan wanita yang bahkan bisa aku ajak kemana saja, karena biasanya aku hanya menggunakan mereka menemaniku di atas ranjang. Aku lelaki brengsek bukan?” tanya Gladwin pada Katty.Katty segera menggelengkan kepalanya dan di berkata, “Aniyo, bukankah itu sudah hal wajar Glad, nanti kalau lelaki sudah mendapatkan wanita yang di c
Mereka sungguh bahagia dengan kelahiran anak kedua mereka, dimana anak mereka terlihat sangat sehat dan menggemaskan, bahkan Kaendra sering berantem dengan Devin karena ingin menggendong adiknya. Kaendra adalah tipe anak yang cuek dan lebih menghabiskan waktunya dengan kesendiriannya, namun saat kelahiran adiknya dia lebih memilih menghabiskan waktu bersama dengan adiknya, sudah dua hari ini Kaendra selalu menemani adiknya dan ujung-ujungnya berantem dengan Devin. Alena hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat kelakuan anak dan papanya, kalau sudah berantem tidak bisa di pisahkan.Alena sudah kembali ke rumahnya, saat ini rumahnya ramai dengan orang tua dan mertuanya, mereka sedang berkumpul untuk melihat cucu mereka. “Sayang, aku mau makan masakan kamu, kamu mau masakin buat aku,” ucap Alena. Devin sedari tadi yang sedang bermain dengan anaknya kini pun dia segera beranjak dan berjalan mendekati Alena, “Kamu mau makan apa honey?” “Hm, bagaimana kalau ramyeon, aku ingin sekali maka
Pulang dari rumah sakit Evan mengajak Alice untuk kembali ke apartemennya lebih dulu, akan tetapi Evan di apartemennya tidak akan lama, dia akan kembali ke kantor untuk mengurus pekerjaannya. Sedangkan Alice memang akan ke apartemen Evan dan menunggu Evan sampai sore nanti, lalu malamnya mereka akan makan malam bersama. Walau mereka sering di sibukkan dengan pekerjaan akan tetapi mereka akan tetap meluangkan waktu untuk bersama, “Aku sempat merasa cemburu saat kamu tadi bertemu denganmu.” “Kenapa? Bukankah aku sudah menjadi milikmu dan selamanya juga akan menjadi milikmu baby,” ucap Evan, dengan satu tanganya mengusap punggung tangan Alena lalu menciumnya. “Entahlah, hanya saja aku merasa takut,” ucapnya kembali, Alice hanya takut, bagaimana nantinya jika Evan akan kembali pada mantanya, padahal mereka sudah bertunangan dan sebentar lagi akan menikah. “Sudahlah, janagan memikirkan hal yang tidak-tidak karena selamanya aku akan menjadi milikmu selamanya,” ucap Evan, karena dia tidak